142120111
BAB 4
MEASUREMENT THEORY (TEORI PENGUKURAN)
Campbells, perbedaan dibuat antara sifat sistem dan sistem itu sendiri. Sistem di
definisi Campbells adalah objek dan peristiwa dalam definisi Stevens. Perhatikan
bahwa dalam definisi Campbells tugas yang harus dilakukan sesuai dengan hukum
yang mengatur sifat yang diberikan, sedangkan Stevens hanya memerlukan aturan
terhadap setiap seperangkat aturan.
Dalam pandangan ini, proses pengukuran serupa dengan pendekatan teori
formulasi dan pengujian yang telah disebutkan sebelumnya. Sebuah pernyataan
dinyatakan secara matematis. Aturan semantik (operasi) yang dirancang untuk
menghubungkan simbol pernyataan ke objek atau peristiwa tertentu. Ketika kita
melihat hubungan antara pernyataan secara matematika yang berkorelasi dengan
hubungan dari objek atau kejadian, maka pengukuran atas objek atau kejadian
tersebut telah terjadi.
2. Skala pengukuran
Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat
ketika aturan semantik digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematika
kepada objek atau kejadian. Sebuah skala menunjukkan berapa banyak informasi
yang mewakili angka sehingga memberikan arti kepada angka tersebut. Jenis skala
yang dibuat tergantung kepada aturan sematik yang digunakan. Menurut Stevens,
skala dapat digambarkan secara umum menjadi nominal, ordinal, interval atau rasio.
Skala Nominal
Dalam skala nominal, angka hanya digunakan sebagai sebuah label. Skala
nominal hanya merupakan klasifikasi, yang bukan pengukuran anggap istilah
penggunaan biasa. Dalam sistem akuntansi, hal yang paling mendekati skala nominal
adalah klasifikasi aset dan kewajiban dalam kelas berbeda.
Skala Ordinal
Skala ordinal diciptakan ketika sebuah operasi peringkat objek-objek
dipertanyaan berkaitan dengan sifat yang diberikan. Kelemahan skala ordinal adalah
interval antara angka-angka tidak menceritakan hal-hal tentang perbedaan dalam
kualitas sifat yang mereka wakili. Kelemahan lain adalah angka tidak menunjukan
berapa dari atribut yang dimiliki. Torgeson berpendapat bahwa beberapa skala ordinal
memiliki natural origin, yaitu titik nol. Hal ini diterapkan pada peringkat investasi,
titik nol dapat menjadi titik netral dimana dalam satu arah diharapkan dapat
menguntungkan semua alternatif, dan diharapkan arah lain tidak menguntungkan.
Angka yang ditetapkan ke pilihan pada salah satu sisi titik nol akan memiliki tandatanda positif dan, di sisi lain, tanda negatif.
Skala Interval
Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala ordinal. Tidak
hanya memberi peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval skala
yang diketahui dan sama. Kelemahan dari skala interval adalah titik nol ditetapkan
secara sewenang-wenang sehingga angka-angka tidak berarti bagi skala rasio.
Mattessich menyebutkan Standard Cost adalah salah satu contoh dari skala interval.
Skala Rasio
Skala rasio adalah skala yang:
a) Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian.
b) Interval antar objek diketahui dan sama.
c) Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek terakhir
diketahui.
3. Pengoperasian skala
Salah satu alasan untuk membahas skala adalah bahwa aplikasi matematika
tertentu diperbolehkan hanya untuk jenis skala yang berbeda. Skala rasio
memungkinkan untuk semua operasi aritmatika dasar penjumlahan, pengurangan,
dilakukan
b. Pengukuran Turunan
Menurut Campbell, pengukuran turunan merupakan pengukuran yang
bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah
pengukuran kepadatan, yang bergantung pada pengukuran massa dan volume.
Operasi pengukuran yang dilakukan bergantung pada hubungan yang sudah
diketahui dengan sifat-sifat mendasar lainnya. Adanya hubungan seperti ini
didasarkan pada teori empiris yang disepakati dikaitkan dengan sifat-sifat
tertentu dengan sifat-sifat lainnya. Operasi matematika dapat dilakukan pada
bilangan-bilangan yang berasal dari pengukuran.
Kini karena ilmuan alam sangat banyak menaruh perhatian terhadap
banyaknya hubungan yang sudah diketahui adanya di antara sifat-sifat yang
berbentuk fisik. Namun cara berpikir seperti ini tidak dapat dikatakan sebagai
cara berpikir ilmuwan sosial, sebab tidak ada kesepakatan terhadap hal-hal
yang berhubungan dengan apa yang disebut sifat-sifat yang mendasar seperti
yang banyak terdapat dalam ilmu-ilmu sosial. Dalam akuntansi misalnya,
contoh pengukuran turunan adalah pendapatan, pendapatan diturunkan dari
penjumlahan dan pengurangan atas pendapatan dan pengeluaran.
c. Pengukuran Formal
Berdasarkan klasifikasi Campbell, pengukuran dapat dilakukan apabila
hanya
perlunya
dilakukan dengan cara seperti ini. Padahal sesuatu yang diangap khas dalam
ilmu-ilmu sosial dan dalam akuntansi dimana untuk sifat-sifat tertentu yang
dapat diobservasi (variabel-variabel) dianggap masih dapat dipertimbangkan
apabila dikaitkan dengan konsep tertentu tanpa adanya teori yang pas
mendukung hubungan ini. Sedangkan variabel-variabel yang saling berkaitan
dengan lainnya biasanya dapat dikaitkan dengan definisi lain yang berubahubah.
Agar dapat menetapkan banyak pengukuran dalam ilmu-ilmu sosial,
maka Torgerson mengomentari pada salah satu kategori pengukuran lainnya
harus ditambahkan pada daftar Campbell, dan pengukuran yang dilakukan
dengan formal. Pengukuran seperti ini harus didasarkan pada definisi yang
berubah-ubah. Sedangkan Torgerson menyatakan bahwa yang menjadi
terakhir seperti ini sama dengan keterhandalan. Secara bersamaan dari kedua
istilah tersebut, kita dapat menyatakan bahwa keterhandalan pengukuran erat
kaitannya dengan presisi atau keakuratan sehingga sifat-sifat khusus dapat diukur
dengan melakukan serangkaian operasi tertentu.
b. Pengukuran yang akurat
Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat handal, memberikan hasil
yang sangat tepat, namun tidak mungkin menghasilkan hasil yang akurat.
Konsistensi hasil presisi dan kehandalan tidak secara signifikan berkaitan dengan
keakaurasian. Sebab keakauratan harus dilakukan dengan bagaimana seberapa
dekat pengukuran dengan nilai yang sesungguhnya pada pengukuran sifat-sifat,
sasaran, kemudian baru menjelaskannya.
Sifat-sifat dasar seperti panjang objek dapat ditentukan atau ditetapkan secara
akurat, misalnya dengan membandingkan objek dengan standar yang dapat
menggambarkan nilai yang sebenarnya.
Permasalahan yang timbul adalah pada pengukuran, sedangkan nilai yang
sebenarnya tidak dapat diketahui. Agar dapat menentukan keakuratan dalam
akuntansi, maka kita perlu mengetahui sifat-sifat apa yang seharusnya dapat
mengukur prestasi atau pencapaian tujuan pengukuran. Sasaran akuntansi adalah
bagaimana agar dapat menjelaskan kegunaan informasi. Karena itu, keakuratan
pengukuran sangat erat kaitannya dengan pendapat yang pragmatis tentang azas
manfaat.
6. Pengukuran dalam akuntansi
Dua pengukuran mendasar dalam akuntansi adalah modal dan keuntungan,
keduanya adalah ukuran yang diturunkan. Modal berasal dari transaksi dan revaluasi
yang terjadi di pasar keuangan, dan keuntungan yang bisa diperoleh dari pencocokan
projek IASB