Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH FISIKA
“ENRICO FERMI”

Disusun oleh:
Mudzullah Rajif (16034015)
Mila Devita Rahma (16034034)

Dosen:
Rahmat Hidayat, S.Pd., M.Pd.

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sejarah fisika yang telah di ketahui telah di mulai sekitar tahun 2400
SM, ketika kebudayaan harapan menggunakan suatu benda untuk
memperkirakan dan menghitung sudut bintang di angkasa. Sejak saat itu
fisika terus berkembang sampai ke level sekarang. Perkembangan ini tidak
hanya membawa perubahan di dalam bidang dunia benda, matematika dan
filosofi. Namun juga melalui teknologi, membawa perubahan kedunia
masyarakat. Revolusi ilmu yang berlangsung terjadi pada sekitar tahun
1600 dapat di katakan menjadi batas antara pemikiran purba dan lahirnya
fisika klasik. Dan akhirnya berlanjut ke tahun 1900 yang
menandakan mulai berlangsungnya era baru yaitu era fisika modern. Di
era ini ilmuwan tidak melihat adanya penyempurnaan di bidang ilmu
pengetahuan, pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan tanpa henti,
dari luasnya galaksi, sifat alami dari kondisi vakum, sampai lingkungan
sub atomik.
Sejak zaman dulu manusia terus memperhatikan bagaimana benda-
benda di sekitarnya berinteraksi, kenapa benda yang tanpa disangga jatuh
ke bawah,? Kenapa benda yang berlainan memiliki sifat yang berlainan
juga? Mereka juga mengira-ngira tentang misteri alam semesta,
bagaimana bentuk dan posisi bumi di tengah alam yang luas ini?
Bagaimana sifat-sifat dari matahari dan bulan, dua benda yang memiliki
posisi penting dalam kehidupan manusia purba? Secara umum, untuk
menjawab pertayaan-pertanyaan ini mereka menjawab secara mudah
langsung mengaitkan dengan pekerjaan dewa, jawaban yang mulai ilmiah
namun tentu saja masih belum berkembang. Tentu saja jawaban ini masih
salah karena tidak berdasarkan pada eksperimen. Bagaimanapun juga
dengan begini ilmu pengetahuan mulai mendapat tempatnya. Fisika pada
masa awal ini kebanyakan berkembang dari dunia filosofi dan dari
eksperimen sistematis.
Seiring perkembangan zaman, pengetahuan pun makin berkembang.
Dengan lahirnya ilmuan-ilmuan besar di segala bidang, seperti Alfred
Nobel, William Thomson, Albert Einstein, Arthur Compton dan masih
banyak lagi. Serta salah satu ilmuan yang akan kita bahas saat ini, yaitu
Enrico Fermi, yang merupakan orang yang cukup penting pada abad ke-
20 dalam karyanya berupa peluruhan beta, pengembangan reaktor
nuklir pertama, dan pengembangan teori kuantum.

1.2 Tujuan
a. Menjelaskan bagaimana biografi dari Enrico Fermi
b. Menjelaskan bagaimana seorang ilmuan meraih Hadiah Nobel sebagai
penghargaan di bidang ilmu
1.3 Rumusan Masalah
a. Bagaimana biografi Enrico Fermi?

1.4 Manfaat
a. Agar dapat mengetahui bagaimana biografi dari seorang Bapak Bom
Atom, yaitu seorang ilmuwan yang bernama Enrico Fermi
b. Agar dapat mengetahui bagaimana proses yang dilalui oleh Enrico
Fermi dalam melakukan penelitian-penelitiannya sehingga dapat
meraih penghargaan Nobel
BAB II

PEMBAHASAN

Enrico Fermi adalah seorang fisikawan


Italia. Karyanya yang paling dikenal
adalah Chicago Pile-1 (reaktor nuklir
pertama). Ia juga memiliki kontribusi
dalam pengembangan teori kuantum,
nuklir, fisika partikel, dan mekanika
statistik. Dia adalah salah satu orang yang
disebut sebagai Bapak Bom Atom. Fermi
memegang beberapa paten yang
berhubungan dengan penggunaan tenaga
nuklir. Pada tahun 1938 ia dianugerahi penghargaan Nobel dalam Fisika untuk
karyanya pada induksi radioaktivitas oleh pemboman neutron dan penemuan
elemen transuranic.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

Enrico Fermi lahir di Roma pada tanggal 29 September 1901. Ia adalah


anak ketiga dari Alberto Fermi, kepala divisi (Capo Divisione) di Departemen
Kereta Api, dan Ida de Gattis, seorang guru sekolah dasar.

Enrico Fermi lulus dan menerima gelar Ph.D. dalam bidang fisika dari
Universitas Pisa sebelum umurnya mencapai 21 tahun. Menjelang usia 26 tahun
ia sudah menjadi profesor penuh di Universitas Roma. Saat itu ia sudah
menerbitkan kertas kerja utamanya, salah satunya berkaitan dengan cabang
fisika yakni, “Statistik kuantum”. Dalam kertas kerja itu, Fermi
mengembangkan teori statistik yang digunakan untuk melukiskan tingkah laku
penyatuan partikel dalam jumlah besar yang terpisah-pisah, jenis yang kini
dihubungkan sebagai fermions. Karena elektron, proton dan neutron --tiga
"gugus bangunan" yang terdiri dari benda biasa-- kesemuanya fermions. Teori
Fermi punya makna yang sangat penting untuk ilmu pengetahuan.

Tahun 1933 Fermi merumuskan teori tentang "Peluruhan beta" (sejenis


radioaktivitas) yang mengaitkan perbincangan kuantitatif pertama kali tentang
"neutrino dan interaksi lemah" . Penyelidikan Fermi yang sulit dipahami awam,
menempatkan Fermi menjadi salah seorang ahli fisika terkemuka di dunia.

Peluruhan beta, Sebuah neutron meluruh menjadi proton dan elektron yang dipancarkan. Agar total energi
dalam sistem tetap sama, Pauli dan Fermi mendalilkan bahwa neutrino juga dipancarkan

Percobaan-Percobaan

Tahun 1932, seorang ahli fisika Inggris, James Chadwick telah berhasil
menemukan partikel subatomis yang bernama neutron. Mulai dari tahun 1934,
Fermi meneruskan dengan cara mengirimkan arus partikel berkecepatan tinggi
terhadap atom dengan neutron. Percobaan-percobaannya menunjukkan bahwa
banyak jenis atom sanggup menyerap neutron, dan dalam banyak hal atom-atom
yang dihasilkan dari pengubahan nuklir macam ini mengandung radioaktif.

Orang berpendapat bahwa akan lebih mudah untuk neutron merembes ke


dalam bagian utama atom apabila neutron bergerak dengan kecepatan tinggi.
Tetapi, percobaan Fermi menunjukkan kebalikan dari itu. Yaitu, bilamana
neutron yang cepat dipelankan dulu dengan cara membuat ia lewat melalui
paraffin atau air, dia dapat lebih siap diserap oleh atom. Penemuan ini sangat
penting dalam penggunaan di bidang pembangunan reaktor nuklir. Bahan yang
digunakan dalam reaktor untuk membuat pelan gerak neutron-neutron disebut
dengan moderator.

Menjadi Warganegara Amerika Serikat

Tahun 1938, penyelidikan penting Fermi tentang penyerapan neutron


membuat ia memperoleh Hadiah Nobel dalam bidang fisika. Tetapi,
berbarengan dengan itu dia mengalami kesulitan di Itali. Pertama, istri Fermi
berdarah Yahudi, sedangkan pemerintahan Fasis di Itali mengeluarkan sejumlah
undang-undang yang bernada anti Yahudi. Kedua, Fermi seorang anti fasis.
Suatu sikap yang amat berbahaya pada saat Itali di bawah diktator Mussolini.
Bulan Desember tahun 1938, tatkala ia pergi ke Strockholm untuk menerima
Hadiah Nobel. Ia tidak kembali lagi ke Itali, tetapi pergi ke New York. Tentu
saja, Universitas Colombia sangat senang mendapat tenaga ahli salah seorang
ilmuwan yang terbesar di dunia. Akhirnya Fermi menjadi warganegara Amerika
Serikat tahun 1944.

Pembuatan Senjata Atom, Proyek Manhattan

Di awal tahun 1939, dilaporkan oleh Lise Meitner, Otto Hahn, dan Fritz
Strassmann bahwa penyerapan neutron-neutron kadangkala menyebabkan atom-
atom uranium jadi terpisah-pisah. Ketika kabar laporan ini pecah, Fermi (begitu
juga beberapa ahli fisika terkemuka) segera menyadari bahwa terpisah-pisahnya
atom uranium dapat melepaskan cukup neutron untuk memulai reaksi berantai.
Lebih jauh dari itu, Fermi (juga bersama ahli fisika lainnya) segera melihat dan
membayangkan potensi kemiliteran yang bisa dihasilkan oleh reaksi berantai
ini. Menjelang bulan Maret tahun 1939, Fermi menghubungi Angkatan Laut
Amerika Serikat dan mencoba menarik perhatian mereka dalam hal pembuatan
senjata atom. Tetapi, baru beberapa bulan kemudian, sesudah Albert
Einstein menulis sepucuk surat mengenai soal itu kepada Presiden Roosevelt,
barulah pemerintah Amerika Serikat menaruh perhatian terhadap tenaga atom.

Ilustrasi Chicago Pile-1, Reaktor nuklir pertama untuk mencapai reaksi berantai mandiri. Dirancang
oleh Fermi. Terdiri dari uranium dan oksida uranium dalam kisi kubik tertanam dalam grafi

Begitu pemerintah Amerika Serikat tertarik, tugas para ilmuwan yang


paling utama adalah membangun sebuah prototipe alat untuk mengawasi
pelepasan tenaga atom untuk melihat apakah reaksi berantai yang bisa bertahan
sendiri betul-betul bisa dipertanggungjawabkan. Enrico Fermi ditunjuk menjadi
kepala grup untuk membangun reaktor atom pertama di dunia. Pertama dia
bekerja di Universitas Colombia, kemudian di Universitas Chicago. Di Chicago
inilah, tanggal 2 Desember 1942, reaktor nuklir itu selesai dirancang dan
dibangun dengan berhasil di bawah pengawasan Fermi. Ini adalah pertama
kalinya dalam sejarah manusia orang berhasil membuat reaksi berantai nuklir.
Percobaan yang berhasil ini segera dikirim ke timur dengan kata-kata bertuah
tetapi mengandung citra gaib, "Navigator Itali sudah menginjakkan kaki di
dunia baru". Atas keberhasilan percobaan ini, diputuskan untuk bergegas
membangun "Proyek Manhattan". Dalam proyek itu, Fermi menjadi penasehat
ahli.
Sesudah perang, Fermi menjadi profesor di Universitas Chicago. Ia
Meninggal pada tanggal 28 November 1954 (umur 53) di Chicago, Amerika
Serikat. Meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Elemen kimia nomor
100, fermium, dijuluki atas namanya sebagai tanda penghormatan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Enrico Fermi (29 September 1901 – 28 November 1954) adalah seorang
fisikawan Italia. Karyanya yang paling dikenal adalah Chicago Pile-1
(reaktor nuklir pertama). Ia juga memiliki kontribusi dalam pengembangan
teori kuantum, nuklir, fisika partikel, dan mekanika statistik. Dia adalah
salah satu orang yang disebut sebagai Bapak Bom Atom. Fermi memegang
beberapa paten yang berhubungan dengan penggunaan tenaga nuklir. Pada
tahun 1938 ia dianugerahi penghargaan Nobel dalam Fisika untuk karyanya
pada induksi radioaktivitas oleh pemboman neutron dan penemuan elemen
transuranic. Pada tanggal 2 Desember 1942, reaktor nuklir selesai dirancang
dan dibangun dengan berhasil di bawah pengawasan Fermi di Chicago. Ini
adalah pertama kalinya dalam sejarah manusia orang berhasil membuat
reaksi berantai nuklir.

B. NILAI MORAL
Sebagai ilmuwan dan ahli fisika terkemuka, Fermi tentu saja jadi incaran
pemerintahan fasis pimpinan Mussolini. Tentu, Fermi sadar betul akan
posisinya dan tentu saja ia tak akan sudi jika sampai terjadi kecemerlangan
otaknya kelak dijadikan senjata pembunuh untuk membela kepentingan
rezim Mussolini. Meski anak seorang pejabat pemerintahan--ayahnya,
Alberto Fermi, menjabat sebagai inspektur kepala di Kementerian
Komunikasi, Fermi menganut paham politik yang anti-fasisme. Artinya,
secara politik ia berseberangan dengan Mussolini. Selain itu, pemerintahan
fasis Mussolini menerapkan suatu undang-undang yang anti-Semit
(Yahudi). Padahal, sang istri, Laura Capon adalah wanita keturunan Yahudi.
Oleh karena itulah dengan alasan politis itu pula, usai menerima hadiah
Nobel di Stockholm, Swedia pada Desember 1938, Fermi dan istri, serta
kedua anaknya tidak pulang ke Italia, melainkan langsung menyeberang ke
New York, Amerika Serikat. Tentu saja, kedatangan Fermi di AS membuat
girang pihak AS dan Sekutu. Mereka bak mendapatkan durian jatuh. Fermi
langsung mendapat tempat terhormat di Universitas Columbia.
Namun andai kata Enrico Fermi tidak memutuskan hijrah ke Amerika
Serikat, mungkin Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang tak luluh lantak
akibat dihantam bom atom. Peta politik dan kekuatan militer dunia pun
tidak akan seperti sekarang di mana Amerika menjadi demikian jumawa.
Dan umat manusia tidak akan terlalu skeptis terhadap pemanfaatan energi
nuklir untuk kesejahteraan hidup.
Tapi, sejarah memang tak bisa diputar ulang. Semua sudah terjadi. Meski
ia ilmuwan besar dan dikaruniai otak cemerlang, Fermi tetap saja seorang
anak manusia yang tak bisa melepaskan diri dari takdirnya, sebagai bagian
dari unsur penting sejarah yang menciptakan wajah dunia mencapai
bentuknya seperti sekarang. Andai pun Fermi memutuskan tetap tinggal di
Italia dan mengabdikan segala kemampuannya untuk kepentingan negara
dan bangsanya, belum tentu pula tidak tercipta bom atom.

Anda mungkin juga menyukai