PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suaka Margasatwa Kragga Kamma di Afrika Selatan memiliki cerita
yang menarik sekaligus memberikan pelajaran bagi manusia untuk berhatihati saat mengunjungi tempat seperti itu. Hal tersebut dikarenakan terjadi
peristiwa dimana dua ekor cheetah (sejenis macan tutul) tiba-tiba menyerang
seorang warga yang sedang asik berfoto. Violet adalah orang yang dapat
selamat setelah diterkam oleh cheetah tersebut dengan pura-pura mati. Violet
berpikir bahwa dia harus bersikap tenang karena dia tidak bisa melawan
kedua cheetah tersebut, dan akhirnya dengan sikapnya kedua cheetah
melepaskan violet. Setelah itu, suami violet langsung membawanya
menghindar dari tempat kejadian seusai menakut-nakuti cheetah dengan
tongkat (Dwi, 2012). Manusia memiliki pengetahuan untuk memutuskan
sesuatu hal ketika menghadapi masalah sehingga keputusan yang diambil
merupakan hasil dari proses berpikir. Selain manusia, hewan ternyata juga
dapat berpura-pura.
Proses berpura-pura pada hewan sangat beragam, salah satunya adalah
pura-pura mati. Kemungkinan Violet melakukan hal yang sama karena dia
mengetahui terdapat hewan yang melakukan hal tersebut untuk melindungi
diri. Perilaku hewan yang ditiru violet tersebut disebut dengan tonic
immobility atau thanatosis yang biasa dilakukan oleh bebek, sapi, kambing,
dan babi yang tinggal di padang rumput. Tonic immobility melibatkan restrain
fisik pada hewan yang selanjutkan menjadi immobile selama periode tertentu.
Tonic immobility pada hewan tidak sama dengan manusia. Pada manusia
proses tersebut dilakukan melalui suggesti secara verbal yang menghasilkan
perubahan persepsi, dan dapat memberikan informasi secara verbal pada
kondisi di bawah sadar.
Makalah ini akan menjelaskan mengenai hewan-hewan yang memiliki
perilaku berpura-pura. Selain itu, proses dari perilaku tersebut yakni tonic
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perilaku Berpura-pura pada Hewan
Perilaku memiliki arti kata tanggapan atau reaksi individu terhadap
rangsangan atau lingkungan (KBBI3, 2014). Menurut Campbell (2004: 300)
Perilaku (behavior) adalah apa yang dilakukan oleh hewan dan bagaimana
hewan tersebut melakukannya meliputi komponen perilaku yang tidak
berkaitan dengan pergerakan dan juga tindakan hewan yang dapat diamati.
Dengan demikian, perilaku pada hewan merupakan reaksi yang dilakukan
hewan terhadap pergerakan/ stimulus yang dapat diamati. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, berpura-pura memiliki arti kata tidak sesungguhnya;
tampak berbuat tapi sebenarnya tidak berbuat atau tidak berniat berbuat;
berbuat seolah-olah; berlagak untuk mengelabuhi musuhnya.
Perilaku berpura-pura pada hewan adalah reaksi individu yang tidak
sesungguhnya dikarenakan oleh rangsangan atau lingkungan. Perilaku dapat
terjadi karena pengaruh genetis dan proses belajar yang disebabkan oleh
lingkungan, sehingga terjadi suatu perkembangan sifat. Perilaku yang terjadi
karena pengaruh genetis disebut perilaku bawaan (innate), dimana perilaku
tersebut lahir berkembang secara tetap/ pasti (developmentally fixed). Proses
belajar/ pembelajaran (learning) merupakan modifikasi perilaku yang
didasarkan pada pengalaman spesifik akibat lingkungan, sehingga terjadi
campuran antara pengaruh genetis dan lingkungan.
Perilaku hewan dalam menyelesaikan masalah akibat dari pengaruh
lingkungan dapat dikaji dari pengolahan informasi pada sistem saraf hewan.
Pengolahan informasi tersebut dilakukan secara sadar (consciousness) yang
dikenal dengan istilah kognisi (cognition). Kognisi merupakan kemampuan
sistem saraf seekor hewan untuk merasa, menyimpan, mengolah, dan
menggunakan informasi yang dikumpulkan oleh reseptor sensoris. Kajian
tersebut menghubungkan fungsi sistem saraf dengan perilaku, diantaranya
adalah perilaku migrasi dan perilaku kesadaran. Kesadaran yang disadari
(imobilitas
tonik)
atau
thanatosis.
Thanatosis
adalah
langsung
dapat
melumpuhkannya.
Menempatkan
kelinci
dipunggungnya pada posisi yang tepat dan dibawah kondisi yang tepat
dapat menyebabkan semacam kelumpuhan sementara. Hal tersebut bukan
dikarenakan cedera fisik, melainkan bagian dari mekanisme bertahan
hidup.
4. Ayam merupakan hewan hipnosis (imobilitas tonik) dengan cara
memegang kepala ayam di atas tanah kemudian menarik garis lurus dari
paruhnya ke arah menjauh. Ayam akan berhenti selama 15 detik sampai
30 menit sambil menatap garis tersebut.
Sengaja mendorong imobilitas tonik pada hewan dapat menyebabkan hewan
tersebut stress serius. Hal tersebut disebabkan karena ketika dia berpura mati
secara otomatis tubuhnya mengalami penurunan fungsi, seperti kerja jantung
melemah sehingga tekanan darah menurun dan laju respirasi juga menurun.
Apabila imobilitas tonik dilakukan secara sengaja dan berulang akan
membuat hewan melawan penurunan fungsi tersebut dan dapat benar-benar
membuat cedera hewan tersebut.
Thanatosis merupakan pura-pura mati yang murni dilakukan hewan
dengan berbagai alasan. Berbagai hewan yang melakukan thanatosis adalah:
1. Burung killdeer menggunakan penipuan untuk mempertahankan sarangya
terhadap gangguan gangguan pemangsa atau manusia. Ketika bahaya
mengancam, burung tersebut akan meninggalkan sarangnya yang
biasanya disembunyikan, dan memulai suatu pertunjukkan seolah-olah
sayapnya patah. Perilaku ini memberikan efek calon pemangsa tersebut
akan menjauhi sarang. Ketika pemangsa semakin mendekatinya, burung
tersebut terbang menjauh. Ia kembali lagi ke sarang hanya setelah bahaya
berlalu.
2. Ular baby brown akan membatu jika didekati oleh pemangsa dan akan
tetap diam tak bernyawa bahkan setelah disodok.
3. Oposum ini diciptakan dengan kemampuan untuk melindungi diri dengan
cara berpura-pura mati. Pemangsa akan berpikir bahwa Oposum sudah
BAB III
KESIMPULAN
Perilaku berpura-pura pada hewan adalah reaksi individu yang tidak
sesungguhnya dikarenakan oleh rangsangan atau lingkungan. Perilaku tersebut
dinamakan tonic immobility dan thanatosis. Kedua istilah tersebut memiliki
peranan untuk bermain mati. Tonic Immobility terjadi akibat pengaruh organisme
lain sedangkan thanatosis murni dilakukan oleh pelakunya. Cara hewan
melakukan perilaku tersebut berbeda-beda. Hewan yang melakukan tonic
immobility adalah hiu, ikan, kelinci, dan ayam. Hewan yang melakukan
thanatosis adalah burung killdeer, ular baby brown, oposum, dan ngengat
harimau. Tujuan perilaku tersebut sangat beragam yakni untuk pertahanan diri,
reproduksi, maupun sebagai predasi. Pertahanan diri banyak dilakukan oleh
hewan yang melakukan perilaku tersebut. Tonic Immobility juga bertujuan untuk
pertahanan diri. Thanatosis selain bertujuan untuk pertahanan diri dapat juga
bertujuan untuk reproduksi maupun predasi.
DAFTAR PUSTAKA