Oleh
CHEPY PERDANA
1402610
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan chapter report
Chapter Report chapter 8 tentang Financing Public Education dari buku Foundations of
Education 11th Edition yang merupakan karya dari Allan C. Ornstein, Daniel U. Levine,
Gerald L. Gutek dan David E. Vocke pada tahun 2008 yang di perbarui pada 2011.
Tujuan penulisan chapter report ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Landasan Paedagogik di Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang diampu oleh dosen Prof.
DR. Hj. Melly Sri Sulastri Rifai, M.Pd dan Dr. Hj. Pupun Nurhayati, M.Pd..
Dalam pemenuhan chapter report ini penulis menyadari banyaknya kekurangan,
sehingga menjadikan belum sempurnanya penulisan chapter report ini sesuai dengan
seharusnya, karenanya penulis mengharap masukan yang membangun dalam upaya
menjadikan chapter report ini menjadi karya yang lebih baik. Tak lupa penulis
menghaturkan ucapan terima kasih kepada Dosen pengampu dan segenap rekan
mahasiswa PTK 2014 serta pihak lain yang turut membantu dalam penyusunan penulisan
karya ini.
Penulis berharap karya ini dapat memberikan banyak manfaat khusunya bagi
penulis, umumnya bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
BAB II PEMBIAYAAN PENDIDIKAN UMUM ........................................ 2
2.1 Sumber pajak untuk pendapatan sekolah ............................................... 2
2.2 Pendanaan lokal untuk sekolah umum ................................................... 3
2.2.1 Pajak properti ................................................................................ 3
2.2.2 Sumber daya lokal dan disparitas ............................................... 3
2.3 Biaya negara bagian untuk sekolah umum ............................................. 4
2.3.1 Sumber Pendapatan Negara Bagian ........................................... 4
2.3.2 Kemampuan Negara Bagian Dalam Pembiayaan Pendidikan.... 4
2.3.3 Bantuan Negara Bagian untuk Sekolah Distrik Lokal................ 5
2.4 Perkembangan Keuangan Sekolah ......................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 7
3.1 Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia .................................................... 7
3.2 Sumber Keuangan .................................................................................. 7
3.3 Perbandingan Pembiayaan di Indonesia dibandingkan dengan Amerika 10
BAB IV KESIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI ....................... 11
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 11
4.2 Implikasi ................................................................................................ 11
4.3 Rekomendasi ......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
Landasan pedagogik merupakan ilmu dan bidang studi yang menjadi dasar bagi
semua orang yang akan menjadi pendidik supaya para pendidik dapat memahami dan
menerapkan pendekatan pembelajaran di berbagai situasi pendidikan dengan penuh
tanggung jawab.
Tujuan penyusunan chapter report ini merupakan pemenuhan tugas mata kuliah
Landasan Pedagogik di Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang diampu oleh dosen Prof. DR. Hj. Melly Sri
Sulastri Rifai, M.Pd dan Dr. Hj. Pupun Nurhayati, M.Pd..
Tugas penulisan chapter report ini disusun dari buku Foundations of Education
11th Edition yang merupakan karya dari Allan C. Ornstein, Daniel U. Levine, Gerald L.
Gutek dan David E. Vocke pada tahun 2008 yang di perbarui pada 2011 dan penulis
mendapatkan tugas chapter 8 tentang Financing Public Education. Chapter ini menyajikan
gambaran umum mengenai pembiayaan pendidikan publik di Amerika Serikat dan sumber
sumber pendapatan negara untuk pendidikan.
Ada tiga sumber utama dukungan anggaran untuk sekolah umum, yaitu dana dari
pemerintah lokal, negara bagian dan federal. Pembiayaan sekolah umum bergantung pada
pendapatan yang dihasilkan dari pajak, khususya pajak properti pada level lokal, pajak
penjualan dan pajak pendapatan pada level negara bagian.
BAB II
PEMBIAYAAN PENDIDIKAN UMUM
Pendidikan di Amerika Serikat adalah urusan besar. Kebutuhan biaya sekolah
pertumbuhannya lebih cepat dari pada inflasi, sehingga sekolah menghadapi permasalahan
keuangan yang serius, Anggota Badan Sekolah, yang terdiri dari orang-orang yang sangat
memahami masalah keuangan sekolah, menetapkan kurangnya dukungan keuangan
sebagai masalah utama dari lima permasalahan yang meraka hadapi, tiga diantaranya
berhubungan dengan biaya sekolah (kurangnya sumber keuangan, fasilitas yang
overcrowded dan peningkatan pajak properti).
Ada tiga sumber utama dukungan anggaran untuk sekolah umum, yaitu dana dari
pemerintah lokal, negara bagian dan federal.
Biaya pendidikan dari pemerintah federal sejak tahun 1929 cenderung terus
meningkat dari 0,4% menjadi 9,3% pada tahun 1981 dan menurun menjadi 6,2% tahun
1991, sedangkan dukungan biaya dari pemerintah negara bagian cenderung terus
meningkat dari 19,29% pada tahun 1929 menjadi 49,3 % pada tahun 1991, sedangkan
dukungan dari pemerintah lokal pada awalnya persentasenya tinggi yaitu 82,7% tetapi
terus menurun mencapai 44,5% pada tahun 1991.
2.1 Sumber Pajak Untuk Pendapatan Sekolah
Pembiayaan sekolah umum bergantung pada pendapatan yang dihasilkan dari
pajak, khususya pajak properti pada level lokal, pajak penjualan dan pajak pendapatan
pada level negara bagian. Masyarakat umum menerima pajak apabila :
1. Pajak tidak menyebabkan distorsi ekonomi (perubahan perilaku ekonomi dalam
pola belanja atau relokasi bisnis, industri dan penduduk).
2. Pajak harus equitable (memperhatikan kemampuan wajib pajak).
3. Pajak harus memberi kemudahan (pajak dikumpulkan dengan biaya yang
rendah bagi wajib pajak dan pemerintah)
4. Pajak harus responsif terhadap perubahan kondisi ekonomi.
meningkat. Walaupun demikian, dana dari pemerintah lokal tetap merupakan bagian
penting dalam pendanaan sekolah.
2.2.1 Pajak Properti
Pajak properti merupakan sumber utama pendanaan untuk sekolah lokal,
yang perhitungannya dikaitkan dengan nilai jual objek pajak dan pajak penjualan.
Pajak properti tidak selamanya mudah untuk dikumpulkan tergantung pada
efisiensi dari departemen pajak di pemerintahan lokal.
Untuk menambah dana, selain dari pajak properti, sekolah lokal dapat
mengumpulkan pendanaan melalui pajak pemasukan khusus dan pajak-pajak atau
biaya lainnya, misalnya menarik biaya dari fasilitas dan layanan yang digunakan,
seperti pelayanan bis, buku teks, aktivitas atletik, rekreasi, dan kegiataan setelah
sekolah.
2.2.2
2.3.3
beberapa bagian dari negara tersebut beruban lebih cepat daripada yang lain
Bantuan Negara Bagian untuk Sekolah Distrik Lokal
Negara bagian menggunakan empat metode dasar untuk membiayai
pendidikan
umum.
Beberapa
negara
penggabungkan metode.
1. Model hibah datar
memiliki
strategi
resmi
melalui
Ini adalah metode tertua dan yang paling tidak merata dalam
pembiayaan sekolah. Bantuan negara untuk distrik sekolah lokal
didasarkan pada jumlah yang tetap dikalikan dengan jumlah siswa yang
hadir. Hal ini gagal dalam mempertimbangkan siswa dengan kebutuhan
khusus (siswa bilingual memerlukan biaya lebih untuk mendidik
daripada asli bahasa Inggris speaker), program khusus (kejuruan dan
pendidikan khusus), atau kekayaan distrik sekolah.
2. Landasan rencana.
Pendekatan paling umum yang digunakan oleh dua puluh lima negara
bagian dan distrik di Columbia, menjamin dasar, atau mantan penditure
minimum tahunan per siswa di semua distrik sekolah di negara bagian.
3. Kemampuan Menyamakan Rencana. Banyak negara telah mengadopsi
rencana ini dalam beberapa bentuk. Setiap distrik sekolah berhak untuk
mendirikan pengeluaran sendiri, tetapi negara membayar persentase
pengeluaran sekolah setempat berdasarkan kekayaan distrik.
4. Rencana Pertimbangan Siswa. Pertimbangan siswa sebanding dengan
kebutuhan mereka (yaitu, kebutuhan khusus, berpenghasilan rendah,
dan sebagainya) atau program khusus untuk menentukan biaya instruksi
per siswa. Rencana ini sering digunakan dalam hubungannya dengan
rencana dasar
BAB III
PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA DIBANDINGKAN
DENGAN AMERIKA
3.1 Pembiayaan Pendidikan di Indonesia
Pasal 46 Undang-undang No 20 Tahun 2003 menyatakan pendanaan pendidikan
menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Sumber-sumber pendapatan sekolah bisa berasal dari pemerintah, usaha
mandiri sekolah, orang tua siswa, dunia usaha dan industri, sumber lain seperti hibah
yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, yayasan
penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta, serta masyarakat luas.
3.2 Sumber Keuangan
Sumber keuangan dari pemerintah bisa berasal dari pemerintah pusat,
pemerintah kabupaten/ kota. Sumber keuangan pendidikan yang berasal dari
pemerintah pusat dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), sedangkan yang berasal dari pemerintah kabupaten dan kota dialokasikan
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD). Selanjutnya melalui
kebijakan pemerintah yang ada, di dalam pengelolaan keuangan dikenal sumber
anggaran yang disebut Dana Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
DIPA meliputi Administrasi Umum, yaitu alokasi dari Pemerintah yang bersumber
APBN penerimaan dari pajak , dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
bersumber dari dana masyarakat. Ditengah keraguan masyarakat akan peranan pajak
dalam memajukan pendidikan di Indonesia, sebenarnya pemerintah telah memberikan
keringanan pajak terhadap institusi pendidikan. Hal ini mengingat pentingnya
pendidikan bagi kemajuan bangsa dan masih terbatasnya anggaran negara untuk
bidang pendidikan.
Pemerintah memberikan insentif bagi organisasi nirlaba yang menginvestasikan
penghasilan yang diperolehnya pada pengembangan dunia pendidikan. Terhadap laba
yang diperoleh oleh organisasi pendidikan tersebut yang diinvestasikan kembali dalam
bentuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak dikenakan Pajak Penghasilan (PPh).
Artinya, apabila organisasi pendidikan tersebut mendapatkan laba, laba yang
seharusnya dikenakan pajak (PPh) tidak akan dikenakan PPh jika laba tersebut
ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana. Pemerintah memberikan
jangka waktu selama 4 (empat) tahun sejak laba tersebut diperoleh, untuk ditanamkan
kembali. Akan tetapi, setelah lewat dari 4 (empat) tahun laba tersebut tidak digunakan
untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan maka akan dikenakan pajak
penghasilan pada tahun pajak berikutnya setelah lewat jangka waktu 4 (empat) tahun
tersebut.
Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf m Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (UU PPh). Selanjutnya dasar
pelaksanaannya diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2009
tentang Sisa Lebih yang Diterima atau Diperoleh Badan Lembaga atau Nirlaba yang
Bergerak dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan Pengembangan
yang Dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan. Petunjuk teknisnya diatur dalam
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-44/PJ./2009 tentang Pelaksanaan Pengakuan Sisa
Lebih yang Diterima atau Diperoleh Badan atau Lembaga Nirlaba yang Bergerak
dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian danPengembangan yang
Dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan
Sarana dan prasarana pendidikan tersebut meliputi sebagai berikut:
1) Pembelian atau pembangunan gedung dan prasarana pendidikan, penelitian dan
pengembangan termasuk pembelian tanah sebagai lokasi pembangunan gedung
dan prasarana tersebut;
2) Pengadaan sarana dan prasarana kantor, laboratorium dan perpustakaan;
3) Pembelian/pembangunan asrama mahasiswa, rumah dinas guru, dosen atau
karyawan, dan
4) Sarana prasarana olahraga, sepanjang berada di lingkungan/lokasi lembaga
pendidikan formal.
Sebuah
organisasi
nirlaba
yang
menyelenggarakan
pendidikan
tersebut
mencatatkan laba sebesar Rp 10 miliar pada tahun 2011, organisasi tersebut dapat
menggunakan fasilitas pajak yaitu yang seharusnya pada tahun 2011 dikenakan PPh
sebesar Rp 2,5 miliar (25% x Rp 10 miliar) tetapi tidak akan dikenakan PPh jika
organisasi tersebut menggunakan laba sebesar Rp 10 miliar tersebut dalam jangka
waktu 4 tahun untuk menambah bangunan kelas atau menambah buku perpustakaan.
Artinya, organisasi nirlaba yang menyelenggarakan pendidikan tersebut terbebas dari
tagihan PPh. Namun, jika sampai dengan tahun 2015 (4 tahun setelah 2011) laba
tersebut tidak digunakan semuanya, maka laba tersebut akan dikenakan PPh.
pemerintah yang ada, didalam pengelolaan keuangan dikenal sumber anggaran yang
disebut Dana Isisan Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA ini meliputi administrasi
umum yaitu alokasi dari pemerintah yang bersumber APBN penerimaan dari pajak dan
penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Pembiayaan pendidikan yang ada di Indonesia apabila dibandingkan dengan
pembiayaan pendidikan di Amerika terdapat beberapa persamaan dari sumber
keuangannya yaitu dari pajak.
pendidikan didapat dari pajak properti, pajak penjualan dan pajak penghasilan, hal ini
tidak jauh berbeda dengan sumber pajak yang ada di Indonesia,
10
BAB IV
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
1. Sumber pendapatan terbesar untuk pendidikan umum di Amerika serikat berasal
dari pajak (Pajak Properti, Pajak Penjualan dan Pajak Pendapatan)
2. Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat. Sumber-sumber pendapatan sekolah bisa
berasal dari pemerintah, usaha mandiri sekolah, orang tua siswa, dunia usaha dan
industri, sumber lain seperti hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku, yayasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga
pendidikan swasta, serta masyarakat luas.
3. Dengan adanya insentif atau keringanan pajak yang diberikan oleh pemerintah,
diharapkan dapat memberikan payung hukum untuk menguatkan kerja sama
badan nirlaba di bidang pendidikan dengan pihak lain. Permasalahan yang
berkaitan dengan dunia pendidikan dapat disidangkan baik pada pengadilan
federal maupun pengadilan negara.
4.2 Implikasi
1. Implikasi teoritis.
- Pembiayaan pendidikan di Amerika mendapat dukungan anggaran dana dari
pemerintah lokal, negara bagian dan federal yang sumber pendapatan
-
4.3 Rekomendasi
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Anggun
(2012).
Sumber
Pendapatan
Sekolah
[Online].
https://goenable.wordpress.com/tag/sumber-pendapatan-sekolah/
[14
Tersedia:
November
2014]
Direktorak Jendral Pajak (2012). Peranan Pajak Memanjukan Pendidikan [Online].
Tersedia:
http://www.pajak.go.id/content/peranan-pajak-memajukan-pendidikan
Levine
&
Gutek.
(2011).
Foundation
13
of
Education
11th
Edition.