Angin PDF
Angin PDF
Oseanografi Fisika
ANGIN
An Introduction
Oleh:
Sandro Wellyanto Lubis
G24063245
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum angin adalah gerakan massa udara yang bergerak dari sel
tekanan rendah menuju tekanan yang tinggi. Pengetahuan mengenai angin sangat
penting untuk dipelajari karena angin merupakan gaya yang mampu mendorong
terjadinya arus dan gelombang di laut. Selain itu dengan mempelajari angin
identifikasi distribusi pergerakan material, bahang di laut dapat diselidiki sehingga
sangat bermanfaat dalam bidang ekplorasi alut dan dalam bidang perikanan laut.
Angin merupakan kajian yang terkait atmosfer dan bukan laut. Namun perlu
dipelajari dalm fisika oseanografi karena angin memiliki interaksi yang kuat
terhadap lautan dan infomasi angin dapat digunakan untuk aplikasi kelautan seperti
navigasi atau teknik kontruksi bangunan lepas pantai.
Angin memiliki beberapa sifat yang terkait dengan dinamikanya. Apabila
dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan
sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya
berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah
tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara
menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya
udara dingin ini dinamanakan konveksi (wikipedia, 2009).
Angin memiliki manfaat dan dapat juga merugikan kehidupan manusia. Pola
angin, kekuatan dan sebaran angin sangat penting dipelajari agar sifat angin secara
pasti diketahui. Dengan mengetahui sifat angin ini maka tindakan mitigasi atau
adaptasi dapat di lakukan dalam rangka mengurangi atau menghindari dampak
negatif dari angin bagi kehidupan manusia. Analisis persebaran angin pada suatu
daerah dapat dijadikan indikator untuk melakukan kajian sifat angin. Angin
memiliki sifat membantu pekerjaan manusia, namun juga dapat merusak kegiatan
manusia.
Jadi, kemampuan untuk mengolah data angin diperlukan agar dapat melihat
sifat atau karakter tipe angin yang mempengaruhi sutau daerah. Pada analisis ini
digunakan dua perangkat lunak yaitu WR Plot dan Matlab. Penggunaan perangkat
lunak ini diharapakn dapat membantu dalam kegiatan analisis karakter angin iklim
(jangka waktu panjang) sebagai indikasi pola angin yang dominan mempengaruhi
daeran tersebut.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara mengolah data angin dengan menggunakan perangkat
lunak matlab dan WR-Plot.
2. Dapat mengoperasikan Matlab dan WR Plot untuk mengolah data angin
suatu perairan.
3. Dapat mengolah dan membuat visualisasi data arah dan kecepatan angin
suatu perairan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
lebih redah (siklonik). Dengan kata lain bahwa pada wilayah pusat tekanan rendah,
tekanan udara di sekitarnya akan menurun karena udara di sekitarnya berkurang
akibat dari pemanasan implikasinya adalaha udara dingin yang memiliki massa
lebih tinggi (padat) dan yang bertekanan tinggi akan mengalir menuju daerah yang
memiliki tekanan yang rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan dan
suhu udara sangat penting dalam proses terjadinya angin atau perbedaan tekanan
sebagai akibat dari perbedaan suhu inilah yang menjadi penyebab terjadinya angin.
Menurut Ahrens (2007), teori pergerakan angin yang dipengaruhi oleh
tekanan dan temperatur di sebut dengan thermal circulation. Proses ini
menjelasakan bahwa dalam keadaan netral posisi isobar secara vertikal tersusun
sejajar dan datar pada bidang horizontal. Ketika terjadi pemanasan di permukaan
maka isobar ini akan terdorong keatas dan terjadi kekosongan udara pda lapisan
bawahny, sebaliknya pada wilayah lainnya akan mengalami penyusutan aatau
penurunan garis isobark dan pemampatan massa udara. Kekosongan udara pada sel
tekanan rendah ini akan mendorong massa udara dari sel tekanan tinggi (mampat)
bergerak menuju sel tekanan rendah yang kosong. Proses ini terus berlangsung
membentuk pola sirkulasi (looping) secara terus menurus selama sel tekanan
rendah dan tinggi masih terbentuk. Sirkulasi yang disebabkan oleh suhu dan
merubah struktur tekanan udara ini disebut dengan nama thermal circulation.
Di Atmosfer tedapat gaya- gaya yang menimbulkan pergerakan massa udara
atau angin yaitu gaya primer dan gaya skunder. Gaya Primer yang menyebabkan
terjadinya aliran udara horizontal adalah gaya gradien tekanan (PGF).
Semakin tinggi gradien tekanan (dp/dz) maka gaya (PGF) semakin besar
sehingga udara bergerak semakin cepat. Gaya ini terjadi karena adanya perbedaan
tekanan yang disebabkan oleh gradien atau slope perbedaan suhu. Gaya gradien
tekanan umumnya sangat mudah dijelaskan dengan menggunakan prinsip
pemanasan pada laut dan darat. Kapasitas darat lebih kecil dari kapasitas panas
laut, sehingga wilayah daratan akan lebih mudah terpanasi dan membentuk sel
tekanan udara rendah. Udara yang berada pada daerah bersuhu tinggi akan
mengembang dan bergerak ke atas sehingga tekanannya menjadi rendah dari
sekitarnya. Akibatnya. Terjadi perbedaan gradien tekanan antara darat dan laut
sehingga terbentuklan gaya gradien tekanan yang menggerakan massa udara dari
laut menuju darat yang memicu terjadinya angin. Udara bergerak dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah dan semakin tinggi gaya gradien tekanan maka akan
semakin cepat udara bergerak. (Turyanti dan Effendy, 2006).
adalah gaya yang timbul pada udara setelah udara mulai bergereak atau gaya yang
timbil setelah terjadinya dinamika massa udara dalam suatu periode tertentu.
Gaya coriolis adalah gaya semu bumi yang timbul karena adanya rotasi bumi
atau kecepatan angular bumi. Gaya ini akan membelokan massa udara atau angin
dengan arah yang berbeda. Pembelokan arah angin ke kanan di belahan bumi utara
dan ke kiri di belahan bumi selatan, Perumusan atau notasi untuk persamaan gaya
coriolis adalah (Holton, 2004):
Fc 2m x V
2m cos j sin k x V
Gaya coriolis ini akan semakin kut membelokan arah angin pada wilayah
lintang tinggi dan maksimum di kutub sedangkan pada daerah lintang rendah
pengaruh gaya ini dapat diabaikan. Gaya skunder lainnya adalah gaya sentrifugal.
Gaya sentrifugal (Fs) adalah gaya tarik ke arah luar pada jalur yang melengkung
Gaya sentrifugal merupakan salah satu sebab terjadinya sirkulasi yang berbeda
pada daerah tekanan rendah dan tinggi di bumi. Dan gaya skunder terakhir adalah
gaya gesekan udara (Ff). Gaya gesekan terjadi akibat kekasapan permukaan bumi
Gaya gesekan arahnya berlawanan dengan arah gerak angin. Semakin tinggi dari
permukaan pengaruh gaya gesekan semakin kecil. Gaya gesekan ~ 0 pada
ketinggian > 600 mdpl. Gaya gesekan bergantung kepada kadar kekasaran
permukaan dan ketinggian angin. Permukaan yang lebih kasar, seperti kawasan
bergunung atau berbukit, akan mempunyai gaya gesekan yang lebih kuat
berbanding dengan suatu permukaan yang licin, seperti kawasan dataran.
Selain itu di dalam wikipedia (2009) proses terbentuknya angin dipengaruhi
oleh empat faktor yaitu gradien barometris, letak tempat, tinggi tempat dan waktu.
1. Gradien barometris
Gardien barometris merupakan suatu bilangan yang menunjukkan perbedaan
tekanan udara dari dua isobar yang jaraknya 111 km sehingga jika makin besar
gradient barometriknya maka angin yang dihasilkan akan semakin cepat
(magnitude).
2. Letak tempat
Variasi letak tempat akan mempengaruhi kecepatan angin. Letak ini jga
bergantung dari posisi lintang. Lintang rendah umumnya menerima radiasi surya
lebih besar dari daerah lintang tinggi sehingga potensi terbentuknya sel-sel
tekanan rendah (siklonik) pada daerah khatulistiwa akan lebih besar jika
dibandingkan dengan lintang tinggi sehingga potensi untuk terjadinya angin atau
turbulensi massa udara akan lebih besar jika dibandingkan dengan wilayah dilura
ekuator.
10
3. Tinggi tempat
Ketinggian memiliki korelasi yang cukup erat dengan perubahan tekanan udara.
Wilayah yang lebih tinggi memiliki tekanan udara yang elbih rendah jika
dibandingkan daerah dekat 0 mdpl atau pesisir pantai. Perbedaan ketinggian jug
akan memicu pergerakan angin atau massa udara. Sehingga semakin tinggi
tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup. Namun hal ini juga harus
memperhatikan factor lainnya seperti pengaruh gaya gesekan pada permukaan.
4. Waktu
Waktu umumnya sangat terkait dengan musim dan periode penyinaran matahari.
Pada musim panas pusat tekanan rendah akan lebih banyak terbentuk dan
potensi terjadinya konvergensi udara akan sangat besar sehingga angin akan
bergerak menuju wilayah tersebut begitu pula sebaliknya. Sama halnya pada
siang hari angin akan bergerak lebih cepat dibandingkan pada malam hari. Hal
ini disebabkan pada siang hari pada daerah tertentu akan memperoleh panas
lebih banyak, sehingga tekanan pada daerah tersebut akan rendah. Adanya
perbedaan tekanan yang cukup signifikan menimbulkan angin yang cukup
kencang. Toeri ini berlaku dengan asumsi bahwa gaya pembangikt angin primer
yang hanya mempengaruhi arah dan kecepatan angin.
11
Angin Inersia (Inertial Flow) adalah angin yang terjadi karena adanya
keseimbangan antara gaya sentrifugal dan gaya coriolis. Gaya gradien
tekanan dalam sistem persamaan momentum angin ini diabaikan karena
sistem angin melewati garis isobar yang seragama (homogen) artinya tidak
terdapat perubahan gradien geopotensial terhadap waktu. Persamaan angin
inersi adalah:
V2
f v0
Angin gradien (Gradient Flow) adalah angin yang terjadi karena lewatnya
massa udara pada diantara isobar yang melengkung pada pusat tekanan
12
2V sin 0
r
d n
V g (
Rd
k x P T ) ln p
f
V g1
P1
Vg
Po
Vg 0
V g 1 V g 0 (
Rd
k x P T ) ln p
f
P1
Rd
k x P ) T ln p
f
Po
P1
Rd
k x P T ln p
f
Po
P
Rd
VT
k x P T ln 1
f
Po
VT
13
R
n
V R
1/ 2
14
15
dari laut bergerak menggantikan udara yang naik di daratan sehingga terjadi
aliran udara dari laut ke darat. Secara singkat angin laut terjadi ketika
daratan lebih cepat panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan
minimum dan lautan bertekanan maksimum sehingga angin bertiup dari laut
menuju darat.
