Anda di halaman 1dari 14

PEMBANGUNAN MANUSIA KALIMANTAN BARAT : PRIORITAS

ARAH PEMBANGUNAN DAN KETENAGAKERJAAN


Oleh : Nana Sartika
I. PENDAHULUAN
A. Definisi Konsep Pembangunan Manusia
Pada tahun 1990 UNDP (United Nations Development
Programme) dalam laporannya Global Human Development
Report

memperkenalkan

(Human

Development),

pembangunan.

Menurut

konsep

Pembangunan

sebagai

paradigma

UNDP,

Manusia

baru

pembangunan

model

manusia

dirumuskan sebagai perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging


the choices of people), yang dapat dilihat sebagai proses upaya
ke arah "perluasan pilihan" dan sekaligus sebagai taraf yang
dicapai

dari

upaya

tersebut.

pembangunan

manusia

pembangunan

(formation)

Pada

dapat

saat

dilihat

yang
juga

kemampuan

manusia

sama
sebagai
melalui

perbaikan taraf kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan;


sekaligus

sebagai

pemanfaatan

(utilization)

kemampuan/keterampilan mereka tersebut.


Konsep

pembangunan

di

atas

jauh

lebih

luas

pengertiannya dibandingkan konsep pembangunan ekonomi


yang menekankan pada pertumbuhan (economic growth),
kebutuhan

dasar,

kesejahteraan

masyarakat,

atau

pengembangan sumber daya manusia. Hal ini terkait konsep


pembangunan manusia UNDP yang mengandung empat unsur
yaitu:

produktivitas

kesinambungan
(empowerment).
1 | Page

(productivity),

(sustainability),

pemerataan
dan

(equity),

pemberdayaan

Pembangunan manusia dapat juga dilihat dari sisi pelaku


atau sasaran yang ingin dicapai. Dalam kaitan ini UNDP melihat
pembangunan manusia sebagai suatu "model" pembangunan
tentang penduduk, untuk penduduk, dan oleh penduduk :
a. Tentang penduduk, berupa investasi di bidang pendidikan,
kesehatan, dan pelayanan sosial lainnya;
b. Untuk penduduk, berupa penciptaan peluang kerja melalui
perluasan (pertumbuhan) ekonomi dalam negeri; dan
c. Oleh
penduduk;
berupa
upaya
pemberdayaan
(empowerment)

penduduk

dalam

menentukan

harkat

manusia dengan cara berpartisipasi dalam proses politik dan


pembangunan (UNDP, HDR 1990).
Menurut UNDP upaya ke arah "perluasan pilihan" hanya
mungkin

dapat direalisasikan jika

penduduk

paling

tidak

memiliki: peluang berumur panjang dan sehat, pengetahuan


dan

keterampilan

yang

memadai,

serta

peluang

untuk

merealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatan yang


produktif. Dengan kata lain, tingkat pemenuhan ketiga unsur
tersebut sudah dapat merefleksikan secara minimal, tingkat
keberhasilan pembangunan manusia suatu wilayah (BPSUNDP,
Indeks

Pembangunan

Manusia

Indonesia,

Perbandingan

Antarprovinsi 1990-1993).
Menurut K. Seeta Prabhu, Senior Assistant Country
Director, UNDP, India; Pembangunan manusia diartikan sebagai
proses memperbesar rentang pilihan masyarakat. Konsep ini
2 | Page

dikembangkan oleh dua ekonom, yaitu Mahbub ul Haq dan


Amartya

Sen.

Pendekatan

pembangunan

manusia

dikembangkan untuk memberikan respon terhadap penekanan


yang terlalu besar pada Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita
sebagai indikator tunggal kemajuan manusia bagi semua
bangsa.

B. Arah Pengembangan Konsep Pembangunan Manusia


Mahbub ul Haq berpendapat bahwa PDB per kapita yang
tinggi belum tentu menunjukkan kesejahteraan masyarakat
yang juga tinggi. Kesenjangan, kemiskinan, dan ketidak-adilan
yang seolah berdampingan dengan pendapatan per kapita yang
tinggi, membuat pola pertumbuhan dan prioritas pembangunan
pemerintah

yang

dipertanyakan.
dijadikan

selama

ini

Penghitungan

basis

bagi

berlangsung,
PDB

per

penentuan

menjadi

kapita

tingkat

patut

tidak

bisa

kesejahteraan

masyarakat bila tanpa analisis yang mendalam mengenai


distribusi/tingkat

sebaran,

pemerataan

dan

atau

tingkat

kesenjangan pendapatan, serta sumber dari bagian terbesar


pada PDB per kapita tersebut.
Pembangunan

ekonomi

yang

menekankan

pada

pertumbuhan memandang bahwa keberhasilan pembangunan


suatu wilayah hanya ditandai oleh tingginya pertumbuhan
ekonomi,

tanpa

melihat

aspek-aspek

lainnya

seperti

ketimpangan pendapatan, kemiskinan yang masih tinggi, dan


sebagainya. Pembangunan sumber daya manusia memandang
manusia sebagai input dalam proses produksi, seperti halnya
dengan faktor-faktor produksi lainnya yaitu, tanah, modal dan
3 | Page

mesin. Manusia digunakan sebagai sarana untuk mengejar


tingkat output yang tinggi tetapi dalam proses ini manusia
bukan

sebagai

pewaris

dari

apa

yang

telah

dihasilkan.

Pembangunan yang mempunyai pendekatan kebutuhan dasar


hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia
agar dapat keluar dari perangkat kemiskinan tanpa memiliki
pilihan-pilhan dalam meningkatkan kualitas hidup. Sedangkan
pembangunan dengan kesejahteraan manusia memandang
manusia dalam proses pembangunan hanya sebagai penerima
bukan

sebagai

pembangunan

peserta

yang

berpartisipasi

(agen

pembangunan).

aktif

dalam

Semua

model

pembangunan tersebut dinilai masih bersifat parsial/tunggal.


(Kementerian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan

Anak dalam Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2011)


Menurut Wiwik D Pratiwi, PhD dalam materi Kuliah
Pengantar: Indeks Pembangunan Sub Bidang Pembangunan
Perdesaan di Program Studi Arsitektur, ITB; Produktivitas,
pemerataan, keseimbangan, dan pemberdayaan merupakan
empat

hal

pokok

pembangunan

yang

manusia.

menjamin
Konsep

tercapainya

pembangunan

tujuan
manusia

memiliki dua sisi yang harus seimbang yaitu sisi pertama


adalah

peningkatan

perbaikan

derajat

kapabilitas
kesehatan,

fisik
tingkat

penduduk

seperti

pendidikan

dan

keterampilan; -sisi lainnya adalah pemanfaatan kapabilitas


tersebut

untuk

kegiatan-kegiatan

yang

bersifat

produktif,

kultural, sosial dan politik. Berdasarkan pemahaman dari


konsep

tersebut,

maka

pertumbuhan

ekonomi

melalui

peningkatan kapasitas kegiatan ekonomi dari berbagai sektor,


akan dapat berjalan optimal jika didukung oleh sumber daya
4 | Page

manusia

yang

semestinya

berkualitas.

dibangun

Dan

sesuai

sdm

dengan

yang

arah

berkualitas

pembangunan

ekonomi.
Pertumbuhan

ekonomi

merupakan

prasyarat

bagi

tercapainya upaya pembangunan manusia yang berkelanjutan.


Pertumbuhan ekonomi menumbuhkan kesempatan kerja yang
menjadi

jembatan

yang

menghubungkan

pembangunan

manusia dengan pembangunan ekonomi. Secara singkat dapat


dikatakan
produksi

bahwa

pembangunan

maupun

distribusi

dari

manusia

mencakup

sisi

komoditi

dan

berbagai

pemanfaatan kemampuan manusia.

II. PRIORITAS ARAH PEMBANGUNAN DAN KETENAGAKERJAAN


DI KALIMANTAN BARAT
A. Profil Kependudukan dan Ketenagakerjaan di Kalimantan
Barat
Berikut data yang didapat dari BPS Kalimantan Barat
(Kalimantan

Barat

Dalam

Angka

2011)

mengenai

Perkembangan Penduduk dan Ketenagakerjaan.


