Anda di halaman 1dari 13

PIL KONTRASEPSI

Pil kontrasepsi adalah hormon steroid yang dipakai untuk keperluan kontrasepsi dalam
bentuk pil.
Macam-macam pil kontrasepsi :
1. Pil oral kombinasi : mengandung estrogen dan progestin. (2,3,4)
2. Pil mini : hanya mengandung progestin. (2,3,4)
Pil Oral Kombinasi
Estrogen dalam pil oral kombinasi : etinil estradiol dan mestranol. (2,3) Dosis etinil
estradiol 30-35 mcq. (2,3) Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50
mcq dalam mencegah kehamilan. (4)
Progestin dalam pil oral kombinasi : noretindron (2,3), etindiol diasetat (2,3), linestrenol
(4), noretinodel (2), norgestrel (2,3), levonogestrel (3,4), desogestrel (3,4) dan gestoden
(3,4).
Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan :
1. Kemasan 28 hari
7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak mengandung hormon
wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk
membiasakan diri minum pil setiap hari.
2. Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa pil akan
menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan
mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil barunya
pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak.
Jika pasien merasa mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia
minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun
haid tidak terjadi.
Mekanisme kerja pil oral kontrasepsi : (2,3,4)
- Menghambat ovulasi (2,3,4)
- Membuat endometrium menjadi media tidak baik untuk implantasi. (2,3)
- Lendir serviks menjadi kental. (2,3,4)
- Menekan perkembangan telur yang telah diibuahi. (4)
- Memperlambat transportasi ovum. (4)
Kontra indikasi absolut pil oral kombinasi :
1. Tromboplebitis atau tromboemboli.
2. Sebelumnya dengan tromboplebitis atau tromboemboli.

3. Kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner.


4. Diketahui atau diduga karsinoma mammae.
5. Diketahui atau diduga karsinoma endometrium.
6. Diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen.
7. Perdarahan abnormal genitalia yang tidak diketahui penyebabnya.
8. Adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar.
9. Diketahui atau diduga hamil.
10. Gangguan fungsi hati.
11. Tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang
mengandung estrogen.
Kontra indikasi relatif pil oral kombinasi :
1. Sakit kepala (migrain).
2. Disfungsi jantung atau ginjal.
3. Diabetes gestasional atau pre diabetes.
4. Hipertensi.
5. Depresi.
6. Varises.
7. Umur lebih 35 tahun, perokok berat
8. Fase akut mononukleosis.
9. Penyakit sickle cell.
10. Asma.
11. Kolestasis selama kehamilan.
12. Hepatitis atau mononukleosis tahun lalu.
13. Riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit rheumatik yang
fatal atau tidak fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun.
14. Kolitis ulseratif.
Keuntungan pil oral kombinasi :
1. Sangat efektif sebagai kontrasepsi. (2,4)
2. Resiko terhadap kesehatan sangat baik. (4)
3. Tidak mengganggu hubungan seksual. (4)
4. Mudah digunakan. (4)
5. Mudah dihentikan setiap saat. (4)
6. Mengurangi perdarahan saat haid. (2,3)
7. Mengurangi insidens gangguan menstruasi. (2,3)
8. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi. (2,3)
9. Mengurangi insidens kista ovarium. (2,3)
10. Mengurangi insidens tumor jinak mammae.
11. Mengurangi karsinoma endometrium. (2,3)
12. Mengurangi infeksi radang panggul. (2)
13. Mengurangi osteoporosis. (2)
14. Mengurangi rheumatoid artritis.
15. Mengurangi kehamilan ektopik. (2)

Kerugian pil oral kombinasi :


1. Mahal
2. Penggunaan pil harus :
a. Minum pil setiap hari.
b. Bila lupa minum akan meningkatkan kegagalan.
3. Perdarahan bercak dan breakthrough bleeding.
4. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin,
fenilbutason dan antibiotik tertentu).
5. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.
6. Efek samping ringan jarang namun dapat berupa :
a. Amenorea, mual.
b. Rasa tidak enak di payudara
c. Sakit kepala.
d. Mengurangi ASI.
e. Berat badan meningkat.
f. Jerawat.
g. Perubahan mood.
h. Pusing.
i. Retensi cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi yang jarang namun
bisa berbahaya khususnya buat perokok.
Cara minum pil oral kombinasi pada pasien postpartum yang tidak menyusui : (4)
1. Mulai minum pil setelah 3 minggu post partum.
2. Jika pasien sudah 6 minggu post partum dan sudah melakukan hubungan
seksual, lebih baik menunggu haidnya sebelum mulai minum pil namun
sementara gunakan metode barier.
Cara minum pil oral kombinasi pada pasien postpartum yang menyusui : (4)
1. Tentukan apakah hanya cara penyusuan cukup sebagai metode kontrasepsi. Jika
pasien sudah haid pertama atau bayinya sudah mendapat makanan, cara
penyusuan tidak cukup sebagai metode kontrasepsi.
2. Bila ibu yang menyusui butuh kontrasepsi tambahan, anjuran yang tepat :
- Kondom atau metode barier lain.
- Metode pil mini (dapat memulai 6 minggu post partum).
- Alat dalam rahim.
- Kontrasepsi mantap.
- Pil kombinasi bila metode lain tidak diterima (mulai pil kombinasi dosis rendah
tidak lebih dini dari 6 jam post partum). Bila post partum lebih 6 bulan atau
telah haid kembali, sebaiknya menunggu periode haid pertamanya sebelum
mulai minum pil namun sementara gunakan barier.
3. Sebaiknya minum 1 pil setiap hari. Lebih baik pada saat yang sama di setiap hari.
4. Mulailah kemasan pertama pada 5 hari pertama siklus haid kecuali pil trifase
diminum pada hari pertama dari siklus haid. (3)
5. Bila mengalami perdarahan saat pasien mulai minum pil diantara siklus haid dan
tidak berbahaya, dianjurkan untuk melanjutkan minum pil setiap hari.
6. Jika ada rasa mual, pening atau sakit kepala karena tubuh sedang

menyesuaikan diri dengan pil tersebut, biasanya perasaan tidak enak akan
menghilang setelah minum 1 atau 2 kemasan pil, cobalah minum pil saat
hendak tidur atau saat makan malam. Bila perasaan tidak enak menetap,
silahkan kembali ke klinik.
7. Bila paket 28 pil telah habis, sebaiknya mulai minum pil dari paket baru. Bila
paket 21 pil telah habis, sebaiknya tunggu 1 minggu lalu mulai minum pil dari
paket baru.
8. Bila lupa minum 1 pil sebaiknya minum pil tersebut segera setelah diingat
walaupun harus minum 2 pil pada hari yang sama.
9. Bila lupa minum 2 pil atau lebih sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai
terkejar. Sebaiknya juga menggunakan metode KB lain atau tidak melakukan
hubungan seksual sampai paket pil tersebut habis.
10. Setiap kali pil tidak diminum akan meningkatkan kemungkinan hamil.
11. Bila pasien tidak mendapat 2 atau lebih siklus haid sebaiknya datang ke klinik
untuk memeriksa kehamilan.
12. Bila pasien sering lupa minum pil atau sering putus minum pil, sebaiknya pasien
dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi lain.
13. Efektivitas : pil kombinasi 99,9 % efektif jika digunakan secara benar. (4)
Pil Mini
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui.(4) Dosis progestin dalam pil mini
lebih rendah daripada pil kombinasi.(4) Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg
atau kurang.(3) Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu
yang sama(5) selama siklus haid bahkan selama haid.(4)
Keuntungan pil mini :
- Sangat efektif apabila digunakan secara benar. (3,4)
- Tidak mempengaruhi air susu ibu. (3,4)
- Nyaman, mudah digunakan. (4)
- Tidak mengganggu hubungan seksual. (4)
Kerugian pil mini : (4)
- Mahal
- Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.
- Breaktfrough bleeding perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.
- Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil).
- Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan
berat badan, payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat,
hiersutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka)
sangat jarang.
- Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini tidak menjamin
akan melindungi dari kista ovarium di masa depan.
- Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV, HIV/AIDS.
Kontraindikasi pil mini :
1. Wanita yang berusia lebih tua dengan perdarahan yang tidak diketahui