Gambar 6. Proses Pembentukan angin laut (atas) dan angin darat (bawah)
(sumber: http://www.e-dukasi.net)
Persamaan angin darat dan angin alut diatas dapat dihitung dengan
menggunakan pendekatan teorema solenoid vortisitas dan persamaan gaya
gradien tekanan. Menurut Holton (2004) persamaan teorema solenoid
tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
dCi
R
dt i
1
T x p dA
p
3. Angin lembah (Valley breeze). Pada siang hari udara yang seolah-olah
terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara
di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari
lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Proses terjadinya angin
lembah dapat dijelaskan sebagai berikut pada waktu siang, pemanasan
16
lembah gunung oleh sinar matahari akan menyebabkan udara menjadi panas
dan kemudian naik ke atas hingga ke puncak gunung. Udara panas yang
naik ke atas menjadi dingin melalui pendinginan adiabatik dan kemudian
menghasilkan awan kumulus serta hujan lebat.
17
drainage winds karena arah pergerakan angin menuju lembah gunung juga
di dorong oleh gaya gravitasi bumi.
5. Angin Foehn, Angin ini dikenal dengan nama yang berebda-neda
diantaranya adalah angin Chinook ( USA), Bohorok (Sumut), Gending
(Pasuruan), Kumbang (Cirebon). Angin ini terjadi karena pada saat udara
menuruni lereng (leewerd) maka akan dipanaskan oleh karena adanya
kompresi. Pada saat pengangkatan massa udara dilereng arah tujuan angin
(windward) mengalami kondensasi, terjadi pelepasan panas laten sehingga
udara yang turun pada sisi berikutnya (leewerd) lebih hangat dan kering
dibandingkan pada sisi tujuan angin pada ketinggian yang sama. Pada
umumnya angin ini terjadi pada musim dingin atau musim semi, sehingga
suhu udara didaerah tersebut dibawah suhu pembekuan, sehingga turunnya
udara dengan suhu 10 oC cukup berbeda dengan suhu udara disekitarnya.
Daerah pada ketinggian yang sama tetapi pada lereng yang berbeda sering
kali mengalami perbedaan penerimaan mjumlah hujan sehingga bagian
lereng yang menerima curah hujan lebih sedikit dikenal sebagai daerah
bayangan hujan (rainshadow effect).
18
Sistem angin dalam skala makro atau global yang sering dikaji adalah sistem
angin pasat (tradewind) dan sistem angin monsoon (Monsoon winds). Angin dalam
skala global adalah angin yang bergerak secara luas dalam sistem bumi.
Angin pasat (Trade wind) adalah sistem angin yang terbentuk akibat adanya
perbedaan gradien global hemispher bumi utara dan selatan sehingga
mengakibatkan terbentuknya pergerakan massa udara. Angin pasat menurut
Turyanti dan Effendy, (2006) adalah udara yang bergerak menuju ekuator dari
timur laut dibelahan bumi utara dan dari arah tenggara di belahan bumi selatan.
Angin ini terbentuk di lintang kuda yaitu adanya sabuk tekanan tinggi 25o-30 o
LU/LS. Tekanan tinggi ini mendorong udara menuju ke sabuk tekanan rendah di
sepanjang ekuatro yang dikenal dengan nama doldrums. Wilayah sebaliknya
mengalami apa yang disebut dengan angin anti pasat. Udara di atas daerah ekuator
yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik
merupakan angin Anti Pasat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat
Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut.
Pada daerah sekitar lintang 20o - 30o LU dan LS, angin anti passat kembali turun
secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di
udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya
gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia
(http://perpustakaan-online.blogspot.com).
Angin monsoon (Monsoon winds), dicirikan oleh perubahan arah akibat
perubahan musim Dominan di daerah India dan Asia tenggara. Pola hujan yang
panjang pada musim panas (summer) diikut oleh musim gugur (auntum) dan kering
pada musim dingin (winter). Sirkulasi ini terjadi akibat adanya perubahan posisi
19
matahari terhadap bumi serta perbedaan pemanasan dan pendinginan daratan dan
lautan dalam skala luas. Secara umum angin monsoon di kelompokan menjadi dua
yaitu monsoon barat dan monsoon timur. Dalam wikipedia (2009), klasifikasi ini
adalah sebagai berikut:
Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung
curah hujan yang banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena
angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan
dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin
Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan.
Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan
(kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit
dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan
Indonesia mengalami musim kemarau.
2.4 Angin di Lautan
Sistem angin yang terdapat pada laut sebagian besar sama dengan jenis-jenis
angin yang telah dijelaskan diatas. Observasi, eksplorasi pengetahuan tentang angin
telah berkembang bertahun-tahun yang lalu dan data tentang angin telah
dikumpulkan dan di analisis oleh para ahli. Pengetahuan tentang angin di laut
berkembang bersamaan dengan majunya sistem pelayaran dan perdagangan laut
zaman dulu.
20
Pada tahun 1805, seorang Laksamana muda Angkatan Laut Inggris yang
bernama Beaufort menyusun suatu sistem untuk memperkirakan dan melaporkan
kecepatan angin berdasarkan jumlah layar yang bergerak. Admiral Sir F. Beaufort
memetakan kekuatan dari angin di lautan.
Skala Beaufort adalah skala yang digunakan untuk memperkirakan
kecepatan angin melalui fenomena yang tampak. Skala ini terdiri dari 13 angka dari
mulai 0 untuk kondisi tenang (asap bergerak vertikal) dengan perkiraan kecepatan
angin < 1mil/jam hingga 12 untuk kecepatan angin yang sangat merusak pada
kejadian hurricane (Turyanti dan Effendy, 2006).
Selain itu dalam sistem angin badai di laut dikenal juga sistem skala angin
hurricane yaitu skala untuk mengukur kekuatan badai angin tropis di samudera
Atlantik dan Pasifik.
Dari hasil pengamatannya di peroleh jenis-jenis kecepatan angin yang
dikonversikan ke dalam sebuah table skala Beaufort berikut :
Satuan Kecepatan
dalam
km/jam
(knot)
Keadaan di daratan
Keadaan di lautan
Udara
Tenang
1~3
Angin
lemah
19
10
Angin
sedang
20~29
11~16
21
Angin
segar
30~39
17~21
Angin
kuat
40~ 50
22~ 27
Angin
ribut
51~ 62
28 ~33
Pohon-pohon bergerak;
Laut mulai bergolak, buih putih mulai terbawa angin
terasa sulit berjalan
dan membentuk alur-alur sesuai arah angin
melawan arah angin
Angin
ribut
sedang
63~ 75
34~ 40
Ranting-ranting patah;
semakin sulit bergerak
maju
Angin
ribut kuat
41~ 47
Kerusakan bangunan
mulai muncul; atap
rumah lepas; cabang
yang lebih besar patah
48~ 55
10
11
Badai
76~ 87
88~ 102
56~ 63
Sangat jarang terjadikerusakan yang
menyebar luas
12+
Topan
118
64
Skala untuk mengukur angin hurricane di laut disusun oleh Herbert Saffir
dan Robert Simpson awal tahun 1970an. Skala ini dibagi menjadi 5 kelas yaitu
skala 1 dengan kecepatan sekitar 119-153 km/jam hingga 5 dengan kecepatan 249
km/jam.
Tabel 2. Tabel Saffir Simpson Scale (Turyanti dan Effendy, 2006)
Type
Tropical Depression
Tropical storm
Hurricane
Hurricane
Pressure (mb)
Surge
(ft)
>980
965-980
4-5
6-8
22
Hurricane
Hurricane
Hurricane
3
4
5
111-130
131-155
>155
96-113
114-135
>135
945-965
920-945
<920
9-12
13-18
>18
Angin monsun barat pada umumnya mulai terjadi pada bulan Oktober April.
Proses terbentuknya angin ini karena posisi matahari berada di belahan bumi
23
selatan (BBS), sehingga belahan bumi selatan khususnya wilayah daratan benua
Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari pada benua Asia.
Terbentuknya sel tekanan rendah di Australia akibat ekspanasi thermal atau
pemanasan. Sebaliknya di Asia yang mulai ditinggalkan matahari temperaturnya
rendah dan tekanan udaranya menjadi tinggi.
24
Angin monsun ini merupakan kebalikan dari angin monsun barat. Angin
monsun timur pada umumnya terjadi setiap bulan April - Oktober, ketika matahari
mulai bergeser ke belahan bumi utara. Mekanismenya adalah sebagai berikut pda
saat matahri bergerak menuju utara belahan bumi (BBU), di belahan bumi utara
khususnya benua Asia temperaturnya akan menjadi tinggi dan tekanan udara
rendah (minimum).
25
barat seperti Hindia pada saat matahari bergerak ke selatan maka massa udara
kering akan turun ke daratan sehingga terjadi kemarau yang sangat parah.
Di antara kedua musim, yaitu musim penghujan dan kemarau terdapat musim
lain yang disebut Musim Pancaroba (Peralihan). Pada musim-musim Peralihan,
matahari bergerak melintasi khatulistiwa, sehingga angin menjadi lemah dan
arahnya tidak menentu. Peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau
disebut musim kemareng, sedangkan peralihan dari musim kemarau ke musim
penghujan disebut musim labuh. Adapun ciri-ciri musim pancaroba (peralihan),
yaitu antara lain udara terasa panas, arah angin tidak teratur, sering terjadi hujan
secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat dan lebat. (Turyanti dan Effendy, 2006).
Selain angin monsun wilayah Indonesia juga dipengaruhi kuat oleh sistem
angin pasat dunia. Angin Pasat Tenggara dan pasat timur laut berhembus secara
normal sepanjang tahun. Angin Pasat mengakibatkan massa air yang hangat di
bagian Timur Samudera Pasifik bergerak menuju perairan Timur Indonesia. Angin
Pasat Tenggara yang muncul terus menerus sepanjang tahun mengakibatkan
permukaan laut sepanjang pantai Mindanao- Halmahera- Irian Jaya di Samudera
Pasifik bagian Barat lebih tinggi dari pada permukaan laut sepanjang pantai
Sumatera - Jawa Sumbawa di Samudera Hindia bagian Timur. Akibat adanya
gradien tekanan yang disebakan oleh perbedaan tinggi permukaan laut, sejumlah
massa air Samudera Pasifik akan mengalir ke Samudera Hindia
Angin pasat timur laut umumnya terjadi pada bulan dimana matahari berada
di belahan selatan bumi yaitu pada bulan Desember hingga Maret, sedangkan angin
pasat tenggara terjadi pada bulan Juni hingga September (Turyanti dan Effendy,
2006).
26
27
3. METODOLOGI
3.1 Peta lokasi/stasiun perolehan data Angin beserta sebaran stasiun beserta
kondisi geografisnya.
Daerah yang menjadi pengamatan untuk mengetahui pola angin yang terjadi
adalah daerah laut atau perairan utara pulau Halmahera, tepatnya pada koordinat
28
27.50 LU dan 127.5 BT. Halmahera Utara dipengaruhi oleh iklim laut tropis yang
terdiri atas tiga musim yaitu musim hujan pada bulan November sampai Februari
musim kemarau pada bulan April sampai dengan bulan Oktober, dan musim
Pancaroba pada bulan Maret dan Oktober.
Arah angin yang berhembus pada pulau Halmahera pada umumnya
mengikuti pola hujan yang terjadi dan iklim wilayah tersebut. Secara umum pola
angin dan musim kepulauan Halmahera dibagi menjadi empat yaitu:
1. Daerah lklim Halmahera Utara, musim hujan berada pada bulan DesemberFebruari dan kemarau dalam bulan Agustus-Desember yang diselingi
pancaroba pada bulan Nopember-Desember.
2. Daerah Iklim Halmahera Tengah dan Halmahera Barat; dimana dipengaruhi
musim Utara pada bulan Oktober-Maret, pancaroba pada bulan April.
Musim Selatan pada bulan April-September yang diselingi angin Timur dan
pancaroba pada bulan September.
3. Daerah Iklim Halmahera Selatan, dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim
Utara pada bulan Oktober-Maret yang diselingi angin Barat dan pancaroba
pada bulan April, musim Selatan pada bulan September diselingi angin
Timur dan pancaroba dalam bulan September.
4.
Daerah Iklim Kepulauan Sula; terdiri atas dua musim, musim Utara pada
bulan Oktober-Maret diselingi angin Barat dan pancaroba pada bulan April
dan musim Selatan pada bulan April-September, diselingi angin Timur dan
pancaroba pada bulan September. (Wikipedia, 2009).
29
Operasikan dengan
ODV
Langkah awal dari pengolahan data adalah bagaiaman cara memperoleh data
dari sumbernya. Pada praktikum ini data diperoleh langsung dari internet melalui
situs Eropa yaitu http:// www.ecmwf.int. Pada situs ini pilih menu data rmalan 40
tahunan dan data bulanan (1/1) misalnya dari tahun 1990-2000. Kemudian tentukan
posisi dan interval. Kemudian simpan data dalam format *nc. Untuk membuka data
yang telah didownload adalah dengan menggunakan ODV (ocean data view).
Setelah data dubuka di ODV maka proses analisis lebih lanjutt dapat dilakukan di
berbagai perangkat visualisasi data angin sperti matlab atau WR Plot.
30
3.3 Metode pengolahan data dengan perangkat lunak ODV, Excel, WR Plot
dan MATLAB
Gambar 13. Diagram alir pengolahan data dengan menggunakan ODV dan
Excel
Diagram Alir di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pertama adalah buka data hasil download dengan menggunakan ODV
2. Tentukan lokasi pergerakan angin yang diinginkan dan perbesar wilayah dengan
zoom in.
3. Kemudian Eksport ODV spreadsheet dalam bentuk *.txt untuk selanjutnya akan
diolah pada excel
4. Buka data *.txt dengan menggunakan Excel, atur kolom data.
31
Tentukan stastion
32
Setelah selesai, masuk ke bagian station untuk memberikan nama pada station,
kemudian save dalam format SAMSON atau file *sam.
Klamngkah kedua adalah masuk kembali ke menu utama, add atau tambahkan
data SAMSON *sam tersebut (add file), kemudian tentukan arah angin (Wind
Direction) dan Unit yang sesuai dengan gambar yang akan divisualisasikan. Hasil
visualisasi disimpan dengan cara edit -- copy to file dalam bentuk bitmap.
Sesuaikan waktu,koordinat
33
kecepatan angin yang telah disave dalam bentuk * txt. Data yang sudah di save lalu
di masukan ke work dalam matlab, lalumodifikasi sintaks atau atur sintaks sesuai
dengan data inputan. Setelah itu masukan syntax yang telah adadan eksekusi
program. Secara sistematis dapat dijelaskan sebagai yaitu buka syntax di editor dan
sesuaikan dengan nama file yang ada, copy ke command window, run program dan
akhirnya tambahkan color scale, eksport dalam bentuk *.jpg
34
Gambar 16. Wind rose Angin Januari,WR Plot (kiri) & Matlab (kanan)
Gambar 17. Wind rose Angin Februari,WR Plot (kiri) & Matlab (kanan)
35
Gambar 18. Wind rose Angin Maret,WR Plot (kiri) & Matlab (kanan)
Gambar 19. Wind rose Angin April,WR Plot (kiri) & Matlab (kanan)
36
Gambar 20. Wind rose Angin Mei,WR Plot (kiri) & Matlab (kanan)
Gambar 21. Wind rose Angin Juni,WR Plot (kiri) & Matlab (kanan)
37
Gambar 22. Wind rose Angin Juli,WR Plot (kiri) & Matlab (kanan)
Gambar 23. Wind rose Angin Agustus,WR Plot (kiri) & Matlab (kanan)
38
Gambar 24. Wind rose Angin September,WR Plot (kiri) & Matlab (kanan)
Gambar 25. Wind rose Angin Oktober,WR Plot (kiri) & Matlab (kanan)
39
Gambar 26. Wind rose Angin November,WR Plot (kiri) & Matlab (kanan)
Gambar 27. Wind rose Angin Desember,WR Plot (kiri) & Matlab (kanan)
40
Gambar 28. Histogram dan Distribusi Frekuensi Angin Januari (Kiri) dan
Februari (Kanan)
Gambar 29. Histogram dan Distribusi Frekuensi Angin Maret (Kiri) dan April
(Kanan)
41
Gambar 30. Histogram dan Distribusi Frekuensi Angin Mei (Kiri) dan Juni
(Kanan)
Gambar 31. Histogram dan Distribusi Frekuensi Angin Juli (Kiri) dan Agustus
(Kanan)
42
Gambar 32. Histogram dan Distribusi Frekuensi Angin September (Kiri) dan
Oktober (Kanan)
Gambar 33. Histogram dan Distribusi Frekuensi Angin November (Kiri) dan
Desember (Kanan)
43
44
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Arah dan Kecepatan Angin Agustus 1991-2000
45
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Arah dan Kecepatan Angin September 1991-2000
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Arah dan Kecepatan Angin Oktober 1991-2000
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Arah dan Kecepatan Angin November 1991-2000
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Arah dan Kecepatan Angin Desember 1991-2000
46
Pada bulan Januari, angin dominan berasal dari barat daya dengan frekuensi
41.67 %, dan dengan kecepatan angin maksimum berkisar 5.7-8.8 m/s. Distribusi
angin pada kecepatan 0.5-2.1 m/s adalah 8.3%. Distribusi frekuensi kecepatan
angin 2.1-3.6 m/s adalah 37.5%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 3.6-5.7m/s
adalah 37.5%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 5.7-8.8 m/s adalah 16.8%.
Distribusi frekuensi kecepatan angin 8.8-11.1 m/s adan >= 11.1 m/s tidak memiliki
nilai karena tidak ada angin yang berhembus dengan kecepatan lebih dari 8.8 m/s.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecepatan angin rata-rata pada bulan Januari
tergolong sedang antara 2.1-5.7 m/s.
Di bulan Februari, arah angin yang dominan masih berasal dari arah barat daya
dengan frekuensi terjadinya yang lebih tinggi dari bulan Januari yaitu 88.89 % dan
dengan kecepatan angin maksimum berkisar 8.8-11.1 m/s. Distribusi frekuensi
kecepatan angin 0.5-2.1 m/s adalah 12.5%. Distribusi frekuensi kecepatan angin
2.1-3.6 m/s adalah 25%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 3.6-5.7m/s adalah
37.5%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 5.7-8.8 m/s adalah 20.8%. Distribusi
frekuensi kecepatan angin 8.8-11.1 m/s adalah 1.4% dan >= 11.1 m/s adalah 0%.
Angin tenang (calms) berkisar 2.8 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kecepatan angin rata-rata pada bulan Februari menyebar dari kisaran calms hingga
11.1 m/s.
Pada bulan Maret, arah angin yang dominan masih berasal dari Barat daya
dengan total distribusi frekuensi sebesar 45.83 %. Distribusi frekuensi kecepatan
angin 1-4 m/s adalah 33.33%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 4-7 m/s adalah
41.7 %. Distribusi frekuensi kecepatan angin 7-11 m/s adalah 25%. Namun pada
47
bulan Maret arah angin dari Barat daya masih mendominasi kuat dibandingkan
arah angin lainnya.
Selanjutnya pada bulan April, arah angin yang dominan mulai bergeser yaitu
berasal dari arah timur laut dengan total distribusi frekuensi sebesar 45.83 %.
Distribusi frekuensi kecepatan angin 0.5-2.1 m/s adalah 25%. Distribusi frekuensi
kecepatan angin 2.1-3.6 m/s adalah 37.5%. Distribusi frekuensi kecepatan angin
3.6-5.7m/s adalah 37.5%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 5.7-8.8 m/s dan
kecepatan angin 8.8-11.1 m/s adalah 0% dan begitu juga >= 11.1 m/s adalah 0%.
Pada bulan ini dapat disimpulkan bahwa arah angin berhembus mulai bergeser
menuju timur laut.
Di bulan Mei, arah angin yang dominan berasal dari arah utara dengan total
distribusi frekuensi sebesar 85.9 %. Distribusi frekuensi kecepatan angin 1-4 m/s
adalah 58.3%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 4-7 m/s adalah 25 %. Distribusi
frekuensi kecepatan angin 7-11m/s adalah 12.5%. Distribusi frekuensi kecepatan
angin 11-17 m/s adalah 4.2%. Angin pada bulan ini memiliki arah yang terletak
sekitar utara-timur laut.
Di bulan Juni, arah angin yang dominan berasal dari arah timur laut dengan
total distribusi frekuensi sebesar 29.17 %. Distribusi frekuensi kecepatan angin 0.52.1 m/s adalah 20.8%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 2.1-3.6 m/s adalah 37.5
%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 3.6-5.7m/s adalah 29.2 %. Distribusi
frekuensi kecepatan angin 5.7-8.8 m/s adalah 8.3%. Distribusi frekuensi kecepatan
angin 8.8-11.1 m/s dan >= 11.1 m/s adalah 0%.
48
Di bulan Juli, arah angin yang dominan berasal dari arah timur laut dengan total
distribusi frekuensi sebesar 45.83%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 0.5-2.1
m/s adalah 29.2 %. Distribusi frekuensi kecepatan angin 2.1-3.6 m/s adalah 29.2%.
Distribusi frekuensi kecepatan angin 3.6-5.7m/s adalah 25%. Distribusi frekuensi
kecepatan angin 5.7-8.8 m/s adalah 8.3%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 8.811.1 m/s dan >= 11.1 m/s adalah 0%.
Di bulan Agustus, arah angin yang dominan masih berasal dari utara dengan
total distribusi frekuensi sebesar 45.83 %. Distribusi frekuensi kecepatan angin 0.52.1 m/s adalah 4.2%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 2.1-3.6 m/s adalah
16.7%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 3.6-5.7m/s adalah 45.8%. Distribusi
frekuensi kecepatan angin 5.7-8.8 m/s adalah 25%. Distribusi frekuensi kecepatan
angin 8.8-11.1 m/s adalah 8.3% dan >= 11.1 m/s adalah 0%.
Di bulan September, arah angin yang dominan berasal dari arah utara-timur laut
dengan total distribusi frekuensi sebesar 45.8%-33.3%. Distribusi frekuensi
kecepatan angin 0.5-2.1 m/s adalah 4.2%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 2.13.6 m/s adalah 16.7%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 3.6-5.7m/s adalah
45.8%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 5.7-8.8 m/s adalah 25%. Distribusi
frekuensi kecepatan angin 8.8-11.1 m/s adalah 8.3% dan >= 11.1 m/s adalah 0%.
Pada bulan Oktober, arah angin yang dominan berasal dari arah barat dengan
total distribusi frekuensi sebesar 29.12%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 0.52.1 m/s adalah 25%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 2.1-3.6 m/s adalah
29.2%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 3.6-5.7m/s adalah 37.5%. Distribusi
frekuensi kecepatan angin 5.7-8.8 m/s adalah 4.2%. Distribusi frekuensi kecepatan
49
angin 8.8-11.1 m/s adalah 0% dan >= 11.1 m/s adalah 0%. Frekuensi kecepatan
angin tenang (calms) adalah 4.2 %.
Di bulan November, arah angin yang dominan berasal dari arah timur dengan
total distribusi frekuensi sebesar 50 %. Distribusi frekuensi kecepatan angin 0.5-2.1
m/s adalah 12.5%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 2.1-3.6 m/s adalah 25%.
Distribusi frekuensi kecepatan angin 3.6-5.7m/s adalah 37.5 %. Distribusi frekuensi
kecepatan angin 5.7-8.8 m/s adalah 25 %. Distribusi frekuensi kecepatan angin 8.811.1 m/s dan >= 11.1 m/s adalah 0%.
Di bulan Desember, arah angin yang dominan berasal dari arah tenggara
dengan total distribusi frekuensi sebesar 29.17%. Distribusi frekuensi kecepatan
angin 0.5-2.1 m/s adalah 29.2%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 2.1-3.6 m/s
adalah 45.8%. Distribusi frekuensi kecepatan angin 3.6-5.7m/s adalah 25 %.
Distribusi frekuensi kecepatan angin 5.7-8.8 m/s, kecepatan angin 8.8-11.1 m/s dan
>= 11.1 m/s adalah 0%. Pada bulan ini angin dominan berhembus dari tenggara.
50
Gambar 34. Wind Rose rata-rata arah dan kecepatan angin selama 10 tahun
(1991-2000)
Gambar 35. Histogram rata-rata arah dan kecepatan angin selama 10 tahun
(1991-2000)
51
Berdasarkan gambar wind rose yang diperoleh dari tahun 1991 sampai dengan
2000, maka dapat terlihat bahwa sebaran arah angin dan sebaran kecepatan angin
pada koordinat 27.5 LU dan 127.5 BT selama 10 tahun didominasi oleh angin
yang berhembus dari arah 15o- 45o atau berhembus dari arah sekitar timur laut.
Pada gambar windrose ditunjukan juga bahwa arah angin ini cenderung berhembus
menuju arah barat daya dengan persentase 21.67% dan arah angin yang paling
sedikit angin berhembus adalah tenggara sebesar 1.25% dengan kecepatan
maksimum 5.7-8.8 m/s. Meskipun arah angin dominan dari arah 15o- 45o, angin
yang berhembus dari arah 195o-225o dan 225o -255o atau barat daya juga cukup
kuat mengimbangi angin yang berhembus dari timur laut dengan persentase 15%
dengan kecepatan maksimum 8.8-11.1 m/s. Nilai yang diperoleh dari windrose ini
merupakan gambaran rata-rata arah dan kecepatan angin dari unsur iklim yang
mempengaruhi wilayah perairan Halmahera. Jika di analisis lebih lanjut arah
hembusan angin ini mengikuti pola pergerakan angin pasat timur laut dan terjadi
pelemahan pada pasat tenggara. Namun secara umum angin yang mendominasi
perairan wilayah utara Halmahera adalah angin Barat Daya dan angin Timur Laut.
52
53
Gambar 36. Stick plot angin selama 10 tahun (1991-2000) Perairan Utara
Halmahera 127. 5 BT dan 2.75 LU
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kecepatan rata-rata pergerakan angin
dari Utara-selatan bervariasi, secara umum mulai dari 0-10m/s. Pola angin yang
didapatkan dari tiap tahun adalah serupa, dan hanya memiliki perbedaan sedikit
saja tiap tahunnya. Bentuk angin yang berhembus dari utara-selatan ini membentuk
pola osilasi yang sempurna yaitu dalam satu tahun akan mencapai titik maksimum
dan sebaliknya titik minimum. Tanda negatif menunjukan dominasi kecepatan
angin dari arah selatan dan positif angin dari arah utara. Kecepatan angin
cenderung seimbang artinya setiap tahunnya terjadi pergantian dominasi kecepatan
angin, ketika angin dari arah utara menguat maka angin selatan melemah dan
sebaliknya.
Arah angin timur-barat memiliki pola kecepatan yang hampir sama dengan
pola kecepatan angin utara-selatan. Namun pola osilasi yang terbentuk tidak terlalu
54
harmonis (sempurna). Secara umum pola kecepatan berkisar antara 0-10 m/s.
Tanda negatif menunjukan angin barat dan positif angin timur. Dari grafik terlihat
bahwa kecepatan angin yang dominan adalah dari arah timur, hal ini terlihat jelas
karena nilai kecepatan positif (timur) lebih dominan berada diatas (0 m/s) jika
dibandingkan dengan kecepatan angin dari arah barat.
Secara keseluruhan, sama seperti pembahasan sebelumnya, bahwa pola angin
10 tahunan (1991-2000) pada perairan laut utara Halmahera masih didominasi kuat
oleh frekuensi angin dari arah utara-timur laut dan barat daya-barat. Pola angin ini
dapat dilihat jelas pada posisi stick plot yang condong berada dalam arah timur
laut-utara dan barat daya-barat.
55
5.1 Kesimpulan
Pola pergerakan angin di wilayah utara Pulau Halmahera didominasi oleh
angin dari arah timur laut dan barat. Angin di wilayah ini masih dipengaruhi oleh
angin pasat timur laut dan tenggara serta sedikit pembelokan oleh pengaruh
munsonal pada arah barat-barat daya. Pola pergerakan angin di utara Pulau
Halmahera ini menunjukkan pola yang hampir sama tiap tahunnya, fluktuasi hanya
terjadi kecil karena pengaruh faktor lokal seperti topografi dan fenomena iklim
yang melalui wilayah ini. Dari pengamatan data angin 10 tahun 1991-2000
kecepatan arah angin cenderung berhembus menuju arah barat daya dengan
persentase 21.67% dan arah angin yang paling sedikit angin berhembus adalah
tenggara sebesar 1.25% dengan kecepatan maksimum 5.7-8.8 m/s. Meskipun arah
angin dominan dari arah 15o- 45o, angin yang berhembus dari arah 195o-225o dan
225o -255o atau barat daya juga cukup kuat mengimbangi angin yang berhembus
dari timur laut dengan persentase 15% dengan kecepatan maksimum 8.8-11.1 m/s.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa angin yang berhembus dominan di perairan
utara pulau Halmahera adalah angin timur laut dan angin barat daya, sperti
literature hal ini lebih dikenal dengan nama angin timur dan angin barat serta
peralihannya.
Berdasarkan periode bulanan, angin pada bulan Januari hingga Maret angin
yang mendominasi adalah angin dari arah barat daya. Pada bulan April hingga
September berhembus dari arah timur laut-utara. Sedangkan pada bulan-bulan
lainnya mulai terjadi perlaihan angin ke posisi awal.
56
5.2 Saran
Penggunaan WR Plot memiliki kemampuan visualisasi yang lebih baik
dibandingkan dengan Matlab. Penggunaan MATLAB tidak memberikan hasil yang
jelas dan lebih sulit dibaca dibandingkan dengan WRPlot. Dalam praktikum
selanjutnya sebaiknya digunakan software lain yang dapat lebih baik menunjukkan
pola angin dan dapat lebih mudah untuk dianalasis.
57
DAFTAR PUSTAKA
58
LAMPIRAN
1.
59
Lampiran II : Metode perolehan dan pengolahan data dengan ODV dan Excel
1. Buka file *nc yang telah di unduh dengan menggunkan ODV,klik semua
variable.
60
61
3. Tentukan stasiun yang akan di amati dengan carab define polygon. Dan zoom
wilayah tersebut
7. Buat excel baru dengan struktur data Tahun, Bulan, Tanggal, Pukul, Arah, dan
Kecepatan angin secara berurutan. Simpan dalam *xls---- Sebagai input
visualisasi WR Plot.
62
8. Untuk input Matlab, simpan file dalam *txt dan file terdiri dari 2 kolom yaitu
kolom arah dan kecepatan yang sudah dihitung.
63
64
10. Untuk menyimpan histogram, lakukan dengan hal yang sama saat menyimpan
visualisasi wind rose.
1. Ambil file inputan * txt, buka file sintaks wind rose dan modifikasi
2. load sesuai dengan nama file inputan
3. WR akan tampil dan dieksekusi sebagai berikut :
65
4. Untuk menampilkan stick plot arah angin lakukan hal yang sama dengan WR.
5. Atur tanggal mulai dan berakhir, load file *txt
6. tentukan Julian date, jika dalam 1 hari Cuma 1 kali pengambilan data maka 1/24
7. Eksekusi program,