Tugas-07 Welding
Tugas-07 Welding
TUGAS 07
Disusun Oleh:
Nama
NPM
: 1206226955
Dosen
WELDING TUGAS 07
PENYAMBUNGAN MATERIAL 02
TUGAS 07
1. Jelaskan definisi kemampulasan dan faktor apa saja yang mempengaruhi sifat
tersebut!
Kemampulasan (weldability) adalah kemampuan suatu material untuk dapat disambung
dengan proses pengelasan sehingga menghasilkan sambungan yang berkualitas. Pada
dasarnya, hampir semua logam dapat disambung dengan cara pengelasan. Namun,
terdapat beberapa jenis logam yang dapat lebih mudah untuk di-las jika dibandingkan
dengan logam lainnya. Kemampulasan suatu material dapat digunakan untuk mengukur
seberapa mudah kita melakukan pengelasan pada material tertentu tanpa menimbulkan
retak (crack) dan membandingkan hasil akhir kualitas dari satu material dengan material
lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat kemampulasan adalah:
a. Proses pengelasaan
Semakin baik proses pengelasaan, maka akan semakin bagus juga weldability.
b. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah pengelasaan di lingkungan yang banyak di
dapatkan unsur hidrogen.
c. Kadar karbon
Semakin banyak kadar karbon, maka semakin mudah terbentuknya martensit yang
bersifat keras dan etas. Hal ini akan menyebabkan weldability menjadi rendah.
d. Perancangan konstruksi
Perncangan konstruksi yang dimaksu adalah bentuk penyambungan yang akan
digunakan.
e. Sifat-sifat material
Sifat-sifat material yang dimaksud adalah temperatur lebur, temperatur uap,
konduktivitas thermal dan listrik, afinitas lasan terhadap O, N, H, dan lapisan tipis
2
film
WELDING TUGAS 07
2. Jelaskan kemampulasan dari baja karbon. Jenis baja karbon yang mana yang
memiliki kemampulasan terbaik.
Baja karbon berdasarkan kadar karbon yang terkandung di dalamnya terdiri dari low
carbon steel, mild steel, medium carbon steel, dan high carbon steel. Kemampulasan
dari baja karbon sangat terkandung dari kadar karbon yang terkandung di dalamnya.
Untuk dapat menentukan weldability dari baja karbon, kita dapat menggunakan nilai
hasil dari perhitungan Carbon Equivalent (CE) dimana weldability dari baja karbon
akan sangat baik apabila nilai dari CE < 0.4. Nilai CE tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
() = +
( + ) ( + + ) ( + )
+
+
6
5
15
Dibawah ini merupakan klasifikasi dari baja karbon dan keampulasan dari baja karbon,
yaitu:
Tabel 1. Klasifikasi Baja Karbon dan Kemampulasan dari Baja Karbon
Common Name
Carbon
Typical
Content
Hardness
Typical Use
Weldability
(Percent)
Low Carbon
0.15 max
60 HRB
Special plate
Excellent
and shapes,
Steel
sheet, strip,
welding
electrodes
Mild Steel
0.15 0.30
90 HRB
Structural
Good
shapes, plate,
and bar
Medium
Carbon Steel
0.30 0.50
25 HRC
Machine parts
Fair t preheat
and tools
and postheat
normally
required (low
hydrogen
welding process
WELDING TUGAS 07
recommended)
High Carbon
0.50 1.00
40 HRC
Steel
Springs, dies,
Poor (low
railroad rail
hydrogen
welding process,
preheat, and
postheat
required)
(Sumber: Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 2015. Diktat Mata Kuliah Metalurgi Las)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa low carbon steel memiliki weldability yang
paling baik.
Kemampulasan
dari
baja
karbon
berbanding
lurus
dengan
kemampukerasan
(hardenability) dari baja karbon tersebut. Hal ini dikarenakan adanya pembentukan fasa
martensit selama proses heat treatment. Dengan adanya peningkatan kadar karbon, maka
hardenability akan meningkat dan mengakibatkan weldability menurun. Oleh karena itu,
diperlukan adanya keseimbangan (trade-off) antara kekuatan material dengan weldabilitynya.
Carbon Content
Hardenability
Weldability
Baja SS austenitik umumnnya memiliki weldability yang paling baik namun mudah
mengalami distorsi karena adanya ekspansi termal sehingga rentan terhadap retak dan
ketahanan terhadap korosi menurun.
3.