TABEL 1
KALIMANTAN BARAT 2010 DALAM ANGKA
Kategori
1. Jumlah Penduduk
a. Laki-laki
b. Perempuan

2. Luas wilayah

5 | Page

Satuan

Jumlah

Jiwa
Jiwa
Jiwa

2.246
2.149
4.395

Km2

146.807

3. Kepadatan penduduk
4. Kepadatan Penduduk pada 7 (tujuh)
Kabupaten
daerah
pesisir
(Kota
Singkawang, Kab. Pontianak, Bengkayang,
Sambas, Ketapang, Kayong Utara, Kubu
Raya)
mencapai 50% dari total jumlah
penduduk
5. Profil geografis dan kependudukan Kab.
Kapuas Hulu sebagai Kabupaten terluas :
a. Luas wilayah
b. Luas wilayah dari total luas provinsi
c. Kepadatan penduduk
6. Profil geografis dan kependudukan Kota
Pontianak sebagai ibukota Provinsi :
a. Luas wilayah
b. Luas wilayah dari total luas provinsi
c. Kepadatan penduduk
7. Ketenagakerjaan :
a. Jumlah angkatan kerja
b. Angkatan kerja yang bekerja
- Dalam angka
- Persentase (dari total angkatan
kerja)
c. Pengangguran terbuka
- Dalam angka
- Persentase (dari total angkatan
kerja)
d. Bukan angkatan kerja
e. Serapan sektor pertanian sebagai sektor
dominan
- Dalam angka
- Persentase
(dari
total
sektor
lapangan usaha utama)

Jiwa/km2
Jiwa/km2

30
38

Km2
%
Jiwa/km2

29.842
20,33
7

Km2
%
Jiwa/km2

107,80
<1
5.146

Orang

2.197.325

Orang
%

2.095.705
95,38

Orang
%
Orang

101.620
4,62
805.628

Orang
%

1.266.432
60,43

Dari Tabel 1 di atas, terlihat bahwa jumlah penduduk


Provinsi Kalimantan Barat tahun 2010 berdasarkan hasil Sensus
Penduduk 2010 (SP2010) berjumlah sekitar 4,395 juta jiwa,
dimana sekitar 2,246 juta jiwa berjenis kelamin laki-laki dan
2,149 juta jiwa adalah perempuan. Luas wilayah Provinsi
Kalimantan Barat sebesar 146.807 Km2 atau lebih besar dari
Pulau Jawa, maka kepadatan penduduk Kalimantan Barat baru
sekitar 30 Jiwa per kilometer persegi. Kondisi ini tentunya
kurang
6 | Page

menguntungkan

dalam

rangka

percepatan

pembangunan wilayah khususnya menyangkut pengelolaan


Sumber

Daya

Alam

(SDA)

dengan

segala

potensi

dan

keragamannya. Persebaran penduduk Kalimantan Barat tidak


merata

antar

wilayah

kabupaten/kota,kecamatan,

desa/kelurahan, maupun antar wilayah kawasan pantai bukan


pantai atau perkotaan dan pedesaan.
Dari data BPS Kalbar, terdata bahwa daerah pesisir yang
mencakup Kab. Sambas, Kab. Bengkayang, Kab. Pontianak,
Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten
Kubu Raya dan Kota Singkawang yang dihuni oleh hampir 50%
dari total penduduk Kalimantan Barat dengan kepadatan
mencapai 38 jiwa lebih. Sebaliknya tujuh kabupaten lain (bukan
pantai) selain Kota Pontianak secara rata-rata tingkat kepadatan
penduduknya relatif lebih jarang. Kabupaten Kapuas Hulu
dengan luas wilayah 29.842 km2 atau sekitar 20,33% dari luas
wilayah Kalimantan Barat hanya dihuni rata-rata 7 (tujuh) jiwa
per kilometer persegi, sedangkan Kota Pontianak yang luasnya
kurang dari 1% (107,80 km2) dari luas wilayah Kalimantan
Barat

dihuni oleh rata-rata sekitar 5.146 jiwa per kilometer

persegi. (BPS/Kalimantan Barat Dalam Angka 2011)

TABEL 2
PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA
MENURUT
LAPANGAN USAHA UTAMA DAN PENDIDIKAN TERTINGGI
YANG DITAMATKAN
2010
Lapangan Usaha Utama

7 | Page

N Pendidika
o
n

[
[2]
1
]
1 Tidak/Belu
. m Pernah
Sekolah
2 Tidak/Belu
. m Tamat
SD
3 Sekolah
. Dasar

Jum
lah
Tot
al
Per
tani
an

Perta
mban
gan

In
du
str
i

List
rik,
Gas
&
Air

Kon
tru
ksi

Perd
agan
gan

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

122
.529

1.
072

418
.525

1
4.694

414
.663

1
9.170

4 SMTP/
. Sederajat

209
.150

1
2.031

5 SMTA/
. Sederajat

97.
493

6.
762

4.0
72

1.2
66.
432

5
3.729

6 Akademi
. dan
Universitas
Jumlah /
Total

Catatan/Note:

5.
38
0
17
.85
9
30
.46
7
24
.49
0
20
.68
3
2.
07
6
10
0.
95
5

Angk
utan
dan
Kom
unik
asi
[9]

Keu
ang
an

Jas
a

[10
]

[11
]

[12]

1.3
75

11.04
3

1.551

3.24
3

146.
193

41.96
7

9.272

352

81

27.
216

19.0
48

549.
014

53.25
4

14.25
1

541

131

29.
666

22.5
27

584.
670

594

22.
180

59.24
7

10.54
2

5.28
1

28.8
23

372.
338

20.
101

97.78
7

18.41
7

6.54
2

80.9
18

350.
547

9.967

1.950

207

1.5
31

5.18
7

67.9
53

92.9
43

2.8
57

10
2.0
69

273.2
65

55.9
83

17.
903

222
.51
2

2.0
95.
705

1.84
4

1) Survei Angkatan Kerja Nasional (Agustus 2010)

2) (-) = Karakteristik tidak terdeteksi karena jumlah sampel kecil


Sumber / Source : BPS Provinsi Kalimantan Barat / BPS-Statistics of Kalimantan Barat

8 | Page

9 | Page

Dari sisi ketenagakerjaan, Komposisi penduduk yang


bekerja di Provinsi Kalimantan Barat, masih didominasi oleh
pekerja yang berpendidikan rendah, yaitu sekitar 78,84%
adalah tamat SLTP kebawah. Lapangan usaha yang paling
dominan adalah sektor pertanian yaitu menyerap sekitar 60,43
% dari total angkatan kerja yang bekerja. Jumlah Angkatan Kerja
di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2010 sebanyak
2.197.325 orang, dimana 2.095.705 orang diantaranya bekerja
(95,38 %). Dengan demikian, Angkatan Kerja Kalimantan Barat
yang belum terserap pada pasar kerja pada tahun 2010 adalah
101.620 jiwa. Hal ini mengindikasikan adanya pengangguran
terbuka sebesar 4,62%. Sedangkan untuk yang bukan Angkatan
Kerja adalah 805.628 jiwa dimana sekitar 27,53 % bersekolah
atau berjumlah 221.764 jiwa, mengurus rumahtangga 475.303
jiwa (60,0 %) dan lain-lain sebanyak 108.561 orang (13,47 %).
(BPS/Kalimantan Barat Dalam Angka 2011).
B. Prioritas Arah Pembangunan dan Ketenagakerjaan
Menurut

BPS

Kalbar,

pertumbuhan

pencari

kerja

(terdaftar) daerah Kalimantan Barat dari tahun ke tahun


berfluktuasi besarnya. Pada tahun 2010 pencari kerja tercatat
sebesar 119.684 orang, meningkat jika dibanding dengan tahun
2008 dan 2009 yang masing-masing mencapai 106.329 dan
107.116 orang. Jika melihat pertumbuhan pencari kerja daerah
Kalimantan Barat pada tahun 2006-2010 yang amat pesat,
diduga ini merupakan salah satu dampak konsekuensi dari
makin meningkatnya aktivitas pembangunan wilayah.

10 | P a g e

Dari komparasi antara Tabel 1 dan 2 dapat terlihat


permasalahan utama bahwa wilayah Kalimantan Barat dengan
luas

146.807

km2

dengan

jumlah

rata-rata

kepadatan

penduduk adalah 30 jiwa/km2, dan tingkat sebaran penduduk


yang lebih banyak di daerah pesisir (38 jiwa/km2 di 7
kabupaten atau 50% dari total jumlah penduduk Kalbar) serta
terdapat konsentrasi kepadatan penduduk yang besar di Kota
Pontianak (5.146 jiwa/km2 dengan luas wilayah hanya sebesar
107,80km2 atau kurang dari 1% dari total luas wilayah Kalbar),
maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan lahan terutama di
wilayah non pesisir masih belum optimal, sementara terdapat
konsentrasi kepadatan penduduk di wilayah-wilayah tertentu,
yang jika tidak diimbangi dengan stimulasi bagi pertumbuhan
ekonomi khususnya pada aspek pembangunan manusia akan
menimbulkan

permasalahan-permasalahan

pokok

dalam

pembangunan ekonomi, diantaranya adalah tidak seimbangnya


jumlah pencari kerja dengan kesempatan kerja yang ada
sehingga berpotensi bagi meningkatnya angka kemiskinan,
fasilitas dan sumberdaya yang ada tidak mampu memenuhi
kebutuhan penduduk karena jumlah penduduk yang ada
diwilayah tersebut telah berada pada titik yang melampaui
kapasitas daerah (over capacity), serta tidak terkelolanya
sumber daya secara optimal di daerah yang kurang penduduk
yang berimplikasi terhadap tidak berkembangnya investasi dan
infrastruktur di daerah tersebut.
Dari data yang menunjukkan bahwa jumlah angkatan
kerja terbesar berasal dari SDM dengan tingkat pendidikan SLTP
kebawah,

11 | P a g e

sementara

sektor

utama

yang

paling

banyak

menyerap

tenaga

kerja

adalah

pada

sektor

pertanian,

memberikan gambaran bahwa pengembangan pembangunan


seharusnya dapat lebih diprioritaskan pada pembangunan
sektor pertanian. Rendahnya tingkat pendidikan dari angkatan
kerja yang ada juga menunjukkan rendahnya kualitas sumber
daya manusia di Kalimantan Barat. Jenis investasi atau kegiatan
ekonomi yang bersifat padat karya dengan syarat keterampilan
non keahlian akan mampu menyerap tenaga kerja lebih besar.
Program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan bisa
dilakukan untuk memenuhi permintaan tenaga kerja dengan
syarat keterampilan tertentu. Sementara untuk tenaga ahli,
kemungkinan pemenuhannya dari penduduk lokal masih sangat
terbatas. Hal ini bisa menyebabkan nvestasi khusus yang
memerlukan tenaga ahli tertentu, menjadi sulit untuk dilakukan,
karena sumberdaya manusia lokal hanya mampu memenuhi
jenis

investasi

yang

tidak

memerlukan

keahlian

khusus,

sehingga pengembangan investasi khusus harus mendatangkan


tenaga ahli dari luar yang akan berdampak pada besarnya
biaya produksi dari variabel tenaga kerja.
Sumber daya manusia adalah faktor yang memiliki
tingkat urgensi tertinggi dalam faktor produksi pada suatu
kegiatan

ekonomi.

Karena

memiliki

tingkat

kepentingan

tertinggi, maka manusia dapat memberikan daya ungkit bagi


pembangunan

ekonomi.

Sehingga

pembangunan

ekonomi

dalam jangka panjang semestinya memasukkan unsur-unsur


perencanaan

strategis

bagi

pembangunan

sumber

daya

manusia yang berkualitas. Rendahnya tingkat pendidikan ratarata masyarakat di Kalimantan Barat menunjukkan bahwa

12 | P a g e

diperlukan

upaya

yang

serius

untuk

meningkatkan

taraf

pendidikan masyarakat sehingga dalam jangka panjang akan


berpengaruh

terhadap

pengembangan

investasi,

distribusi

pendapatan masyarakat yang lebih merata serta pembangunan


ekonomi yang berkelanjutan yang membawa dampak bagi
pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat.

DAFTAR PUSTAKA
United Nations Development Programme (UNDP). 1990. Global
Human
Development
Report.
Human
Resources
Department.
Badan Pusat Statistik dan UNDP. 1993. Indeks Pembangunan
Manusia Indoensia, Perbandingan Antar Provinsi 1990-1993.
Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
2011. Pembangunan Manusia Berbasis Gender. CV.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak. Jakarta.
Pratiwi, Wiwik D.,
Indeks Pembangunan Sub Bidang
Pembangunan Perdesaan. Program Studi Arsitektur ITB.
Bandung.

13 | P a g e

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat. Kalimantan Barat


Dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik Provinsi
Kalimantan Barat. Pontianak.

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai