(Suatu Penelitian Beton Ringan dengan SG 1,2; 1,4; 1,6 dan Faktor Air Semen 0,4)
Disusun Oleh:
FAKHRIZAL
NIM
: 1104101010139
Bidang
: Struktur
Jurusan
: Teknik Sipil
PRAKATA
iii
5. Dosen pembahas yaitu Ibu Ir. Buraida, M.M., M.T., Bapak Dr. Ir. Muttaqin,
M.T., Bapak Ir. Ali Akoeb, M.Sc., dan Ibu Dr. Eng. Yulia Hayati, S.T.,
M.Eng., yang telah memberikan banyak masukan untuk perbaikan penulisan
ini;
6. Bapak Ketua Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan Fakultas Teknik
Dr. Ir. Abdullah, M.Sc. beserta staf dan karyawan Laboratorium Bapak
Anwar, Bapak Razali, Bapak Ridwan, Abang Nesri Hendrifa, S.T, M.T.,
Mahlil, S.T, M.T., dan Muhammad Nasir, A.Md;
7. Yang tercinta Ayahanda Fachruddin Adamy dan Ibunda Cut Elizar serta
adinda tercinta Mutia Rahmi, yang selalu memberikan doa, dorongan dan
pengorbanan untuk keberhasilan penulis;
8. Rekan sepenelitian Delfian Masrura, Nafis dan Adelina Iswanti yang telah
banyak membantu penulis baik materi maupun tenaga dalam menyelesaikan
tugas akhir ini;
9. Sahabat-sahabat Juan Indra, S.T., Nur Fazilla, S.T., Aulia Mirza, A.Md.,
Irwan Ginanjar, serta teman-teman Jurusan Teknik Sipil angkatan 2009, 2010,
dan 2011 yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir ini;
10. Semua pihak yang tidak tersebut namanya yang telah turut membantu penulis
sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir ini.
Darussalam,
Februari 2015
Penulis,
Fakhrizal
1104101010139
iv
ABSTRAK
Beton busa merupakan salah satu jenis beton ringan dengan bahan penyusun yang
terdiri dari semen, air dan busa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan abu cangkang sawit sebagai bahan pengisi terhadap sifat
mekanis dan absorpsi beton busa. Sifat mekanis yang diteliti meliputi kuat tekan,
kuat tarik belah, kuat tarik lentur beton busa dengan Faktor Air Semen (FAS) 0,4.
Benda uji yang digunakan untuk pengujian kuat tekan adalah silinder berdiameter
10 cm; tinggi 20 cm sebanyak 63 buah, untuk pengujian kuat tarik belah adalah
silinder berdiameter 15 cm; tinggi 30 cm sebanyak 21 buah, untuk pengujian kuat
tarik lentur adalah balok berukuran (10 x 10 x 40) cm sebanyak 24 buah, dan
untuk pengujian absorpsi digunakan kubus berukuran (5 x 5 x 5) cm sebanyak 21
buah. Variabel pada penelitian ini meliputi variasi SG (Specific Gravity) yaitu 1,2;
1,4; dan 1,6 dengan persentase abu cangkang sawit sebesar 0%, 10%, dan 20%
untuk SG 1,4; serta persentase 0% dan 20% untuk SG 1,2 dan 1,6. Abu cangkang
sawit yang digunakan berasal dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Perkebunan
Nusantara I (Persero) Tanjung Seumantoh yang berlokasi di Kabupaten Aceh
Tamiang, dengan berat jenis abu cangkang sawit 1,49 dan berat volume 0,80
kg/ltr. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan abu cangkang sawit pada beton
busa dengan persentase tertentu pada SG 1,2; 1,4; dan 1,6 mengalami peningkatan
terhadap sifat mekanis jika dibandingkan dengan beton busa normal. Hasil
pengujian kuat tekan beton busa mengalami peningkatan terbesar pada SG 1,6
sebesar 13,99% (27,09 MPa) dari beton busa normal yaitu 23,77 MPa. Hasil
pengujian kuat tarik belah beton busa mengalami peningkatan terbesar pada SG
1,6 sebesar 10,30% (2,49 MPa) dari beton busa normal yaitu 2,26 MPa. Hasil
pengujian kuat tarik lentur beton busa mengalami peningkatan terbesar pada SG
1,4 sebesar 3,98% (2,30 MPa) dari beton busa normal yaitu 2,22 MPa. Hasil
pengujian absorpsi menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase abu cangkang
sawit maka penyerapan air pada beton busa semakin tinggi.
Kata Kunci : Beton Busa, Abu Cangkang Sawit, Sifat Mekanis, Absorpsi
DAFTAR ISI
Nama
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................... 1
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN...................................................... 4
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
vi
BAB III
METODE PENELITIAN............................................................... 16
3.1
Material ................................................................................ 16
3.2
Peralatan .............................................................................. 17
3.3
3.4
3.5
BAB IV
BAB V
Nama
Halaman
Hubungan
Berat
Jenis
Beton
Busa
dengan
viii
Nama
Halaman
Tabel B.4.1 Data Hasil Analisis Kimia Abu Cangkang Sawit ......................... 69
Tabel B.4.2 Data Hasil Pengukuran Flow Test Campuran Beton Busa dengan
Penambahan Abu Cangkang Sawit .............................................. 70
Tabel B.4.3 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Busa dengan
Penambahan Abu Cangkang Sawit ............................................. 71
Tabel B.4.4 Data Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton Busa dengan
Penambahan Abu Cangkang Sawit ............................................. 72
Tabel B.4.5 Data Hasil Pengujian Kuat Tarik Lentur Beton Busa dengan
Penambahan Abu Cangkang Sawit ............................................. 73
Tabel B.4.6 Data Hasil Pengukuran Benda Uji Absorpsi Beton Busa dengan
Penambahan Abu Cangkang Sawit ............................................. 74
ix
Nama
Halaman
Lampiran C.4.1
Lampiran C.4.2
Lampiran C.4.3
Lampiran C.4.4
Lampiran C.4.5
Lampiran C.4.6
Lampiran C.4.7
Lampiran C.4.8
Hasil
Perhitungan
Absorpsi
Beton
Busa
dengan
Lampiran C.4.10 Hasil Seleksi Statistik Data Pengujian Kuat Tarik Belah
Beton Busa dengan Penambahan Abu Cangkang Sawit ..... 90
Lampiran C.4.11 Hasil Seleksi Statistik Data Pengujian Kuat Tarik Lentur
Beton Busa dengan Penambahan Abu Cangkang Sawit ..... 91
Lampiran C.4.12 Data Hasil Tegangan-Regangan Benda Uji Silinder Beton
Busa dengan Penambahan Abu Cangkang Sawit ................ 92
Lampiran C.4.13 Hasil Perhitungan Modulus Elastisitas Beton Busa dengan
Penambahan Abu Cangkang Sawit .................................... 113
BAB I
PENDAHULUAN
digunakan pada penelitian ini berasal dari PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)
yang berlokasi di Kota Langsa, Kabupaten Aceh Timur. Penelitian ini akan
dilakukan di Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala.
Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan abu cangkang
sawit sebagai bahan pengisi pada beton busa dengan persentase hingga 20% pada
SG 1,2; 1,4 dan 1,6 mengalami peningkatan sifat mekanis beton busa pada kuat
tekan dan kuat tarik lentur dan mengalami peningkatan pada kuat tarik belah jika
dibandingkan dengan beton busa normal. Hasil pengujian kuat tekan beton busa
mengalami peningkatan terbesar pada SG 1,6 sebesar 13,99% (27,09 MPa) dari
beton busa normal yaitu 23,77 MPa. Hasil pengujian kuat tarik belah beton busa
mengalami peningkatan terbesar pada SG 1,6 sebesar 10,30% (2,49 MPa) dari
beton busa normal yaitu 2,26 MPa. Hasil pengujian kuat tarik lentur beton busa
mengalami peningkatan terbesar pada SG 1,4 sebesar 3,98% (2,30 MPa) dari
beton busa normal yaitu 2,22 MPa. Hasil pengujian absorpsi menunjukkan bahwa
semakin tinggi persentase abu cangkang sawit maka penyerapan air pada beton
busa semakin tinggi.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Pada bab ini akan diuraikan teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori
tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber referensi terkait dengan subjek dan tata
cara pengujian dalam penelitian ini.
2.1
Menurut Nawy (1998 : 32), beton ringan adalah beton yang mempunyai
kekuatan tekan pada umur 28 hari lebih dari 200 psi (1,38 MPa) dan berat volume
kurang dari 115 lb/ft3 (1843 kg/m3). Menurut Murdock dan Brook (1991 : 35), berat
volume sebesar 1850 kg/m3 dapat dianggap sebagai batasan dari beton ringan.
Menurut Neville (1999 : 689), penggolongan kelas beton ringan berdasarkan
berat jenis dan kuat tekan yang harus dipenuhi dapat dibagi tiga yaitu:
a. Beton ringan dengan berat volume rendah (low density concretes) untuk non
struktur dengan berat jenis antara 300 kg/m3 sampai 800 kg/m3 dan kuat tekan
antara 0,35 MPa sampai 7 MPa yang umumnya digunakan seperti untuk
dinding pemisah atau dinding isolasi;
b. Beton ringan dengan kekuatan menengah (moderate strength concretes) untuk
struktur ringan dengan berat jenis 800 kg/m3 sampai 1350 kg/m3 dan kuat tekan
antara 7 MPa sampai 17 MPa yang umumnya digunakan seperti untuk dinding
yang juga memikul beban;
c. Beton ringan struktur (structural lightweight concretes) untuk struktur dengan
berat jenis antara 1350 kg/m3 sampai 1900 kg/m3 dan kuat tekan lebih dari 17
MPa yang dapat digunakan sebagaimana beton normal.
2.2
2.3
Abu cangkang kelapa sawit adalah abu yang telah mengalami proses
penggilingan dari kerak pada proses pembakaran cangkang dan serat buah pada
suhu 500-700C pada dapur tungku boiler yang dimanfaatkan untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dari pembakaran tersebut akan menghasilkan 3 5
ton/minggu kerak boiler (Jamizar, 2013 : 66).
Menurut Abdullah (2010), penggunaan bongkahan cangkang sawit dalam
jumlah tertentu memberikan pengaruh positif terhadap pencapaian kuat tekan beton
busa. Umumnya, cangkang sawit segar dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler.
Sisa bakaran ini akan berupa bongkahan karang keras tetapi relatif lebih ringan dari
batuan alami. Bongkahan ini jika dihancurkan akan menjadi butiran agregat kasar
yang lebih keras dibandingkan batu apung.
Menurut Pordinan, (2008 : 16) Abu kerak boiler cangkang kelapa sawit
merupakan biomas dengan kandungan SiO2 yang potensial dimanfaatkan.
Pembakaran cangkang dan serat buah menghasilkan kerak yang keras berwarna
putih keabuan akibat pembakaran dengan suhu yang tinggi dengan kandungan
silika 89,91%.
Berdasarkan data Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Inkud Agritama, Kinali,
Pasaman Barat menunjukkan lebih dari 100 ton/minggu cangkang dan serabut buah
sawit yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU). (http://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_Pasaman_Barat).
Menurut Jamizar (2013 : 68), kerak boiler kelapa sawit memiliki massa
yang lebih berat dari pada fly ash (abu terbang) yang keluar dari cerobong asap, dan
kerak boiler ini relatif memiliki pori-pori yang banyak. Pada umumnya kerak ini
digunakan oleh pabrik kelapa sawit sebagai pengeras jalan di sekitar pabrik, adapun
komposisi kimia yang telah di teliti di Lembaga Pusat Penelitian Laboratorium Uji
Mutu Sumatera Utara adalah SiO2, Al2O3 dan Fe2O3, yang mana oksida-oksida
tersebut dapat bereaksi dengan kapur bebas yang dilepaskan semen ketika bereaksi
dengan air.
Adapun komposisi kimia dari abu cangkang kelapa sawit yang telah diuji di
Laboratorium Kimia UTP Malaysia dengan alat SEMEDAX pada 20 kV dapat
dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2:
Komposisi kimia yang terkandung dalam abu cangkang sawit (Tabel 2.1)
memiliki kandungan SiO2 yang cukup tinggi dibandingkan dengan komposisi kimia
yang terdapat dalam semen portland (Tabel 2.2).
Menurut Nadia (2010), Bahan additive SiO2 merupakan salah satu senyawa
kimia yang memiliki peranan penting di dalam terjadinya proses hidrasi semen,
yang menyebabkan semen dapat mengeras. Ketika bahan-bahan penyusun beton
telah tercampur menjadi suatu adukan beton, maka terjadi proses hidrasi yaitu
reaksi kimiawi antara air dengan semen dan agregat yang berlangsung dari waktu
ke waktu dan menghasilkan produk berupa calcium silicate hydrate (C-S-H). Hal
tersebut menyebabkan kekerasan beton terus bertambah sejalan dengan waktu.
Kandungan SiO2 akan mengurangi penggunaan semen dan menambah kuat
tekan beton. Reaksi pengikatan kapur bebas dalam beton dengan SiO2 secara
sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
Ca(OH)2 + 2SiO2 + H2O
(kapur bebas)
(silika)
(air)
3CaO.2SiO2.3H2O
(C-S-H) Mengeras
2.4
Menurut Anonim (2004 : 68), berat jenis abu cangkang sawit adalah rasio
kepadatan material terhadap kepadatan air pada suhu yang tetap. Berat jenis
dikelompokkan kedalam dua keadaan yaitu keadaan kering air permukaan dan
keadaan kering oven.
Berat jenis abu cangkang sawit jenuh air kering permukaan (saturated
surface dry) menurut Anonim (2004) dihitung dengan Persamaan 2.1:
Sg( sad)
B
................................................................................... (2.1)
B C
Keterangan:
Sg (sad) = berat jenis abu cangkang sawit jenuh air kering permukaan;
B
= berat abu cangkang sawit jenuh air kering permukaan dalam air (gr).
Berat jenis abu cangkang sawit kering oven (oven dry) menurut Anonim
(2004) dihitung dengan persamaan 2.2:
Sg(sad)
A
................................................................................... (2.2)
BC
Keterangan:
Sg (sad) = berat jenis abu cangkang sawit jenuh air kering permukaan;
A
= berat abu cangkang sawit jenuh air kering permukaan dalam air (gr).
Berat volume agregat adalah berat dari volume agregat yang termasuk
volume dari setiap partikel dan volume rongga diantara partikel-pertikel tersebut,
dinyatakan kg/m3 (Anonim, 2004 : 1). Rumus yang digunakan untuk menghitung
berat volume menurut Anonim (2004) sesuai Persamaan 2.3:
M
(G T )
....................................................................................... (2.3)
V
Keterangan:
M = berat volume bahan pengisi (kg/m3);
2.5
10
kecepatan peningkatan beban tertentu atas benda uji selinder beton sampai hancur.
Tata cara pengujian umumnya dipakai standar American Society for Testing and
Materials (ASTM) C39. Kuat tekan masing-masing benda uji ditentukan oleh
tegangan tekan tertinggi (fc) yang dicapai benda uji pada umur 28 hari akibat beban
tekan selama percobaan (Dipohusodo, 1999 : 7).
Kuat tekan yang timbul menurut Amri (2005 : 162) dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan 2.4:
f 'c
P
............................................................................................ (2.4)
A
keterangan :
fc = kuat tekan silinder beton (N/mm2);
P
L
............................................................................................ (2.5)
L
keterangan :
= regangan;
11
fc
0,15 fc
Tegangan
linear
Ec tan
0,0038
Regangan ()
Ec 0,043 wc
2.6
Menurut Dipohusodo (1999 : 1), nilai kuat tekan beton relatif tinggi
dibandingkan dengan kuat tariknya dan beton merupakan bahan bersifat getas. Nilai
kuat tariknya hanya berkisar 9% - 15% saja dari kuat tekannya. Amri (2005 : 164)
menyatakan pelaksanaan uji tarik secara langsung pada beton sukar untuk
12
dilaksanakan, tidak seperti halnya pada bahan baja. Untuk itu dilakukan pengujian
secara tidak langsung yang dikenal dengan pengujian kuat tarik belah. Dipohusodo
(1999 : 10) menyatakan kuat tarik bahan beton ditentukan melalui pengujian kuat
tarik belah yang umumnya memberikan hasil yang lebih baik dan lebih
mencerminkan kuat tarik yang sebenarnya.
Menurut Anonim C496 (2004 : 283), kekuatan tarik biasanya ditentukan
dengan menggunakan percobaan pembebanan silinder (the split-cylinder) dimana
benda uji silinder beton yang diletakkan pada arah memanjang di atas alat penguji
kemudian beban tekan diberikan merata arah tegak dari atas pada seluruh panjang
silinder. Apabila kuat tarik terlampaui, benda uji terbelah menjadi dua bagian dari
ujung ke ujung.
Kuat tarik belah beton pada umumnya mempunyai kekuatan berkisar antara
1/8 sampai 1/12 kali kekuatan tekan beton. Tegangan tarik yang timbul dapat
dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.7 (Dipohusodo, 1999 : 10) :
ft
2.P
....................................................................................... (2.7)
.L.D
keterangan :
ft
Beton Normal
Beton Ringan
0,25
f 'c
s/d 0,42
f 'c
(MPa)
0,17
f 'c
s/d 0,25
f 'c
(MPa)
0,50
f 'c
s/d 0,67
f 'c
(MPa)
0,33
f 'c
s/d 0,50
f 'c
(MPa)
0,67
f 'c
s/d 1,02
f 'c
(MPa)
0,50
f 'c
s/d 0,67
f 'c
(MPa)
13
2.7
Menurut Dipohusodo (1999 : 10), kuat lentur beton adalah tegangan tarik
lentur beton yang timbul pada pengujian hancur balok beton polos tanpa tulangan.
Menurut Anonim C78 (2004 : 36), kuat tarik lentur penting di dalam menentukan
retak dan lendutan beton, balok yang diletakkan di atas dua tumpuan dan diberi dua
beban terpusat yang sama besarnya. Beban yang diambil untuk menentukan tarik
lentur balok adalah beban maksimum yang dapat dipikul balok hingga balok runtuh.
Amri (2005 : 166) menyatakan kuat lentur beton biasanya mempunyai nilai
1,5 kali kuat tarik belah beton. kuat tarik lentur beton dapat dihitung dengan
persamaan berikut (Dipohusodo, 1994 : 15) :
fr
M.C
......................................................................................... (2.8)
I
keterangan :
fr = kuat tarik lentur balok (N/mm2);
M = momen yang terjadi (N.mm);
C = jarak serat terluar terhadap garis netral (mm);
I = momen inersia (mm4).
P.L
......................................................................................... (2.9)
b.h 2
14
keterangan :
P
L
b
h
2.8
=
=
=
=
Vw Vd
100 % .......................................... (2.10)
Vd
keterangan :
Vw = berat sampel basah (gram),
Vd = berat sampel kering (gram).
Menurut Bungey (1989) yang dikutip oleh Ronald dan Marcell (2011), nilai
water absorption beton dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
1. Low absorption : < 3%;
2. Average absorption : 3 5%;
3. High absorption : > 5%
2.9
Analisis Data
15
x x
i
i 1
n 1
............................................................................ (2.11)
i 1
....................................................................................... (2.12)
keterangan:
S = standar deviasi dari benda uji;
xi = besarnya data ke-i (N/mm2);
x
n
S
X
keterangan:
Cv = koefisien ragam sampel (%);
S = deviasi standar benda uji (N/mm2); dan
Cv < 5%
sangat baik;
5% < Cv < 7%
baik;
Cv > 10%
kurang baik.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Material
16
17
Abu cangkang sawit yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Pabrik
Kelapa Sawit (PKS) PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Tanjung Seumantoh
yang berlokasi di Kabupaten Aceh Tamiang. Abu cangkang sawit yang digunakan
harus dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap sifat
fisis abu cangkang sawit yaitu pengukuran berat jenis dan modulus kehalusan
secara manual di Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala. Selain itu, diuji sifat kimia abu
cangkang sawit di Laboratorium Pengujian Balai Riset dan Standarisasi Industri di
Banda Aceh.
3.2
Peralatan
3.3
Prosedur Pelaksanaan
3.3.1
Pekerjaan persiapan
18
3.3.2
Abu cangkang sawit yang digunakan pada penelitian ini berasal dari
PKS
3.3.3
didasarkan pada presentase abu cangkang sawit dan target SG beton busa yang
direncanakan yaitu 1,2; 1,4; dan 1,6; dengan FAS 0,4. Variasi dan jumlah benda uji
dapat dilihat pada Tabel 3.1, 3.2, 3.3 dan 3.4 berikut ini :
Tabel 3.1 Variasi dan Jumlah Benda Uji untuk Pengujian Kuat Tarik Belah
Spesific Gravity
(SG)
Umur
(hari)
1,2
28
1,4
28
1,6
28
Jumlah
10
B2231
B2232
B2233
Jumlah
20
B1331
B1332
B1333
B2331
B2332
B2333
B3331
B3332
B3333
9
6
21
19
Tabel 3.2 Variasi dan Jumlah Benda Uji untuk Pengujian Kuat Tekan
Spesific Gravity
(SG)
Umur
(hari)
7
1,2
14
28
1,4
14
28
1,6
14
28
Jumlah
10
K2211
K2212
K2213
K2221
K2222
K2223
K2231
K2232
K2233
20
K1311
K1312
K1313
K1321
K1322
K1323
K1331
K1332
K1333
K2311
K2312
K2313
K2321
K2322
K2323
K2331
K2332
K2333
K3311
K3312
K3313
K3321
K3322
K3323
K3331
K3332
K3333
27
Jumlah
6
63
Tabel 3.3 Variasi dan Jumlah Benda Uji untuk Pengujian Kuat Tarik Lentur
Spesific Gravity
(SG)
Umur
(hari)
1,2
28
1,4
28
1,6
28
Jumlah
Jumlah
6
6
21
20
Tabel 3.4 Variasi dan Jumlah Benda Uji untuk Pengujian Absorpsi
Spesific Gravity
(SG)
Umur
(hari)
1,2
28
1,4
28
1,6
28
Jumlah
10
A2231
A2232
A2233
20
A1331
A1332
A1333
A2331
A2332
A2333
A3331
A3332
A3333
9
Jumlah
6
21
Untuk SG 1,4 ditambahkan abu cangkang sawit sebanyak 0%; 10%; dan
20% terhadap berat semen. Sedangkan untuk SG yang lain (1,2 dan 1,6) tidak
dilakukan penambahan 10%, karena jumlah material yang diubah hanya terhadap
persen semen dan mengikuti pola yang sama dengan SG 1,4. Beberapa penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa penambahan bahan pozolanik secara umum telah
digunakan dalam jumlah mulai dari 10 hingga 30% dari berat semen.
Perencanaan porporsi campuran dihitung dengan metode trial and error.
Perhitungan dilakukan dengan merencanakan berat jenis beton busa, FAS, dan
persentase abu cangkang sawit terhadap berat semen. Contoh perhitungan porporsi
campuran dapat dilihat pada Lampiran C.4.3 halaman 76.
3.3.4
21
sawit. Setelah air, semen, dan abu cangkang sawit tercampur secara merata molen
dihentikan sebentar kemudian campuran diambil untuk dilakukan pengukuran flow
test. Nilai flow test yang baik adalah > 20 cm, untuk mendapatkan nilai flow test
tersebut ditambahkan superplasticizer (berkisar 1 sampai 3% dari berat semen yang
diperlukan) ke dalam campuran tersebut. Kemudian dimasukkan busa (foam) yang
telah diukur sesuai dengan kebutuhan berat jenis yang direncanakan. Busa tersebut
berasal dari foam agent yang terlebih dahulu dicampur dengan air pada konsentrasi
1:30. Selanjutnya, menggunakan generator busa (foam generator), cairan foam
agent yang sudah dicampur tersebut dijadikan busa dengan diameter berkisar 0,1
s/d 1 mm. Setelah campuran beton busa tersebut tercampur merata, kemudian
ditimbang berat volume dalam 1 liter sebagai kontrol berat volume dari campuran
beton busa sesuai dengan yang direncanakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada skema pembuatan beton busa pada Gambar 3.1.
Air
Foam agent
Kompresor
Semen
Air
Generator busa
Busa
Pasta Semen
22
atas secara vertikal. Besarnya diameter aliran campuran yang terjadi diukur,
kemudian campuran tersebut disimpan dan ditutup untuk digunakan kembali pada
pengujian berikutnya sampai 60 menit dengan interval waktu tiap 15 menit.
Pembuatan benda uji akan dilakukan dengan mengisi adukan beton busa ke
dalam masing-masing cetakan yang telah disiapkan sebelumnya. Cetakan diisi
campuran sampai penuh dan diketuk dengan palu karet agar padat. Setelah benda
uji berumur 3 jam, permukaan benda uji diratakan dan kemudian dilapisi pasta
semen (capping) dengan FAS 0,29. Cetakan dibuka setelah benda uji berumur 24
jam kemudian diberi nomor/kode sesuai dengan yang direncanakan.
Perawatan beton busa akan dilakukan sesuai dengan SNI 03-3402-1994
tentang Metode Pengujian Berat Isi Beton Ringan Struktural, dengan merendam
selama 6 hari pada temperatur 16C sampai 27C dan kemudian dikeringkan pada
suhu ruangan tanpa terkena cahaya matahari secara langsung.
3.4
Prosedur Pengujian
Metode yang digunakan untuk pengujian tekan beton adalah metode ASTM
C.39. Pengujian akan dilakukan pada saat benda uji berumur 7 hari, 14 hari dan 28
hari dengan ukuran benda uji silinder diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Pengujian
ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton busa. Sebelumnya benda uji
dirawat dengan merendam selama 6 hari dan dikeringkan sehari sebelum dilakukan
pengujian. Sebelum pengujian, benda uji diukur dimensi dan ditimbang beratnya.
23
Compressometer
Benda uji
Data Logger
DATA LOGGER
24
beban maksimum yang terjadi. Keadaan benda uji setelah pembebanan dicatat dan
digambarkan jenis pecahnya.
Pengujian kuat tarik lentur balok dilakukan untuk mengetahui kapasitas kuat
tarik belah beton busa yang berhubungan dengan retak awal. Pengujian kuat tarik
belah beton dilakukan pada saat benda uji berumur 28 hari dengan ukuran benda uji
silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Metode yang digunakan untuk
pengujian kuat tekan beton adalah metode ASTM C.496. Sebelumnya benda uji
dirawat dengan merendam selama 6 hari dan dikeringkan selama 21 hari. Set up
pengujian kuat tarik belah beton pada benda uji silinder diperlihatkan pada Gambar
3.3.
Plywood
Benda uji
25
b. lakukan pengukuran benda uji terhadap diameter dan tinggi benda uji;
c. letakkan salah satu bantalan kayu lapis (plywood) di atas pelat bagian bawah
mesin pembebanan dan letakkan benda uji di atas bantalan tepat pada bagian
tengah bantalan;
d. letakkan bantalan lainnya di atas benda uji tepat pada garis diameter yang telah
dibuat;
e. secara perlahan turunkan pelat dari mesin pembebanan hingga menyentuh
bantalan plywood;
f. lakukan pembebanan secara konstan, catat beban kehancuran, tipe kehancuran,
dan tampak dari bidang keretakan beton.
Pengujian kuat tarik lentur balok dilakukan untuk mengetahui kapasitas kuat
tarik lentur beton busa yang berhubungan dengan retak awal. Pengujian kuat tarik
lentur beton dilakukan pada saat benda uji berumur 28 hari dengan benda uji balok
berukuran (10 10 40) cm dengan beban terpusat di atas balok pada dua titik.
Metode yang digunakan untuk pengujian kuat tarik belah beton adalah metode
ASTM C.78. Sebelumnya benda uji dirawat dengan merendam selama 6 hari dan
dikeringkan selama 21 hari. Sebelum pengujian benda uji diukur dimensi dan
ditimbang beratnya.
Bola baja
(rol)
Batang baja (sendi)
Penekan bagian atas
1 in min.
1 in min.
d=L/3
Benda uji
Bola baja
(rol)
1/3L
1/3L
L
1/3L
26
Benda uji balok yang telah dipersiapkan diletakkan di atas dua tumpuan
yang berjauhan dengan panjang teoritis 30 cm. Pembebanan dilakukan dengan
memberikan dua beban terpusat sama besar (seperti terlihat pada Gambar 3.4).
Beban diberikan secara perlahan hingga balok runtuh. Pembacaan beban
maksimum dilakukan pada saat turunnya angka pembebanan dan diikuti dengan
terbelahnya benda uji. Hasil pemebebanan tersebut digunakan untuk memperoleh
nilai kuat tarik belah dengan menggunakan Persamaan 2.9, halaman 13.
3.5
Analisis Data
Data hasil pengujian kuat tekan, kuat tarik belah, dan kuat tarik lentur
dianalisis dengan menggunakan metode seleksi data sesuai dengan yang dijelaskan
pada sub bab 2.9 halaman 14.
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Abu cangkang sawit yang digunakan pada penelitian ini berasal dari PKS
PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Tanjung Seumantoh yang berlokasi di
Kabupaten Aceh Tamiang. Hasil dari pemeriksaan komposisi kimia dari abu
cangkang sawit yang digunakan dapat diperlihatkan pada Lampiran B.4.1
halaman 69 dan pada Tabel 4.1.
27
28
4.2
1,2
1,4
1,6
Persentase
(%)
0
20
0
10
20
0
20
Semen
(kg)
857,14
685,71
1000,00
900,00
800,00
1142,86
914,29
Air
(kg)
342,86
274,29
400,00
360,00
320,00
457,14
365,71
Abu
Cangkang
Sawit
(kg)
0,00
240,00
0,00
140,00
280,00
0,00
320,00
Foam
(liter)
385,03
346,95
282,54
260,33
238,11
180,05
129,27
29
4.3
Pembuatan benda uji dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tujuh kali
pengecoran. Proporsi campuran beton busa dengan penambahan abu cangkang
sawit yang diperlukan untuk sekali pengecoran disesuaikan dengan variasi SG dan
persentase abu cangkang sawit sebesar 10% dan 20% sebagaimana dijelaskan
pada sub bab 3.3.3 halaman 18.
Pada penelitian ini, nilai flow test pasta semen yang dihasilkan secara
keseluruhan < 20 cm karena FAS yang digunakan terlalu kecil, maka untuk
mendapatkan nilai flow test pasta semen > 20 cm perlu ditambahkan
superplasticizer (SP) yaitu jenis Kondensasi Sulfonat Melamine Formaldehyde
(SMF), maksimal 1% - 2% dari berat semen.
Berat volume mortar diperiksa untuk mengontrol berat volume beton busa
yang direncanakan sesuai dengan berat volume yang dihasilkan. Pemeriksaan
berat volume dilakukan menggunakan literan yang telah diukur volumenya yaitu
1000 ml. Hasil pengukuran berat volume pengecoran diperlihatkan pada Tabel 4.4.
0%
1221
1403
1605
20%
1225
1465
1630
Dari Tabel 4.4 diperlihatkan bahwa berat volume yang dihasilkan telah
mendekati volume rencana yaitu 1200 gr/ltr, 1400 gr/ltr, dan 1600 gr/ltr.
Pemeriksaan berat volume dilakukan menggunakan literan yang telah diukur
volumenya yaitu 1000 ml.
Untuk melihat nilai kemudahan kerja (workability) perlu dilakukan
pengujian flow test campuran beton busa secara berkala mulai dari selesai
pencampuran sampai 60 menit. Hasil pengujian flow test campuran beton busa
abu cangkang sawit diperlihatkan pada Lampiran B.4.2 halaman 70.
30
Workabilitas (%)
120
SG 1,2; ABCS 0%
SG 1,2; ABCS 20%
100
SG 1,4; ABCS 0%
SG1,4; ABCS 10%
SG 1,4; ABCS 20%
80
SG 1,6; ABCS 0%
SG 1,6; ABCS 20%
60
0
15
30
45
60
Waktu (menit)
Beton
Busa
Setelah
4.4
Pengujian kuat tekan dilakukan pada saat benda uji berumur 7, 14 dan 28
hari. Sebelum dilakukan pengujian masing-masing benda uji ditimbang beratnya.
Metode pengujian kuat tekan beton dilakukan sesuai dengan sub bab 3.4.1
halaman 20. Data yang diperoleh dari hasil pengujian kuat tekan ini diperlihatkan
pada Lampiran B.4.3 halaman 71, sedangkan data perhitungan dari hasil
pengujian kuat tekan diperlihatan pada Lampiran C.4.5 halaman 79. Data hasil
pengujian kuat tekan beton busa dengan penambahan abu cangkang sawit yang
dibandingkan dengan beton busa normal dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar
4.2. berikut.
31
Tabel 4.5 Perbandingan Kuat Tekan Beton Busa dengan Penambahan Abu
Cangkang Sawit dengan Beton Busa Normal
SG
Abu Cangkang
Sawit
(%)
0
20
0
10
20
0
20
(MPa)
9,01
9,37
15,08
16,07
16,64
23,77
27,09
1,2
1,4
1,6
Dari Tabel 4.5 diperlihatkan bahwa beton busa dengan penambahan abu
cangkang sawit untuk seluruh SG mengalami peningkatan kekuatan tekan dari
beton busa normal. Grafik hubungan kuat tekan beton busa dengan variasi
persentase abu cangkang sawit 10% dan 20% untuk SG 1,4 dan 20% saja untuk
SG 1,2 dan 1,6 diperlihatkan pada Gambar 4.2.
30
27.09
25
23.77
20
15
15.08
10
9.01
16.64
16.07
SG 1,2
SG 1,4
SG 1,6
9.37
5
0
0
10
20
Gambar 4.2 Hubungan Kuat Tekan Beton Busa dengan Variasi Persentase
Penambahan Abu Cangkang Sawit
Untuk melihat faktor umur beton busa dengan penambahan abu cangkang
sawit, maka dilakukan pengujian benda uji pada umur 7, 14 dan 28 hari.
Hubungan faktor umur pada beton busa dengan penambahan abu cangkang sawit
dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
32
Tabel 4.6 Hubungan Kuat Tekan terhadap Faktor Umur Beton Busa dengan
Penambahan Abu Cangkang Sawit
Specific
Gravity
(SG)
Abu
Cangkang
Sawit
(%)
0
1,2
20
1,4
10
20
0
1,6
20
Kuat
Tekan
Rerata
(N/mm2)
Kuat
Tekan
Rerata
(%)
5,79
14
28
7
14
28
Selisih
Faktor
Umur
(%)
(%)
100,00
64,24
7,86
135,75
35,75
87,20
9,01
155,67
55,67
100,00
6,15
100,00
61,56
7,65
124,37
24,37
76,57
9,99
162,44
62,44
100,00
9,05
100,00
60,12
14
12,04
133,06
33,06
80,00
28
15,05
166,33
66,33
100,00
9,66
100,00
60,08
14
12,86
133,13
33,13
79,99
28
16,07
166,44
66,44
100,00
10,76
100,00
64,63
14
14,40
133,86
33,86
86,51
28
16,64
154,73
54,73
100,00
17,28
100,00
67,91
14
22,27
128,89
28,89
87,53
28
25,45
147,25
47,25
100,00
19,94
100,00
73,60
14
24,45
122,60
22,60
90,24
28
27,09
135,86
35,86
100,00
Umur
(hari)
Dari tabel 4.6 diperlihatkan bahwa Persentase pencapaian kuat tekan beton
busa terhadap umur 28 hari lebih tinggi dibandingkan dengan beton normal. Hal
ini disebabkan oleh besarnya volume semen pada beton busa yang menyebabkan
ikatan semen dan air pada campuran lebih besar, sehingga kuat tekan yang
dihasilkan juga lebih tinggi. Hubungan faktor umur pada beton busa dengan
penambahan abu cangkang sawit juga disajikan dalam bentuk grafik seperti pada
Gambar 4.3 halaman 33.
33
100
80
SG 1,2; ABCS 0%
SG 1,2; ABCS 20%
60
SG 1,4; ABCS 0%
SG 1,4; ABCS 10%
40
SG 1,6; ABCS 0%
SG 1,6; ABCS 20%
0
0
14
21
28
Umur (Hari)
Berdasarkan berat jenis dan hasil kuat tekan beton busa dengan
penambahan abu cangkang sawit dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu
Moderate Strength Concretes dan Structural Lightweight Concretes, seperti yang
diperlihatkan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Penggolongan Beton Busa dengan Penambahan Abu Cangkang Sawit
Berdasarkan Berat Jenis dan Kuat Tekan
SG
1,2
1,4
1,6
Abu Cangkang
Sawit
(%)
0
20
0
10
20
0
20
Berdasarkan data dari hasil pengujian kuat tekan, dibuat grafik hubungan
tegangan-regangan beton busa dengan cara menghitung tegangan dan regangan
34
setiap interval kenaikan beban 1 ton atau disesuaikan dengan pemberian beban
sampai benda uji hancur. Grafik hubungan tegangan-regangan beton busa untuk
berbagai SG diperlihatkan pada Gambar 4.4 berikut.
Tegangan (MPa)
250.0
30,0
200.0
SG 1,2 ABCS 0%
SG 1,2 ABCS 20%
SG 1,4 ABCS 0%
SG 1,4 ABCS 10%
SG 1,4 ABCS 20%
20,0
150.0
100.0
10,0
SG 1,6 ABCS 0%
SG 1,6 ABCS 20%
50.0
0,0
0.0
0.0000
0.0020
0.0100
4.5
Pengujian kuat tarik belah dilakukan pada saat benda uji berumur 28 hari.
Sebelum dilakukan pengujian dilakukan masing-masing benda uji ditimbang
beratnya. Metode pengujian kuat tarik belah beton dilakukan sesuai dengan sub
bab 3.4.2 halaman 24. Data yang diperoleh dari hasil pengujian kuat tarik belah
35
ini diperlihatkan pada Lampiran B.4.4 halaman 72, sedangkan data perhitungan
diperlihatkan pada Lampiran C.4.6 halaman 80. Data hasil pengujian kuat tarik
belah beton busa dengan penambahan abu cangkang sawit diperlihatkan pada
Tabel 4.8 dan Gambar 4.5 berikut.
Tabel 4.8 Perbandingan Kuat Tarik Belah Beton Busa dengan Penambahan Abu
Cangkang Sawit dengan Beton Busa Normal
Abu cangkang sawit
SG
(%)
0
20
0
10
20
0
20
1,2
1,4
1,6
Dari Tabel 4.8 diperlihatkan bahwa pada beton busa dengan penambahan
abu cangkang sawit untuk seluruh SG mengalami peningkatan kekuatan tarik
belah dari beton busa normal. Grafik hubungan kuat tekan beton busa dengan
variasi persentase abu cangkang sawit 10% dan 20% untuk SG 1,4 dan 20% saja
untuk SG 1,2 dan 1,6 diperlihatkan pada Gambar 4.5.
3.0
2.5
2.49
2.26
2.0
SG 1,2
1.5
1.48
1.0
0.93
1.60
1.55
0.97
SG 1,4
SG 1,6
0.5
0.0
0
10
Abu Cangkang Sawit (%)
20
36
4.6
Metode pengujian kuat tarik lentur beton busa dilakukan sesuai dengan
sub bab 3.4.3 halaman 25. Data kuat tarik lentur yang diperoleh diperlihatkan
pada Lampiran B.4.5 halaman 73, sedangkan data perhitungan diperlihatkan pada
Lampiran C.4.7 halaman 81. Data hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Perbandingan Kuat Tarik Lentur Beton Busa dengan Penambahan Abu
Cangkang Sawit dengan Beton Busa Normal
Abu cangkang sawit
SG
(%)
0
20
0
10
20
0
20
1,2
1,4
1,6
Kuat tarik
lentur (fr)
rata-rata
(MPa)
1,86
1,93
2,22
2,27
2,30
3,56
3,68
Dari Tabel 4.9 diperlihatkan bahwa pada beton busa dengan penambahan
abu cangkang sawit untuk seluruh SG mengalami peningkatan kekuatan tarik
lentur dari beton busa normal. Grafik hubungan kuat tekan beton busa dengan
variasi persentase abu cangkang sawit 10% dan 20% untuk SG 1,4 dan 20% saja
3.56
3.68
2.22
1.86
2.30
1.93
3.00
SG 1,2
2.50
2.00
2.27
SG 1,4
SG 1,6
1.50
1.00
0
10
Abu Cangkang Sawit (%)
20
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Kuat Tarik Lentur Beton Busa Penambahan
Abu Cangkang Sawit dengan Beton Busa Normal
37
27.089
23.765
Tegangan (MPa)
30
25
9.011
20
15
10
5
0
1.856
9.368
1.927
2.216
2.270
2.304
3.562
3.676
0.934
0.972
1.478
1.551
1.601
2.260
2.492
SG 1.2
ABCS 0%
SG 1.2
ABCS
20%
SG 1.4
ABCS 0%
SG 1.4
ABCS
10%
SG 1.4
ABCS
20%
SG 1.6
ABCS 0%
SG 1.6
ABCS
20%
4.7
Data hasil kuat tekan dan kuat tarik belah beton busa diperoleh dari
pengujian kuat tekan dengan benda uji silinder dan kuat tarik belah dengan benda
uji silinder. Kuat tekan dan kuat tarik belah beton busa saling berhubungan dan
mempengaruhi satu sama lainnya. Dari data tersebut dibuat grafik hubungan
antara kuat tekan dengan kuat tarik belah beton busa dengan penambahan abu
cangkang sawit. Grafik hubungan kuat tekan dan kuat tarik belah beton busa
dengan penambahan abu cangkang sawit dapat diperlihatkan pada Gambar 4.8
halaman 38.
38
3.0
y = 0.0836x + 0.1998
R = 0.9254
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
0
10
15
20
25
30
35
Gambar 4.8 Hubungan kuat tekan terhadap kuat tarik belah beton busa
Berdasarkan grafik di atas, hubungan kuat tekan dengan kuat tarik belah
tersebut dapat disimpulkan bahwa kuat tekan beton busa berbanding lurus dengan
kuat tarik belahnya. Hasil tersebut menunjukkan semakin besar nilai kuat tekan
beton busa dengan penambahan abu cangkang sawit maka semakin besar nilai
kuat tarik belahnya. Berdasarkan Tabel 2.3 pada sub bab 2.6 halaman 12, dapat
dibuat suatu hubungan antara kuat tarik belah terhadap kuat tekan beton busa,
seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Perbandingan Kuat Tarik Belah berdasarkan Nilson dan Winter
dengan Hasil penelitian
SG
1,2
1,4
1,6
ABCS
(f'c) Hasil
Penelitian
( ft ) berdasarkan koefisien
Nilson dan Winter
f t 0,33 f ' c
ft 0,50 f 'c
( ft ) Hasil
Penelitian
f 't
f 'c
(%)
(MPa)
(MPa)
(MPa)
(MPa)
9,011
1,018
1,525
0,934
0,311
20
9,368
1,038
1,555
0,972
0,318
15,076
1,316
1,972
1,478
0,381
10
16,073
1,359
2,037
1,551
0,387
20
16,642
1,383
2,072
1,601
0,393
23,765
1,653
2,476
2,260
0,464
20
27,089
1,764
2,644
2,492
0,479
39
Dari Tabel 4.10, hasil penelitian rata-rata nilai kuat tarik belah beton busa
dengan penambahan abu cangkang sawit pada penelitian ini berada dalam interval
0,311
4.8
Data hasil kuat tekan dan kuat tarik lentur beton busa diperoleh dari
pengujian kuat tekan dengan benda uji silinder dan kuat tarik lentur dengan benda
uji balok. Kuat tekan dan kuat tarik lentur beton busa dengan penambahan abu
cangkang sawit juga saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama
lainnya. Dari data tersebut dibuat grafik hubungan antara kuat tekan dengan kuat
tarik lentur beton busa dengan penambahan abu cangkang sawit. Grafik hubungan
kuat tekan dan kuat tarik lentur beton busa dengan penambahan abu cangkang
sawit tersebut diperlihatkan pada Gambar 4.9.
4.0
y = 0.1082x + 0.6368
R = 0.9309
3.5
3.0
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
0
10
15
20
25
30
35
Gambar 4.9 Hubungan kuat tekan terhadap kuat tarik lentur beton busa
Berdasarkan grafik di atas, hubungan kuat tekan dengan kuat tarik belah
tersebut dapat disimpulkan bahwa kuat tekan beton busa berbanding lurus dengan
kuat tarik lenturnya. Hasil tersebut menunjukkan semakin besar nilai kuat tekan
40
beton busa dengan penambahan abu cangkang sawit maka semakin besar nilai
kuat tarik lenturnya. Berdasarkan Tabel 2.3 pada sub bab 2.6 halaman 12, dapat
dibuat suatu hubungan antara kuat tarik lentur terhadap kuat tekan beton busa,
seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Perbandingan Kuat Tarik Lentur berdasarkan Nilson dan Winter
dengan Hasil penelitian
SG
1,2
1,4
1,6
ABCS
(f'c) Hasil
Penelitian
( fr ) berdasarkan koefisien
Nilson dan Winter
ft 0,50 f 'c
fr 0,67 f 'c
( fr ) Hasil
Penelitian
fr
f 'c
(%)
(MPa)
(MPa)
(MPa)
(MPa)
9,011
1,525
2,035
1,856
0,618
20
9,368
1,555
2,075
1,927
0,630
15,076
1,972
2,632
2,216
0,571
10
16,073
2,037
2,718
2,270
0,566
20
16,642
2,072
2,766
2,304
0,565
23,765
2,476
3,305
3,562
0,731
20
27,089
2,644
3,529
3,676
0,706
Dari Tabel 4.11, hasil penelitian rata-rata nilai kuat tarik lentur beton busa
dengan penambahan abu cangkang sawit pada penelitian ini berada dalam interval
0,565
yang lebih rendah dari batasan yang diberikan oleh Nilson dan Winter.
4.9
Metode pengujian absorpsi air pada beton dilakukan sesuai dengan sub bab
3.4.4 halaman 24. Data yang diperoleh dari pengukuran benda uji dan hasil
pengujian absorpsi diperlihatkan pada Lampiran B.4.6 halaman 76 dan Lampiran
C.4.8 halaman 82 s/d halaman 88. Hasil pengujian merupakan nilai rata-rata berat
air yang diserap oleh masing-masing benda uji dengan interval waktu yang telah
ditentukan. Hasil pengujian tersebut diperlihatkan pada Gambar 4.10 sampai
Gambar 4.12.
41
8.0
7.0
6.0
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
ABCS 0%
ABCS 20%
20
40
60
80
100
120
140
18.0
16.0
14.0
12.0
ABCS 0%
10.0
ABCS 10%
8.0
ABCS 20%
6.0
4.0
2.0
0.0
0
20
40
60
80
100
Waktu Penyerapan (menit)
120
140
42
Dari Gambar 4.11 dapat diihat bahwa absorpsi beton busa dengan
penambahan abu cangkang sawit pada SG 1,4 juga memiliki nilai yang lebih
tinggi dari pada beton busa normal. Hasil pengujian absorpsi beton busa dengan
penambahan abu cangkang sawit 10% dan 20% sebesar 20,53% dan 24,69%
sedangkan absorpsi beton busa normal sebesar 17,3%.
ABCS 0%
6.0
ABCS 20%
4.0
2.0
0.0
0
20
40
60
80
100
Waktu Penyerapan (menit)
120
140
4.10
Seleksi Data
Data hasil pengujian kuat tekan, kuat tarik belah, dan kuat tarik lentur
beton busa terlebih dahulu dilakukan seleksi data secara statistik untuk melihat
data-data yang rusak. Pengolahan data dihitung dengan menggunakan Software
Microsoft Excel. Hasil seleksi data diperlihatkan pada Lampiran C.4.9 s/d C.4.11
43
halaman 89 s/d 91. Dari hasil seleksi data tersebut, maka pada hasil pengujian
kuat tekan digunakan 18 data, pada kuat tarik belah 14 data, dan pada kuat tarik
lentur 16 data.
4.11
Pembahasan
Sifat mekanis beton busa meliputi kuat tekan, kuat tarik belah, dan kuat
tarik lentur. Pembahasan terhadap sifat mekanis dan absorpsi beton busa dengan
penambahan abu cangkang sawit disajikan dalam sub bab berikut ini.
Hasil pengujian kuat tekan beton busa dengan penggunaan abu cangkang
sawit sebagai bahan pengisi menunjukkan terjadinya peningkatan kekuatan
dibandingkan dengan beton busa normal. Namun, persentase peningkatan kuat
tekan semakin kecil dengan meningkatnya persentase penambahan abu cangkang
sawit. Hal ini dimungkinkan karena kandungan senyawa silika (SiO2) yang
terdapat pada abu cangkang sawit sedikit, dimana senyawa SiO2 itu sendiri apabila
bereaksi dengan kapur bebas (Ca(OH)2) dan air akan membentuk material seperti
semen yang menyebabkan rekatan antar material pada beton busa semakin kuat.
Semakin besar SG pada beton busa dengan penambahan abu cangkang
sawit maka sifat mekanis yang diperoleh akan semakin besar. Hal ini disebabkan
oleh semakin besar SG, maka semakin besar pula jumlah semen yang digunakan
dan jumlah busa semakin kecil sehingga kekuatan pasta semen semakin kuat
Kuat tarik belah beton busa dengan penambahan abu cangkang sawit
menunjukkan terjadinya peningkatan kekuatan dibandingkan dengan beton busa
normal. Tabel 4.8 diperlihatkan bahwa kuat tarik belah beton busa dengan SG 1,2;
1,4; dan 1,6 pada FAS 0,4 dengan variasi persentase penambahan abu cangkang
44
sawit sampai dengan 20% terjadi peningkatan kekuatan berkisar antara 4,06%
sampai dengan 10,30% jika dibandingkan dengan beton busa normal.
Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 4.10, bahwa perbandingan nilai
koefisien kuat tarik belah beton busa dengan penambahan abu cangkang sawit
dari penelitian ini diperoleh interval yang sama dari batasan penelitian Nilson dan
Winter yaitu 0,311
f ' c (MPa).
Kuat tarik lentur beton busa dengan penambahan abu cangkang sawit
menunjukkan terjadinya peningkatan kekuatan dibandingkan dengan beton busa
normal. Berdasarkan Tabel 4.9 kuat tarik lentur diperlihatkan bahwa beton busa
dengan SG 1,2; 1,4; dan 1,6 pada FAS 0,4 dengan variasi persentase abu
cangkang sawit sampai dengan 20% terjadi peningkatan kekuatan berkisar antara
2,46% sampai dengan 3,98% jika dibandingkan dengan beton busa normal.
Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 4.11 bahwa perbandingan nilai
koefisien kuat tarik lentur beton busa dengan penambahan abu cangkang sawit
dari penelitian ini diperoleh interval yang lebih rendah dari batasan penelitian
Nilson dan Winter yaitu 0,565
f ' c (MPa).
4.10.4 Absorpsi
Nilai absorpsi pada semua benda uji pada penelitian ini ecenderung
konstan dan megalami peningkatan daya serap air yang sangat kecil pada menit
ke-50. Berdasarkan hasil pengujian absorpsi, beton busa dengan penambahan abu
cangkang sawit memiliki nilai absorpsi yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan beton busa normal. Kecepatan penyerapan air juga dipengaruhi oleh
rongga di dalam beton busa, semakin rendah SG maka semakin cepat penyerapan
air pada beton busa.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan
yang
penelitian
pengaruh
penambahan abu cangkang sawit terhadap sifat mekanis dan absorpsi beton busa
adalah sebagai berikut:
1. Penambahan abu cangkang sawit pada beton busa dengan persentase abu
cangkang sawit hingga 20% untuk SG 1,2; 1,4 dan 1,6 menyebabkan
terjadinya peningkatan terhadap sifat mekanis beton busa;
2. Hasil pengujian kuat tekan beton busa dengan penambahan abu cangkang
sawit menunjukkan peningkatan sebesar 3,96% s/d 13,99% dari kuat tekan
beton busa normal;
3. Hasil pengujian kuat tarik belah beton busa dengan penambahan abu
cangkang sawit terjadi peningkatan sebesar 4,06% s/d 10,30% dari kuat tarik
belah beton busa normal;
4. Hasil pengujian kuat tarik lentur beton busa dengan penambahan abu
cangkang sawit terjadi peningkatan sebesar 2,46% s/d 3,98% dari kuat tarik
lentur beton busa normal.
5. Berdasarkan berat jenis dan hasil pengujian kuat tekan beton busa dengan
menggunakan abu cangkang sawit dapat digolongkan menjadi dua golongan
yaitu Moderate Strength Concretes dan Structural Lightweight Concretes.
45
46
6. Hasil hubungan antara kuat tarik belah terhadap kuat tekan beton busa dalam
penelitian ini adalah 0,311
f ' c (MPa);
7. Hasil pengujian absorpsi beton busa dengan penambahan abu cangkang sawit
pada SG 1,2 dengan penambahan abu cangkang sawit 20% sebesar 24,42%
lebih besar dari pada beton busa normal pada SG yang sama yaitu 20,7%; dan
pada SG 1,4 dengan penambahan abu cangkang sawit 10% dan 20% sebesar
20,53% dan 24,69% lebih besar dari pada beton busa normal pada SG yang
sama yaitu 17,3%; serta pada SG 1,6 dengan penambahan abu cangkang
sawit 20% sebesar 16,99% lebih besar dari pada beton busa normal pada SG
yang sama yaitu 12,56%.
8. Semakin besar persentase penggunaan abu cangkang sawit pada beton busa,
maka semakin besar pula absorpsi air pada beton busa tersebut, dan semakin
kecil SG beton busa maka semakin besar pula absorpsi air pada beton busa
tersebut.
5.2
Saran
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat berguna secara umum dalam ilmu
bahan bangunan dan teknologi beton, khususnya tentang perkembangan ilmu
beton ringan dan dapat diterapkan secara praktis dilapangan. Penelitian ini juga
diharapkan dapat dilanjutkan oleh peneliti lainnya, dengan memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Karena abu cangkang sawit bersifat pozollanik sehingga disarankan untuk
menambah faktor umur benda uji lebih dari 28 hari (90 hari) guna melihat
pengaruh diatas 28 hari pada pengujian sifat mekanis;
2. Menambahkan abu cangkang sawit dengan persentase lebih dari 20% untuk
melihat persentase optimal dari kekuatan beton busa.
3. Beton busa dengan penambahan abu cangkang sawit dapat dijadikan suatu
bahan bangunan anternatif pada daerah rawan seperti dinding.
47
DAFTAR KEPUSTAKAAN
47
48
14. Nugraha P. dan Antoni, 2007, Teknologi Beton dari Material, Pembuatan, ke
Beton Kinerja Tinggi, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
15. Ronald Y., Marchell M. (2011). Pengaruh Penyerapan Air pada Sifat Fisik
Bata
Ringan.
Tugas
Akhir
No.
11011784/SIP/2011.
Unpublished
49
Tidak
Ya
Pembuatan Benda
Uji Absorpsi
Kubus (5x5x5) cm
PENGOLAHAN DATA
PEMBAHASAN DAN PERBANDINGAN HASIL PERHITUNGAN
Pengaruh Penambahan Abu Cangkang Sawit terhadap Sifat Mekanis dan Absorpsi Beton Busa
KESIMPULAN
SELESAI
50
Keterangan:
: lokasi pengambilan abu cangkang sawit
51
52
Tegangan (N/mm)
10.00
8.00
6.00
K1131
K1132
4.00
K1133
2.00
0.00
0
Grafik A.4.1.1
0.001
0.002
Regangan
0.003
Tegangan (N/mm)
10.00
8.00
K1331
K1332
6.00
K1333
4.00
2.00
0.00
0.000
Grafik A.4.1.2
0.001
0.002
Regangan
0.003
0.004
53
Tegangan (N/mm)
K2131
K2132
K2133
0.001
Grafik A.4.1.3
0.002
Regangan
0.003
Tegangan (N/mm)
K2231
K2232
K2233
Grafik A.4.1.4
0.001
0.002
Regangan
0.003
54
Tegangan (N/mm)
K2331
K2332
K2333
Grafik A.4.1.5
0.001
0.002
Regangan
0.003
Tegangan (N/mm)
35.00
30.00
25.00
K3131
20.00
K3132
15.00
K3133
10.00
5.00
0.00
0
Grafik A.4.1.6
0.001
0.002
Regangan
0.003
55
Tegangan (N/mm)
30.00
25.00
20.00
K3331
15.00
K3332
K3333
10.00
5.00
0.00
0
Grafik A.4.1.7
0.001
0.002
Regangan
0.003
0.004
56
30
27.09
23.77
25
20
16.0716.64
15.08
15
10
9.37
9.01
5
0
0
1.2
1.4
1.6
Specific Gravity
ABCS 0%
ABCS 10%
ABCS 20%
Gambar A.4.2.1 Grafik hubungan kuat tekan dengan berat jenis beton busa dengan
penambahan abu cangkang sawit (data seleksi)
3.0
2.49
2.5
2.26
2.0
1.60
1.48 1.55
1.5
1.0
0.97
0.93
0.5
0
0.0
1.2
1.4
1.6
Specific Gravity
ABCS 0%
ABCS 10%
ABCS 20%
Gambar A.4.2.2 Grafik hubungan kuat tarik belah dengan berat jenis beton busa
dengan penambahan abu cangkang sawit (data seleksi)
Busa
dengan
57
4.0
3.68
3.56
3.5
3.0
2.22 2.27 2.30
2.5
2.0
1.93
1.86
1.5
1.0
0.5
0
0.0
1.2
1.4
1.6
Specific Gravity
ABCS 0%
ABCS 10%
ABCS 20%
Gambar A.4.2.3 Grafik hubungan kuat tarik Lentur dengan berat jenis beton busa
dengan penambahan abu cangkang sawit (data seleksi)
30
20.70
Absorpsi (%)
24.69
24.42
25
20.53
20
17.33
15
16.99
12.56
10
5
0
0
1.2
ABCS 0%
1.4
Specific Gravity
ABCS 10%
1.6
ABCS 20%
Gambar A.4.2.3 Grafik hubungan Absorpsi terhadap berat jenis beton busa dengan
penambahan abu cangkang sawit
Busa
dengan
58
Oven
Timbangan
Lampiran A.4.3 : Peralatan yang Digunakan (1/3)
59
Kereta Sorong
Oli
60
Compressometer
Data Logger
61
Semen
Air
Foam
62
Pencucian ABCS
Pengeringan ABCS
63
64
65
Setelah Pembebanan
66
Sebelum Pengujian
Setelah Pengujian
67
68
69
70
Lampiran B.4.2 Data Hasil Pengujian Flow Test Beton busa dengan
Penambahan Abu Cangkang Sawit
SG
Abu Cangkang
Sawit
Jenis Benda
Uji
Waktu
Flow Test
(%)
(buah)
(menit)
(cm)
0
15
30
45
60
0
15
30
45
60
0
15
30
45
60
0
15
30
45
60
0
15
30
45
60
0
15
30
45
60
0
15
30
45
60
22,5
21,0
21,0
20,5
20,0
22,0
21,0
20,0
19,0
18,0
25,0
23,0
21,5
21,0
20,5
21,0
20,0
19,0
18,0
17,5
23,0
21,0
19,0
18,5
18,0
24,0
23,0
22,0
21,5
21,0
22,0
21,0
20,0
19,0
18,5
20
10
20
20
1,2
1,4
1,6
71
Lampiran B.4.3 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Busa dengan
Penambahan Abu Cangkang Sawit
SG
Abu
Cangkang
Sawit
Umur
(%)
(hari)
28
Jumlah
Benda
Uji
1,4
10
20
28
28
28
28
28
1,6
20
28
Beban
(P)
Diameter
Tinggi
(cm)
(cm)
K1131
10,10
20,10
7000
K1132
10,15
20,05
7500
K1133
10,00
20,10
7500
K1331
10,00
20,05
7000
K1332
10,00
20,00
9000
K1333
10,00
20,00
8000
K2131
10,00
20,10
12000
K2132
10,05
20,10
12500
K2133
10,10
20,10
12000
K2231
10,05
20,05
13000
K2232
10,00
20,10
12500
K2233
10,10
20,05
13500
K2331
10,05
20,15
14000
K2332
10,05
20,10
13500
K2333
10,10
20,10
13000
K3131
10,10
20,04
20500
K3132
10,20
20,03
24000
K3133
10,15
20,05
18500
K3331
10,05
20,05
21000
K3332
10,00
20,10
21500
K3333
10,05
20,10
23000
(buah)
1,2
20
Nama
Benda
Uji
(kg)
72
Lampiran B.4.4 Data Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton Busa
dengan Penambahan Abu Cangkang Sawit
SG
Abu
Cangkang
Sawit
Umur
(%)
(hari)
28
Jumlah
Benda
Uji
1,4
10
20
28
28
28
28
28
1,6
20
28
Beban
(P)
Diameter
Tinggi
(cm)
(cm)
(kg)
B1131
15,00
30,00
6500
B1132
15,00
30,05
7500
B1133
15,00
30,15
7000
B1331
15,00
30,30
7500
B1332
14,95
30,05
7000
B1333
15,00
30,00
7000
B2131
15,00
30,15
10000
B2132
15,05
30,25
10500
B2133
15,00
30,20
11000
B2231
15,05
30,15
11000
B2232
15,00
30,15
11500
B2233
14,95
29,85
10500
B2331
15,00
29,70
11500
B2332
15,00
30,10
11500
B2333
15,00
30,05
11000
B3131
15,10
29,90
16500
B3132
15,15
30,10
16000
B3133
15,10
30,20
17000
B3331
15,00
29,80
20000
B3332
14,90
29,85
17000
B3333
14,95
29,75
18500
(buah)
1,2
20
Nama
Benda
Uji
73
Lampiran B.4.5 Data Hasil Pengujian Kuat Tarik Lentur Beton Busa
dengan Penambahan Abu Cangkang Sawit
SG
Abu
Cangkang
Sawit
Umur
(%)
(hari)
28
Jumlah
Benda
Uji
1,4
10
20
28
28
28
28
28
1,6
20
28
Beban
(P)
Panjang
Lebar
Tinggi
(cm)
(cm)
(cm)
L1131
40,20
10,40
10,10
655
L1132
40,40
10,20
10,20
455
L1133
40,40
10,20
10,10
670
L1331
40,50
10,20
10,30
670
L1332
40,20
10,25
10,20
680
L1333
40,20
10,20
10,25
720
L2131
39,80
10,30
10,20
780
L2132
39,70
10,10
9,90
770
L2133
49,50
10,10
11,00
800
L2231
40,20
10,30
10,20
810
L2232
40,30
10,20
10,20
790
L2233
40,00
9,80
10,30
830
L2331
39,90
10,20
10,50
860
L2332
39,80
10,20
10,10
840
L2333
49,80
10,10
10,10
800
L3131
39,80
10,20
10,20
1245
L3132
40,20
10,10
10,10
1285
L3133
49,80
10,00
10,10
1135
L3331
39,90
10,35
10,30
1365
L3332
40,00
10,20
10,30
1390
L3333
50,10
10,30
10,25
1320
(buah)
1,2
20
Nama
Benda
Uji
(kg)
74
Lampiran B.4.6 Data Hasil Pengukuran Benda Uji Absorpsi Beton Busa
dengan Penambahan Abu Cangkang Sawit
SG
Filler
ABCS
Jumlah
Benda Uji
(%)
(buah)
1,2
20
1,4
10
20
1,6
20
Nama
Benda Uji
Berat
Benda Uji
A1131
(cm)
5,10
(cm)
5,00
(cm)
5,05
(gram)
137,90
A1132
5,15
5,10
5,10
145,70
A1133
5,00
5,10
5,10
141,60
A1331
4,90
4,90
5,10
133,30
A1332
5,00
5,10
5,10
136,30
A1333
5,05
5,10
5,05
125,50
A2131
5,30
5,10
5,20
154,40
A2132
5,20
5,00
5,00
147,00
A2133
5,20
5,20
5,30
153,50
A2231
4,95
5,00
5,10
158,60
A2232
5,10
5,10
5,10
156,50
A2233
5,10
5,10
5,20
167,50
A2331
5,20
5,20
5,10
146,90
A2332
5,00
4,90
5,10
145,30
A2333
5,05
5,10
5,20
154,10
A3131
5,10
5,30
5,20
202,50
A3132
5,10
5,00
5,20
195,20
A3133
5,10
5,30
5,10
199,60
A3331
5,10
5,00
4,95
199,50
A3332
5,00
5,00
5,10
186,00
A3333
5,10
5,00
5,10
185,30
75
1
2
3
Sampling
No
A
B
C
Volume of Bulk
Container
Container Density
Container
+
Aggregate
Aggregate
(kg)
(kg)
(kg)
(l)
(kg/l)
8,39
8,39
8,39
9,64
9,57
9,61
Average
1,25
1,18
1,22
1,53
1,53
1,53
0,82
0,77
0,80
0,80
76
SG semen = 3,15
FAS
= 0,4
SG air
ABCS
= 10%
SG ABCS = 1,49
=1
+ 0,4S +
+ 0,1BB
0,9 BB =
1,4 S
1260
77
Berat semen / m 3 kg
Berat jenis semen kg / l
b) Air
Berat air / m 3 kg
Berat jenis air kg / l
Berat serat / m 3 kg
Berat jenis ABCS kg / l
1
1,49
3,15
B = 260,33 liter
7. Menentukan volume dan jumlah benda uji:
Vsilinder kecil
Vsilinder besar
Vbalok
Vtotal
= 0,016 +
= 0,0367
900
0,0367 = 33,03 kg
Air
400
0,0367 = 13,21 kg
ABCS =
100
0,0367 =
Busa
= 239,77 0,0367 =
5,14 kg
8,79 liter
78
79
SG
ABCS
(%)
0
Benda
Uji
1,4
10
20
1,6
20
Dimensi
Beban
Beban
Kuat
tekan
(P)
(P)
(f'c)
(mm)
(mm)
(kg)
(N)
(N/mm2)
K1131
101,0
201,0
7000
68670
8,57
K1132
101,5
200,5
7500
73575
9,09
K1133
100,0
201,0
7500
73575
9,37
K1331
100,0
200,5
7000
68670
8,74
K1332
100,0
200,0
9000
88290
11,24
K1333
100,0
200,0
8000
78480
9,99
K2131
100,0
201,0
12000 117720
14,99
K2132
100,5
201,0
12500 122625
15,46
K2133
101,0
201,0
12000 117720
14,69
K2231
100,5
200,5
13000 127530
16,08
K2232
100,0
201,0
12500 122625
15,61
K2233
101,0
200,5
13500 132435
16,53
K2331
100,5
201,5
14000 137340
17,31
K2332
100,5
201,0
13500 132435
16,69
K2333
101,0
201,0
13000 127530
15,92
K3131
101,0
200,4
20500 201105
25,10
K3132
102,0
200,3
24000 235440
28,81
K3133
101,5
200,5
18500 181485
22,43
K3331
100,5
200,5
21000 206010
25,97
K3332
100,0
201,0
21500 210915
26,85
K3333
100,5
201,0
23000 225630
28,44
(buah)
1,2
20
Nama
Benda
Uji
f'c
rata-rata
(N/mm2 )
9,01
9,99
15,05
16,07
16,64
25,45
27,09
80
Lampiran C.4.6 Hasil Perhitungan Pengujian Kuat Tarik Belah Beton Busa
dengan Penambahan Abu Cangkang Sawit
SG
ABCS
(%)
0
Benda
Uji
1,4
10
20
1,6
20
Dimensi
Benda Uji
Beban
(P)
Beban
(P)
Kuat
tarik
belah
(f't)
(mm)
(mm)
(kg)
(N)
(N/mm2 )
B1131
150,0
300,0
6500
63765
0,90
B1132
150,0
300,5
7500
73575
1,04
B1133
150,0
301,5
7000
68670
0,97
B1331
150,0
303,0
7500
73575
1,03
B1332
149,5
300,5
7000
68670
0,97
B1333
150,0
300,0
7000
68670
0,97
B2131
150,0
301,5
10000
98100
1,38
B2132
150,5
302,5
10500
103005
1,44
B2133
150,0
302,0
11000
107910
1,52
B2231
150,5
301,5
11000
107910
1,51
B2232
150,0
301,5
11500
112815
1,59
B2233
149,5
298,5
10500
103005
1,47
B2331
150,0
297,0
11500
112815
1,61
B2332
150,0
301,0
11500
112815
1,59
B2333
150,0
300,5
11000
107910
1,52
B3131
151,0
299,0
16500
161865
2,28
B3132
151,5
301,0
16000
156960
2,19
B3133
151,0
302,0
17000
166770
2,33
B3331
150,0
298,0
20000
196200
2,79
B3332
149,0
298,5
17000
166770
2,39
B3333
149,5
297,5
18500
181485
2,60
(buah)
1,2
20
Nama
Benda
Uji
f't
ratarata
(N/mm2)
0,97
0,99
1,45
1,52
1,58
2,27
2,59
81
SG
ABCS
Jumlah
Benda
Uji
(%)
(buah)
1,2
20
1,4
10
20
1,6
20
Nama
Benda
Uji
Beban
Beban
Kuat
tarik
lentur
f'r
(P)
(P)
(f'r)
ratarata
(mm)
(mm)
(mm)
(kg)
(N)
(N/mm2)
(N/mm2)
L1131
402,0
104,0
101,0
655
6425,55
1,817
L1132
404,0
102,0
102,0
455
4463,55
1,262
L1133
404,0
102,0
101,0
670
6572,70
1,895
L1331
405,0
102,0
103,0
670
6572,70
1,822
L1332
402,0
102,5
102,0
680
6670,80
1,877
L1333
402,0
102,0
102,5
720
7063,20
1,977
L2131
398,0
103,0
102,0
780
7651,80
2,142
L2132
397,0
101,0
99,0
770
7553,70
2,289
L2133
395,0
101,0
110,0
800
7848,00
1,927
L2231
402,0
103,0
102,0
810
7946,10
2,225
L2232
403,0
102,0
102,0
790
7749,90
2,191
L2233
400,0
98,0
103,0
830
8142,30
2,349
L2331
399,0
102,0
105,0
860
8436,60
2,251
L2332
398,0
102,0
101,0
840
8240,40
2,376
L2333
398,0
101,0
101,0
800
7848,00
2,285
L3131
398,0
102,0
102,0
1245
12213,45
3,453
L3132
402,0
101,0
101,0
1285
12605,85
3,671
L3133
398,0
100,0
101,0
1135
11134,35
3,274
L3331
399,0
103,5
103,0
1365
13390,65
3,659
L3332
400,0
102,0
103,0
1390
13635,90
3,780
L3333
400,0
103,0
102,5
1320
12949,20
3,590
1,658
1,892
2,119
2,255
2,304
3,466
3,624
82
: 1,2
Persentase ABCS : 0%
waktu
A1131
A1132
A1133
A1131
A1132
A1133
Rata-rata
(menit)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
0
5
137,9
146,8
145,7
155,1
141,6
150,9
0,0
8,9
0,0
9,4
0,0
9,3
0,0
9,2
10
150,7
159,0
155,2
3,9
3,9
4,3
4,0
15
153,1
162,2
158,2
2,4
3,2
3,0
2,9
20
155,1
164,4
160,3
2,0
2,2
2,1
2,1
25
156,2
166,2
162,0
1,1
1,8
1,7
1,5
30
157,1
167,6
163,3
0,9
1,4
1,3
1,2
40
158,5
169,6
165,0
1,4
2,0
1,7
1,7
50
159,4
170,9
166,1
0,9
1,3
1,1
1,1
60
160,0
172,0
167,1
0,6
1,1
1,0
0,9
75
161,0
173,2
168,3
1,0
1,2
1,2
1,1
90
161,3
173,7
168,6
0,3
0,5
0,3
0,4
105
161,7
174,3
169,1
0,4
0,6
0,5
0,5
120
161,9
174,6
169,4
0,2
0,3
0,3
0,3
135
162,2
174,9
169,7
0,3
0,3
0,3
0,3
155
162,4
175,2
169,8
0,2
0,3
0,1
0,2
1440
164,2
177,2
171,8
1,8
2,0
2,0
1,9
Water Absorption
171,7 141,7
100% 20,7 %
141,7
83
Specific Gravity
: 1,2
waktu
A1331
A1332
A1333
A1331
A1332
A1333
Rata-rata
(menit)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
133,3
136,3
125,5
0,0
0,0
0,0
0,0
142,4
145,6
134,0
9,1
9,3
8,5
9,0
10
146,6
150,0
137,8
4,2
4,4
3,8
4,1
15
149,8
153,2
141,0
3,2
3,2
3,2
3,2
20
152,0
155,4
143,0
2,2
2,2
2,0
2,1
25
153,6
157,0
144,6
1,6
1,6
1,6
1,6
30
155,0
158,3
145,9
1,4
1,3
1,3
1,3
40
157,3
160,4
147,9
2,3
2,1
2,0
2,1
50
158,8
161,6
149,3
1,5
1,2
1,4
1,4
60
160,1
162,8
150,7
1,3
1,2
1,4
1,3
75
161,5
163,8
151,9
1,4
1,0
1,2
1,2
90
162,4
164,5
152,8
0,9
0,7
0,9
0,8
105
163,1
165,1
153,4
0,7
0,6
0,6
0,6
120
163,7
165,5
154,0
0,6
0,4
0,6
0,5
135
164,1
165,9
154,3
0,4
0,4
0,3
0,4
155
164,3
166,0
154,5
0,2
0,1
0,2
0,2
1440
166,7
168,2
156,7
2,4
2,2
2,2
2,3
Water Absorption
163,9 131,7
100% 24,42 %
131,7
84
Specific Gravity
: 1,4
Persentase ABCS : 0%
waktu
A2131
A2132
A2133
A2131
A2132
A2133
Rata-rata
(menit)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
154,4
147,4
153,5
0,0
0,0
0,0
0,0
161,3
153,6
159,9
6,9
6,2
6,4
6,5
10
164,4
156,5
162,8
3,1
2,9
2,9
3,0
15
166,4
158,7
165,1
2,0
2,2
2,3
2,2
20
168,2
160,3
166,6
1,8
1,6
1,5
1,6
25
169,6
161,3
168,1
1,4
1,0
1,5
1,3
30
170,4
162,8
169,7
0,8
1,5
1,6
1,3
40
172,2
164,2
171,3
1,8
1,4
1,6
1,6
50
173,5
165,4
172,7
1,3
1,2
1,4
1,3
60
174,5
166,4
173,8
1,0
1,0
1,1
1,0
75
175,5
167,5
175,2
1,0
1,1
1,4
1,2
90
176,2
168,3
176,1
0,7
0,8
0,9
0,8
105
176,9
169,1
177,0
0,7
0,8
0,9
0,8
120
177,2
169,4
177,4
0,3
0,3
0,4
0,3
135
177,5
169,7
177,8
0,3
0,3
0,4
0,3
155
177,9
170,0
178,1
0,4
0,3
0,3
0,3
1440
180,6
172,7
180,9
2,7
2,7
2,8
2,7
Water Absorption
178,1 151,8
100% 17,3 %
151,8
85
Specific Gravity
: 1,4
waktu
A2231
A2232
A2233
A2231
A2232
A2233
Rata-rata
(menit)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
158,6
156,5
167,5
0,0
0,0
0,0
0,0
172,3
169,5
179,6
13,7
13,0
12,1
12,6
10
178,9
175,2
184,4
6,6
5,7
4,8
5,7
15
182,8
178,8
186,8
3,9
3,6
2,4
3,3
20
185,6
181,3
188,5
2,8
2,5
1,7
2,3
25
187,9
182,8
189,6
2,3
1,5
1,1
1,6
30
188,8
184,3
190,5
0,9
1,5
0,9
1,1
40
190,4
185,9
191,6
1,6
1,6
1,1
1,4
50
191,4
186,8
192,2
1,0
0,9
0,6
0,8
60
191,9
187,4
192,7
0,5
0,6
0,5
0,5
75
192,3
187,9
193,4
0,4
0,5
0,7
0,5
90
192,4
188,1
193,5
0,1
0,2
0,1
0,1
105
192,7
188,4
193,9
0,3
0,3
0,4
0,3
120
192,7
188,5
194,0
0,0
0,1
0,1
0,1
135
192,8
188,7
194,2
0,1
0,2
0,2
0,2
155
192,8
188,8
194,3
0,0
0,1
0,1
0,1
1440
194,5
190,7
196,5
1,7
1,9
2,2
2,0
Water Absorption
193,9 160,9
100% 20,53%
160,9
86
Specific Gravity
: 1,4
waktu
A2331
A2332
A2333
A2331
A2332
A2333
Rata-rata
(menit)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
146,9
145,3
154,1
0,0
0,0
0,0
0,0
163,3
162,5
171,2
16,4
17,2
17,1
16,9
10
170,9
170,0
178,7
7,6
7,5
7,5
7,5
15
175,3
174,1
183,2
4,4
4,1
4,5
4,3
20
178,5
177,4
186,3
3,2
3,3
3,1
3,2
25
180,6
179,7
188,8
2,1
2,3
2,5
2,3
30
181,3
180,3
189,5
0,7
0,6
0,7
0,7
40
182,1
181,3
190,5
0,8
1,0
1,0
0,9
50
182,2
181,4
190,6
0,1
0,1
0,1
0,1
60
182,2
181,5
190,7
0,0
0,1
0,1
0,1
75
182,2
181,5
190,7
0,0
0,0
0,0
0,0
90
182,3
181,6
190,7
0,1
0,1
0,0
0,1
105
182,4
181,6
190,7
0,1
0,0
0,0
0,0
120
182,4
181,6
190,7
0,0
0,0
0,0
0,0
135
182,4
181,6
190,7
0,0
0,0
0,0
0,0
1440
182,9
182,2
191,4
0,5
0,6
0,7
0,6
Water Absorption
185,5 148,8
100% 24,69 %
148,8
87
Specific Gravity
: 1,6
Persentase ABCS : 0%
waktu
A3131
A3132
A3133
A3131
A3132
A3133
Rata-rata
(menit)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
202,5
195,2
199,6
0,0
0,0
0,0
0,0
215,0
207,2
211,6
12,5
12,0
12,0
12,2
10
218,5
210,4
214,4
3,5
3,2
2,8
3,2
15
220,0
212,1
216,0
1,5
1,7
1,6
1,6
20
221,3
213,4
217,2
1,3
1,3
1,2
1,3
25
221,9
214,0
217,9
0,6
0,6
0,7
0,6
30
222,7
214,6
218,9
0,8
0,6
1,0
0,8
40
223,4
215,5
219,1
0,7
0,9
0,2
0,6
50
224,1
216,2
219,6
0,7
0,7
0,5
0,6
60
224,7
216,7
220,3
0,6
0,5
0,7
0,6
75
225,2
217,2
220,7
0,5
0,5
0,4
0,5
90
225,7
217,7
221,2
0,5
0,5
0,5
0,5
105
226,0
218,0
221,5
0,3
0,3
0,3
0,3
120
226,2
218,2
221,7
0,2
0,2
0,2
0,2
135
226,4
218,4
221,9
0,2
0,2
0,2
0,2
155
226,6
218,5
222,1
0,2
0,1
0,2
0,2
1440
228,4
220,0
223,9
1,8
1,5
1,8
1,7
Water Absorption
224,1 199,1
100% 12,56 %
199,1
88
Specific Gravity
: 1,6
waktu
A3331
A3332
A3333
A3331
A3332
A3333
Rata-rata
(menit)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
199,5
186,0
185,3
0,0
0,0
0,0
0,0
218,9
204,3
204,1
19,4
18,3
18,8
18,8
10
224,0
209,8
209,0
5,1
5,5
4,9
5,2
15
226,3
212,6
212,0
2,3
2,8
3,0
2,7
20
227,7
213,7
213,5
1,4
1,1
1,5
1,3
25
228,4
214,2
213,9
0,7
0,5
0,4
0,5
30
228,9
214,9
214,6
0,5
0,7
0,7
0,6
40
229,7
215,7
215,6
0,8
0,8
1,0
0,9
50
230,1
215,9
215,7
0,4
0,2
0,1
0,2
60
230,4
216,1
215,9
0,3
0,2
0,2
0,2
75
230,7
216,4
216,2
0,3
0,3
0,3
0,3
90
230,9
216,6
216,4
0,2
0,2
0,2
0,2
105
231,2
216,9
216,7
0,3
0,3
0,3
0,3
120
231,2
216,9
216,7
0,0
0,0
0,0
0,0
135
231,2
216,9
216,7
0,0
0,0
0,0
0,0
1440
232,2
217,9
217,7
1,0
1,0
1,0
1,0
Water Absorption
222,6 190,3
100% 16,99 %
190,3
89
Lampiran C.4.9 Seleksi Statistik Data Pengujian Kuat Tekan Beton Busa dengan
Penambahan Abu Cangkang Sawit
SG
ABCS
Kuat
Tekan
(f'c )
(%)
0
1,2
20
1,4
10
20
0
1,6
20
(MPa)
8,57
9,09
9,37
8,74
11,24
9,99
14,99
15,46
14,69
16,08
15,61
16,53
17,31
16,69
15,92
25,10
28,81
22,43
25,97
26,85
28,44
f'c
yang
digunakan
(MPa)
8,57
9,09
9,37
8,74
f'c ratarata
9,01
9,37
15,08
16,07
16,64
23,77
22,43
25,97
26,85
28,44
(xi-x)2
(MPa)
9,99
15,46
14,69
16,08
15,61
16,53
17,31
16,69
15,92
25,10
(xi-x)
27,09
Cv
Klasifikasi
(%)
-0,440
0,193
0,082
0,007
0,357
0,128
-0,625
0,390
-9,368 87,757
0,625
0,390
-15,076 227,276
0,382
0,146
-0,382
0,146
0,003
0,000
-0,460
0,212
0,457
0,209
0,671
0,451
0,053
0,003
-0,724
0,524
1,336
1,784
-23,765 564,785
-1,336
1,784
-1,119
1,253
-0,235
0,055
1,354
1,833
0,405
4,492
Sangat
Baik
0,883
9,428
Sedang
0,541
3,588
Sangat
Baik
0,458
2,852
Sangat
Baik
0,699
4,202
Sangat
Baik
1,889
7,949
Sedang
1,253
4,626
Sangat
Baik
90
Lampiran C.4.10 Seleksi Statistik Data Pengujian Kuat Tarik Belah Beton Busa
dengan Penambahan Abu Cangkang Sawit
SG
ABCS
(%)
0
1,2
20
1,4
10
20
0
1,6
20
Kuat
tarik
belah
(f't)
(MPa)
0,90
1,04
0,97
1,03
0,97
0,97
1,38
1,44
1,52
1,51
1,59
1,47
1,61
1,59
1,52
2,28
2,19
2,33
2,79
2,39
2,60
f't
yang
digunakan
(MPa)
0,90
f't ratarata
(xi-x)2
-0,032
-0,934
0,032
-0,972
0,001
-0,001
-1,478
-0,038
0,038
-0,037
0,037
-1,551
0,011
-0,011
-1,601
-2,260
-0,068
0,068
-2,492
-0,105
0,105
0,001
0,873
0,001
0,945
0,000
0,000
2,186
0,001
0,001
0,001
0,001
2,406
0,000
0,000
2,565
5,106
0,005
0,005
6,212
0,011
0,011
(MPa)
0,93
0,97
0,97
0,97
0,97
1,44
1,52
1,51
1,59
1,48
1,61
1,59
(xi-x)
1,55
1,60
2,19
2,33
2,26
2,39
2,60
2,49
Cv
Klasifikasi
(%)
0,046
4,886
Sangat
Baik
0,001
0,118
Sangat
Baik
0,054
3,641
Sangat
Baik
0,052
3,378
Sangat
Baik
0,015
0,946
Sangat
Baik
0,097
4,285
Sangat
Baik
0,149
5,976
Baik
91
Lampiran C.4.11 Seleksi Statistik Data Pengujian Kuat Tarik lentur Beton Busa
dengan Penambahan Abu Cangkang Sawit
SG
ABCS
(%)
0
1,2
20
1,4
10
20
0
1,6
20
Kuat
tarik
lentur
(f'r)
(MPa)
1,82
1,26
1,90
1,82
1,88
1,98
2,14
2,29
1,93
2,22
2,19
2,35
2,25
2,38
2,29
3,45
3,67
3,27
3,66
3,78
3,59
f'r yang
digunakan
f'r ratarata
(MPa)
1,82
(MPa)
1,86
1,90
1,88
1,98
2,14
2,29
1,93
2,19
2,35
2,25
2,38
2,29
3,45
3,67
2,27
3,66
3,78
3,59
2,22
2,30
3,56
3,68
(xi-x)
(xi-x)2
-0,039
-1,856
0,039
-1,927
-0,050
0,050
-0,074
0,074
-2,216
-2,270
-0,079
0,079
-0,053
0,072
-0,019
-0,109
0,109
-3,562
-0,018
0,104
-0,086
0,002
3,445
0,002
3,713
0,003
0,003
0,005
0,005
4,909
5,154
0,006
0,006
0,003
0,005
0,000
0,012
0,012
12,685
0,000
0,011
0,007
Cv
Klasifikasi
(%)
0,055
2,974
Sangat
Baik
0,071
3,695
Sangat
Baik
0,104
4,694
Sangat
Baik
0,112
4,940
Sangat
Baik
0,065
2,808
Sangat
Baik
0,154
4,325
Sangat
Baik
0,096
2,624
Sangat
Baik
92
Beban
(P)
(kg)
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
Pembacaan Lab
Dial 1
(mm)
0,025
0,028
0,037
0,046
0,063
0,069
0,079
0,095
0,114
0,137
0,157
0,178
0,189
0,206
0,249
Dial 2
(mm)
0,024
0,031
0,047
0,063
0,078
0,111
0,131
0,162
0,198
0,239
0,271
0,294
0,337
0,360
0,384
K1131
8,57
100
101
8012
68670
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan
Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,003
0,007
0,012
0,023
0,021
0,039
0,038
0,054
0,044
0,087
0,054
0,107
0,070
0,138
0,089
0,174
0,112
0,215
0,132
0,247
0,153
0,270
0,164
0,313
0,181
0,336
0,224
0,360
Ratarata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0050
0,0175
0,0300
0,0460
0,0655
0,0805
0,1040
0,1315
0,1635
0,1895
0,2115
0,2385
0,2585
0,2920
(N/mm)
0,00
0,61
1,22
1,84
2,45
3,06
3,67
4,29
4,90
5,51
6,12
6,73
7,35
7,96
8,57
Regangan
0,0000
0,0001
0,0002
0,0003
0,0005
0,0007
0,0008
0,0010
0,0013
0,0016
0,0019
0,0021
0,0024
0,0026
0,0029
93
Pembacaan Lab
K1132
9,09
100
101,5
8091
73575
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Beban
(P)
Dial 1
Dial 2
Dial 1
Dial 2
(kg)
(mm)
(mm)
(mm)
0,025
0,010
Rata-rata
Tegangan
(mm)
(mm)
(N/mm)
0,000
0,000
0,0000
0,00
0,0000
Regangan
500
0,030
0,018
0,005
0,008
0,0065
0,61
0,0001
1000
0,071
0,030
0,046
0,020
0,0330
1,21
0,0003
1500
0,099
0,037
0,074
0,027
0,0505
1,82
0,0005
2000
0,117
0,041
0,092
0,031
0,0615
2,42
0,0006
2500
0,138
0,047
0,113
0,037
0,0750
3,03
0,0008
3000
0,157
0,052
0,132
0,042
0,0870
3,64
0,0009
3500
0,181
0,058
0,156
0,048
0,1020
4,24
0,0010
4000
0,204
0,065
0,179
0,055
0,1170
4,85
0,0012
4500
0,227
0,072
0,202
0,062
0,1320
5,46
0,0013
5000
0,248
0,080
0,223
0,070
0,1465
6,06
0,0015
5500
0,273
0,088
0,248
0,078
0,1630
6,67
0,0016
6000
0,299
0,098
0,274
0,088
0,1810
7,27
0,0018
6500
0,333
0,109
0,308
0,099
0,2035
7,88
0,0020
7000
0,381
0,129
0,356
0,119
0,2375
8,49
0,0024
7500
0,443
0,171
0,418
0,161
0,2895
9,09
0,0029
94
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,011
0,021
0,016
0,034
0,024
0,051
0,036
0,075
0,053
0,105
0,062
0,120
0,072
0,137
0,081
0,150
0,093
0,166
0,103
0,179
0,118
0,197
0,139
0,211
0,160
0,245
0,199
0,289
0,274
0,302
K1133
9,37
100
100
7854
73575
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,011
0,021
0,016
0,034
0,024
0,051
0,036
0,075
0,053
0,105
0,062
0,120
0,072
0,137
0,081
0,150
0,093
0,166
0,103
0,179
0,118
0,197
0,139
0,211
0,160
0,245
0,199
0,289
0,274
0,302
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0160
0,0250
0,0375
0,0555
0,0790
0,0910
0,1045
0,1155
0,1295
0,1410
0,1575
0,1750
0,2025
0,2440
0,2880
(N/mm)
0,00
0,62
1,25
1,87
2,50
3,12
3,75
4,37
5,00
5,62
6,25
6,87
7,49
8,12
8,74
9,37
Regangan
0,0000
0,0002
0,0003
0,0004
0,0006
0,0008
0,0009
0,0010
0,0012
0,0013
0,0014
0,0016
0,0018
0,0020
0,0024
0,0029
95
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
-0,016
-0,012
-0,014
-0,010
-0,008
-0,006
-0,004
-0,002
0,002
0,004
0,000
0,018
0,006
0,032
0,016
0,052
0,030
0,074
0,046
0,092
0,060
0,110
0,082
0,128
0,104
0,146
0,146
0,170
0,192
0,186
K1331
8,74
100
100
7854
68670
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,002
0,002
0,008
0,006
0,012
0,010
0,018
0,016
0,016
0,030
0,022
0,044
0,032
0,064
0,046
0,086
0,062
0,104
0,076
0,122
0,098
0,140
0,120
0,158
0,162
0,182
0,208
0,198
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0020
0,0070
0,0110
0,0170
0,0230
0,0330
0,0480
0,0660
0,0830
0,0990
0,1190
0,1390
0,1720
0,2030
(N/mm)
0,00
0,62
1,25
1,87
2,50
3,12
3,75
4,37
5,00
5,62
6,25
6,87
7,49
8,12
8,74
Regangan
0,0000
0,0000
0,0001
0,0001
0,0002
0,0002
0,0003
0,0005
0,0007
0,0008
0,0010
0,0012
0,0014
0,0017
0,0020
96
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,007
0,002
0,021
0,008
0,032
0,014
0,045
0,022
0,061
0,031
0,072
0,038
0,086
0,045
0,104
0,055
0,119
0,065
0,137
0,078
0,154
0,091
0,171
0,104
0,186
0,116
0,209
0,135
0,233
0,156
0,261
0,182
0,293
0,212
0,353
0,300
K1332
11,24
100
100
7854
88290
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,007
0,002
0,021
0,008
0,032
0,014
0,045
0,022
0,061
0,031
0,072
0,038
0,086
0,045
0,104
0,055
0,119
0,065
0,137
0,078
0,154
0,091
0,171
0,104
0,186
0,116
0,209
0,135
0,233
0,156
0,261
0,182
0,293
0,212
0,353
0,300
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0045
0,0145
0,0230
0,0335
0,0460
0,0550
0,0655
0,0795
0,0920
0,1075
0,1225
0,1375
0,1510
0,1720
0,1945
0,2215
0,2525
0,3265
(N/mm)
0,00
0,62
1,25
1,87
2,50
3,12
3,75
4,37
5,00
5,62
6,25
6,87
7,49
8,12
8,74
9,37
9,99
10,62
11,24
Regangan
0,0000
0,0000
0,0001
0,0002
0,0003
0,0005
0,0006
0,0007
0,0008
0,0009
0,0011
0,0012
0,0014
0,0015
0,0017
0,0019
0,0022
0,0025
0,0033
97
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,016
0,000
0,027
0,003
0,036
0,004
0,061
0,006
0,081
0,011
0,100
0,019
0,117
0,022
0,138
0,029
0,157
0,037
0,178
0,050
0,196
0,061
0,216
0,078
0,237
0,096
0,256
0,113
0,283
0,136
0,312
0,160
0,351
0,195
K1333
9,99
100
100
7854
78480
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,011
0,003
0,020
0,004
0,045
0,006
0,065
0,011
0,084
0,019
0,101
0,022
0,122
0,029
0,141
0,037
0,162
0,050
0,180
0,061
0,200
0,078
0,221
0,096
0,240
0,113
0,267
0,136
0,296
0,160
0,335
0,195
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0070
0,0120
0,0255
0,0380
0,0515
0,0615
0,0755
0,0890
0,1060
0,1205
0,1390
0,1585
0,1765
0,2015
0,2280
0,2650
(N/mm)
0,00
0,62
1,25
1,87
2,50
3,12
3,75
4,37
5,00
5,62
6,25
6,87
7,49
8,12
8,74
9,37
9,99
Regangan
0,0000
0,0001
0,0001
0,0003
0,0004
0,0005
0,0006
0,0008
0,0009
0,0011
0,0012
0,0014
0,0016
0,0018
0,0020
0,0023
0,0026
98
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,003
0,005
0,008
0,016
0,013
0,023
0,019
0,030
0,024
0,038
0,030
0,045
0,037
0,053
0,044
0,059
0,053
0,067
0,064
0,075
0,073
0,083
0,082
0,090
0,090
0,097
0,100
0,105
0,110
0,117
0,122
0,128
0,131
0,139
0,143
0,152
0,154
0,160
0,163
0,184
0,196
0,190
0,237
0,190
0,277
0,187
0,326
0,229
K2131
14,99
100
100
7854
117720
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,003
0,005
0,008
0,016
0,013
0,023
0,019
0,030
0,024
0,038
0,030
0,045
0,037
0,053
0,044
0,059
0,053
0,067
0,064
0,075
0,073
0,083
0,082
0,090
0,090
0,097
0,100
0,105
0,110
0,117
0,122
0,128
0,131
0,139
0,143
0,152
0,154
0,160
0,163
0,184
0,196
0,190
0,237
0,190
0,277
0,187
0,326
0,229
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0040
0,0120
0,0180
0,0245
0,0310
0,0375
0,0450
0,0515
0,0600
0,0695
0,0780
0,0860
0,0935
0,1025
0,1135
0,1250
0,1350
0,1475
0,1570
0,1735
0,1930
0,2135
0,2320
0,2775
(N/mm)
0,00
0,62
1,25
1,87
2,50
3,12
3,75
4,37
5,00
5,62
6,25
6,87
7,49
8,12
8,74
9,37
9,99
10,62
11,24
11,87
12,49
13,12
13,74
14,36
14,99
Regangan
0,0000
0,0000
0,0001
0,0002
0,0002
0,0003
0,0004
0,0005
0,0005
0,0006
0,0007
0,0008
0,0009
0,0009
0,0010
0,0011
0,0013
0,0014
0,0015
0,0016
0,0017
0,0019
0,0021
0,0023
0,0028
99
=
=
=
L0
=
Diameter Selinder
=
Luas Penampang
=
P max
Pembacaan Lab
Beban
(P)
Dial 1
Dial 2
(kg)
(mm)
(mm)
0
0,000
0,000
500
0,006
0,002
1000
0,020
0,001
1500
0,034
0,002
2000
0,044
0,004
2500
0,056
0,007
3000
0,068
0,010
3500
0,081
0,014
4000
0,091
0,018
4500
0,101
0,022
5000
0,115
0,026
5500
0,126
0,031
6000
0,139
0,035
6500
0,151
0,039
7000
0,164
0,044
7500
0,177
0,049
8000
0,192
0,056
8500
0,205
0,062
9000
0,221
0,070
9500
0,245
0,083
10000
0,260
0,090
10500
0,286
0,106
11000
0,316
0,125
11500
0,336
0,139
12000
0,384
0,172
12500
0,431
0,207
Nama Benda Uji
Mutu Beton
K2132
15,46 MPa
100 mm
100,5 mm
7933 mm
122625 N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,006
0,002
0,020
0,001
0,034
0,002
0,044
0,004
0,056
0,007
0,068
0,010
0,081
0,014
0,091
0,018
0,101
0,022
0,115
0,026
0,126
0,031
0,139
0,035
0,151
0,039
0,164
0,044
0,177
0,049
0,192
0,056
0,205
0,062
0,221
0,070
0,245
0,083
0,260
0,090
0,286
0,106
0,316
0,125
0,336
0,139
0,384
0,172
0,431
0,207
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0040
0,0105
0,0180
0,0240
0,0315
0,0390
0,0475
0,0545
0,0615
0,0705
0,0785
0,0870
0,0950
0,1040
0,1130
0,1240
0,1335
0,1455
0,1640
0,1750
0,1960
0,2205
0,2375
0,2780
0,3190
(N/mm)
0,00
0,62
1,24
1,85
2,47
3,09
3,71
4,33
4,95
5,56
6,18
6,80
7,42
8,04
8,66
9,27
9,89
10,51
11,13
11,75
12,37
12,98
13,60
14,22
14,84
15,46
Regangan
0,0000
0,0000
0,0001
0,0002
0,0002
0,0003
0,0004
0,0005
0,0005
0,0006
0,0007
0,0008
0,0009
0,0010
0,0010
0,0011
0,0012
0,0013
0,0015
0,0016
0,0018
0,0020
0,0022
0,0024
0,0028
0,0032
100
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,001
0,002
0,008
0,011
0,012
0,015
0,019
0,022
0,026
0,030
0,030
0,036
0,034
0,042
0,039
0,051
0,045
0,060
0,050
0,069
0,056
0,079
0,063
0,089
0,070
0,098
0,080
0,110
0,088
0,118
0,095
0,126
0,105
0,136
0,112
0,146
0,121
0,155
0,130
0,164
0,147
0,174
0,162
0,196
0,186
0,221
0,229
0,259
0,291
0,325
K2133
15,46
100
101
8012
122625
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,001
0,002
0,008
0,011
0,012
0,015
0,019
0,022
0,026
0,030
0,030
0,036
0,034
0,042
0,039
0,051
0,045
0,060
0,050
0,069
0,056
0,079
0,063
0,089
0,070
0,098
0,080
0,110
0,088
0,118
0,095
0,126
0,105
0,136
0,112
0,146
0,121
0,155
0,130
0,164
0,147
0,174
0,162
0,196
0,186
0,221
0,229
0,259
0,291
0,325
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0015
0,0095
0,0135
0,0205
0,0280
0,0330
0,0380
0,0450
0,0525
0,0595
0,0675
0,0760
0,0840
0,0950
0,1030
0,1105
0,1205
0,1290
0,1380
0,1470
0,1605
0,1790
0,2035
0,2440
0,3080
(N/mm)
0,00
0,62
1,24
1,85
2,47
3,09
3,71
4,33
4,95
5,56
6,18
6,80
7,42
8,04
8,66
9,27
9,89
10,51
11,13
11,75
12,37
12,98
13,60
14,22
14,84
15,46
Regangan
0,0000
0,0000
0,0001
0,0001
0,0002
0,0003
0,0003
0,0004
0,0005
0,0005
0,0006
0,0007
0,0008
0,0008
0,0010
0,0010
0,0011
0,0012
0,0013
0,0014
0,0015
0,0016
0,0018
0,0020
0,0024
0,0031
101
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,005
0,011
0,013
0,021
0,022
0,035
0,029
0,045
0,035
0,062
0,039
0,079
0,044
0,101
0,048
0,122
0,054
0,144
0,059
0,156
0,066
0,174
0,075
0,193
0,081
0,205
0,085
0,215
0,094
0,230
0,099
0,238
0,104
0,247
0,114
0,263
0,119
0,273
0,129
0,285
0,134
0,293
0,159
0,331
0,185
0,353
0,213
0,385
K2231
15,46
100
100,5
7933
122625
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,005
0,011
0,013
0,021
0,022
0,035
0,029
0,045
0,035
0,062
0,039
0,079
0,044
0,101
0,048
0,122
0,054
0,144
0,059
0,156
0,066
0,174
0,075
0,193
0,081
0,205
0,085
0,215
0,094
0,230
0,099
0,238
0,104
0,247
0,114
0,263
0,119
0,273
0,129
0,285
0,134
0,293
0,159
0,331
0,185
0,353
0,213
0,385
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0080
0,0170
0,0285
0,0370
0,0485
0,0590
0,0725
0,0850
0,0990
0,1075
0,1200
0,1340
0,1430
0,1500
0,1620
0,1685
0,1755
0,1885
0,1960
0,2070
0,2135
0,2450
0,2690
0,2990
(N/mm)
0,00
0,62
1,24
1,85
2,47
3,09
3,71
4,33
4,95
5,56
6,18
6,80
7,42
8,04
8,66
9,27
9,89
10,51
11,13
11,75
12,37
12,98
14,22
14,84
15,46
Regangan
0,0000
0,0001
0,0002
0,0003
0,0004
0,0005
0,0006
0,0007
0,0009
0,0010
0,0011
0,0012
0,0013
0,0014
0,0015
0,0016
0,0017
0,0018
0,0019
0,0020
0,0021
0,0021
0,0025
0,0027
0,0030
102
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,015
0,003
0,034
0,007
0,053
0,011
0,073
0,014
0,097
0,016
0,121
0,018
0,144
0,020
0,169
0,024
0,189
0,030
0,207
0,045
0,218
0,070
0,245
0,084
0,260
0,131
0,298
0,199
K2232
15,61
100
100
7854
122625
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,019
0,004
0,038
0,008
0,058
0,011
0,082
0,013
0,106
0,015
0,129
0,017
0,154
0,021
0,174
0,027
0,192
0,042
0,203
0,067
0,230
0,081
0,245
0,128
0,283
0,196
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0115
0,0230
0,0345
0,0475
0,0605
0,0730
0,0875
0,1005
0,1170
0,1350
0,1555
0,1865
0,2395
(N/mm)
0,00
1,25
2,50
3,75
5,00
6,25
7,49
8,74
9,99
11,24
12,49
13,74
14,99
15,61
Regangan
0,0000
0,0001
0,0002
0,0003
0,0005
0,0006
0,0007
0,0009
0,0010
0,0012
0,0014
0,0016
0,0019
0,0024
103
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,007
0,004
0,027
0,010
0,042
0,014
0,060
0,021
0,077
0,031
0,094
0,043
0,113
0,050
0,133
0,064
0,177
0,070
0,204
0,078
0,232
0,090
0,263
0,106
0,285
0,134
0,318
0,181
K2233
16,53
100
101
8012
132435
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,007
0,004
0,027
0,010
0,042
0,014
0,060
0,021
0,077
0,031
0,094
0,043
0,113
0,050
0,133
0,064
0,177
0,070
0,204
0,078
0,232
0,090
0,263
0,106
0,285
0,134
0,318
0,181
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0055
0,0185
0,0280
0,0405
0,0540
0,0685
0,0815
0,0985
0,1235
0,1410
0,1610
0,1845
0,2095
0,2495
(N/mm)
0,00
1,22
2,45
3,67
4,90
6,12
7,35
8,57
9,80
11,02
12,24
13,47
14,69
15,92
16,53
Regangan
0,0000
0,0001
0,0002
0,0003
0,0004
0,0005
0,0007
0,0008
0,0010
0,0012
0,0014
0,0016
0,0018
0,0021
0,0025
104
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,003
0,003
0,010
0,016
0,013
0,031
0,018
0,043
0,025
0,052
0,034
0,060
0,044
0,067
0,053
0,072
0,065
0,080
0,078
0,089
0,090
0,096
0,101
0,102
0,113
0,107
0,130
0,108
0,153
0,110
0,173
0,113
0,182
0,117
0,195
0,125
0,207
0,132
0,219
0,141
0,235
0,151
0,268
0,160
0,278
0,183
0,299
0,199
0,312
0,209
0,325
0,218
0,341
0,232
0,362
0,246
0,395
0,258
K2331
17,93
100
100,5
7933
142245
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,003
0,003
0,010
0,016
0,013
0,031
0,018
0,043
0,025
0,052
0,034
0,060
0,044
0,067
0,053
0,072
0,065
0,080
0,078
0,089
0,090
0,096
0,101
0,102
0,113
0,107
0,130
0,108
0,153
0,110
0,173
0,113
0,182
0,117
0,195
0,125
0,207
0,132
0,219
0,141
0,235
0,151
0,268
0,160
0,278
0,183
0,299
0,199
0,312
0,209
0,325
0,218
0,341
0,232
0,362
0,246
0,395
0,258
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0030
0,0130
0,0220
0,0305
0,0385
0,0470
0,0555
0,0625
0,0725
0,0835
0,0930
0,1015
0,1100
0,1190
0,1315
0,1430
0,1495
0,1600
0,1695
0,1800
0,1930
0,2140
0,2305
0,2490
0,2605
0,2715
0,2865
0,3040
0,3265
(N/mm)
0,00
0,62
1,24
1,85
2,47
3,09
3,71
4,33
4,95
5,56
6,18
6,80
7,42
8,04
8,66
9,27
9,89
10,51
11,13
11,75
12,37
12,98
13,60
14,22
14,84
15,46
16,08
16,69
17,31
17,93
Regangan
0,0000
0,0000
0,0001
0,0002
0,0003
0,0004
0,0005
0,0006
0,0006
0,0007
0,0008
0,0009
0,0010
0,0011
0,0012
0,0013
0,0014
0,0015
0,0016
0,0017
0,0018
0,0019
0,0021
0,0023
0,0025
0,0026
0,0027
0,0029
0,0030
0,0033
105
=
=
=
=
=
=
L0
Diameter Selinder
Luas Penampang
P max
Beban
(P)
(kg)
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
8500
9000
9500
10000
11000
12000
13500
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,011
0,003
0,025
0,000
0,040
0,004
0,050
0,007
0,063
0,013
0,074
0,018
0,084
0,023
0,097
0,028
0,109
0,034
0,124
0,040
0,137
0,047
0,147
0,053
0,158
0,059
0,169
0,067
0,178
0,075
0,192
0,090
0,205
0,100
0,219
0,110
0,233
0,119
0,262
0,133
0,278
0,139
0,432
0,033
0,507
0,012
0,526
0,113
K2332
16,69
100
100,5
7933
132435
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,014
-0,003
0,029
0,001
0,039
0,004
0,052
0,010
0,063
0,015
0,073
0,020
0,086
0,025
0,098
0,031
0,113
0,037
0,126
0,044
0,136
0,050
0,147
0,056
0,158
0,064
0,167
0,072
0,181
0,087
0,194
0,097
0,208
0,107
0,222
0,116
0,251
0,130
0,267
0,136
0,421
0,030
0,496
0,009
0,515
0,110
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0055
0,0150
0,0215
0,0310
0,0390
0,0465
0,0555
0,0645
0,0750
0,0850
0,0930
0,1015
0,1110
0,1195
0,1340
0,1455
0,1575
0,1690
0,1905
0,2015
0,2255
0,2525
0,3125
(N/mm)
0,00
0,62
1,24
1,85
2,47
3,09
3,71
4,33
4,95
5,56
6,18
6,80
7,42
8,04
8,66
9,27
9,89
10,51
11,13
11,75
12,37
13,60
14,84
16,69
Regangan
0,0000
0,0001
0,0002
0,0002
0,0003
0,0004
0,0005
0,0006
0,0006
0,0008
0,0009
0,0009
0,0010
0,0011
0,0012
0,0013
0,0015
0,0016
0,0017
0,0019
0,0020
0,0023
0,0025
0,0031
106
=
=
=
L0
=
Diameter Selinder
=
Luas Penampang
=
P max
Pembacaan Lab
Beban
(P)
Dial 1
Dial 2
(kg)
(mm)
(mm)
0
0,000
0,004
500
0,001
0,005
1000
0,001
0,017
1500
0,003
0,033
2000
0,006
0,046
2500
0,008
0,054
3000
0,011
0,065
3500
0,015
0,074
4000
0,022
0,086
4500
0,029
0,098
5000
0,034
0,110
5500
0,044
0,117
6000
0,056
0,121
6500
0,062
0,123
7000
0,073
0,127
7500
0,081
0,131
8000
0,097
0,140
8500
0,124
0,147
9000
0,137
0,149
9500
0,141
0,152
10000
0,159
0,160
10500
0,189
0,169
11000
0,200
0,179
11500
0,221
0,192
12000
0,260
0,201
12500
0,283
0,211
13000
0,311
0,223
Nama Benda Uji
Mutu Beton
K2333
15,92 MPa
100 mm
101 mm
8012 mm
127530 N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,001
0,001
0,001
0,013
0,003
0,029
0,006
0,042
0,008
0,050
0,011
0,061
0,015
0,070
0,022
0,082
0,029
0,094
0,034
0,106
0,044
0,113
0,056
0,117
0,062
0,119
0,073
0,123
0,081
0,127
0,097
0,136
0,124
0,143
0,137
0,145
0,141
0,148
0,159
0,156
0,189
0,165
0,200
0,175
0,221
0,188
0,260
0,197
0,283
0,207
0,311
0,219
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0010
0,0070
0,0160
0,0240
0,0290
0,0360
0,0425
0,0520
0,0615
0,0700
0,0785
0,0865
0,0905
0,0980
0,1040
0,1165
0,1335
0,1410
0,1445
0,1575
0,1770
0,1875
0,2045
0,2285
0,2450
0,2650
(N/mm)
0,00
0,61
1,22
1,84
2,45
3,06
3,67
4,29
4,90
5,51
6,12
6,73
7,35
7,96
8,57
9,18
9,80
10,41
11,02
11,63
12,24
12,86
13,47
14,08
14,69
15,31
15,92
Regangan
0,0000
0,0000
0,0001
0,0002
0,0002
0,0003
0,0004
0,0004
0,0005
0,0006
0,0007
0,0008
0,0009
0,0009
0,0010
0,0010
0,0012
0,0013
0,0014
0,0014
0,0016
0,0018
0,0019
0,0020
0,0023
0,0025
0,0027
107
=
=
L0
Diameter Selinder
Luas Penampang
P max
=
=
=
=
Beban
(P)
(kg)
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
12000
13000
14000
15000
16000
17000
18000
19000
20500
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,024
0,008
0,042
0,018
0,056
0,026
0,099
0,005
0,117
0,010
0,172
0,001
0,199
0,000
0,227
0,002
0,254
0,003
0,280
0,002
0,304
0,001
0,328
0,005
0,355
0,011
0,382
0,017
0,408
0,022
0,438
0,027
0,470
0,032
0,504
0,038
0,521
0,042
0,561
0,047
K3131
25,10
100
101
8012
201105
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,024
0,008
0,042
0,018
0,056
0,026
0,099
0,005
0,117
0,010
0,172
0,001
0,199
0,000
0,227
0,002
0,254
0,003
0,280
0,002
0,304
0,001
0,328
0,005
0,355
0,011
0,382
0,017
0,408
0,022
0,438
0,027
0,470
0,032
0,504
0,038
0,521
0,042
0,561
0,047
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0160
0,0300
0,0410
0,0520
0,0635
0,0865
0,0995
0,1145
0,1285
0,1410
0,1525
0,1665
0,1830
0,1995
0,2150
0,2325
0,2510
0,2710
0,2815
0,3040
(N/mm)
0,00
1,22
2,45
3,67
4,90
6,12
7,35
8,57
9,80
11,02
12,24
13,47
14,69
15,92
17,14
18,37
19,59
20,82
22,04
23,26
25,10
Regangan
0,0000
0,0002
0,0003
0,0004
0,0005
0,0006
0,0009
0,0010
0,0011
0,0013
0,0014
0,0015
0,0017
0,0018
0,0020
0,0022
0,0023
0,0025
0,0027
0,0028
0,0030
108
=
=
=
L0
=
Diameter Selinder
=
Luas Penampang
=
P max
Pembacaan Lab
Beban
(P)
Dial 1
Dial 2
(kg)
(mm)
(mm)
0
0,000
0,000
1000
0,011
0,007
2000
0,023
0,013
3000
0,033
0,018
4000
0,045
0,025
5000
0,055
0,031
6000
0,071
0,042
7000
0,080
0,051
8000
0,090
0,061
9000
0,100
0,071
10000
0,111
0,080
11000
0,123
0,089
12000
0,134
0,098
13000
0,147
0,108
14000
0,160
0,119
15000
0,174
0,129
16000
0,188
0,140
17000
0,202
0,152
18000
0,216
0,168
18500
0,221
0,177
19000
0,220
0,187
20000
0,227
0,206
21000
0,237
0,224
22000
0,242
0,249
23000
0,256
0,283
24000
0,295
0,316
Nama Benda Uji
Mutu Beton
K3132
28,81 MPa
100 mm
102 mm
8171 mm
235440 N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,011
0,007
0,023
0,013
0,033
0,018
0,045
0,025
0,055
0,031
0,071
0,042
0,080
0,051
0,090
0,061
0,100
0,071
0,111
0,080
0,123
0,089
0,134
0,098
0,147
0,108
0,160
0,119
0,174
0,129
0,188
0,140
0,202
0,152
0,216
0,168
0,221
0,177
0,220
0,187
0,227
0,206
0,237
0,224
0,242
0,249
0,256
0,283
0,295
0,316
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0090
0,0178
0,0255
0,0350
0,0430
0,0565
0,0655
0,0753
0,0853
0,0953
0,1058
0,1158
0,1275
0,1393
0,1515
0,1640
0,1770
0,1920
0,1988
0,2035
0,2165
0,2305
0,2453
0,2693
0,3055
(N/mm)
0,00
1,20
2,40
3,60
4,80
6,00
7,20
8,40
9,60
10,80
12,01
13,21
14,41
15,61
16,81
18,01
19,21
20,41
21,61
22,21
22,81
24,01
25,21
26,41
27,61
28,81
Regangan
0,0000
0,0001
0,0002
0,0003
0,0004
0,0004
0,0006
0,0007
0,0008
0,0009
0,0010
0,0011
0,0012
0,0013
0,0014
0,0015
0,0016
0,0018
0,0019
0,0020
0,0020
0,0022
0,0023
0,0025
0,0027
0,0031
109
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,009
0,014
0,019
0,023
0,034
0,045
0,048
0,058
0,060
0,071
0,077
0,079
0,092
0,091
0,108
0,103
0,124
0,115
0,140
0,125
0,157
0,135
0,174
0,148
0,189
0,160
0,206
0,174
0,221
0,190
0,237
0,209
0,252
0,230
0,266
0,254
0,280
0,283
0,308
0,317
K3133
22,43
100
101,5
8091
181485
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,010
0,009
0,025
0,031
0,039
0,044
0,051
0,057
0,068
0,065
0,083
0,077
0,099
0,089
0,115
0,101
0,131
0,111
0,148
0,121
0,165
0,134
0,180
0,146
0,197
0,160
0,212
0,176
0,228
0,195
0,243
0,216
0,257
0,240
0,271
0,269
0,299
0,303
Rata-rata
Tegangan
(mm)
0,0000
0,0095
0,0280
0,0415
0,0540
0,0665
0,0800
0,0940
0,1080
0,1210
0,1345
0,1495
0,1630
0,1785
0,1940
0,2115
0,2295
0,2485
0,2700
0,3010
(N/mm)
0,00
1,21
2,42
3,64
4,85
6,06
7,27
8,49
9,70
10,91
12,12
13,34
14,55
15,76
16,97
18,19
19,40
20,61
21,82
22,43
Regangan
0,0000
0,0001
0,0003
0,0004
0,0005
0,0007
0,0008
0,0009
0,0011
0,0012
0,0013
0,0015
0,0016
0,0018
0,0019
0,0021
0,0023
0,0025
0,0027
0,0030
110
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,009
0,008
0,021
0,017
0,035
0,026
0,045
0,034
0,060
0,047
0,073
0,058
0,087
0,069
0,100
0,078
0,116
0,089
0,134
0,101
0,178
0,083
0,203
0,086
0,226
0,094
0,247
0,102
0,270
0,112
0,298
0,123
0,332
0,135
0,352
0,151
0,389
0,179
0,426
0,197
0,453
0,209
0,493
0,223
K3331
25,97
100
100,5
7933
206010
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,009
0,008
0,021
0,017
0,035
0,026
0,045
0,034
0,060
0,047
0,073
0,058
0,087
0,069
0,100
0,078
0,116
0,089
0,134
0,101
0,178
0,083
0,203
0,086
0,226
0,094
0,247
0,102
0,270
0,112
0,298
0,123
0,332
0,135
0,352
0,151
0,389
0,179
0,426
0,197
0,453
0,209
0,493
0,223
Rata-rata
(mm)
0,0000
0,0085
0,0190
0,0305
0,0395
0,0535
0,0655
0,0780
0,0890
0,1025
0,1175
0,1305
0,1445
0,1600
0,1745
0,1910
0,2105
0,2335
0,2515
0,2840
0,3115
0,3310
0,3580
Regangan
0,0000
0,0001
0,0002
0,0003
0,0004
0,0005
0,0007
0,0008
0,0009
0,0010
0,0012
0,0013
0,0014
0,0016
0,0017
0,0019
0,0021
0,0023
0,0025
0,0028
0,0031
0,0033
0,0036
Tegangan
(N/mm)
0,00
1,24
2,47
3,71
4,95
6,18
7,42
8,66
9,89
11,13
12,37
13,60
14,84
16,08
17,31
18,55
19,79
21,02
22,26
23,50
24,73
25,35
25,97
111
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
-0,006
0,000
-0,004
0,017
-0,003
0,038
0,001
0,057
0,005
0,072
0,015
0,085
0,032
0,070
0,015
0,105
0,028
0,143
0,032
0,168
0,032
0,189
0,029
0,210
0,022
0,229
0,012
0,250
0,000
0,270
0,015
0,291
0,031
0,310
0,048
0,329
0,058
0,340
0,078
0,360
0,101
0,384
0,111
0,397
0,127
0,412
0,154
0,424
0,354
0,362
K3332
26,85
100
100
7854
210915
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,002
0,017
0,003
0,038
0,007
0,057
0,011
0,072
0,021
0,085
0,038
0,070
0,021
0,105
0,034
0,143
0,038
0,168
0,038
0,189
0,035
0,210
0,028
0,229
0,018
0,250
0,006
0,270
0,021
0,291
0,037
0,310
0,054
0,329
0,064
0,340
0,084
0,360
0,107
0,384
0,117
0,397
0,133
0,412
0,160
0,424
0,360
0,362
Rata-rata
(mm)
0,0000
0,0095
0,0205
0,0320
0,0415
0,0530
0,0540
0,0630
0,0885
0,1030
0,1135
0,1225
0,1285
0,1340
0,1380
0,1560
0,1735
0,1915
0,2020
0,2220
0,2455
0,2570
0,2725
0,2920
0,3610
Regangan
0,0000
0,0001
0,0002
0,0003
0,0004
0,0005
0,0005
0,0006
0,0009
0,0010
0,0011
0,0012
0,0013
0,0013
0,0014
0,0016
0,0017
0,0019
0,0020
0,0022
0,0025
0,0026
0,0027
0,0029
0,0036
Tegangan
(N/mm)
0,00
1,25
2,50
3,75
5,00
6,25
7,49
8,74
9,99
11,24
12,49
13,74
14,99
16,24
17,49
18,74
19,98
21,23
21,86
23,11
24,36
24,98
25,61
26,23
26,85
112
=
=
L0
Diameter Selinder
Luas Penampang
P max
=
=
=
=
Beban
(P)
(kg)
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
12000
13000
14000
15000
16000
17000
20000
21000
22000
22500
23000
Pembacaan Lab
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,008
0,020
0,015
0,035
0,025
0,050
0,037
0,063
0,050
0,073
0,065
0,085
0,081
0,096
0,098
0,107
0,114
0,118
0,132
0,131
0,148
0,144
0,167
0,158
0,186
0,173
0,206
0,191
0,224
0,207
0,245
0,226
0,266
0,245
0,338
0,311
0,370
0,341
0,399
0,369
0,412
0,382
0,433
0,405
K3333
28,44
100
100,5
7933
225630
MPa
mm
mm
mm
N
Pembacaan Aktual
Dial 1
Dial 2
(mm)
(mm)
0,000
0,000
0,008
0,020
0,015
0,035
0,025
0,050
0,037
0,063
0,050
0,073
0,065
0,085
0,081
0,096
0,098
0,107
0,114
0,118
0,132
0,131
0,148
0,144
0,167
0,158
0,186
0,173
0,206
0,191
0,224
0,207
0,245
0,226
0,266
0,245
0,338
0,311
0,370
0,341
0,399
0,369
0,412
0,382
0,433
0,405
Rata-rata
(mm)
0,0000
0,0140
0,0250
0,0375
0,0500
0,0615
0,0750
0,0885
0,1025
0,1160
0,1315
0,1460
0,1625
0,1795
0,1985
0,2155
0,2355
0,2555
0,3245
0,3555
0,3840
0,3970
0,4190
Regangan
0,0000
0,0001
0,0003
0,0004
0,0005
0,0006
0,0008
0,0009
0,0010
0,0012
0,0013
0,0015
0,0016
0,0018
0,0020
0,0022
0,0024
0,0026
0,0032
0,0036
0,0038
0,0040
0,0042
Tegangan
(N/mm)
0,00
1,24
2,47
3,71
4,95
6,18
7,42
8,66
9,89
11,13
12,37
13,60
14,84
16,08
17,31
18,55
19,79
21,02
24,73
25,97
27,21
27,82
28,44
113
SG
ABCS
Nama
Benda
Uji
1,2
20
1,4
10
20
0
1,6
20
25%
Ec
25%
(f'c)
(N/mm2 )
(%)
Kuat
tekan
Hasil
(N/mm2)
Ec (Rumus)***
Rerata
(N/mm2)
Dipohusodo
(N/mm2)
K1131
8,57
K1132
9,09
2,27
0,00049
4663,09
K1133
9,37
2,34
0,00051
4592,09
K1331
8,74
2,19
0,00041
5331,30
K1332
11,24
2,81
0,00040
7070,08
K1333
9,99
2,50
0,00038
6573,94
5650,34
K2131
14,99
3,75
0,00038
9992,38
8720,49
K2132
15,46
3,86
0,00041
9397,04
K2133
14,69
3,67
0,00040
9183,28
K2231
16,08
4,02
0,00043
9346,78
K2232
15,61
3,90
0,00039
9976,42
K2233
16,53
4,13
0,00043
9680,76
9157,89
K2331
17,31
4,33
0,00056
7798,70
9372,34
K2332
16,69
4,17
0,00053
7837,93
K2333
15,92
3,98
0,00049
8080,04
K3131
25,10
6,28
0,00058
10819,38
K3132
28,81
7,20
0,00057
12749,16
K3133
22,43
5,61
0,00051
10941,20
13033,40
K3331
25,97
6,49
0,00057
11440,38
14024,31
K3332
26,85
14261,24
K3333
28,44
7,11
14676,95
2,14
0,00038
0,00062
5638,85
11562,18
Rerata
5233,08
4964,68
5390,07
5364,69
5470,92
5285,41
6325,11
9524,23
5993,09
8856,03
5642,95
8736,89
8634,14
9031,41
9667,99
7905,55
8900,31
9203,46
9029,87
9187,50
8986,70
13787,75
11503,25
14772,14
13864,43
14320,83