Anda di halaman 1dari 21

7.

Perencanaan Saluran Yang stabil

Rancangan dan pemeliharaan saluran yang stabil sangat


penting untuk jaringan irigasi. Metode perencanaan dapat
dilakukan 2 cara:

Metode (Empiris) regime

Metode gaya seret (tractive force)

Metode regime dikembangkan dari saluran-saluran irigasi


di India dan Pakistan, berdasarkan persamaan empiris yang
tergantung pada harga kedalaman air (h), lebar saluran (b),
Slope (I) dan kecepatan rata-rata () yang merupakan fungsi
dari debit (Q) dan partikel diameter (d 50), (Lacey, 1930, Lane,
1955; Blench, 1957), yaitu
h, b, I, = (Q, d50)
Transportasi

sedimen

diperbolehkan

melewati

saluran

tetapi tidak boleh ada gerusan dan endapan di tubuh saluran.


Kondisi demikian disebut pada kondisi, regime (Equilibrium).
Metode regime cocok untuk jaringan irigasi dengan skala besar
dengan debit besar, diatas lapisan tanah yaitu: silts dan fine
sands.
Metode Tractive Force, berdasarkan gerakan dari Material
dasar,

baik

material

dasar

asli

maupun

material

yang

melindungi dasar/tebing saluran seperti gravel, batu atau rip


rap. Metode tractive force sesuai untuk jaringan irigasi skala
kecil, debit kecil dan diatas saluran tanah kasar d50 500 m.
Tractive Force by Stevens & Nordin (1987).

89

7.1. Metode Tractive Force


Kurva Shield berlaku untuk semua kondisi pergerakan
partikel di dasar saluran. Tetapi untuk merancang saluran yang
stabil, sebaiknya berpedoman pada penelitian yang dilakukan
oleh Panital (1971) yang mengukur angkutan bed load dengan
ukuran partikel (d50) = (0,0025 m, 0,008 m dan 0,022 m).
Dibawah ini besarnya angkutan sedimen tak berdimensi:
Slope
= 10-9
= 10-8
= 10-7
= 10-6
= 10-4

Sudut geser material rancangan


Untuk = 0,01
Untuk = 0,02
Untuk = 0,025
Untuk = 0,03
Untuk = 0,04

3
= qb / [s (S-1) g d50 )0,5]

= besar angkutan tak


berdimensi

qb =

= besar angkutan bed load


(kg/sm)

= s/w

d50 =

= b/ [s w] g d50

specific density

ukuran partikel tengah

= parameter perpindahan non


dimensi

Hasil dari eksperimen oleh Panital (1971) telah digunakan


untuk menentukan besarnya angkutan bed load (kg/M lebar/hari)
dan menentukan jumlah batuan yang bergerak (per m lebar/
hari), untuk ukuran batu 0,05; 0,1; dan 0,3 m pada = 0,02;
0,025 dan 0,03 (semua < kurva Shield), lihat tabel 7.1. Untuk
= 0,02 merupakan kemiringan yang paling aman karena
perpindahan batuan < 1/m lebar/hari).
Dengan menggunakan persamaan:

90

12 h
*
cr = 5,75 cr log K
s

0,5
u*cr = 0.5
Cr {(S 1) g d50 }

Ks = d90

= koefisien ( = 1 untuk batu d500,1 m dan = 3 untuk


sand gravel)
Persamaan menjadi:
u cr

= 5,75 [(s-1)g d50]0,5

12 h

0,5
cr

log Ks

Jika d90 = 2 d50, maka;


6h

u cr = 0,8 [(s-1)g d50]0,5 log d ~


50
u cr

= 0,02

6h

= 1,0 [(s-1)g d50]0,5 log d ~


50

= 0,03

Persamaan di atas berlaku untuk aliran sungai seragam. Untuk


tempat-tempat

bertubulensi

tinggi

seperti

bagian

hilir-

bangunan (bendung, pilar jembatan) faktor reduksi r harus


diperhitungkan.
U

cr

6h
= 0,8 r [(s-1)g d50]0,5 log d
50

Yang mana :

r = 1,45 / (1+3r) =
r=

faktor reduksi akibat tambahan turbulensi


intensitas turbulensi relatif r = 0,15 untuk
aliran seragam

r =

0,35 untuk bagian hilir hidraulic jump.

standart deviasi dari waktu kecepatan rerata

U=

waktu kecepatan rerata

Tabel 7.1. Angkutan bed load oleh Panital 1971

91

Diameter
batu d50
0,05
0,10
0,30

Qb = Angka Bed Load (kg / m lebar / hari)


N = Jumlah batu / m lebar / hari
= 0,02
= 0,025
= 0,03
qb = 0,1
qb = 1
qb = 10
N = 0,6
N =6
N = 60
qb = 0,3
qb = 3
qb = 10
N = 0,2
N =2
N = 60
qb = 1,5
qb = 15
qb = 150
N = 0,04
N = 0,4
N =4

Skema dari Cross Section


Penampang yang paling umum untuk saluran adalah
trapesium. Dari analisa yang dilakukan untuk mengukur bed
shear stress () sepanjang penampang trapesium
( perbandingan BT dan h = 5:1 )
BT = lebar bagian atas, memberikan hasil :
(Olsen & Florey, 1952, Lane 1955).

o = w g h I (tengah)
s = 0,75 o untuk talud 1: 2
s = 0,85 o untuk talud 1: 3
s = 0,90 o untuk talud 1: 4
s = 0,95 o untuk talud 1: 6
BT
h

Material dasar akan stabil jika o max < cr.

92

di dasar o o, cr, o
di talud s k o, cr, o

o, cr, o = cr untuk bagian horisontal (N/m2)


= Cos [1-tan2 / tan 2 ] 0,5 = faktor reduksi
= sudut dari talud
= sudut geser alam ( 0)

Tabel 7.2. Sudut geser alam


Sudut geser alam
Ukuran Partikel
d50 (m)
Material bulat
Material bersegi
0
0,001
30
350
0,005
320
370
0,01
350
400
0,05
370
420
0,1
400
450
Bentuk ideal saluran yang stabil, kondisi kritis sama sepanjang
penampang dapat ditentukan dengan cara :

w g h I = o y/ Cos atau
o = w g h I Cos
b

y
h

0 =

w g I ~ pada y = 0

(tengah saluran)

o = ( h / ) Cos
0

Kondisi kritis :

0 =

o, cr dan o = k o, cr atau

93

h
h
h

= [ 1-tan2 / tan2 ]0,5


= cos [(tan / )y]
= tinggi air pada jarak y dari tengah
= tinggi air di tengah

Untuk = 350, parameter berikut dapat diambil lebar


permukaan:
BT = 4,5
A = 2,9 2
P =5
R = 0,6
Qcr = A.C (R.I)0,5 = 2,2 ()2,5 C I0,5
C = koefisien chezy = 18log

12 h
ks

Contoh :
2

Saluran trapesium
I

= 3,5. 10-4

= 160m /det

= 270

d50 = 0,04 m (bulat)


d90 = 0,08 m
Berapa h & b agar saluran stabil dengan metode tractive force.

Tentukan = 0,03

o.cr.o

= (s - w) g d50
0,03 (2.650 1.000) 9,81 . 0,04
20 N/m2

s.cr

= k . o.cr.o = 20. k

dari tabel 7.2

= 360

= 270

94

= Cos [1-tan2 / tan2 ]0,5

= Cos 270 [1-tan2 270 / tan2 36 0] 0,5


= 0,64
o, cr

= 20 x 0,64 = 12,8 N/m2

dasar stabil o = w g h I = o.cr.o ~ kondisi stabil (awal gerak)

w g h I = 20

20

h = g I = 5,8 m

talud miring = s = 0,75 w g h I = 12,8


stabil jika

h = 12,8 / 0,75 g h I
h=5m

A = bh + 2h2 = 5b + 2.52
= 5b + 50
P = b + 2 (2.23 h) = b + 22,4
R = (5b + 50) / (b + 22,4)
C = 18 log (12 R/ks)
Ks= d90 = 0,08 m
Q = A C (RI)0,5 = 160 m3/det
A = 100 m2

P = 32,4m

C = 48m1/2/s

R = 3,1 m

dan Q = 158 m3/s

Jadi h = 5 m

b = 10 m

Aliran Muatan Dasar berdasar Tractive Force


a. Meyer-Peter & Muller (MPM)
qb / ( g d3)1/2 =

( *l 0.047)

yang mana :

* l (nb / n)
n

= u*2 / ( g d)
95

nb = 0.0192 (d90)1/6
* = hI/d

h n Q / B ( I )1 / 2

0 .6

Q
B
qb
nb
n
h
d90
I

= debit sungai / saluran m3/det


= lebar sungai
= angkutan dasar / unit lebar (m3/det/m)
= kekasaran akibat kecepatan
= kekasaran sesungguhnya
= kedalaman air
= diameter butir 90% lolos saringan
= tan (slope)

s w

b. Ashida Takakashi Mizuyama


qb / ( g .d )
3

12 24 (tan )

Cos

* 1,5 (tan )

*
2 * c c
x 1 2 1
*

2 (uf ) s 1 tan

1
tan
s 1

qb = angkutan dasar per unit lebar


s = berat spesifik
d = d50
I
= tan = slope
* c = 0.042 x 10 (1.72 tan )

R.I
d

R = jari-jari hidraulic
96

R = h Jika B 10h
uf = koef geser kinematic material dasar
= 0.425

7.2. ALTERNATIF PERENCANAAN SALURAN YANG


STABIL DENGAN TEORI TRACTIVE FORCE

97

Kecepatan
Dasar perhitungan
Critical shear stress
Dalam suatu saluran yang alirannya uniform tractive force
rata-rata () per unit area untuk dasar saluran:

o = w. g. R. I

atau o = w g h I

Tebing : o = o dasar ~ trapesium 0,76 w g h I


Perlu dicatat:
Penentuan

bergeraknya

material

dasar

dan

tebing

tergantung berbandingan o dan cr.

cr = berhubungan dengan kekasaran, saluran, termasuk


irreguler, bed form

cr = shield berdasar flat bed


cr dapat juga dilihat pada gambar 7.1.
Namun cr dari shield masih bisa dipakai sebagai tolok ukur
stabilitas material dasar.

Jika tractive force lebih besar dari frictional resistance


diantara partikel --- partikel bergerak.
Daya hambat sedimen yang akan bergerak sebanding
dengan diameter D dan kedalaman sedimen di dalam
air (h).
Persamaan tractive force:

cr = C (G 1) D ; Ew. LANE : cr = 0,078 D


G = Sp. gr. Butiran sedimen
C = Constanta
Critical Tractive Force:
Medium Soil

0,17

Fine Gravel

0,37

98

Sandy Loam

0,20

Vulcanic Ash

0,37

Aluvial Silt

0,25

Stiff Clay

1,22

Coarse Sand

0,25

Coarse Gravel

1,47

Silt Loam

Gaya dari air

0,25

Partikel
gaya
searah aliran

kombinasi

Gaya gravitasi
Kemiringan lereng tebing pada Critical Tractive Force.
h

Gaya yang menggerakkan


butiran akibat tegangan

Ws Sin

a = luas efektif
permukaan partikel.

Ws Cos
Ws

gesek a s.

a s

Gaya yang menggerakkan


butiran akibat berat butir:
W sin

Ws Cos

Ws

Ws Sin

R=

(W Sin ) 2 (a s ) 2

Dihambat oleh gaya gesek : W Cos tan .


Dalam keadaan kritis :
W2 sin2 + a2 sc2 = W2 cos2 tan2

sc = (W/a) cos tan

tan 2
.............................(1)
tan 2

Pada Bagian Dasar.


Gaya yang menggerakkan a 0
Gaya yang menghambat
W tan
Kondisi kritis : a oc = W tan

oc = ( W/a) tan

.................................. (2)

Dari 1 dan 2: Tractive Force Ratio


K

sc
tan 2
Cos 1
oc
tan 2
1:1,5
1:2,0
99

Untuk bentuk

dan

b/h = 4
b

untuk tebing vertikal dan miring dapat dilihat gambar 7.2.


Kemampuan sebuah butir yang terletak pada talud dengan
sudut lebih kecil dari butiran di dasar dan dinyatakan
dengan faktor reduksi = K.
K

sc
oc

sc
tan 2
Cos 1
oc
tan 2

=<1
= Tegangan gesek kritis pada tebing
= Tegangan gesek kritis pada dasar
= Sudut talud
= Sudut geser alam

Lane memberikan faktor reduksi untuk saluran yang berbelokbelok.


cr

Tipe saluran
-

lurus
sedikit berbelok
berbelok-belok
sangat berbelok-belok

c r lurus
1,00
0,90
0,75
0,60

Ucr

U c r lurus
1,00
0,95
0,87
0,78

Problem :
Suatu saluran dibuat diatas tanah galian, D = 5cm, h = 2m; side
slope ; 1: 2
- Berapa I yang aman
Dibagian mana bagian sungai yang kritis

2.00
4

2
15

100

D = 5 cm Grafik 7.1
kemiringan 1:2

dari grafik 7.3 didapat = 350

= 350
m = 1:2

dari grafik 7.2. didapat K () = 0,65

o = w. g. h. I
o sl = w. g. h. I

= 0,65 x 45
= . 1000. 9.81. I = 0,65 x 45
I = 1,9 x 10-3

7.3. REGIME TEORY


Teori keseimbangan :
tidak terjadi penggerusan dan pengendapan
bermula dari Chezy formula
=C

RI

hubungan C dan n.
1 0,00155

n
I
0,00155 n

23
I

23
C=

Harga : n
Galian tanah.
- Halus
- halus setelah musim kemarau
- dengan rumput pendek

0,016-0,020
0,018-0,025
0,022-0,033

Galian batu
- halus
- kasar

0,025-0,040
0,035-0,050

TEORI KENNEDY = Material SILT


Vo = 0,84 h 0,64
Vo = 0,546 h0,64
V = 0,84 m h0,64

English
metrik

101

= V/Vo = CVR (Critical Velocity Ratio)

Harga CVR.
No
1
2
3
4
5

Nama / jenis
Sandy silt
Coarse slit / Debris
Sandy, Loamy slit
Rather Coarse Slit / Debris
Silt

Untuk

saluran

yang

membawa

M
1,00
1,10
1,20
1,30
0,70

material

bed

load

dan

suspended load: m = 0,85 1,1


Rumus Kennedy secara umum:
V = khn
Beberapa hasil pengamatan
Godvani delta
Krishna Western
Haver chenab
Egyptian

V
V
V
V

=
=
=
=

0,391
0,530
0,567
0,283

h0,55
h0,52
h0,57
h0,75

Laceys Regime Equation

V 25 x R
A 2 140 V 5

V = kecepatan, = slit factor , R = Radius rata-rata


Hubungan antara P dan Q
(1) 4
(2)

V4 = 4/25 2 R2
140 V1 = A 2
140 V = 25/4 . A/R2
140 AV = 25/4 A2 / R2
140 Q = 25/4 P2
P = 4,75

xA

...............................(3)

P = 4,83
Dari pengamatan =

102

Hubungan V Q
(2)

140 V5 = A 2
xV
140 V6 = A. V. 2
140 V6 = Q 2
Q 2

V=

140

Lacey juga mengemukakan teori Regime.


V = 10,8 R2/3 S1/3
V3

1260 (R)2 . S
V

V2 = 1260 (R/V) R. S
V = 35,5 (R/V)1/2. R S

Jika dibanding dengan Teori Chezy.


V C

R S

C = 35,5 (R/V)1/2 = K
V = K R
K = Konstanta
1

35,5 R
C =
K . .P
1

35,5 R
=
1

K .

35,5
1

K .
2

K1
Na

Na = Laceys absolut negosity coeficient.


Jika dibandingkan dengan Manning
2

K1 R 3 S
V
Na
V

1
R
n

n = Na jika R = 1 dan K1 = 1

Persamaan Lacey menjadi:


V

1
.R
Na

Daftar harga Na

(Lacey non Regime Theory)

Materi dasar

Na
103

1.Plester Semen
2.Pasangan bata halus
3.Pasangan bata kasar/batu halus
4.Pasangan batu kasar
5.Tanah halus
6.Tanah agak kasar
7.Tanah kasar (pengerjaan jelek)
8.Tanah pengerjaan sangat jelek

0,010
0,013
0,015
0,028-0,018
0,020
0,0225
0,025
0,030

Hubungan Na - .
Standart grade = 1

Na = 0,0225

K1
35,5

Na K .
1

jika K1 dan K adalah koefisien yang tidak tergantung silt factor dan
= 1 untuk Na = 0,0225.

Na = 0,225 1/4
Regime dan Kedalaman

25 A
4 R2
A = P. R

(3) 140 V =

140V
P

P = 22,5 R V
Di depan : P = 4,75

25 P. R
.
4 R21

4 x140 V.R
25

22,5 RV = 4,75

R. V atau h. V = q (intensitas debit)

(1)

q=

1
4,75
.Q 2
22,5

2 5.

22,5 .R

.R
2 5.

2 5

.R

= 0,21

.1/2 R3/2 = 0,21 Q1/2


R = 0,47 (Q/)1/3

Masukkan Q = (q /0,21)

104

0,47

q2
3 x
0,21

R=

q2

R = 1,35

Regime Slope Equation (S-q dan S-Q)


V3

S = 1260 R 2

2
V
=
R

V2
2 5
R

S=

1260 q

S=

0,000178

0,21

S = 0,000178

0,000178
1

1260 R V

Masuk ke persamaan

q=RV
2

S=
5

q3

3
1

3340 Q 6

Silt Factor dan Grain Size ( - Dm)

= 1,76

Dm

Silt Factor menurut Lacey


(mm)

105

Very find

0,052

0,40

Fine (1)

0,081

0,50

Fine (2)

0,120

0,60

Medium

0,156

0,70

Standard

0,323

1,00

0,505

1,25

0,725

1,5

d Medium
Coarse

Persamaan Regime Yang Lain


Linndley: V = 0,567 h0,57
V = 0,265 B0,35
B = 7,86 h1,16
Simon dan Albertsons
P = 2,5 Q0,51
R = 0,43 Q0,361
A = 1,076 Q0,873
V = 16 R2/3 . S1/2
Perencaan Saluran dengan Teori Kennedy
(1)

Tentukan debit Q (m3/det)


-

Kemiringan dasar : S

Koefisien kekasaran : n

Kecepatan kritis : m = V/Vo

(2)

Q=A.V

(3)

1 0,00155
x
n
S
V

Kutters =
n
23 0,00155
1

S
RS

(4)

Kennedys = V = 0,546 m h0,64

23

RS

Prosedur :
a. Asumsi harga h
1

b/h = ? De Vos
1/m= ?
bisa juga dicoba
106
Rh

tetapkan dimensi R

harga V didapat dari

6,7

persamaan (4)
b. Persamaan 1 : Q = A.V
RI =?
c. Masukkan harga RI ke persamaan (3)
Jika V pada c dan a sama maka asumsi h benar.
Laceys Teory
Tentukan Q ; Silt Factor :
Persamaan yang
digunakan
a.
V = (Q2/140)1/6
b.
R = 5/2 (V2/)
c.
A = Q/V
d.
P = 4.75 Q
e.
S = 5/3/(3340 Q1/6)

Cara :
1.
2.
3.
4.
5.

Dari Q dan cari V


dengan persamaan a.
Hitung
R
dengan
persamaan b.
Hitung
A
dengan
persamaan C.
Dengan
menetapkan
b:h dan 1:m didapat A, P, R.
Slope
ditentukan
berdasar e.

107

Gambar 7.1 Critical Shear Stress sebagai fungsi dari diameter


(Lane 1953)

108

Gambar 7.2 Critical Shear Stress Pada Tebing (Lane 1953)

Gambar 7.3 Sudut Geser Alam Untuk Material Non Kohesif

109

Anda mungkin juga menyukai