Mat Disk Ret
Mat Disk Ret
MATEMATIKA DISKRET
(Lingkungan Internal MI UNIKOM)
MI/Citra/Diskret
Rencana Perkuliahan
Minggu
1
03 09
2
08 09
3
15 09
4
22 09
5
13 10
6
20 10
7
27 10
8
9
19 11
10
26 11
11
3 12
12
10 12
13
17 12
14
24 12
15
31 12
16
Materi
Kosong
(PMB, Wisudda)
Tugas
-
Silabi
Himpunan
Tugas
Tugas
Preposisi
Tugas
Induksi Matematika
Tugas
Kombinatorial
Tugas
UTS
Fungsi & Relasi
Sifat Relasi Biner
Tugas
Pengantar Graf
Graf
Lintasan
Mencari Jarak Terpendek
Tugas
Implementasi Algoritma
Floyd dan Djikstra
Kuis
UAS
MI/Citra/Diskret
Ketentuan Perkuliahan :
1. Mengikuti edaran Ketua Jurusan MI
2. Tidak ada susulan untuk nilai tugas atau yang lainnya, selain UTS dan UAS.
Ketentuan Penilaian :
UTS
: 35 %
UAS
: 35 %
Tugas Individu
: 30 %
Daftar Pustaka :
1.
2.
MI/Citra/Diskret
PREPOSISI
Ilmu logika berkaitan dengan kalimat-kalimat berupa argumen dan hubungan yang ada
di antara kalimat tersebut. Ilmu Logika lebih mengarah pada bentuk kalimat (sintaks)
daripada arti kalimat (semantiks).
Preposisi atau kalimat deklaratif adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau
salah, tetapi bukan keduanya
Contoh :
2+3=5
OPERATOR PREPOSISI
Satu atau lebih preposisi dapat dikombinasikan untuk menghasilkan preposisi baru.
Preposisi yang diperoleh dari kombinasi tersebut dinamakan preposisi majemuk. Preposisi
yang hanya terdiri dari 1 operator dikatakan preposisi atomic. Operator preposisi terdiri dari :
Negasi (Ingkaran)
:~
Konjungsi (Dan)
Disjungsi (Atau)
:V
kebenaran dari preposisi tersebut. Suatu table kebenaran akan memuat 2n kombinasi
preposisi.
Tabel Kebenaran
p
~p
pq
pVq
pq
pq
MI/Citra/Diskret
Soal :
1. Buatlah table kebenaran dari pernyataan berikut :
a) ~ (~ p V~ q)
b) ~ (~p q)
c) (p q) ~ (p V q)
d) p ( q ~ p) V q)
e) (p q) (~ p V q)
f) (~p (~ q r)) V (q r) V (p r)
g) (p q) V (~ q r)
2. Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan berikut : (nilai p dan q = True, r dan s = False)
a) p V ( q r)
b) ( p q r) V ~ ((p V q) (r V s)
c) (~(p q) V ~ r ) V (((~p q) V ~ r) s)
d) ~(p V q) ~(s V r)
e) ((~p V q) ~r) (r ~s)
EKUIVALENSI
Dua preposisi majemuk disebut ekuivalen secara logika jika keduanya mempunyai
tabel kebenaran yang sama. (notasi : )
Soal :
1. Dengan menggunakan tabel kebenaran periksalah ekuivalensi dari preposisi berikut :
a) p q ~p V ~q
b) (q V r) (p q) V (p r)
c) p V (q V r) (p V q) V r
d) (p q) (p V q) ~(p q) V (p V q)
e) ~(p q) p p
2. Buktikan bahwa pernyataan berikut adalah tautology dengan menggunakan tabel
kebenaran : (p (p q)) (q (p r))
MI/Citra/Diskret
HUKUM PREPOSISI
1. Hukum Identitas
pVSp
pBp
2. Hukum Dominasi / Null
pSS
pVBB
3. Hukum Negasi
p V ~p B
p ~p S
4. Hukum Idempotent
pVpp
ppp
5. Hukum Involusi
~(~p) p
6. Hukum Absorpsi
p V (p q) p
p (p V q) p
7. Hukum Komutatif
pVqqVp
pqqp
8. Hukum Asosiatif
p V (q V r) (p V q) V r
p (q r) (p q) r
9. Hukum Distributif
p V (q r) (p V q) (p V r)
p (q V r) (p q) V(p r)
10. Hukum De Morgan
~(p q) ~p V ~q
~(p V q) ~p ~q
MI/Citra/Diskret
Varians Preposisi
Variasi preposisi terdapat 3 bentuk, yaitu : konvers, invers dan kontraposisi. Variasi
preposisi merupakan variasi dari bentuk : p q
Konvers
:qp
Invers
: ~p ~q
Kontraposisi : ~q ~p
~p
~q
pq
qp
~p ~q
~q ~p
Contoh :
p : A merupakan bujursangkar
q : A merupakan empat persegi panjang
pq
qp
MI/Citra/Diskret
Soal
Misalkan :
p : David sedang berada di taman
q : David ada di dalam rumah
r : David sedang mengerjakan PR
s : David sedang mendengarkan radio
1. Nyatakan kalimat berikut dalam bentuk preposisi :
a) Jika David ada di dalam rumah dan tidak mengerjakan PR, ia pasti mendengarkan
radio
b) Jika David tidak ada di dalam rumah, maka ia sedang mengerjakan PR di taman
c) Jika David tidak ada di dalam rumah, maka ia pasti tidak sedang mendengarkan
radio, tetapi sedang berada di taman.
2. Nyatakan preposisi berikut dalam bentuk kalimat :
a) (p ~r) V (q s)
b) (p r ) ~q
c) (p r) V (q ~s)
MI/Citra/Diskret
HIMPUNAN
Himpunan didefinisikan sebagai kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek yang
terdapat dalam himpunan disebut elemen atau anggota himpunan.
Penulisan anggota himpunan dapat dilakukan dengan :
a) Menuliskan semua anggota himpunan di dalam kurung kurawal
Contoh:
A = {1, 2, 3, 5, 7}
B = {a, i, u, e, o}
Diargram Venn
Diagram Venn adalah grafis yang menyatakan keadaan himpunan. Diperkenalkan oleh
John Venn.
S
N
N
MI/Citra/Diskret
MACAM HIMPUNAN
1. Himpunan Kosong
: { } atau
Himpunan Kosong merupakan himpunan yang tidak memiliki satupun anggota (null set)
2. Himpunan Bagian :
Himpunan Bagian merupakan himpunan yang anggotanya merupakan anggota dari
himpunan yang lain.
Teorema :
a) Suatu himpunan memiliki satu himpunan bagian yang merupakan himpunan itu
sendiri
b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari semua himpunan
c) Berlaku sifat transitif
3. Himpunan Sama
:=
Himpunan (yang) sama merupakan himpunan yang memiliki jumlah anggota dan jenis
anggota yang tepat sama, walau tidak berurutan.
A = B A B dan B A
4. Himpunan Kuasa
: S atau U(nion)
Soal
1. Diketahui A suatu himpunan, dengan anggota semua bilangan prima antara 4 hingga 15.
Sebutkan (A).
2. Diketahui : B = { ,{ }}. Sebutkan (B).
MI/Citra/Diskret
OPERASI HIMPUNAN
Operasi
Irisan
Gabungan
Komplemen
Himpunan Penyelesaian
A B = {x | xA dan xB}
A U B = {x | xA atau xB}
Visualisasi
S
Ac = {x | x S, x A}
S
A
Selisih (Difference
Beda Setangkup
(Symmetric
A B = {x | x(AUB), x (AB)}
Difference)
MI/Citra/Diskret
10
Soal
Diketahui :
1. A Bc D =
2. (B C) c A =
3. D A (B A) =
4. C (A B) c =
5. C c B A c =
HUKUM HIMPUNAN
1. Hukum Identitas
A=A
AS=A
3. Hukum Komplemen
A ~A = S
A ~A =
4. Hukum Idempotent
A A=A
AA=A
5. Hukum Involusi
~(~A) = A
6. Hukum Absorpsi
A (A B) = A
A (A B) = A
7. Hukum Komutatif
AB=BA
AB=BA
MI/Citra/Diskret
11
8. Hukum Asosiatif
A (B C) = (A B) C
A (B C) = (A B) C
9. Hukum Distributif
A (B C) (A B) (A C)
A (B C) (A B) (A C)
apakah himpunan tersebut saling beririsan atau tidak, jika beririsan maka
Bentuk Umum :
|A1 A2.. An| =
| Ai| -
i
1 I j n
Contoh :
1. Pada suatu pertemuan, yang dihadiri 30 wanita, 17 orang keturunan Jawa, 16 orang
keturunan Sunda dan 5 orang bukan keturunan Jawa maupun sunda. Berapa banyak yang
merupakan keturuan Jawa dan Sunda.
Misal :
MI/Citra/Diskret
12
n(A) = 17,
n(A B)c = 5
n(B) = 16,
n(A B)
n(A B)
= |A| + |B| - |A B|
(30 5)
= 17 + 16 - x
25
= 33 x
= 33 25
=8
2. Banyaknya bilangan antara 1 s/d 300 yang tidak habis dibagi oleh 2, 3, 5
Misal :
n(A B) = 300/(2 . 3) = 50
n(A C) = 300/(2 . 5) = 30
n(C) = 300/5 = 60
n(B C) = 300/(3 . 5) = 20
n(A BC )= 300/(2 . 3 . 5) = 10
40
80
40
10
20
10
20
C
MI/Citra/Diskret
80
13
3. Terdapat 1232 mahasiswa mengambil kuliah bahasa Inggris, 879 mengambil kuliah
bahasa Perancis, dan 114 mengambil kuliah bahasa Jerman. 103 mengambil bahasa
Inggris dan Perancis, 23 orang mengambil kuliah Inggris dan Jerman, 14 orang kuliah
Perancis dan Jerman. Jika 2092 orang mengambil paling sedikit satu kuliah bahasa saja,
berapa banyak mahasiswa yang mengambil ketiga bahasa tersebut, dan gambarkan
diagram Venn-nya.
Misal : A = himpunan mahasiswa mengambil kuliah bahasa Inggris
B = himpunan mahasiswa mengambil kuliah bahasa Perancis
C = himpunan mahasiswa mengambil kuliah bahasa Jerman
n(A) = 1232
n(A B) = 103
n(B) = 879
n(A C) = 23
n(C) = 114
n(B C) = 14
n(A B C) = 2092
2092
A
96
1113
16
769
84
90
Soal
1. Diantara 130 mahasiswa, 60 memakai topi di dalam kelas, 51 memakai syal, dan 30
memakai topi dan syal, Diantara 54 orang yang memakai sweater, 26 memakai topi, 21
memakai syal dan 12 memakai syal dan topi. Berapa mahasiswa yang tidak memakai
sweater dan syal, namun memakai topi?, Gambarkan diagram Venn-nya.
MI/Citra/Diskret
14
MI/Citra/Diskret
15
KOMBINATORIAL
Ilmu kombinatorik ditujukan untuk mengetahui perkiraan jumlah operasi komputasi
untuk mengetahui waktu proses dan besar kapasitas data. Kombinatorial adalah cabang
matematika yang mempelajari pengaturan objek-objek.
Kaidah Dasar perhitungan kombinatorial, adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan Secara Langsung
a. Kaidah Penjumlahan (m + n)
(m x n)
MI/Citra/Diskret
16
Contoh :
1. Jika ada 10 pertanyaan yang dijawab B/S, berapakah kemungkinan kombinasi
jawaban yang dapat dibuat.
B/S terdapat 2 alternatif,
n = 10
2 10 = 1024
2. Terdapat 6 buku bahasa Inggris, 3 buku bahasa Perancis dan 10 buku bahasa
Indonesia.
a) Berapa jumlah cara memilih 3 buku dengan bahasa berbeda?
6 x 3 x 10 = 180
6 + 3 + 10 = 18
Satuan (1, 3, 5, 7, 9) = 5
Ratusan (1. . 9) - 1 = 8
puluhan (0. . 9) 2 = 8
5 x 8 x 8 = 320
b) Jika semua angka boleh berulang.
5 x 9 x 10 = 450
2. Perhitungan dengan rumus
a. Permutasi
b. Kombinasi
PERMUTASI
Permutasi adalah penyusunan objek-objek dalam suatu urutan tertentu.
Prinsip Dasar Penghitungan Permutasi :
1) Setiap unsure dari n unsure, dapat dipilih sebagai unsure pertama sehingga terdapat n
cara untuk memilih unsure pertama
2) Jika unsure pertama itu sudah dipilih, maka setiap dari sisanya, yaitu (n-1) unsure
dapat dipilih sebagai unsure kedua, terdapat (n-1) cara untuk memilih unsure kedua
MI/Citra/Diskret
17
3) Untuk memilih unsure ketiga, yaitu (n-2) cara. Dan untuk menempatkan unsure kesatu
dan kedua ada : n. (n-1) . (n-2), sehingga didapat :
Pn = P (n,n) = n . (n-1) . (n-2) ... 3 . 2 . 1!
= n!
2. Permutasi dari sebagian objek berbeda, dimana tidak semua objek tersebut digunakan.
Jumlah permutasi dari suatu himpunan yang terdiri dari n objek yang berbeda dan yang
diambil sekaligus sebanyak r objek tanpa pengulangan.
P(n,r) = n ! .
(n-r)!
KOMBINASI
Kombinasi adalah suatu subset pilihan dari objek-objek tanpa menghiraukan urutan
objek yang bersangkutan.
Teknik Penghitungan Kombinasi :
1. Kombinasi dari seluruh objek yang berbeda
Jumlah kombinasi dari suatu set yang terdiri dari n objek yang berbeda dan diambil
sebanyak n objek, maka akan sama dengan 1.
C(n,r) = 1!
2. Kombinasi dari n objek yang berbeda, dipilih r objek tanpa menghiraukan susunannya,
MI/Citra/Diskret
18
Contoh :
1) Sebuah bioskop mempunyai jajaran kursi per baris. Tiap baris terdiri dari 6 kursi. Jika dua
orang akan duduk, berapa banyak pengaturan tempat duduk yang mungkin pada satu
baris?
P(6,2) = 6!
= 6! = 6.5.4.3.2.1! = 6 . 5 = 30
(6-2)!
4!
4 . 3 . 2 . 1!
2) Terdapat perlombaan lari dengan jumlah peserta tujuh orang. Berapa kemungkinan peserta
mendapatkan medali.
P(7,3) = 7!
= 7! = 7. 6.5.4.3.2.1! = 7 . 6 . 5 = 210
(7-3)!
4!
4 . 3 . 2 . 1!
3) P(n,4) = 110. P(n-2,2) ,
n!
n?
= 110 . (n-2)!
(n-4)!
(n-4)!
n.(n-1).(n-2)!
= 110 . (n-2)!
(n-4)!
(n-4)!
n(n-1)=110
n2-n-110 = 0
(n-11)(n+10) = 0
n = 11, n = -10
4) P(n,4) = 9 . P(n,3)
n!
= 9. n !
(n-4)!
n!
(n-3)!
= 9.
(n-4)!
n!
(n-3).(n-4)!
n-3 = 9
n = 12
MI/Citra/Diskret
19
Soal
1) Terdapat koleksi buku : 4 buku basis data, 3 buku matematika, dan 6 buku pemrograman
a) Berapa kemungkinan dapat dipilih 2 buku dengan tema berbeda
b) Berapa kemungkinan terambil 3 buku dengan salah satunya adalah buku
permrograman
2) Berapa kemungkinan 5 digit angka genap dapat disusun, dengan syarat digit pertama
adalah angka ganjil dan tidak terjadi pengulangan.
3) P(n,r) = 336
C(n,r) = 56,
n?, r?
4) P (n,r) = 6720
C(n,r) = 56,
n?, r?
5) P(n,r) = 60
C(n,r) =10,
n?, r?
MI/Citra/Diskret
r?
20
INDUKSI MATEMATIKA
Serangkaian langkah-langkah perhitungan untuk membuktikan suatu pernyataan
matematika benar, dan berlaku untuk semua nilai n. (n adalah bilangan bulat positif)
Langkah Pembuktian terbagi 2, yaitu :
1.
Basis Induksi
Untuk pernyataan dengan nilai dasar bernilai benar.
P(no) selalu benar
2.
Langkah Induksi
Untuk pernyataan semua nilai benar sehingga jika nilai tersebut ditambah satu
maka pernyataan tetap benar.
Jika p(k) benar untuk k no maka
Contoh :
1. 1 + 2 + .. + n = n ( n+1) ,
2
Maka untuk nilai basis :
untuk n 1
1) Nilai Basis
no = 1 1 = 1. (1+1)
2
1=1.2
2
2) Langkah induksi
n=k
n = k+1
1 + 2 + . . + k = k (k+1)
2
1 + 2 + . . + k + (k+1) = k(k+1) + (k+1)
2
= k(k+1) + 2 . (k+1)
2
2
2
= (k + k) + (2k+2)
2
= k2 + 3k + 2
2
= (k+1) (k+2)
2
Misal : k = 1
MI/Citra/Diskret
(1+1) . (1+2) = 3
2
21
2. 2 + 4 + 6 + . . + 2n = n(n+1)
2) Langkah induksi
n=k
2 + 4 + . . + 2k = k (k+1)
n = k+1
Misal : k = 1
(1+1) . (1+2) = 2. 3
= 6
3. 1 + 2 + 22 + .. + 2 n = 2n+1 1
2) Langkah induksi
n=k
1 + 2 + 22 + .. + 2 k = 2k+1 1
n = k+1
Misal : k = 1
MI/Citra/Diskret
21+2 1 = 23 - 1 = 2. 3
=81
= 7
22
Soal
1. 4 + 8 + 12 + . . + 4 n = 2n(n+1)
2. 1 + 5 + 9 + . . + (4n-3) = n (2n-1)
3. 12 + 32 + 52 + . . + (2n-1)2 = n (2n+1)(2n-1)
3
4. 2 + 5 + 8 + . . + (3n-1) = n(3n+1)
2
5. 5 + 10 + 15 + . . + 5n = 5n(n+1)
2
6. 12 + 22 + 32 + . . + n2 = n(n+1).(2n+1)
2
7. 1.2 + 2.3 + 3.4 + . . + n(n+1) = n(n+1)(n+2)
3
8. 13 + 23 + 33 + . . + n3 = n2 (n+1) 2
4
9. 2 + 22 + 23 + .. + 2 n = 2n+1 2
10. 1 + 2 + 3 + . . + n < 1/8 (2n+1) 2
11.
12.
13.
14.
1 + 1 + 1 +..+ 1
= n .
1.2 2.3
3.4
n(n+1)
n+1
12 + 22 + . . +
n2
= n(n+1)
1.3
3.5
(2n-1)(2n+1)
2(2n+1)
1 + 2 +..+
1
= n .
1.3
3.5
(2n-1)(2n+1)
2n+1
1 + 1 + 1
+..+
1
= n .
1.4
4.7
7 . 10
(3n-2)(3n+1)
2n+1
MI/Citra/Diskret
23
FUNGSI
Teorema 1 :
Misal A dan B adalah himpunan suatu fungsi dari A ke B adalah pe
nandaan tepat satu kali dari satu elemen dari himpunan A, ke setiap elemen dari himpunan B.
F(a) = b
Jika b unik dan elemen dari B ditandai oleh fungsi f dari elemen a di A
f:AB
fungsi dari A ke B.
Teorema 2 :
Jika f adalah fungsi dari A ke B, disebut f memetakan A ke B, maka A adalah domain dari f ,
dan B adalah kodomain dari f.
Jika f(a) = b
Macam Fungsi
Fungsi
Visualisai
1
2
b
c
d
e
onto (surjective)
1
2
a
b
c
3
4
a
b
c
d
MI/Citra/Diskret
1
2
3
4
24
Into
a
b
c
1
2
3
4
Contoh :
Tentukan macam-macam fungsi berikut :
1) A = {1, 2, 3}, B = {u, v, w} dan R = {{1, u}, {2, v}, {3, w}}
2) A = {1, 2, 3, 4}, B = {u, v, w}, dan R = {{1, u}, {2, v}, {3, w}}
3) A = {1, 2, 3}, B = {u, v, w}, dan R = {{1, u}, {1, v}, {2, v}, {3, w}}
4) A= {1, 2, 3}, B = {u, v, w}, dan R = {{1, u}, {2, u}, {3, w}}
Soal
Diketahui : A dan B adalah suatu himpunan, A = {1, 2, 3, 4} dan B = {u, v, w, x}
Jika R adalah himpunan pemetaan dari A ke B, maka tentukan macam fungsi berikut :
1) R = {{1, v}, {2, u}, {3, v}, {4, w}}
2) R = {{1, x}, {2, u}, {3, v}, {4, w}}
3) R = {{1, u}, {2, u}, {3, v}, {4, w}}
4) R = {{1, u}, {1, v}, {2, w}, {3, x}, {4, x}}
MI/Citra/Diskret
25
RELASI
Relasi biner R antara A dan B adalah himpunan bagian dari A X B.
Notasi : R (A X B)
A X B = {(a, b) | a A dan b B}
Jika (a,b) R, maka dituliskan a R b, artinya a dihubungkan dengan b oleh R
Jika (a,b) R, maka dituliskan a R b, artinya a tidak dihubungkan dengan b oleh R.
Representasi Relasi
Jenis
Visualisasi
A = {a, b, c}
B = {1, 2, 3, 4}
R = {(a,1), (b,2), (b,4), (c,3)}
Diagram Panah
1
2
a
b
c
3
4
Tabel Relasi
A
a
b
b
c
B
1
2
4
3
A = {a, b, c, d}
R = {(a,a), (a,d), (b,b), (b,c), (c,a), (c,c), (d,c)}
Matriks
mij = 1
jika
(ai, bj) R
mij = 0
jika
(ai, bj) R
MI/Citra/Diskret
M =
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
26
Graf berarah
Relasi yang dapat direpresentasikan dalam
c
a b
In-degree
2 1
Out-degree
2 2
MI/Citra/Diskret
27
6. Relasi Partisi
Relasi partisi adalah cara membagi sesuatu hal menjadi beberapa kelas yang berbeda.
Pembagian kelas yang berbeda disebut Partisi.
7. Class Equivalence
Relasi R pada himpunan A adalah relasi equivalensi. Himpunan dari semua elemen yang
direlasikan atau berrelasi pada tiap elemen a dari A disebut class equivalensi dari a.
Kelas equivalensi dari a yang bersesuaian dengan R dinotasikan [a]/R
Soal
1. Misal :
A = {1, 2, 3, 4}
R1 = {(1,1), (1,2), (2,1), (2,2), (2,4), (3,1), (3,4), (4,1), (4,4)}
R2 = {(1,1), (1,2), (1,4), (2,1), (2,2), (3, 3), (4,1), (4,3)}
: A = {1, 2, 3, 4}
R1 = {(1,1), (1,2), (2,1), (2,2), (2,4), (3,3), (4,2), (4,4)}
R2 = {(1,1), (1,2), (1,4), (2,1), (2,2), (3, 3), (4,1), (4,3)}
A = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
R1 = {(1,1), (1,2), (2,1), (2,2), (3,3), (3,5), (4,4), (5,3), (5,5), (6,6)}
Tentukan a/[R] .
MI/Citra/Diskret
28
GRAF
Graf G(V,E) didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V adalah
himpunan berhingga dan tidak kosong dari simpul-simpul (verteks atau node). Dan E adalah
himpunan berhingga dari busur (vertices atau edge).
Contoh :
V4
V1
e2
e3
e1
V2
V3
e4
e5
ISTILAH GRAF
Gelang (loop) yaitu busur yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama.
Busur ganda (multiple edge) yaitu suatu busur yang menghubungkan simpul yang sama
Ketetanggaan (adjacent) : dua buah simpul dikatakan bertetangga, jika terdapat busur e
dengan ujung awal dan akhir adalah v1 dan v2. ( e=(v1,v2) )
Kehadiran (incident) : suatu busur dikatakan hadir pada suatu simpul, jika busur tersebut
menghubungkan simpul tersebut.
Derajat (degree) yaitu banyaknya busur yang ada pada suatu simpul v. ( d(v) )
Simpul terminal adalah simpul yang berderajat 1
Simpul terpencil adalah simpul yang berderajat 0, dan tidak bertetangga dengan simpul lain.
n = |V| = kardinalitas simpul
m = |E| = kardinalitas busur
MI/Citra/Diskret
29
MACAM GRAF
Graf dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu :
1. Graf Kosong (Null graph)
Graf kosong adalah graf dengan himpunan busur merupakan himpunan kosong.
Contoh :
N4
K3
K4
K5
MI/Citra/Diskret
30
K3
K4
K5
C2
e) Graf Roda (Wheels)
Graf Roda adalah graf lingkaran yang setiap simpulnya dihubungkan dengan simpul di
tengah lingkaran.
Dinotasikan dengan Wn
Contoh :
W6
MI/Citra/Diskret
31
K4
K6
2. Graf Planar
Graf Planar adalah graf yang dapat digambarkan pada suatu bidang datar dengan
busur-busur yang tidak saling memotong.
Contoh :
K4
K6
3. Graf Bipartite
Graf bipartite adalah graf G dengan himpunan simpulnya dapat dibedakan dan
dipisahkan menjadi dua himpunan bagian, yaitu V1 dan V2, sedemikian sehingga
MI/Citra/Diskret
32
K2,3
K2,3
4. Graf Berarah (Directed graph)
MI/Citra/Diskret
7
6
8
d
4
e
33
2.
Matriks Adjacent
Msimpul x simpul
2.
Matriks Incident
Isimpul x busur
Isomorfisma
Isomorfik adalah dua buah benda yang sama tetapi secara geometri bersifat berbeda.
Dua buah graf G1 dan G2 dikatakan mempunyai isomorfisma (isomorfiks), jika
terdapat pemetaan satu-satu antara simpul-simpul di G1 dan simpul-simpul di G2, dan
dipenuhinya syarat : (1) jumlah busur masing-masing graf sama, (2) jumlah node masingmasing graf sama, (3) terdapat kesesuaian antara busur-busur di dalam kedua graf tersebut
Contoh :
G1
G5
G3
G2
G4
MI/Citra/Diskret
G6
34
Graf Komplemen
Komplemen graf (Gc) adalah suatu graf sederhana dengan simpul yang sama dengan
himpunan simpul graf G, dan memenuhi syarat bahwa dua buah simpul di Gc bertetangga,
jika dan hanya jika kedua simpul tidak bertetangga di G, sehingga Gc dan G akan membentuk
graf lengkap
Contoh :
K2,3
Komplemen K2,3
K2,3
Komplemen K2,3
LINTASAN
Sederetan busur atau simpul atau busur dan simpul secara berselang seling yang
membentuk sambungan yang tidak putus pada graf G.
Macam Lintasan
1. Lintasan Sederhana
Lintasan yang setiap simpul yang dilalui berbeda
2. Lintasan Tertutup
Lintasan yang berawal dan berakhir di simpul yang sama
3. Lintasan Terbuka
Lintasan yang berawal dan berakhir di simpul berbeda
Jalan (walk) adalah sederetan busur-busur yang membentuk sambungan yang tidak putus di G
MI/Citra/Diskret
35
Lintasan (path) adalah sederetan busur dan simpul berselang-seling dari simpul awal v0 ke
simpul akhir vn, sedemikian sehingga e1 = (v0,v1), e2 = (v1,v2), , en=(vn-1,vn), adalah
busur-busur dalam graf.
Panjang suatu lintasan adalah banyaknya busur-busur pada jalan tersebut.
Penulisan lintasan pada graf sederhana, hanya menuliskan simpul-simpul yang dilalui,
sedangkan pada graf dengan sisi ganda, harus menuliskan urutan busur dan simpul secara
berselang-seling sesuai dengan jalan yang dilalui.
Lintasan sederhana adalah lintasan yang setiap simpul yang dilalui berbeda (atau setiap busur
yang dilalui hanya satu kali).
Lintasan tertutup (closed path) adalah lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang
sama.
Lintasan terbuka (open path) adalah lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang
berbeda.
Contoh :
e5
V5
e1
e2
e3
V4
e6
e5
V5
e7
e1
e2
e3
V4
e6
V1
V1
V2
e4
V3
e8
V2
e9
G1
e7 e8
e4
V3
G2
: v1- v5-v3-v4
Lintasan tertutup
: v1- v5-v2-v3-v4-v1
Lintasan terbuka
: v1- v5-v2-v3-v4
MI/Citra/Diskret
36
e5
V5
e1
e2
e3
V4
e6
V5
e7
V4
e2
e1
e6
V1
V1
V2
e4
V3
V2
G1
e4
V3
G2
Graf G1 adalah graf terhubung, sedangkan G2 merupakan graf tidak terhubung (disconnected
graf)
Graf Euler
Lintasan Euler adalah lintasan yang melalui masing-masing busur dalam graf tepat satu kali.
Bila lintasan tersebut kembali ke simpul asal, membentuk lintasan tertutup, maka lintasan itu
dinamakan sirkuit Euler.
Graf yang mempunyai sirkuit Euler dinamakan graf Euler, dan graf yang mempunyai lintaan
Euler dinamakan graf semi-Euler.
G1
G2
G3
Graf Hamilton
Lintasan Hamilton adalah lintasan yang melalui setiap simpul di dalam graf tepat satu kali.
Bila lintasan itu kembali ke simpul awal dan membentuk lintasan tertutup maka disebut
sirkuit Hamilton
Graf yang memiliki sirkuit Hamilton dinamakan graf Hamilton, sedangkan graf yang
memiliki lintasan Hamilton disebut graf semi Hamilton.
G1
MI/Citra/Diskret
G2
G3
37
APLIKASI GRAF
Algoritma Djikstra
Terdapat beberapa algoritma untuk mencari jalur terpendek, diantaranya adalah yang
dikemukakan oleh E. Djikstra pada tahun 1959. Algoritma ini digunakan untuk mencari jalur
terpendek yang menghubungkan dua buah simpul dalam suatu graf, sehingga sering disebut
single pairs shortest path. Langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut :
a) Iterasi pertama, simpul awal = vi, beri label untuk simpul yang lain, yaitu :
1. Jika simpul vj dengan j{ v1, v2, v3, .., vn}terhubung dengan vi oleh suatu busur (vi,
vj), maka label untuk vj = d(vj)= panjang busur tersebut
dengan
vj
: simpul awal
vk
d(vj)
c) Ulangi iterasi kedua sampai simpul tujuan dipilih sebagai simpul awal.
MI/Citra/Diskret
38
Contoh :
b
4
2
3
3
c
Penyelesaian :
Iterasi 1
Posisi awal di simpul a.
d(a) = 0, d(b) = 4, d(c) = 3, d(d) = 7, d(e) = , d(f) = ,
Minimum di c, maka jalur yang didapat (a,c)
Iterasi 2
Posisi awal di c
d(b) = min {d(b), d(c)+ a(c, b)} = min {4, 3+} = 4
d(d) = min {d(d), d(c)+ a(c, d)} = min {7, 3+} = 7
d(e) = min {d(e), d(c)+ a(c, e)} = min {, 3+3} = 6
d(f) = min {d(f), d(c)+ a(c, f)} = min {, 3+} =
Minimum di b, jalur yang didapat (a, b)
Iterasi 3
Posisi awal di b
d(d) = min {d(d), d(b)+ a(b, d)} = min {7, 4+4} = 7
d(e) = min {d(e), d(b)+ a(b, e)} = min {6, 4+2} = 6
d(f) = min {d(f), d(b)+ a(b, f)} = min {, 4+} =
Minimum di e, jalur yang didapat (b, e) atau (c, e)
Iterasi 4
Posisi awal di e
d(d) = min {d(d), d(e)+ a(e, d)} = min {7, 6+} = 7
d(f) = min {d(f), d(e)+ a(e, f)} = min {, 6+5} = 11
Minimum di d, jalur yang didapat (a, d)
MI/Citra/Diskret
39
Iterasi 5
Posisi awal di d
d(f) = min {d(f), d(d)+ a(d, f)} = min {11, 7+2} = 9
Minimum di f, Iterasi dihentikan, jalur yang didapat (d, f)
Maka jalur terpendek dari a ke f adalah {(a, d), (d, f)} dengan panjang 9.
Algoritma Djikstra
Procedure Djikstra (G: berat graf terhubung, dengan semua berat graf positif)
{G mempunyai busur a=v0, v1, ..,vn dan berat w(vi,vj) = , jika (vi,vj) tidak terhubung dengan busur lain}
for i:=1 to n
L(vi):=
L(a):=0
S:={}
{simpul telah diinisialisasi sehingga simpul a adalah kosong dan simpul lainnya adalah , dan S
adalah himpunan kosong}
while z S
begin
u:=a simpul tidak ada dalam S dengan L(u) minimal
S :=S {u}
For semua busur v tidak ada dalam S
If L(u)+w(u,v) < L(v) then L(v) :=L(u)+w(u,v)
{menambahkan simpul ke S dengan nilai minimal dan mengubah nilai busur yang tidak berada
di S}
end. {Lz)=panjang dari jalur terpendek dari a ke z}
Algoritma Floyd
Algoritma yang juga sering digunakan untuk menentukan panjang jalur terpendek untuk
setiap pasangan simpul adalah algoritma Floyd, sering disebut dengan all pairs shortest path
algoritma. Langkah-langkah dalam algoritma Floyd :
a) Setiap simpul diberi nomor dari 1, 2, .., n. Susun matriks D0 yang masing-masing
elemennya menunjukkan panjang busur terpendek yang menghubungkan simpul
tersebut. (elemen i, j menunjukkan panjang busur terpendek yang menghubungkan vi
dengan vj). Jika tidak ada busur yang menghubungkan vi dengan vj, maka d0ij = dan
d0ii = 0
b) Lakukan iterasi sebanyak n kali dimana setiap iterasi disusun matrik Dm(m{1,2,..,n})
dari matriks Dm-1 dengan rumus :
dmij = min{dm-1ij, dm-1im + dm-1mj}
MI/Citra/Diskret
40
c) Catat setiap jalur yang didapat dari setiap iterasi. Akhiri iterasi setelah m=n, sehingga
Dn menunjukkan panjang jalur terpendek yang menghubungkan simpul I dengan
simpul j.
Contoh :
b
4
2
3
3
c
Penyelesaian :
Iterasi 0
Matriks d0 =
0
4
3
7
4
0
4
2
7
4
2
3
0
5
2
5
0
4
0
7
4
2
3
7
0
10
3
7
4
10
0
2
3
0
5
2
5
0
4
0
7
4
2
3
7
0
10
3
7
4
10
0
6
2
6
2
3
6
0
5
2
5
0
Iterasi 1
Matriks d1 =
0
4
3
7
Iterasi 2
Matriks d2 =
0
4
3
7
6
MI/Citra/Diskret
41
Iterasi 3
Matriks d3 =
0
4
3
7
6
4
0
7
4
2
3
7
0
10
3
7
4
10
0
6
2
6
2
3
6
0
5
2
5
0
4
0
7
4
2
6
3
7
0
10
3
12
7
4
10
0
6
2
6
2
3
6
0
5
9
6
12
2
5
0
4
0
7
4
2
6
3
7
0
9
3
8
7
4
9
0
6
2
6
2
3
6
0
5
9
6
8
2
5
0
4
0
7
4
2
6
3
7
0
9
3
8
7
4
9
0
6
2
6
2
3
6
0
5
9
6
8
2
5
0
Iterasi 4
Matriks d4 =
0
4
3
7
6
9
Iterasi 5
Matriks d5 =
0
4
3
7
6
9
Iterasi 6
Matriks d6 =
0
4
3
7
6
9
Soal
Carilah jarak terpendek dari a ke z dengan algoritma
Floyd dan Djikstra, dan tuliskan jalurnya.
MI/Citra/Diskret
42
MI/Citra/Diskret
n?, r?
43
MI/Citra/Diskret
44