Anda di halaman 1dari 3

PENENTUAN KADAR PIGMEN EMPEDU (UJI GMELIN)

Bahan Uji
Hasil
Gambar
Kontrol
+
Gua ga punya
gambar
Perlakuan
+
Sempel
+

data

Kandungan empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk


menyimpan empedu (cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang
dihasilkan oleh hati). Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan
kanan, lalu keduanya bergabung membentuk duktus hepatikus utama bergabung
dengan saluran yang berassal dari kantung empedu (duktus sistikus) membentuk
saluran empedu utama. Saluran empedu utama masuk ke usus bagian atas pada
sfingter Oddi, yang terletak beberapa centimeter di bawah lambung. Cairan
empedu terdiri dari asam emped, protein, garam empedu, kalsium dan lemak.
Fungsi dari cairan empedu adalah untuk membentuk penyerapan lemak, dan
vitamin A,D,E dan K (Sumardjo 2006).
Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning, agak kental dan
mempunyai rasa pahit. Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik, yaitu
HCO3, Cl-, Na+ dan K+ serta zat-zat organic, yaitu asam-asam empedu, bilirubin
dan kolesterol. Asam-asam empedu yang penting ialah asam kolat dan asam
deoksikolat. Beberapa fungsi asam empedu antara lain: sebagai emulgator dalam
proses pencernaan lemak dalam usus; dapat mengaktifkan lipase dalam cairan
pancreas; membantu mengadsorbsi asam-asam lemak, kolesterol, vitamin D dan K
serta karoten; sebagai perangsang aliran cairan empedu dari hati; dan menjaga
agar kolesterol tetap larut dalam cairan empedu sebab bila perbandingan asam
empedu dengan kolesterol rendah, akan menyebabkan terjadinya beberapa
endapan kolesterol (Dyan 2006).
Garam empedu dibentuk di hati dari kolesterol melalui reaksi yang
menyebabkan hidroksilasi inti steroid dan memutus rantai sisi. Dalam reaksi
pertama, terjadi penambahan sebuah gugus -hidroksil kekarbon 7 (di sisi pada
cincin ). Aktivasi 7 -hidroksilase yang mengkatalisis reaksi penentu ini ditekan
oleh adanyagaram-garam empedu. Pada reaksi berikutnya, terjadi reduksi ikatan
rangkap dan mungkin terjadi hidroksilasi tambahan. Dihasilkan dua kelompok
senyawa yang berbeda. Satu kelompok memiliki gugus -hidroksi diposisi 3,7 dan
12 dan menghasilkan seri asam kenakalat. Melalui reaksi oksidasi 3 karbon
dikeluarkan dari rantai sisi. Fragmen-5-karbon sisanya yang melekat ke struktur
cincin memiliki sebuah gugus karboksi .
Pigmen pigmen empedu sebagian besar merupakan hasil katabolisme
hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel sel darah merah oleh sistem
retikuloendotelial dari hati, limpa, dan sumsum tulang. Pigmen empedu yang
utama adalah biliverdin, yang berwaran hijau dan bilirubin yang berwarna
jingga/kuning coklat. Oksidasi pigmen empedu oleh berbagai pereaksi akan
menghasilkan suatu turunan yang berwarna, misalnya mesobiliverdin (hijjau
hingga biru), mesobilirubin (kuning) dan mesobilisianin (hijau hingga ungu)
(Uliyah 2008).
Zat warna empedu berasal dari pemecahan hemoglobin pada butir sel darah
merah. Beberapa zat warna itu adalah bilirubin(orange,kuning,coklat) dan

biliverdin(hijau). Pada percobaan ini larutan NH3 pekat ditambahkan kedalam


tabung yang berisi cairan empedu. Tujuan dari penambahan HNO3 agar terjadi
oksidasi zat warna empedu. Banyaknya HNO3 pekat yang dimasukkan kedalam
tabung reaksi diusahakan sama banyak dengan jumlah empedu sehingga cairan
empedu berada pada bagian atas (hijau) dan bagian bawah larutan HNO3(p), setelah
digoyangkan menghasilkan larutan yang brwarna orange. Test gmelin empedu
berdasarkan atas reaksi asam nitrat dengan zat warna menghasilkan serangkaian
hasil oksida. Fungsi dari zat warna ini adalah menurungkan kadar gula
darah,mencegah kelelahan otot,dan memperbaiki kerusakan hati akibat alcohol
(Uliyah 2008).
Pigmen dan garam empedu juga ditemukan dalam urin jika hanya dalam
kondisi tubuh abnormal, pigmen ini berwarna kuning pada sampai kecoklatan,
jika urin mengalami oksidasi berlebihan maka akan terbentuk warna pigmenpigmen lain seperti akan teramati pada uji Gmelin. Prinsip dari uji Gmelin yaitu
asam nitrat (HNO3) pekat direaksikan dengan urin yang bila mengandung pigmenpigmen empedu maka menghasilkan warna hijau, menjadi biru, ungu, dan jingga,
tetapi tidak spesifik. Asam nitrat adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna,
dan merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Larutan asam
nitrat dengan kandungan asam nitrat lebih dari 86 % disebut juga sebagai nitrat
berasap. Sebagai sebuah oksidator yang kuat, asma nitrat bereaksi dengan hebat
dengan sebagian besar bahan bahan organic dan reaksinya dapat bersifat
eksplosif. Produk akhirnya bervariasi tergantung pada konsentrasi asam, suhu,
serta reduktor. Reaksi dapat terjadi dengan semua logam kecuali deret logam
mulia da aloi tertentu. Karakteristik ini membuat asam nitrat menjadi agen yang
umum nya digunakan dalam uji asam.
Empedu yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin terkonjugasi mencapai
area duodenum, tempat bakteri usus mengubah bilirubin menjadi urobilinogen.
Sejumlah besar urobilinogen berkurang di feses, sebagian besar kembali ke hati
melalui aliran darah; di sini urobilinogen diproses ulang menjadi empedu, dan
kira-kira sejumlah 1% diekskresikan oleh ginjal ke dalam urin. Ekskresi
urobilinogen ke dalam urine kira-kira 1-4 mg/24jam. Peningkatan ekskresi
urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi sel hepar menurun atau terdapat
kelebihan urobilinogen dalam saluran gastrointestinal yang melebehi batas
kemampuan hepar untuk melakukan rekskresi. Urobilinogen meninggi dijumpai
pada : destruksi hemoglobin berlebihan (ikterik hemolitika atau anemia hemolitik
oleh sebab apapun), kerusakan parenkim hepar (toksik hepar, hepatitis infeksiosa,
sirosis hepar, keganasan hepar), penyakit jantung dengan bendungan kronik,
obstruksi usus, mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada uji Gmelin didapat hasil
seperti pada tabel di atas. Sampel urin kontrol, urin yang diberi perlakuan dengan
penambahan cairan empedu, dan urin dari hewan menunjukan hasil yang positif
untuk keberadaan pigmen empedu. Urin yang diberi perakuan menunjukan hasil
positif yang jelas saat penambahan urin pada larutan asam nitrat (HNO3) pekat
yang ditandai dengan pembentukan cincin berwarna hijau yang kemudian warna
hijau berubah menjadi jingga kemerahan. Urin kontrol tidak menunjukan hasil
positif yang jelas saat direaksikan dengan HNO3 pekat, namun setelah beberapa
lama campuran larutan tersebut menimbulakan gelembung yang semakin lama
semakin banyak gelembungnya. Sehingga untuk memastikannya dilakukan

dengan metode pengocokan sampel urin secara kuat pada tabung sentrifuse. Hasil
menunjukan bahwa sampel posiktif mengandung piggmen empedu, karena
pengocokan menghasilkan gelembung yang cukup banyak dan tidak hilang atau
berkurang pada waktu maksimal 10 menit.
Dyan. 2006. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Sumardjo D. 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta : EGC.
Uliyah, Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Salemba Medika.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai