Anda di halaman 1dari 16

FILSAFAT PANCASILA

Valentina Diyan (048)


Irana Dewi KW (049)
Dewani Sheila (058)
Prita Ciptaningtyas (060)
Josua Ferdinan (062)
Arinda G. W. (065)
Nicho Alinton (125)
Dhia El Hakim (127)
Irfan Maulana (135) tidak masuk

PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA

Pancasila

sebagai filsafat mengandung pandangan,


nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi
dan isi pembentukan ideologi Pancasila.

Filsafat

Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas


sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila
sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa,
dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.

Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila


merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam
yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang
dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).

Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian


ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasla (Notonagoro).

Ciri sistem Filsafat Pancasila itu


1.
antara lain:

Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh.


Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila
lainnya terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.

2. Susunan

Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat
digambarkan sebagai berikut:

Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;

Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai


sila 4, 5;

Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai
sila 5;

Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai


sila 3, 4 dan 5;

Inti sila-sila Pancasila meliputi:

Tuhan, yaitu sebagai kausa prima


Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong
royong
Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang
menjadi haknya.

1. Landasan Ontologis Pancasila

Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang meyelidiki hakikat sesuatu


atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan
metafisika.

Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan


keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi), metafisika.

Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan


sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.

2. Landasan Epistemologis
Pancasila

Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat,


susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.

Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat


terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan.

Epistemologi adalah ilmu tentang ilmu atau teori terjadinya ilmu atau
science of science.

Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan


sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuan.

Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan


dengan dasar ontologisnya. Maka, dasar epistemologis Pancasila
sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang hakikat
manusia.

3. Landasan Aksiologis Pancasila

Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan


dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada
hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Aksiologi Pancasila
mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila.

Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat,
dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.

Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau
yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan
kedudukan metafisika suatu nilai.

Makna Pancasila sebagai Ideologi


Bangsa

Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi
penyelenggaraan bernegara. Dengan kata lain, visi atau arah dari penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang berKetuhanan, yang ber-Kemanusiaan, yang ber-Persatuan, yang ber-Kerakyatan, dan yang
ber-Keadilan.

Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai cita-cita normatif


penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan
nilai yang disepakati bersama, karena itu juga berfungsi sebagai sarana pemersatu
masyarakat yang dapat memparsatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia.

Kasus : ISIS
Terpaut dengan sila ke 1 : Ketuhanan Yang Maha Esa
ISIS menyeleweng dari ajaran agama Islam yang ada
Terpaut dengan sila ke 2 : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Dalam menarik anggota, ISIS melakukannya dengan system paksaan
dan kekerasan
Terpaut dengan sila ke 3 : Persatuan Indonesia
ISIS ingin membentuk Negara Islam sendiri, maka dari itu Negara
menjadi terpecah belah
Terpaut dengan sila ke 4 : Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawartan Perwakilan
Tidak perduli dengan orang lain, tidak mengenal empati. Mereka
menganggap faham mereka benar, tidak mendengar pendapat orang lain
mengenai mereka.
Terpaut dengan sila ke 5 : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
ISIS membantai satu per satu orang yang tidak setia pada mereka

TERIMA KASIH

Pertanyaan dan Jawaban

1.Maydha
Pertanyaan : apa maksudnya Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai
sila 2,3,4 dan 5 ?
Dijawab oleh Josua : kelima sila tersebut saling berkaitan.Intinya,sila
pertama merupakan pedoman untuk sila lainnya.sila pertama
membuktikan bawa nasionalisme kita religius,yang menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan.yang kedua,kita
juga dituntut untuk mengakui bahwa kita makhluk yang beradab yang
berbudaya,bermoral,dan beragama.Dengan begitu otomatis kita
dituntut untuk memiliki kesatuan yang kokoh agar tidak mudah goyah
dalam kehidupan benegara.negara juga berprinsip makhluk yang
berhakikat rakyat,yaitu makhluk Tuhan YME yang bersatu-bersama
yang bertujuan mewujudkan harkat & martabat manusia dalam suatu
wilayah negara.Dan yang kelima,Bangsa kita juga menjunjung tinggi
keadilan yang merata bagi seluruh anggota bangsa.

2. Irfan
Pertanyaan : Bagaimana kalau orang-orang tidak merealisasikan nilainilai Pancasila ?
Dijawab oleh Arinda Gadis : apabila nilai nilai pancasila tidak
direalisasikan dalam kehidupan sehari hari pastinya negara akan hancur.
Pada sila 1 : masyarakat akan menjadi manusia yang tidak berpedoman
dalam ke agaman, padahal nilai agama adalah nilai dasar dalam kehidupan
Pada sila ke 2 : keadilan tidak akan tersebar luas, akibatnya banyak
kesenjangan sosial
Pada sila ke 3 : apabila tidak memiliki rasa persatuan, maka negara kita
akan terpecah belah
Pada sila ke 4 : akan banyak masyarakat yang mementingkan dan
mempertahankan pendapatnya sendiri, dan banyak pemerintah yang
semena mena dalam memimpin rakyatnya
Pada sila ke 5 : apabila nilai nilai pancasila dari sila 1 4 tidak
direalisasikan / dilanggar, maka akan terjadi kesenjangan sosial, dan angka
kriminalitas akan sangat tinggi.

3. Diannisa
Pertanyaan : mengapa nilai-nilai pancasila mulai pudar dan
bagaimana menanggulanginya?
Dijawab oleh Josua : faktor pesatnya perkembangan
zaman,kecanggihan membuat budaya-budaya lain masuk dan
dengan begitu mudah diterima oleh bangsa kita.faktor lainnya
yaitu elemen negara yang beragam,mulai dari
suku,agama,budaya.keragaman ini juga merupakan
konsekuensi negara.dan pada kasus ini, kita masih sulit untuk
diatur. Cara menanggulanginya yaitu mulai dari hal kecil,yaitu
kesadaran diri sendiri.kalau bukan kita yang
memperbaikinya,siapa lagi? Jadi,peran kita per-individu dituntut
untuk menjadi yang lebih baik.

4.

Nan Tiara

Pertanyaan : bagaimana caranya menindak orang yang


melakukan pelanggaran nilai nilai pancasila ?
Dijawab oleh Arinda Gadis : menurut kami cara yang pertama
dan mendasar adalah dengan cara dinasihati oleh orang orang
terdekat. Indonesia memiliki UUD 1945 yang harus ditegakkan,
maka dari itu apabila terjadi suatu pelanggaran, masyarakat,
pemerintah, atau pihak yang berwajib harus benar benar
menegakkan perundang undangan yang berlaku. Menghukum
orang yang melanggar tersebut sesaui dengan kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai