Oleh :
Feni Larasati 14630034
Emi Nafis Solikhah 14630013
Nur Hasani Fajriana 14630012
Meidian Syahputra
Ivona Ana Phalia Farahdiba
Sebelum Zaskiya lahir, bahkan sejak zaman azali Allah telah menetapkan,
bahwa seorang anak bernama Zaskiya akan melanjutkan pelajarannya di
SMA. Ketetapan Allah di Zaman Azali disebut Qadha. Kenyataan bahwa
saat terjadinya disebut qadar atau takdir. Dengan kata lain bahwa qadar
adalah perwujudan dari qadha.
Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuanNya. Di dalam surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman, yang artinya Dan
tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak
menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.
Orang kadang-kadang menggunakan istilah qadha dan qadar
dengan satu istilah, yaitu Qadar atau takdir. Jika ada orang terkena
musibah, lalu orang tersebut mengatakan, sudah takdir, maksudnya
qadha dan qadar.
Konsep dari takdir adalah suatu yang sangat ghoib, sehingga kita
tak mampu mengetahui takdir kita sedikitpun. Yang dapat kita lakukan
hanya berusaha, dan berusahapun telah Allah jadikan sebagai kewajiban.
Tugas kita hanyalah senantiasa berusaha, biar hasil Allah yang
menentukan, itulah kalimat yang sepertinya sudah tidak asing lagi di
telinga kita, yang menegaskan pentingnya mengusahakan qadha untuk
selanjutnya menemui qadarnya. Takdir itu memiliki empat tingkatan yang
semuanya wajib diimani, yaitu :
1. Al-`Ilmu, bahwa seseorang harus meyakini bahwa Allah mengetahui
segala sesuatu baik secara global maupun terperinci. Dia mengetahui
apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Karena segala sesuatu
diketahui oleh Allah, baik yang detail maupun jelas atas setiap gerakgerik makhluknya. Sebagaimana firman Allah yang artinya Dan pada
sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur
melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam
kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,
melainkan tertulis dalam kitab yang nyata. (QS. Al-an`am:59)
sebagai
penciptanya,
pemiliknya,
pengaturnya
dan
satu-satunya
kekhususannya
(Syarh
sesembahan
yang
Tsalatsatil
Ushul,
benar
39).
dengan
Dari
segala
makna
ini
BAB II
PEMBAHASAN
TAKDIR DAN IKHTIAR SERTA RELEVANSI TAUHID DALAM
PERKEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Sebagai umat islam maka dituntut untuk mengimani adanya Qadla dan
Qadar Alloh. yang mana hubungan takdir dan ikhtiar ialah umat islam harus
berusaha dalam menumbuhkan sikap tidak pantang menyerah untuk menggali
potensi yang di miliki dengan bekal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
sebagai pemberi potensi dan yang Maha Mengetahui apa yang terbaik buat
hamba-Nya yang telah berusaha.
Untuk meningkatkan mutu SDM diperlukan berbagai macam pendidikan
dan pengajaran, salah satunya adalah tauhid. Dalam hal ini pendidikan tauhid
adalah pemberian bimbingan kepada anak didik agar ia memiliki jiwa tauhid yang
kuat dan memmiliki tauhid yang baik dan benar. Sedangkan pengajaran tauhid
yang baik adalah pemberian pengertian tentang ketauhidan, baik sebagai aqidah
yang wajib diyakini maupun sebagai filsafat hidup yang membawa kepada
kebahagian hidup duniawi dan ukhrawi.
Pendidikan dan pengajaran tauhid, baik yang berhubungan dengan aqidah
maupun dalam kaitan dengan ibadah, akan menanamkan keikhlasan pada diri
seseorang dalam setiap tindakan atau perbuatan pengabdiannya. Keikhlasan dalam
mengabdi kepada Allah inilah yang membuat tauhid bagai kan pisau bermata dua,
satu segi untuk kehidupan di akhirat sisi lainnya untuk kehidupan di dunia. Dalam
hal keikhlasan dalam mengabdi kepada Allah ini, menjadikan manusia berfikir
kepada kehidupan di Dunia dan di Akhirat. Dari situlah manusia berusaha
meningkatkan kualitas baik ibadahnya maupun dalm sumberdaya yang ia miliki
sebagai peningkatan kehidupan Dunia. Sehingga dalam hal tersebut manusia dapat
mencapai tujuan dunia dan di Akhirat secara seimbang dan sempurna. Jadi dengan
tauhid manusia dapat meningkatkan sumberdaya yang ia miliki, karena di dalam
tauhid terdapat tujuan hidup yang bukan untuk akhirat saja, melainkan untuk
dunia juga dengan melalui peningkatan kinerja, kejujuran, mutu pemikirannya dan
kualitas hidup yang lain.
Pendidikan dan pengjaran tauhid kepada anak harus dimulai sejak anak itu
kecil. Pada waktu itu, orang tua lah yang bertanggung jawab dalam pendidikan
tersebut, sebab anak adalah amanah dari Allah yang harus di jaga, dirawat,
dibimbing dan yang terpenting adalah diberikan pendidikan khususnya masalah
ketauhidan. Fitrah anak yang mempunyai keimanan kepada Tuhan sejak sebelum
is lahir ke Dunia, harus disalurkan secara wajar dan dibina terus menerus sehingga
perkembangan aqidahnya semakin lama semakin sempurna. Sehingga, ia menjadi
manusia bertauhid yang betul-betul mencintai Allah diatas segala-galanya.
Usaha-usaha pemupukan rasa keimanan sebagai fitrah manusia harus
sungguh-sungguh mendapat perhatian setiap orangtua atau pengasuh anak. Usaha
tersebut dilakukan melalui tiga proses yaitu pembiasaan, pembentukan pengertian
dan pembentukan budi luhur.
1. Tahap pembiasaan, pemupukan rasa keimanan atau pendidikan agama
dimasa kanak-kanak. Dalam tahap ini, aktifitas yang di lakukan hanya
memberikan pengenalan secara umum dan membiasakan anak untuk ingat
bahwa tuhan itu ada.
2. Tahap pembentukan pengertian meliputi masa sekolah sampai menjelang
remaja. Pada usia ini anak cenderung suka berhayal. Oleh karena itu,
kesukaan seperti ini bisa dimanfaatkan oleh orang tua untuk menanamkan
tauhid melalui cerita-cerita tentang keagungan Allah.
3. Tahap pembentukan budi luhur. Tahap ini berlangsung pada masa
peralihan dari remaja menuju dewasa. Pada masa ini seorang anak sering
mengalami kebimbangan dan mudah terombang ambing oleh problema
yang dihadapi. Bimbingan dilakukan dengan cara memberikan keinsyafan
dan kesdaran bahwa segala apa yang ada adalah ciptaan tuhan dan
semuanya mlik Tuhan.
Apabila pertumbuhan dan perkembangan pengenalan kepada Allah berjalan
dengan baik dan lancar dan kebiasaan baik yang berhubungan dengan tauhid
sudah menjadi aktifitas keseharian maka terbentukalah rasa iman kepada Allah
yang cukup mendalam bagi dirinya.
Peranan keluarga sangat penting dalam pembinaan manusia menurut islam.
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan uatam bagi seseorang, dan
10
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa :
Takdir adalah ketentuan Allah terhadap segenap makhluk sesuai dengan
ilmunya terhadap segala sesuatu itu sejak sebelumnya serta sesuai dengan
hikmah-Nya. Dalam islam umat islam wajib mengimani rukun iman yang enam,
oleh sebab itu tidak jarang jika taqdir di sebut juga qadla dan qadar Alloh artinya
bahwa antara qadha dan qadar selalu berhubungan erat . Qadha adalah ketentuan,
hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari
ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan
perbuatan. Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya
Manusia itu lemah karena manusia mempunyai kemampuan terbatas sesuai
dengan ukuran yang diberikan oleh Allah kepadanya. Oleh sebab itu, sekiranya
manusia menginginkan perubahan kondisi dalam menjalani hidup di dunia ini,
diperintah oleh Allah untuk berusaha dan berdoa untuk merubahnya.diwajibkan
untuk berusaha secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu
beribadah kepada Allah. Dalam menjalani hidupnya, manusia diberikan pegangan
hidup berupa wahyu Allah yaitu Al Quran dan Al Hadits untuk ditaati, sebagai
pegangan kita sebagai umat islam untuk bertauhid kepada Alloh.
11
Daftar Pustaka
Yusron, Asmuni.1993.Ilmu Tauhid.Jakarta:Citra Niaga Rajawali
Hasbi Asy-Shiddieqy.1972.Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid atau
Kalam.Jakarta:Bulan Bintang
Aziz, Abdul.1998.Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan.Jakarta: Lantabora
Press
12