Laporan Kimia Lingkungan
Laporan Kimia Lingkungan
H2O H2CO3 H+ + HCO3- CO3- + 2H+ CO3 (karbonat) dalam mekanisme di atas
melambangkan alkalinitas air. Sedangkan H+ merupakan sumber keasaman.
Mekanisme di atas merupakan reaksi bolak - balik, artinya reaksi bisa berjalan ke
arah kanan (menghasilkan H+) atau ke arah kiri (menghasilkan CO2)
(Anonymous B, 2010). Alkalinitas berperan penting dalam proses pengolahan air,
yaitu dengan menggunakan filter alum (Al(SO4)3).18H2O sebagai koagulan.
Ion alumunium terhidrasi adalah asam dan jika ditambahkan ke dalam air maka
akan bereaksi dengan basa untuk membentuk alumunium hidroksida dengan
sifat gelatin pipa (Alaert G, 1987): Al(H2O6)+3 + 3OH- Al (OH)3 + 6H2O Kadar
alkalinitas dengan tingkat kesadahan air harus seimbang. Jika kadar alkalinitas
terlalu tinggi dibandingkan dengan kadar Ca2+ dan Mg2+ (kesadahan) maka air
menjadi agresif dan menyebabkan karat pada pipa. Sebaliknya, bila kadar
alkalinitas rendah, dapat menyebabkan kerak CaCO3 pada dinding pipa yang
dapat memperkecil penampang basah pipa (Alaerts G, 1987). Alkalinitas optimal
pada nilai 90-150 ppm. Alkalinitas rendah diatasi dengan pengapuran dosis 5
ppm. Dan jenis kapur yang digunakan disesuaikan kondisi pH air sehingga
pengaruh pengapuran tidak membuat pH air tinggi, serta disesuaikan dengan
keperluan dan fungsinya (Alaerts G, 1987). Perbedaan antara basa tingkat tinggi
dengan alkalinitas yang tingkat tinggi adalah sebagai berikut (Alaerts G, 1987):
Tingkat basa tinggi ditunjukkan oleh pH tinggi; Tingkat alkalinitas tinggi
ditunjukkan dengan kemampuan menerima proton tinggi. Alkalinitas berperan
dalam hal-hal sebagai berikut (Aquarina Limbong, 2008): Sistem penyangga;
Koagulasi bahan kimia; Pelunakan air; Pengendalian korosi; Limbah industri.
Alkalinitas dari suatu suplai air hatchery punya efek langsung dan tidak langsung
terhadap kesehatan ikan. Alkalinitas menyediakan kapasitas penyangga (buffer)
yang dibutuhkan untuk melindungi ikan yang dibudidayakan secara intensif
melawan goyangan lebar pH air yang akan terjadi dikarenakan respirasi ikan dan
tanaman akuatik. Sodium bikarbonat pada dosis 10-20 lbs/acre seringkali
ditambahkan ke kolam ikan air hanyut (tropis) untuk secara temporer
memperbaiki alkalinitas rendah dan memperbaiki masalah NH3 dan CO2 yang
muncul dari pH rendah atau tinggi. Untuk budidaya ikan intensif, alkalinitas 100 150 mg/L direkomendasikan untuk menyediakan kapasitas menyangga (buffer)
yang diperlukan untuk (Marsandre Jatilaksono, 2009): Mencegah fluktuasi pH
yang lebar; Mendukung produksi algae; Mencegah pelepasan logam berat; Untuk
memungkinkan penggunaan senyawa tembaga untuk treatment penyakit.
Asiditas pada sistem air alam merupakan kapasitas air untuk menetralisir OH.
Asiditas berarti juga keasaman suatu zat cair. Asiditas biasanya adalah hasil dari
adanya asam tanah seperti H2SO4-, CO2, H2S, asam-asam lemak dan lain-lain
yang berupa ion-ion logam asam, terutama Fe3+. Asiditas biasanya lebih sukar
ditentukan dari pada alkalinitas. Karena dua kontributor utamanya yaitu CO2 dan
H2S merupakan larutan yang segera hilang dari sampel (Anonymous B, 2010).
Reaksinya adalah: CO2 + OH- HCO3 H2S + OH- H5 + H2O Ada dua cara untuk
menentukan asiditas berdasarkan jenis titrannya (Anonymous B, 2010): Asiditas
Total Asiditas total ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir
fenolftalein (pH 3,2); Asam Mineral Bebas Asam mineral bebas ditentukan oleh
titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir metil orange (pH 4,3). Titrasi
merupakan penambahan pereaksi dari buret sekaligus mengukur volume larutan
yang keluar dari buret. Adapun metode yang digunakan dalam menentukan
asiditas dan alkalinitas adalah dengan titrasi asam basa. Adapun karakter dari
ion-ion logam terhidrasi yang dapat menimbulkan asiditas yaitu (Anonymous B,
2010): Al (H2Ob)+3 Al (H2O)5OH+2 + H+ Beberapa buangan industri
mengandung ion-ion logam basa dan biasanya beberapa merupakan asam kuat.
Pada air buangan, khususnya dari industri, kadar alkalinitas yang tinggi
menunjukkan adanya senyawa garam dari asam lemah seperti asam asetat,
propionate, amoniak, dan sulfite. Alkalinitas juga sebagai parameter pengontrol
untuk anaerobik disgesers dan instalasi lumpur aktif (Alaerts G, 1987).
BAB III PROSEDUR PERCOBAAN 3.1 Alat 2 buah beakerglass 200 mL; 1 buah
beakerglass 250 mL; 1 buah buret 50 mL; 1 buah statip; 1 buah gelas ukur 100
mL; 1 buah corong; 1 buah labu semprot; 1 Mag-mixer. pH meter. 3.2 Bahan
Larutan standar NaOH 0,1 N; Larutan standar H2SO4 0,1 N. 3.3 Cara Kerja 3.3.1
Kalibrasi pH meter Larutan buffer pH 4, pH 7, dan pH 9 dimasukkan ke dalam 3
buah beakerglass; pH meter dimasukkan kedalamnya dan diatur. 3.3.2 Alkalinitas
100 mL contoh air dimasukkan ke dalam beakerglass 250 mL; pH meter di
masukkan ke dalam beakerglass, kemudian perlahan-lahan dititrasi dengan
larutan H2SO4 hingga pH nya 4,5; Catat volume H2SO4 yang terpakai dalam
proses titrasi. 3.3.3 Asiditas 100 mL contoh air dimasukkan ke dalam beakerglass
250 mL; pH meter di masukkan ke dalam beakerglass, kemudian dititrasi
perlahan-lahan dengan larutan NaOH hingga pH nya 8,3; Volume NaOH yang
terpakai dalam proses titrasi dicatat. Perhitungan Asiditas/Alkalinitas mg
CaCO3/L = (A x N x 50.000)/(mL sampel) A = mL standar asam/basa yang
digunakan (H2SO4/NaOH) N = normalitas H2SO4/NaOH
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Standarisasi larutan: NaOH 0,1 N H2SO4 0,1 N Standarisasi Alat: No. pH
awal pH Akhir 1. 4 4,00 2. 7 7,00 3. 10 10,00 Asiditas No. Sampel Volume NaOH
1. 100 mL sampel 0,2 2. 100 mL aquadest 0,1 4.2 Perhitungan Asiditas dalam mg
CaCO3/L "A N 50000" /"mL sampel" " " Sampel (0,2 x 0,1 x 50.000)/100 = 10
mg CaCO3/L Aquadest (0,1 x 0,1 x 50.000)/100 = 5 mg CaCO3/L
Pembahasan
Pada praktikum modul asiditas-alkalinitas ini, praktikan hanya melakukan
percobaan tentang asiditas. Praktikan mengambil sampel air di Sungai Siteba
Kota Padang. Metode percobaan yang digunakan oleh praktikan adalah titrasi
asam basa. Praktikan mengambil sampel air yang digunakan dalam praktikum ini
sehari sebelum praktikum. Hal ini dimaksudkan agar sampel air yang akan diuji
tersebut tidak mengalami perubahan senyawa atau terkontaminasi oleh bakteribakteri yang akan tumbuh dalam sampel air dengan waktu yang tidak terlalu
lama. Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu praktikan melakukan
kalibrasi pH meter. Hal ini dilakukan agar memastikan bahwa pH meter yang
digunakan dalam kondisi baik dan dapat memberikan hasil yang tepat. Dari
percobaan, diketahui bahwa nilai asiditas sampel air adalah 10 mg/L. Nilai ini
jauh di bawah standar baku yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian