Disusun oleh :
KELOMPOK 3
1. Gika Putri Ariani
(21030113140144)
2. Devita Amelia
(21030113120005)
9. Hikmah Olivia
(21030113120091)
3. Adnan Poerbowaluyojati
(21030113130161)
4. Abdullah Ardhi F
(21030113120075)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat tersusunlah makalah ini dengan baik dan sesuai
dengan harapan.
Ucapan terimakasih kepada Bapak Hantoro Satriadi, MT selaku dosen
mata kuliah Utilitas sebagai dosen pembimbing dalam pembuatan makalah ini,
juga teman-teman, dan segala pihak yang terkait.
Makalah ini berisi materi tentang Pengolahan Air Bersih untuk Industri
yang membahas siklus air, penyediaan, sumber dan cara pengolahan air yang
sesuai baku mutu air.
Makalah ini adalah makalah yang dibuat dengan sebaik-baiknya, namun
masih banyak hal yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk evaluasi hasil kerja.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Utilitas atau utility adalah suatu bagian dalam suatu industri pengolahan
yang berfungsi men-supply / melayani segala sesuatu kebutuhan pendukung selain
bahan baku dan additif yang dipakai untuk proses itu sendiri agar proses
pengolahan dapat berlangsung sehingga dapat dihasilkan produk dari bahan baku
yang diolah.
Sebuah pabrik mempunyai dua sistem proses utama, yaitu sistem pereaksian
dan sistem proses pemisahan & pemurnian. Kedua sistem tersebut membutuhkan
kondisi operasi pada suhu dan tekanan tertentu. Dalam pabrik, panas biasanya
disimpan dalam fluida yang dijaga pada suhu dan tekanan tertentu. Fluida yang
paling umum digunakan adalah air panas dan uap air karena alasan murah dan
memiliki kapasitas panas tinggi.
Diperkirakan bahwa 15% air di seluruh dunia dipergunakan untuk industri.
Banyak pengguna industri yang menggunakan air, termasuk pembangkit listrik
yang menggunakan air untuk pendingin atau sumber energi, pemurnian bahan
tambang dan minyak bumi yang menggunakan air untuk proses kimia, hingga
industri manufaktur yang menggunakan air sebagai pelarut. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai penggunaan air dalam industri.
I.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja sumber-sumber penyediaan air pada Industri?
2. Bagaimana Persyaratan Kualitas Air yang umum digunakan untuk proses
Industri ?
3. Bagaimana Pengolahan Air Bersih pada Industri ?
BAB II
I.1. Sumber-Sumber Penyediaan Air
Dilihat dari betapa pentingnya air dalam kehidupan, maka ketersediaan air
dalam kehidupan perlu untuk diperhatikan. Air sendiri menurut UU No.7 Tahun
2004 adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan,
air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.
Namun, sumber-sumber penyediaan air yang dapat dimanfaatkan di
antaranya adalah:
1. Air laut
Air laut yang ada di bumi ini mendominasi jumlah air yang ada di bumi.
Sekitar 97% jumlah air yang ada di bumi adalah air laut. Sementara, air laut ini
memiliki kandungan garam yang cukup tinggi. Garam-garam ini terdiri dari
banyak jenis, termasuk juga ke dalamnya adalah NaCl.
2. Air tawar
Air tawar merupakan sumber air selain air laut. Air tawar ini dapat
digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
a.
Air hujan
Air hujan berasal dari air yang telah menguap dan mengumpul
menjadi awan yang kemudian pada keadaan jenuh menjadi titik-titik air
kemudia jatuh ke bumi berupa air. Air hujan ini memiliki peran penting,
terutama bagi daerah-daerah yang memiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki sumber air permukaan maupun air tanah.
b.
Air permukaan
Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah
(UU No.7 Tahun 2004). Sumber air permukaan bisa berupa sungai, danau,
mata air, waduk, empang, maupun air yang berasal dari saluran irigasi.
Biasanya, air permukaan ini juga mengandung impuritas yang bermcammacam. Kandungan impuritas dalam air permukaan ini bergantung pada
Air tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan
yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah (UU No.7
Tahun 2004). Air tanah biasanya berbentuk mata air atau sumur. Air tanah
dalam bentuk sumur bisa berupa sumur dangkal (5-20 meter) atau sumur
dalam yang kedalamannya rata-rata 250 meter.
Air tanah ini bisa digolongkan menjadi tiga macam menurut Totok
Sutrisno, yaitu:
-
tanah.
-
dari itu, pengambilan air tanah dalam ini lebih sulit dibandingkan dengan air
tanah dangkal.
-
Mata air
Mata air merupakan sumber air tanah yang keluar dengan sendirinya
ke permukaan tanah. Mata air yang memang berasal dari dalam tanah ini,
kualitasnya akan sama dengan air dalam sebab air tersebut tidak terpengaruh
oleh musim.
Penggunaan air tanah ini memiliki kelebihan sebagai berikut:
-
Sistem pendingin
Air adalah pelarut yang baik, sehingga dapat melarutkan zat-zat dari batubatuan dan tanah yang terkontak dengannya. Bahan-bahan mineral yang dapat
terkandung dalam air karena kontaknya dengan batu-batuan tersebut, antara lain :
CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2 dan sebagainya. Air
yang akan dipakai untuk pembangkit uap atau sistem pendingin mempunyai dua
parameter penting yang merupakan akibat dari padatan terlarut, yaitu kesadahan
(hardness) dan alkalinitas (alkalinity). Padatan terlarut lainnya, seperti garam
terlarut, asam dan zat organik tidak dibahas disini.
(Setiadi, 2007)
I.4. Persyaratan Kualitas Air yang digunakan Pada Industri Kimia
Air dalam industri kimia memiliki peranan yang sangat penting, terutama
pada ketel dalam proses boiling, dan juga pada kondensator dalam proses
pendinginan. Air yang digunakan pada ketel dan juga kondensator harus
memenuhi beberapa syarat agar tidak menghambat kerja dari unit proses masingmasing.
a. Persyaratan Air pada Ketel
Penggunaan air umpan ketel yang tidak memenuhi persyaratan akan
menimbulkan beberapa masalah, antara lain :
i.
Pembentukan kerak
ii.
Terjadinya korosi
iii.
Pembentukan busa
Terjadinya korosi
ii.
iii.
Tidak berbau
Tidak berwarna
Temperaturnya normal
Rasanya tawar
2. Persyaratan Kimia
pH (derajat keasaman)
Kesadahan
Chlorida
Besi
Zink atau Zn
Aluminium
COD
Zat organik
Sulfat
(Chemical
Oxygen
(Biochemical
Oxygen
Demand)
BOD
Demand)
(Sumber: Sutrisno, C Totok, 2000. Teknologi Penyediaan Air Bersih. )
3. Persyratan mikrobiologis
Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah
sebagai berikut:
1. Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli;
Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini
mudah tersebar melalui air.
2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes,
Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain.
(Sujudi,1995)
I.4.2. Standar Baku Mutu Air Menurut Who
Standar Air Minum, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), menyiapkan beberapa pedoman untuk minum
kualitas air yang merupakan titik acuan internasional untuk menetapkan
standar dan keselamatan air minum. Standar air minum WHO, Pedoman
Kualitas Air Minum, didirikan di Jenewa, 1993, sebagai titik acuan
internasional untuk menetapkan standar dan mutu air minum.
Elemen /
Simbol /
Biasanya
Mutu
zat
rumus
ditemukan di air
berdasarkan
tawar / air
pedoman oleh
permukaan / air
WHO
tanah
Aluminium
Al
Amonia
NH 4
0,2 mg / l
<0,2 mg / l (sampai
Tidak ada
0,3 mg / l pada
pedoman
perairan anaerob)
Antimon
Sb
Arsenikum
Sebagai
<4 ug / l
0,005 mg / l
0,01 mg / l
Asbes
Tidak ada
pedoman
Barium
Ba
Berillium
Jadilah
0,3 mg / l
<1 ug / l
Tidak ada
pedoman
Boron
<1 mg / l
0,3 mg / l
Kadmium
CD
<1 ug / l
0.003 mg / l
Khlorida
Cl
Khrom
Cr +3, Cr +6
250 mg / l
<2 ug / l
Warna
0,05 mg / l
Tidak disebutkan
Tembaga
Cu
2 mg / l
Sianida
CN -
0,07 mg / l
Terlarutoksigen
O2
Tidak ada
pedoman
Fluor
<1,5 mg / l (hingga
1,5 mg / l
10)
Kekerasan
mg /
Tidak ada
Hidrogen
l CaCO 3
pedoman
H2S
Tidak ada
sulfide
pedoman
Besi
Fe
0,5 - 50 mg / l
Tidak ada
pedoman
Memimpin
Pb
0,01 mg / l
Manggan
Mn
0,5 mg / l
Air raksa
Hg
<0,5 ug / l
0.001 mg / l
Molibdenum
Mb
<0,01 mg / l
0,07 mg / l
Nikel
Ni
<0,02 mg / l
0,02 mg / l
NO 3, NO 2
50 nitrogen mg / l
Total
Kekeruhan
Tidak disebutkan
pH
Tidak ada
pedoman
Selenium
Se
<<0,01 mg / l
0,01 mg / l
Perak
Ag
5-50 ug / l
Tidak ada
pedoman
Sodium
Na
<20 mg / l
200 mg / l
Sulfat
SO 4
500 mg / l
Anorganik
Sn
Tidak ada
timah
pedoman
TDS
Tidak ada
pedoman
Uranium
1,4 mg / l
Seng
Zn
3 mg / l
Senyawa organik
Grup
Zat
Rumus
Mutu
berdasar
kan
pedoman
oleh
WHO
Diklorinasi
Karbon tetraklorida
C Cl 4
2 ug / l
alkana
Diklorometana
CH 2 Cl 2
20 ug / l
1,1-Dichloroethane
C 2 H 4 Cl 2
Tidak ada
pedoman
1,2-Dichloroethane
CH 2 Cl
30 ug / l
CH 2 Cl
1,1,1-Trichloroethane
CH 3 Cl 3 C
2000 ug / l
Diklorinasi
1,1-Dichloroethene
C 2 H 2 Cl 2
30 ug / l
ethenes
1,2-Dichloroethene
C 2 H 2 Cl 2
50 ug / l
Trichloroethene
C 2 H 3 Cl
70 ug / l
Tetrachloroethene
C 2 Cl 4
40 ug / l
Hidrokarb
Benzena
C6H6
10 mg / l
on
Toluena
C7H8
700 ug / l
Xilena
C 8 H 10
500 ug / l
Etilbenzena
C 8 H 10
300 mg / l
Styrene
C8H8
20 ug / l
Hidrokarbon Aromatik
C2H3N1O5
0,7 ug / l
polynuclear (PAH)
P 13
Diklorinasi
Monochlorobenzene (MCB)
C 6 H 5 Cl
300 mg / l
benzenes
Dichlorobenz
1,2-
C 6 H 4 Cl 2
1000 ug / l
enes (DCBs)
Dichloroben
aromatic
zene (1,2DCB)
1,3-
C 6 H 4 Cl 2
Tidak ada
Dichloroben
pedoman
zene (1,3DCB)
1,4-
C 6 H 4 Cl 2
300 mg / l
Trichlorobenzenes (TCBS)
C 6 H 3 Cl 3
20 ug / l
Miscellane
Di (2-ethylhexyl) adipat
C 22 H 42 O 4
80 ug / l
ous
(DEHA)
konstituen
Di (2-ethylhexyl) phthalate
C 24 H 38 O 4
8 ug / l
organic
(DEHP)
Akrilamida
C 3 H 5 NO
0,5 ug / l
Epiklorohidrin (ech)
C 3 H 5 Cl O
0,4 ug / l
Hexachlorobutadiene (HCBD)
C 4 Cl 6
0,6 ug / l
Ethylenediaminetetraacetic
C 10 H 12 N 2
200 mg / l
acid (EDTA)
O8
Dichloroben
zene (1,4DCB)
200 mg / l
(CH 2 COOH)
3
Organotins
Dialkyltins
R 2 Sn X 2
Tidak ada
pedoman
Tributil
C 24 H 54 O 2 S
oksida
(TBTO)
Pestisida
Zat
Rumus
Mutu
2 ug / l
berdasarkan
pedoman oleh
WHO
Alachlor
C 14 H 20 NO 2 Cl
20 ug / l
Aldicarb
C 7 H 14 N 2 O 4 S
10 mg / l
C 12 H 8 Cl 6 /
0,03 ug / l
C 12 H 8 Cl 6 O
Atrazin
C 8 H 14 N 5 Cl
2 ug / l
Bentazone
C 10 H 12 N 2 O 3 S
30 ug / l
Carbofuran
C 12 H 15 NO 3
5 ug / l
Chlordane
C 10 H 6 Cl 8
0,2 ug / l
Chlorotoluron
C 10 H 13 N 2 O Cl
30 ug / l
DDT
C 14 H 9 Cl 5
2 ug / l
1,2-Dibromo-3-chloropropane
C 3 H 5 Br 2 Cl
1 ug / l
2,4-Dichlorophenoxyacetic
C 8 H 6 Cl 2 O 3
30 ug / l
C 3 H 6 Cl 2
Tidak ada
asam (2,4-D)
1,2-Dichloropropane
pedoman
1,3-Dichloropropane
C 3 H 6 Cl 2
20 ug / l
1,3-Dichloropropene
CH 3 Cl CHClCH 2
Tidak ada
pedoman
CH CH 2 Br 2 Br
Tidak ada
pedoman
C 10 H 5 Cl 7
0,03 ug / l
Hexachlorobenzene (HCB)
C 10 H 5 Cl 7 O
1 ug / l
Isoproturon
C 12 H 18 N 2 O
9 ug / l
Lindane
C 6 H 6 Cl 6
2 ug / l
epoksida
MCPA
C 9 H 9 Cl O 3
2 ug / l
Methoxychlor
(C 6 H 4 och 3)
20 ug / l
CHCCl 3
Metolachlor
C 15 H 22 NO 2 Cl
10 mg / l
Molinate
C 9 H 17 NOS
6 ug / l
Pendimethalin
C 13 H 19 O 4 U 3
20 ug / l
Pentachlorophenol (PCP)
C 6 H 5 Cl O
9 ug / l
Permetrin
C 21 H 20 Cl 2 O 3
20 ug / l
Propanil
C 9 H 9 Cl 2 TIDAK
20 ug / l
Pyridate
C 19 H 23 CLN 2 O 2 S
100 ug / l
Simazine
C 7 H 12 N 5 Cl
2 ug / l
Trifluralin
C 13 H 16 F 3 U 3 O 4
20 ug / l
Chlorophenoxy
2,4-DB
C 10 H 10 Cl 2 O 3
90 ug / l
herbisida
Dichlorprop
C 9 H 8 Cl 2 0 3
100 ug / l
Fenoprop
C 9 H 7 Cl 3 O 3
9 ug / l
MCPB
C 11 H 13 O 3 Cl
Tidak ada
pedoman
Mecoprop
C 10 H 11 Clo 3
10 mg / l
2,4,5-T
C 8 H 5 Cl 3 O 3
9 ug / l
Zat
Rumus
Mutu
berdasar
kan
pedoman
oleh
WHO
Desinfek
Chloramines
NH n Cl (3-n),
3 mg / l
tan
mana
n = 0,
1 atau 2
Klorin
Cl 2
5 mg / l
Klorin dioksida
Clo 2
Tidak ada
pedoman
Yodium
Aku 2
Tidak ada
pedoman
Desinfek
Bromat
Br O 3 -
25 ug / l
tan
Klorat
Cl O 3 -
Tidak ada
dengan
produk
pedoman
Klorit
Cl O 2 -
200 mg / l
Chlorophe
2-chlorophenol (2-
C 6 H 5 Cl
Tidak ada
nols
CP)
pedoman
2,4-Dichlorophenol
C 6 H 4 Cl 2
Tidak ada
(2,4-DCP)
pedoman
2,4,6-
C 6 H 3 Cl 3
200 mg / l
Trichlorophenol
(2,4,6-TCP)
Formaldehida
HCHO
900 ug / l
MX (3-Chloro-4-dichloromethyl-5-
C 5 H 3 Cl 3
Tidak ada
hidroksi-2 (5H)-furanone)
O3
pedoman
Trihalometh
Bromoform
CH 3 Br
100 ug / l
anes
Dibromochloromet
CH 2 Cl Br
100 ug / l
CH Br Cl 2
60 ug / l
CH 3 Cl
200 mg / l
hane
Bromodichloromet
hane
Khloroform
Diklorinasi
Monochloroacetic
C 2 H 3 Cl 2
Tidak ada
asam asetat
asam
pedoman
Dikloroasetat asam
C 2 H 2 Cl 2
50 ug / l
O2
Asam
C 2 H 3 Cl 2
trikloroasetat
100 ug / l
Kloral hidrat
C CH 3 Cl
(trichloroacetaldehyde)
(OH) 2
Chloroacetones
C3H5O
Tidak ada
Cl
pedoman
90 ug / l
Terhalogena
Dichloroacetonitril
C 2 H 2 Cl
si
acetonitriles
Dibromoacetonitril
C 2 H 2 Br
Bromochloroaceto
CH 2 Cl CN
nitrile
Trichloroacetonitri
10 mg / l
100 ug / l
Tidak ada
pedoman
C 2 Cl 3 N
1 ug / l
Sianogen klorida
Cl CN
70 ug / l
Chloropicrin
C Cl 3 NO 2
Tidak ada
le
pedoman
(Sumber: http://www.lenntech.com/applications/drinking/standards.com)
Secara umum kualitas air sumur atau air tanah mempunyai karakteristik
tertentu yang berbeda dengan kualitas air permukaan/sungai. Air tanah pada
umumnya jernih,namun sering mengandung mineral-mineral atau garam-garam
yang cukup tinggi, sebagai akibat dari pengaruh batuan dibawah tanah yang
dilalui oleh air tanah. Pada air tanah dangkal, kualitas dan kuantitasnya
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di permukaanya, dalam hal kuantitas sangat
dipengaruhi oleh curah hujan setempat, sementara kualitasnya dipengaruhi oleh
kondisi sanitasi disekitarnya.
Untuk mengolah air sumur menjadi air yang siap minum, proses
pengolahannya adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Air dari sumur
dipompa dengan menggunakan pompa jet, sambil diinjeksi dengan larutan klorine
atau kaporit dialirkan ke tangki reaktor. Dari tangki reaktor air dialirkan ke
saringan pasir cepat untuk menyaring oksida besi atau oksida mangan yang
terbentuk di dalam tangki reaktor. Setelah disaring dengan saringan pasir, air
dialirkan ke filter mangan zeolit. Filter mangan zeolit berfungsi untuk
menghilangkan zat besi atau mangan yang belum sempat teroksidasi oleh khlorine
atau kaporit.
phenol, logam berat dan lain-lain. Setelah melalui filter karbon aktif air dialirkan
ke filter cartrige ukuran 0,5 mikron untuk menghilangkan sisa partikel padatan
yang ada di dalam air, sehingga air menjadi benar-benar jernih.
Selanjutnya air dialirkan ke sterilisator ultra violet agar seluruh bakteri atau
mikroorganisme yang ada di dalam air dapat dibunuh secara sempurna. Air yang
keluaar dari sterilsator ultra violet merupakan air hasil olahan yang dapat langsung
diminum.
1. Pembubuhan Kaporit/Khlorine
Fungsi pembubuhan kaporit adalah untuk mengoksidasi zat besi atau
mangan yang ada di dalam air, serta untuk membunuh kuman atau bakteri coli.
Reaksi oksidasi besi atau mangan oleh khlorine atau kaporit adalah sebagai
berikut :
2 Fe2+ + Cl2 + 6 H2O ==> 2 Fe(OH)3 + 2 Cl- + 6 H+
Mn2+ + Cl2 + 2 H2O ==> MnO2 + 2 Cl- + 4 H+
Khlorine, Cl2 dan ion hipokhlorit, (OCl)- adalah merupakan bahan
oksidator yang kuat sehingga meskipun pada kondisi Ph rendah dan oksigen
terlarut sedikit, dapat mengoksidasi dengan cepat. Berdasarkan reaksi tersebut di
atas, maka untuk mengoksidasi setiap 1 mg/l zat besi dibutuhkan 0,64 mg/l
khlorine dan setiap 1 mg/l mangan dibutuhkan 1,29 mg/l khlorine. Tetapi pada
prakteknya, pemakaian khlorine ini lebih besar dari kebutuhan teoritis karena
adanya reaksi-reaksi samping yang mengikutinya.
2.
oksida besi atau oksida mangan yang terbentuk di dalam tangki reaktor. Setelah
disaring dengan saringan pasir, air dialirkan ke filter mangan zeolit. Filter mangan
zeolit berfungsi untuk menghilangkan zat besi atau mangan yang belum sempat
teroksidasi oleh khlorine atau kaporit. Mangan Zeolit berfungsi sebagai katalis
dan pada waktu yang bersamaan besi dan mangan yang ada dalam air teroksidasi
menjadi bentuk ferri-oksida dan mangandioksida yang tak larut dalam air.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
K2Z.MnO.Mn2O7 + 4 Fe(HCO3)2 ==> K2Z + 3 MnO2 + 2 Fe2O3 + 8 CO2 + 4 H2O
K2Z.MnO.Mn2O7 + 2 Mn(HCO3)2 ==> K2Z + 5 MnO2 + 4 CO2 + 2 H2O
Reaksi penghilangan besi dan mangan dengan mangan zeoite tidak sama
dengan proses pertukaran ion, tetapi merupakan reaksi dari Fe2+ dan
Mn2+ dengan oksida mangan tinggi (higher mangan oxide). Filtrat yang terjadi
mengandung ferri-oksida dan mangan-dioksida yang tak larut dalam air dan dapat
dipisahkan dengan pengendapan dan penyaringan. Selama proses berlangsung
kemampunan reaksinya makin lama makin berkurang dan akhirnya menjadi
jenuh. Untuk regenerasinya dapat dilakukan dengan menambahkan larutan
Kaliumpermanganat ke dalam mangan zeolite yang telah jenuh tersebut sehingga
akan terbentuk lagi mangan zeolite (K2Z.MnO.Mn2O7).
3.
Filter karbon aktif ini berfungsi untuk menghilangkan polutan mikro misalnya zat
organik, deterjen, bau, senyawa phenol serta untuk menyerap logam berat dan
lain-lain. Pada saringan arang aktif ini terjadi proses adsorpsi, yaitu proses
penyerapan zat-zat yang akan dihilangkan oleh permukaan arang aktif. Apabila
seluruh permukaan arang aktif sudah jenuh, atau sudah tidak mampu lagi
menyerap maka proses penyerapan akan berhenti, dan pada saat ini arang aktif
harus diganti dengan arang aktif yang baru.
4.
mikroorganisme yang ada di dalam air dapat dibunuh secara sempurna. Air yang
keluar dari sterilsator ultra violet merupakan air hasil olahan yang dapat langsung
diminum.
(Sumber : http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Akua/akua.html)
B. Air Proses
Boiler adalah tungku dalam berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan
untuk menghasilkan uap lewat penguapan air untuk dipakai pada pembangkit
tenaga listrik lewat turbin, proses kimia, dan pemanasan dalam produksi.
Sistem kerjanya yaitu air diubah menjadi uap. Panas disalurkan ke air dalam
boiler, dan uap yang dihasilkan terus menerus. Feed water boiler dikirim ke
boiler untuk menggantikan uap yang hilang. Saat uap air meninggalkan boiler,
partikel padat yang semula terlarut dalam feed water akan tertinggal didalam
boiler. Partikel padat yang tertinggal menjadi makin terkonsentrasi, dan pada
saatnya mencapai suatu level dimana konsentrasi lebih lanjut akan menyebabkan
kerak atau endapan pada logam boiler.
Feed water harus memenuhi prasyarat tertentu seperti yang diuraikan dalam
tabel di bawah ini :
Parameter
Satuan
Pengendalian Batas
pH
Unit
10.5 11.5
Conductivity
mhos/cm
5000, max
TDS
ppm
3500, max
P Alkalinity
ppm
M Alkalinity
ppm
800, max
O Alkalinity
ppm
T. Hardness
ppm
Silica
ppm
150, max
Besi
ppm
2, max
Phosphat residual
ppm
20 50
Sulfite residual
ppm
20 50
pH condensate
Unit
8.0 9.0
Sumber : NALCOH
Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler menurut baku mutu diatas akan
mempengaruhi berbagai hal, misalnya :
1.
Korosi
Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, dimana logam berubah
Oksigen Terlarut
Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )
Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat )
Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak )
Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan
boiler sehingga dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor.
2.
Kerak
Pengerakan pada sistem boiler :
3.
Endapan
Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari:
melewati satu kali penukar panas. Dan lalu dibuang kepembuangan atau tempat
lain dalam proses. Sistem tipe ini mempergunakan banyak volume air. Tidak ada
penguapan dan mineral yang terkandung didalam air masuk dan keluar penukar
panas. Sistem air cooling satu arah biasa digunakan pada terminal tenaga besar
dalam situasi tertutup dari air laut atau air sungai dimana persediaan air cukup
tinggi.
2.
melewati peralatan yang akan didinginkan dan menyambung secara seri. Transfer
panas dari peralatan ke air, dan menyebabkan terjadinya penguapan ke udara.
Penguapan menambah konsentrasi dan padatan mineral dalam air dan ini adalah
efek kombinasi dari penguapan dan endapan, yang merupakan konstribusi dari
banyak masalah dalam pengolahan dengan sistem sirkulasi terbuka.
I.6. Pengolahan Air
I.6.1. Pengolahan Eksternal
Pengolahan eksternal dilakukan di luar titik penggunaan air yang bertujuan
untuk mengurangi atau menghilangkan impurities. Jenis-jenis proses pengolahan
eksternal ini antara lain :
-
Sedimentasi
Filtrasi
Pelunakan (softening)
Deionisasi
(Demineralization)
Deaerasi
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Utilitas atau utility adalah suatu bagian dalam suatu industri pengolahan
yang berfungsi mensupply / melayani segala sesuatu kebutuhan pendukung selain
bahan baku dan additif yang dipakai untuk proses itu sendiri agar proses
pengolahan dapat berlangsung sehingga dapat dihasilkan produk dari bahan baku
yang diolah.
Air merupakan salah satu pendukung utama dalam industri. Diperkirakan
bahwa 15% air di seluruh dunia dipergunakan untuk industri. Banyak pengguna
industri yang menggunakan air, termasuk pembangkit listrik yang menggunakan
air untuk pendingin atau sumber energi, pemurnian bahan tambang dan minyak
bumi yang menggunakan air untuk proses kimia, hingga industri manufaktur yang
menggunakan air sebagai pelarut.
Pemanfaatan air pada industri secara umum, antara lain untuk pencucian,
bahan baku, pendinginan, steam, power plant, dan lain lain. Untuk memperoleh
air, ada beberapa sumber air yang dapat kita gunakan secara langsung antara lain
air dari PDAM, air hujan, mata air, air tanah, air permukaan dan lain lain.Unit
Operasi yang digunakan pada pemanfaatan air dalam industri antara lain yaitu
Chilled Water, Cooling Water dan Boiler.
Adapun kelebihan penggunaan air pada industri, yakni Sebagai air baku
pada industri air minum, Cadangan relatif tetap sepanjang tahun, Mutu relatif
tetap dan lain lain.
Selain kelebihan penggunaan air dalam industri juga mempunyai
kekurangan, yakni Air baku yang mengandung garam akan mengganggu sistem
kerja boiler seperti menghambat perpindahan kalor di dalam boiler, menyebabkan
korosi, pembentukan kerak, kontaminasi uap, deposit dan keretakan oleh basa.
III.2. Saran
Dunia industri harus bijaksana dalam memanfaatkan air untuk kelangsungan
operasionalnya supaya pemanfaatan air oleh dunia industri tidak sampai
menyebabkan terjadinya kerusakan alam dan mengakibatkan kerugian untuk
masyarakat sekitarnya. Perlu regulasi dan sanksi yang tegas dari pihak-pihak
terkait untuk mengatur ini semua.
DAFTAR PUSTAKA
UU No.7 Tahun 2004 Tentang sumber Air
Suripin, 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi Offset
Sutrisno, C Totok, 2000. Teknologi Penyediaan Air Bersih
http://www.lenntech.com/applications/drinking/standards.com
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Akua/akua.html
http://bestananda.blogspot.com/2014/01/pemanfaatan-air-untuk-industri.html.
Diakses 18 Maret 2015
http://chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/utilitas-pabrik/utilitas-pabrik/.
Diakses 18 Maret 2015
http://candradit.blogspot.com/2013/09/pemanfaatan-air-di-dunia-industri.html.
Diakses 18 Maret 2015
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-24889-2409030018-Chapter1.pdf.
Diakses 18 Maret 2015
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/07/02/pengolahan-air-industri377324.html. Diakses 18 Maret 2015
http://www.scribd.com/doc/149331710/1-Pengolahan-Air. Diakses 18 Maret 2015
http://scribd.com/doc/29738382/2/Penggunaan-Air-di-Industri. Diakses 18 Maret
2015
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13855/1/09E00361.pdf.
Diakses
18 Maret 2015
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20329/4/Chapter%20I.pdf.
Diakses 18 Maret 2015
( http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_air)
(http://mpgsiklusairevaporasi.blogspot.com))
Permenkes Nobler 416/MENKES/PER/IX/ 1990