Oleh :
Kelompok 3 dan 4 golongan C
DIAN PRATIWI
( G42120784 )
AINUN NADIFAH F
(G42120821)
SITI HARIZA
( G42120786)
MIFTAKHUS SUFA
(G42120829)
NUVINDA K.I
(G42120799 )
TSABUUT SYAMSUN.N
(G42120837)
WILDA ZAMZAMIAH
( G42120804 )
LENY JOICE M.
(G42120839)
DHESTI DAMAYANTI
( G42120805 )
DWI WAHYUNI
(G42120841)
ALIS OKTAFIAR K.
(G42120854)
ALFAN RIDHA
LAYLA METASARI
(G42120893)
( G42120818)
(G42120804)
JURUSAN KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
mungkin larutan sanitasi yang digunakan dapat menjadi efektif. Alasan utama
penggunaan prosedur sanitasi yang efektif adalah untuk membunuh semua organism
penyebab penyakit yang mungkin ada pada peralatan atau perlengkapan setelah
dibersihkan, dan dengan demikian mencegah pemindahan organism tersebut kedalam
makanan yang sedang diproses dan selanjutnya pada konsumen
Penyimpanan bahan baku atau produk jadi sangatlah penting khususnya industry skala
besar. Karena dalam prosesnya, industry skala besar selalu berproduksi dalam jumlah
banyak. Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan pasokan bahan, atau
menjaga stabilitas jumlah produksi diperlukan suatu penyimpanan.Volume bahan pakan
yang disimpan berbeda-beda, semakin besar volume, teknologi penyimpanan semakin
rumit. Bentuk bahan yang disimpanpun ada yang berupa bahan baku ataupun produk jadi.
Jenis penyimpanan juga terdiri dari dua jenis, yakni jenis penyimpanan diam/ statis dan
jenis penyimpanan bergerak, misalnya impor bahan pakan dengan kapal laut.Teknik
penyimpanan harus diperhatikan dengan baik karena kerusakan atau kehilangan dapat
terjadi selama proses penyimpanan.
Beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan atau kehilangan tersebut yaitu perubahan
kimia, perkembangan mikroorganisme, perkembangan serangga, serangan tikus,
penggunaan wadah yang tidak baik, kondisi bahan yang tidak baik pengaruh lingkungan
yang buruk dan kesalahan penanganan oleh manusiaan sendiri.
Menurut Siagian (2002), pengolahan dan penyimpanan dapat menyebabkan
perubahan warna, bau, dan konsistensi/tekstur suatu bahan pangan. Hal ini dapat
diperbaiki dengan penambahan bahan tambahan makanan seperti pewarna, senyawa
pembentuk warna, penegas rasa, pengental, penstabil, dan lain-lain.
Bahan pangan yang dikonsumsi manusia terutama yang mengandung air dan protein
tinggi
merupakan
produk
yang
mudah
rusak.Upaya
yang
dilakukan
untuk
1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami dari pengertian penyimpanan bahan makanan.
2. Mengetahui tata cara penyimpanan bahan makanan yang baik dan benar.
3. Memahami prosedur penyimpanan bahan makanan.
4. Mengetahui prinsip penyimpanan bahan makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dasar Teori
Penyelenggaraan makanan sebagai suatu sub sistem terdiri dari 3 komponen yaitu
input (masukan) proses (kegiatan) dan output (luaran). Input dari kegiatan
penyelenggaraan makanan adalah tenaga, dana, fasilitas bahan makanan, metode dan
pasar /konsumen.
Proses penyelenggaraan makanan meliputi penyusunan standar gizi, penyusunan
anggaran, perencanaan menu, penyusunan kebutuhan bahan makanan, pembelian,
penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, penditribusian bahan makanan, persiapan,
pengolahan dan distribusi makanan, pengawasan penyelenggaraan makanan, pencatatan
dan pelaporan serta evaluasi.
Sedangkan output penyelenggaraan makanan meliputi syarat gizi, cita rasa dan
selera, standar sanitasi dan aman dikonsumsi serat pelayanan yang layak, tepat dan cepat
(Depkes 2003).
2.
Contoh:
Dalam 1 siklus menu penggunaan daging 3x dengan standar porsi rata-rata 50 gr.
Contoh lain:
Setengah porsi ayam 50 gr. Berat kotor ayam bdd 56% = 89 gr. Jumlah pasien 70 0rg
Kebutuhan ayam : 70 org x 89 gr = 62.30 kg
Secara lebih rincinya, penyusunan anggaran dapat diklasifikasikan berdasarkan
Biaya langsung: Semua bahan yang bentuknya merupakan integral dari produk
makanan dan dapat dihitung secara langsung seperti biaya makan (baik konsumen
atau untuk pegawai) dan upah langsung.
Biaya tidak langsug: Merupakan biaya yang tidak dapat dibebankan secara langsung
pada suatu produk makanan seperti overhead, pemeliharaan dan penyusutan.
B.
Biaya investasi: Biaya digunakan utuk periode kurun waktu tertentu seperti biaya
bocor/cacat.
Biaya operasional: Biaya yang dipergunakan untuk mengoperasikan barang investasi.
Contoh: butuh orang untuk mengoperasikan alat-alat. Jadi, biaya operasional dapat
terdiri dari upah pengolah (koki) yang mengoperasikan peralatan masak untuk
mengolah makanan.
C.
Biaya tetap (fixed cost): Biaya yang relatif tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
produksi sampai tingkat tertentu, biaya perunit turun searah dengan naiknya volume.
3.
Perencanaan Menu
Hidangan: Makanan & minuman yang terdiri dari: mak pokok, lauk, sayur,
buah, kue, puding. Gampangnya, hidangan adalah makanan & minuman dalam bentuk
jadi.
Menu: Rangkaian hidangan yang disusun berdasarkan pola makan untuk jenis
konsumen tertentu. Yang saya mengerti, Master Menu adalah kumpulan menu
berdasarkan siklus yang sudah resmi ditetapkan, sudah di-fix-kan.
Perencanaan menu: Serangkaian kegiatan untuk menyusun hidangan dalam
variasi dan kombinasi yang serasi. Juga untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Standar Resep adalah resep yang telah dievaluasi, diuji dan diatur untuk
operasional yang spesifik dari suatu penyelenggaraan makanan. Standar Resep
berguna untuk:
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam perencanaan menu adalah sebagai berikut:
berapa hari.
Pola menu: menetapkan pola dan frekuensi macam hidangan yang direncanakan untuk
setiap waktu makan selama satu siklus menu. Dapat mengendalikan penggunaan
Bahan Makanan yang mengacu pada gizi seimbang. Yang saya mengerti, pola menu
adalah menentukan urutan menu dalam satu siklus menu. Anggaplah menggunakan
siklus menu 7 hari, berarti ada 7 menu (A,B,C,D,E,F,G). Nah pola menu adalah
menentukan menu A harus ditaruh hari apa, menu B harus ditaruh hari apa, dan
4.
seterusnya.
Menetapkan besar porsi (ini berkaitan dengan kandungan gizi yang telah disusun)
Penilaian menu dan revisi menu: evaluasi berdasarkan feedback dari perwakilan divisi
kelamin). Untuk di rumah sakit, standar bahan makanan sehari adalah acuan/patokan
macam dan jumlah bahan makanan (berdasarkan berat kotor bahan makanan) seorang
sehari, disusun berdasarkan kecukupan gizi pasien dan disesuaikan dengan kebijakan
rumah sakit.
d) Pemesanan harus sesuai dengan jumlah, macam, spesifikasi bahan makanan yang
e)
f)
g)
h)
i)
5.
Spesifikasi teknik: untuk bahan yang dapat diukur secara objektif dengan instrumen
tertentu.
Spesifikasi penampilan:
Tingkat kualitas
Identifikasi pabrik
Label pangan
sesuai ketentuan/kebijakan yang berlaku. Terkait dengan produk yang benar, jumlah
yang tepat, waktu yang tepat, dan harga yang benar. Bahan Makanan digolongkan
Sbb:
2)
3)
4)
Pengadaan dalam hal Pembelian Bahan Makanan dapat dilakukan dengan cara:
1)
Rekanan
institusi.)
Pengadaan langsung (Pembelian langsung ke pasar alias Open Market of
Buying)
2)
3)
4)
Firm At the Opening of Price: pembeli memesan bahan makanan pada saat
C.
Survey Pasar
Kegiatan untuk mencari informasi mengenai harga bahan makanan yang ada
di pasaran, sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan sebagai dasar perencenaan
anggaran bahan makanan. Diperoleh harga terendah sampai tertinggi.
6.
meliputi
memeriksa,
meneliti,
mencatat,
memutuskan
dan
melaporkan ttg macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan pesanan dan
spesifikasi yang telah ditetapkan, serta waktu penerimaannya.
Syarat:
a) Tersedianya daftar pesanan bahan makanan berupa macam dan jumlah bahan
makanan yang akan diterima pada waktu tertentu.
b) Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.
Langkah:
1. Bahan makanan diperiksa, sesuai dengan pesanan dan ketentuan spesifikasi bahan
makanan yang dipesan.
2. Bahan makanan dikirim ke gudang penyimpanan sesuai dengan jenis barang atau
dapat langsung ke tempat pengolahan makanan.
7.
8.
makanan.
Langkah penyimpanan:
Setelah bahan makanan memenuhi syarat, segera dibawa ke ruang penyimpanan,
2)
Langkah:
Ahli gizi membuat rekapitulasi kebutuhan bahan makanan untuk esok hari dengan
9.
Distribusi Sentralisasi
Makanan dibagi dan disajikan dalam alat makan di ruang produksi makanan.
Distribusi makanan desentralisasi
Ambil contoh di Rumah Sakit. Makanan pasien dibawa ke ruang perawatan pasien
dalam jumlah banyak, kemudian dipersiapkan ulang, dan disajikan dalam alat makan
tempat produksi, sebagian lagi dimasukkan ke dalam wadah besar yang distribusinya
dilaksanakan setelah sampai di ruang perawatan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tujuan Penyimpanan Makanan
Setelah bahan makanan diterima di bagian penerimaan, secara alamiah
makanan terus mengalami proses fisiologis yang berakhir pada pembusukan. Dalam
keadaan dimana belanja makanan tidak dilakukan setiap hari, terutama untuk bahan
makanan kering, penyimpanan memegang peran penting. Dalam penyelenggaraan
makanan penyimpanan makanan memiliki beberapa tujuan. Tujuan utama
penyimpangan adalah untuk mempertahankan mutu bahan dan mencegah kerusakan
sebelum dilakukan pengolahan.
Kerusakan bahan makanan terjadi karena berbagai sebab, diantaranya adalah
mikroorganisme pembusuk dan patogen. Kebanyakan mikroorganisme tersebut dapat
berkembang dengan baik pada suhu ruangan dan dapat dihambat pada suhu
refrigerator atau freezer. Kerusakan bahan makanan juga dapat terjadi karena enzim
alamiah pada makanan tersebut. Enzim-enzim pematangan yang terdapat pada buah
dan sayur menentukan laju pematangan dan pembusukan. Kerusakan pada produk
yang tidak di blansir umumnya berhubungan dengan masih aktifnya enzim tersebut.
Factor penyebab kerusakan bahan makanan lain adalah udara. Udara menyebabkan
reaksi oksidasi pada produk-produk yang mengandung lemak atau produk tepung
yang menghasilkan perubahan warna dan bau tengik.
Reaksi-reaksi kerusakan makanan atau keberadaan mikroorganisme patogen
dapat menghasilkan bahan berbahaya yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Sehingga tujuan penyimpangan bahan makanan yang lain adalah untuk meningkatkan
keamanan makanan. Selain itu penyimpanan bahan makanan juga bertujuan untuk
menurunkan waste. Dalam keadaan darurat, penyimpanan tersebut juga dapat
berfungsi sebagai suplai bahan makanan.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyimpanan
Agar penyimpanan bahan makanan dapat dilakukan secara optimal banyak
faktor yang harus dikendalikan. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah :
1. Tingkat kesegaran bahan makanan. Makanan yang akan disimpan adalah makanan
yang berkualitas baik, dalam keadaan segar, dan layak dikonsumsi. Makanan yang
sudah rusak tidak boleh disimpan karena akan menyebabkan kerusakan pada makanan
lain dan penyimpanan tidak dapat memperbaiki kerusakan.
sehingga
menghalangi
masuknya
seranagga,tikus,kecoa,hewan
Penataan interior,lantai,sudut
8.
Periksa kebersihan tempat penyimpanan secara rutin dan buang tumapahan makanan,
makanan rusak, makanan yang dimakan serangga, atau makanan dengan kemasan
bocor.
penyimpanan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Tujuan utama penyimpangan adalah untuk mempertahankan mutu bahan dan
mencegah kerusakan sebelum dilakukan pengolahan. Kerusakan bahan makanan terjadi
karena berbagai sebab, diantaranya adalah mikroorganisme pembusuk dan patogen.
Adapaun faktor yang mempengaruhi penyimpana yaitu tingkat kesegaran bahan makanan,
penanganan sebelum penyimpanan, praktek penyimpanan dan kemasan. Tempat
penyimpanan makanan merupakan bagian yang menentukan kualitas bahan makanan
yang akan diolah dan mutu produk akhir (prinsip GIGO). Prinsip-prinsip dalam
penyimpanan bahan makanan yaitu makanan yang disimpan memiliki kualitas yang bagus
yang didapatkan dari pemasok yang ditunjuk, penyimpanan makanan dilakukan setelah
bahan tersebut diterima, bahan makanan tidak dibiarkan menunggu terutama jika ruang
penerimaan bersuhu ruangan. Jenis penyimpanan terdiri dari penyimpanan kering dan
penyimpanan basah. Penyimpanan kering bertujuan untuk makanan yang tidak mudah
rusak( non perishable food ) dan tidak memerlukan suhu penyimpanan dingin atau beku,
Sedangkan penyimpanan basah dilakukan dalam refrigerator atau freezer, khususnya
untuk bahan makanan yang diterima dalam keadaan beku, makanan disimpan dalam
freezer dan penanganan dilakukan secepat mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Bakri, Bachyar. 2013. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan (Food Service
Management) inplikasi di rumah sakit, institusi komersial dan non komersial. Malang :
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI
http://giziberkarya.blogspot.com/2014/03/sistem-penyelenggaraan-makanan-institusi.html
(diakses 10 Maret 2015)