Jelaskan hubungan antara komposisi logam yang akan dilas dengan sensitifitas
retak. Ukuran atau parameter apa yang dipakai untuk menentukan sensitifitas
retak lasan. Sebutkan beberapa rumusan yang saudara ketahui.
Hubungan antara komposisi logam yang akan dilas dengan sensifitas retak dapat
dinyatakan dalam grafik karbon ekivalen dengan sensifitas retak seperti yang terlihat
pada gambar di bawah ini:
WELDING TUGAS 07
Parameter yang penting yang dapat mempengaruhi sensitifitas retak pada lasan adalah
nilai Carbon Equivalent, seperti yang dapat dilihat pada grafik di atas. Nilai CE dapat
diperoleh melalui persamaan:
+
4
4
Dari persamaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komposisi logam akan sangat
() = +
mempengaruhi besarnya nilai karbon ekuivalen, dimana nilai karbon ekuivalen ini
akan mempengaruhi sensitifitas retak pada proses pengelasan. Apabila semakin besar
komposisi dari unsur Karbon, Mangan dan Silikon dalam logam lasan, maka akan
meningkatkan kekerasan baja tersebut sekaligus meningkatkan nilai karbon
ekuivalennya. Semakin besar nilai Carbon Equivalent, maka akan semakin meningkat
juga sensitifitas retak pada pengelasannya.
4. Jelaskan hubungan antara peak temperature dengan cooling rate logam yang
dilas apabila material tsb hasil canai (rolling). Jelaskan juga daerah mana yang
mengalami degradasi properties (kekuatan, impak & keuletan)
5
Peak temperature:
WELDING TUGAS 07
Pada material hasil pengerolan terjadi work hardening dimana butir membesar di
dekat batas las di HAZ dan akan terjadi rekristalisasi pada daerah HAZ.
Untuk baja peak temperature biasanya terjadi pada suhu sekitar 1600oC. Seperti yang
diketahui apabila peak temperature semakin tinggi maka laju pendinginan juga akan
semakin lama ditambah lagi apabila pemanasan terjadi dalam waktu yang cukup lama
maka akan terjadi grain growth. Oleh sebab itu laju pendinginan harus ditahan cukup
cepat agar tidak terjadinya grain growth dyang dapat menurunkan sifat mekanis dari
daerah hasil lasan. Daerah yang paling mudah retak pada daerah HAZ tersebut adalah
dimana saat butir berbentuk coarse.
WELDING TUGAS 07
Pengerasan dengan perlakuan panas pada pengelasan baja karbon medium adalah
precipitation hardening (aging) dimana apabila terjadi overaging dapat menyebabkan
pelunakan.
Dari gambar dapat ditunjukkan hubungan antara struktur dari besar butir di daerah
HAZ dengan kekuatan dari material yang ditunjukkan oleh grafik. Dari grafik yang
7
terdapat pada gambar pengelasan logam yang dianil di atas ditunjukkan bahwa pada
daerah HAZ tersebut terjadi peningkatan kekuatan dan keuletan namun kekuatan dan
keuletan tersebut menurun di daerah fine grain.
DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL | UNIVERSITAS INDONESIA
WELDING TUGAS 07
6. Jelaskan hubungan antara besar butir di daerah HAZ dengan kekuatan impak
material yang di las. Daerah mana yang mengalami penurunan nilai impak
khususnya untuk baja karbon.
8
Gambar 6. Mikrostruktur dari HAZ pada Baja Karbon Medium
(Sumber: Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 2015. Diktat Mata Kuliah Metalurgi Las)
WELDING TUGAS 07
Dua gambar diatas hubungan antara daerah pengelasan dan mikrostruktur HAZ dari
pengelasan baja karbon baik baja karbon rendah maupun medium. Dari mikrostruktur
tersebut dapat terlihat bahwa daerah B(daerah HAZ) memiliki butir yang paling kecil
dimana menyebabkan daerah B tersebut tidak memiliki ketahanan yang cukup baik
pada saat pemberian tegangan impak.
WELDING TUGAS 07
semakin jauh jarak permukaan logam dari quench end maka hardness nya akan
semakin menurun.
Hubungan hardenability dan weldability untuk baja karbon adalah apabila
hardenability dari baja karbon semakin tinggi maka weldability dari baja karbon
tersebut semakin menurun. Hal tersebut disebabkan karena apabila hardenability
meningkat maka kemampuan material tersebut untuk menghasilkan fasa martensit
akan semakin tinggi pula dimana fasa martensit tersebut getas sehingga menyebabkan
kemampulasan semakin menurun.
Oleh sebab itu, apabila nilai CE suatu baja karbon < 0,4 maka weldability dari baja
karbon tersebut akan meningkat namun hardenability dari baja karbon tersebut
akan menurun, begitu juga sebaliknya.
Carbon Content
Hardenability
Weldability
Pre heating
WELDING TUGAS 07
Tujuan dari proses preheating ini adalah:
Memperkecil tegangan sisa akibat penyusutan pada logam lasan yang berbatasan
dengan logam induk.
PWHT adalah bagian dari process heat treatment yang bertujuan untuk
menghilangkan tegangan sisa yang terbentuk setelah proses weldingan selesai.
Material terutama carbon steel akan mengalami perubahan struktur dan grain
karena effect dari pemanasan dan pendinginan. Struktur yang tidak homogen
ini menyimpan banyak tegangan sisa yang membuat material tersebut memiliki
sifat yang lebih keras namun ketangguhannya lebih rendah.
11
WELDING TUGAS 07
semula melalui pemanasan pada waktu tertentu dan dalam jangka waktu
tertentu pula. Tergantung dari jenis material dan ketebalan material.
Tujuan dari proses PWHT ini adalah:
Contoh dari proses PWHT ini adalah pada baja karbon dimana hasil lasan baja
karbon tersebut dipanaskan pada temperatur 600 650oC dan ditahan selama 1
jam/25mm tebal lasan.
b. Parameter Pemanasan
Untuk Pre heating dapat ditentukan berdasarkan nilai Carbon Equivalent nya
dalam persamaan:
() = +
( + ) ( + + ) ( + )
+
+
6
5
15
Setelah mengetahui nilai CE nya, kemudian dicocokan dengan tabel di bawah ini
untuk memperoleh nilai temperature pre heating yang dibutuhkan.
Tabel 2. Nilai Temperatur Pre-heating berdasarkan Carbon Equivalent
Preheating Required
Up to 0.45
Preheat optional
0.45 to 0.60
Preheat to 93 205o C
Over 0.60
(Sumber: Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 2015. Diktat Mata Kuliah Metalurgi Las)
Untuk PWHT, hasil dari pengelasan dipanaskan pada temperature 600-650o C dan
ditahan selama 1jam/25 mm tebal lasan.
12
10.
Suatu baja konstruksi (carbon steel) dengan tipe A515 grade 70 untuk bejana
tekan (pressure vessel) memiliki komposisi kimia 0.35% C, 1.2% Mn, 0.4%
Si, 0.25%Cr, 0.1%Ni, 0.2%Cu, 0.1%V. Hitunglah karbon ekivalen (CE)
WELDING TUGAS 07
menurut IIW dan jelaskan kemampulasan dari baja tersebut serta treatment
apa saja yang menurut saudara harus dilakukan pada pengelasan material
tersebut.
Gunakan data tabel dibawah untuk analisa saudara.
Preheating Requirement Based on CE
CE (%)
Preheating Required
Up to 0.45
Preheat optional
0.45 to 0.60
Over 0.60
Diketahui:
Komposisi kimia dari carbon steel A515 grade 70 untuk bejana tekan:
- C = 0,35%
- Mn = 1,2%
- Si = 0,4%
- Cr = 0,25%
- Ni = 0,1%
- Cu = 0,2%
- V = 0,1%
Kemampulasan (weldability) dari material A515 grade 70 untuk bejana tekan ini
bisa dibilang buruk karena nilai CE-nya yang cukup tinggi. Semakin besar nilai
CE, maka kekerasan yang akan dihasilkan pada material hasil las akan semakin
DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL | UNIVERSITAS INDONESIA
WELDING TUGAS 07
besar. Dengan adanya nilai kekerasan yang tinggi, maka weldability atau
kemampulasan material tersebut juga akan semakin rendah karena rentan terjadi
retak pada hasil lasan. Hal ini dapat juga dapat dilihat pada penjelasan gambar soal
nomor 3 (hubungan karbon ekivalen dengan sensitifitas retak). Untuk mencegah
terjadinya retak pada lasan, langkah yang harus dilakukan adalah melakukan tahap
Pre-Heat.
Dengan nilai CE sebesar 0.7, maka suhu pre-heat yang disarankan dilakukan
terhadap material tersebut berkisar antara 205 370o C.
14
Referensi
Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 2015. Diktat Mata Kuliah Metalurgi Las. Depok: Departemen
Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL | UNIVERSITAS INDONESIA
WELDING TUGAS 07
15