penyebabnya.
2. Ada riwayat kehamilan ektopik. (3)
3. Diketahui atau dicurigai hamil melalui anamnesis, gejala atau tanda kehamilan
positif. (4)
4. Benjolan di payudara atau dicurigai kanker payudara. (4)
5. Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata). (4)
6. Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak atau ganas. (4)
Mekanisme kerja pil mini : (4)
1. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
2. Mencegah ovulasi (15-40 %).
3. Mengubah motilitas tuba.
4. Perubahan pada endometrium sehingga lebih sulit terjadi implantasi ovum yang
telah dibuahi.
Cara minum pil mini : (4)
1. Pil pertama dapat mulai diminum pada hari pertama siklus haid dan metode
perlindungan digunakan pada 7 hari pertama(5) atau 4-6 minggu post partum
walaupun haid belum kembali.
2. Pada pasien yang telah mencapai 9 bulan post partum disarankan agar beralih
ke pil kombinasi karena efektivitas pil mini menurun dengan berkurangnya
menyusui.
3. Ambil pil setiap hari pada saat yang sama (misalnya pada saat makan malam)
sampai habis 1 bungkus.
4. Pil-pil yang terlupakan selama 7 hari pertama :
- Bila lupa minum pil (lupa atau memuntahkan kembali) atau terlambat minum
pil segera diingat dan gunakan metode perlindungan selama 48 jam.
- Bila pasien lupa minum 2 pil, minum 2 pil saat diingat dan gunakan metode
perlindungan sampai akhir bulan.
- Bila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap
minum pil sesuai jadwal. Perdarahan terjadi biasanya selama bulan-bulan
pertama. Atau bila mengalami nyeri perut hebat, kram atau demam maka
konsul ke dokter.
5. Diberi dorongan untuk menggunakan kondom selain memakai pil mini
- Bila terdapat kemungkinan klien terpapar penyakit menular seksual, termasuk
AIDS.
- Klien lupa minum pil.
- Memakai spermisid bila kondom tidak dapat diterima.
Contoh pil mini : (5)
- Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.
- Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
- Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
- Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
- Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat

SENARAI PRODUk
Produk

Estrogen

Progestin

Kategori

Mercilon

Ethinylestradiol 20
g

Desogestrel
150g

Estrogen dos rendah

Brevinor

Ethinylestradiol
35g

Norethisterone
500g

Estrogen monofasik dos


piawai

Gynera

Ethinylestradiol
30g

Gestodene
75g

Estrogen monofasik dos


piawai

Marvelon

Ethinyoestradiol
30g

Desogestrel
150g

Estrogen monofasik dos


piawai

Microgynon
30

Ethinylestradiol
30g

Levonorgestrel
150g

Estrogen monofasik dos


piawai

Minulet

Ethinylestradiol
30g

Gestodene
75g

Estrogen monofasik dos


piawai

Nordette

Ethinylestradiol
30g

Levonorgestrel
150g

Estrogen monofasik dos


piawai

Trinordiol

Ethinylestradiol
30g

Levonorgestrel
125g

Estrogen monofasik dos


piawai

Rigevidon

Ethinylestradiol
30g

Levonorgestrel
150g

Estrogen monofasik dos


piawai

Triquilar

Ethinylestradiol
30g

Levonorgestrel
50g

Estrogen monofasik dos


piawai

Nordiol

Ethinylestradiol
50g

Levonorgestrel
250g

Estrogen monofasik dos


tinggi

Noriday

Norethisterone
350g

Progestin sahaja

Postinor

Levonorgestrel

Kontraseptif Postkoital

Pil trifasik

Pil trifasik memberikan pengawalan kitar haid yang lebih stabil . Biasanya pil
jenis ini diberikan kepada wanita yang mengalami masalah breakthrough
bleeding walaupun dengan penggunaan pil kombinasi monofasik jenis
gestodene-based .
Mini-pil (POP )
Wanita yang masih menyusu perlu mengambil POP kerana penggunaan COC
akan mengurangkan kualiti serta kuantiti susu ibu . Walau bagaimanapun, POP
adalah kurang efektif jika berbanding dengan COC . Sebenarnya bagi ibu yang
masih menyusu , susu ibu tersebut mempunyai pengawalan terhadap kehamilan
dan ini akan menambahkan pengawalan kehamilan POP . Selain ibu yang masih
menyusu , POP juga disarankan kepada wanita yang :kuat merokokDiabetis
mellitus, Umur > 35 kerana ia mempunyai risiko kardiovaskular yang rendah
Menunjukkan intolerans dengan COC

Terdapat satu metode kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan post koitus
yang disebut sebagai Kontrasepsi Darurat, Postcoital atau Emergency
Contraception. Tentu akan lebih baik jika menggunakan kontrasepsi sebelum
koitus seperti pil, kondom, suntikan KB, IUD dll karena efektivitasnya akan jauh
lebih tinggi .

Kontrasepsi Darurat, Postcoital atau Emergency Contraception adalah metode


kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan setelah terjadi koitus tanpa alat kontrasepsi atau koitus setelah
kegagalan suatu metode kontrasepsi. Terdapat beberapa metode Kontrasepsi
Darurat yang biasa dgunakan di dunia medis:
Estrogen dan progestin
Metode Yuzpe; merupakan metode oral yang banyak dipakai sebagai
Kontrasepsi Darurat. Metode ini dipakai oeh FDA sejak 1998 dengan
mengeluarkan emergency contraceptive kit yang terdiri dari 4 tablet kontrasepsi
oral yang masing-masing mengandung 50 ug ethinyl estradiol dan 0.25 mg
levonorgestrel. Dua pil diminum paling lambat 72 jam setelah koitus dan diikuti 2
pil lagi setelah 12 jam nya. Efektivitas metode ini akan menurun jika diminum
setelah 72 jam post koitus. Dan untuk meningkatkan efektivitasnya dapat disertai
dengan meminum steroid oral. Mekanisme kerja; menghambat ovulasi, merubah
endometrium, penetrasi sperma, dan motilitas tuba. Metode ini dapat
menurunkan angka resiko kehamilan sebesar 75%. Efek samping yang umum
ditemukan adalah mual (50%) dan muntah(20%) yang dapat diatasi dengan
meminum obat antiemetik (antimuntah).

Metode Ovrette; metode ini hanya menggunakan progestin saja sehingga dapat
mengurangi efek mual dan muntah yang biasanya ditimbulkan dari metode
kombinasi estrogen dan progestin. 20 buah pil yang masing-masing
mengandung 0,75 levonorgestrel diminum paling lambat 72 jam setelah koitus
diikuti dengan 20 pil yang sama 12 jamnya.
Intrauterine devices (IUD); pemasangan IUD ini paling lambat 5 hari setelah
koitus dan memiliki efektivitas yang tinggi dimana angka kegagalannya
berdasarkan penelitian Trussell and Stewart (1998) sebesar 1%.
Mifepristone (RU 486) dan Epostane; metode ini dapat mencegah kehamilan
dengan mengambat produksi progesterone dan menghambat terjadinya
implantasi. Mifepristone efektive sampai dengan 17 hari post koitus.
Failure; setiap metode kontrasepsi darurat memiliki kemungkinan untuk
mengalami kegagalan. Ini dapat dikurangi dengan metode kontrasepsi lain
seperti kondom digunakan sampai menstruasi yang akan datang. Dan yang perlu
diingat bahwa pemberian estrogen sebelum ovulasi akan dapat merangsang
terjadinya ovulasi. Dan jika menstruasi sudah terlambat 3 minggu dari perkiraan
sebelumnya kemungkinan sudah terjadi kehamilan dan metode ini tidak dapat
digunakan.
Pil Khusus Pencegah Kehamilan/PKPK
(Emergency Contraceptive Pills/ECPs)
Arti Istilah
Sebagaimana halnya dengan istilah kontrasepsi darurat, sampai saat ini belum
ada kesepakatan istilah dalam bahasa Indonesia untuk Emergency
Contraceptive Pills. Kebanyakan istilah yang dipakai adalah Pil Khusus
Pencegah Kehamilan/PKPK. Beberapa alternatif istilah adalah pil darurat, pil
pasca senggama, pil 72 (karena diminum maksimal dalam waktu 72 jam setelah
hubungan seksual tanpa perlindungan), dsb. Dalam istilah kedokteran, dulu pil
ini dikenal sebagai morning after pills. Istilah morning after pills ini sekarang
dirasakan tidak tepat karena tidak menunjukkan waktu pemakaian yang tepat
dari metode ini yang dapat dipakai sampai maksimal 72 jam setelah hubungan
seksual yang tidak terlindungi. Selain itu istilah ini juga tidak mencakup pesan
penting dari metode ini yaitu bahwa metode ini hanya dipakai untuk keadaan
darurat dan tidak dimaksudkan untuk pemakaian rutin/reguler. Oleh karena itu
istilah yang dipakai dalam bahasa Inggris sekarang adalah Emergency
Contraceptive Pills. Yang dimaksud dengan metode ini adalah berbagai metode
hormonal yang dapat dipakai untuk mencegah kehamilan setelah terjadinya
hubungan seksual tanpa perlindungan.
Cara kerja

Pil khusus pencegah kehamilan (PKPK) bekerja dengan cara mencegah atau
menunda ovulasi, mencegah pembuahan, atau mencegah penempelan hasil
pembuahan ke dalam dinding rahim. Pil khusus pencegah kehamilan tidak akan
efektif jika penempelan hasil pembuahan telah terjadi.
Pil tidak dapat
menyebabkan aborsi jika kehamilan telah terjadi.
Jenis-jenis PKPK dan cara pemakaiannya
Ada 2 jenis PKPK yaitu:
1.

Pil KB biasa yang berisi kombinasi antara estrogen (ethynilestradiol) dan


progestin (levonorgestrel atau dl-norgestrel). Regimen ini dikenal sebagai
Metode Yuzpe dan telah diteliti dan dipakai secara luas sejak pertengahan
tahun 1970-an.

2.

Untuk pil dosis tinggi yang berisi ethynilestradiol 50 g dan levonorgestrel


250 g (atau dl-norgestrel 500 g): dua buah pil harus diminum maksimal
72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan diikuti dengan dua
buah pil 12 jam kemudian
Untuk pil yang berisi ethynilestradiol 30 g dan levonorgestrel 150 g
(atau dl-norgestrel 300 g): 4 buah pil harus diminum maksimal 72 jam
setelah hubungan seksual tanpa perlindungan diikuti 4 pil 12 jam
kemudian (secara lengkap tentang aturan minum berbagai merek pil
KB dapat dilihat di tabel 1)

Pil yang berisi progestin saja, termasuk di sini adalah pil yang khusus
dibuat sebagai kontrasepsi darurat (dedicated product, Postinor-2 untuk
Indonesia)

Untuk pil yang berisi levonorgestrel 750 g (0,75mg): satu pil diminum
maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti
dengan 1 pil 12 jam kemudian

Untuk pil yang berisi levonorgestrel 30 g: 25 pil harus diminum


maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti
dengan 25 pil 12 jam kemudian

Untuk pil yang berisi dl-norgestrel 75 g: 20 pil harus diminum maksimal


72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 20
pil 12 jam kemudian (secara lengkap lihat di tabel 1)

Tabel 1. Dosis berbagai merek pil yang diperlukan sebagai kontrasepsi


darurat

Isi
EE:
ethinylestradiol
Nama pil
LNG:
levonorgestrel
NG: dl-norgestrel
I. Pil Kombinasi (metode Yuzpe)
Neogynon, Noral,
EE 50 g + LNG
Nordiol, Ovidon,
250
g
Ovran,
Tetragynon/PC4, NeoPrimovlar 4, E-Gen-C,
Fertilan
Eugynon 50, Ovral

Microgynon 30,
Nordette, Rigevidon
LO/Femenal, Ovral L

EE 50 g + NG
500 g
EE 30 g + LNG
150 g

Jumlah yang harus diminum


Maksimal 72 jam
12 jam
setelah hubungan
kemudian
seksual tanpa
perlindungan

25

25

20

20

EE 30 g + NG
300 g
II. Pil hanya progestin
Postinor, Postinor-2* LNG 750 g
Microlut,
Norgeston

Microval, LNG 30 g

Ovrette

NG 75 g

Catatan:
Nama pil dengan garis bawah dan dicetak tebal adalah pil-pil yang tersedia di
Indonesia
* Masih dalam proses registrasi untuk dipasarkan di Indonesia

Kemanjuran (Efficacy)

Jika ada 100 perempuan dalam 1 bulan memakai PKPK secara benar setelah
melakukan 1 kali hubungan seksual tanpa perlindungan, sekitar 2 perempuan
akan menjadi hamil. Jika tanpa pemakaian metode kontrasepsi apapun 8
perempuan akan menjadi hamil.
Jadi, pemakaian PKPK mengurangi
kemungkinan kehamilan sampai 75%.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi kemanjuran PKPK: 1) jarak antara waktu
minum dosis yang pertama dengan terjadinya hubungan seksual tanpa
perlindungan; dan 2) hubungan seksual berlangsung pada periode mana dari
siklus menstruasi perempuan. Semakin awal PKPK diminum semakin tinggi
kemanjurannya. Beberapa percobaan klinis menunjukkan bahwa kemanjuran
tertinggi PKPK adalah bila diminum dalam 24 jam pertama setelah hubungan
seksual tanpa perlindungan, dan menurun secara terus menerus setiap 24 jam.
Semakin dekat waktu antara hubungan seksual tanpa perlindungan dengan saat
terjadinya ovulasi, semakin kecil kemajuran dari PKPK. Hal penting yang juga
perlu diketahui adalah bahwa PKPK tidak semanjur penggunaan pil KB biasa
secara benar dan konsisten, atau pemakaian AKDR, susuk KB atau suntik KB.
Metode Yuzpe (pil kombinasi estrogen dan progestin) menurunkan risiko
terjadinya kehamilan sebesar 75%. Sementara pil yang berisi progestin saja
menurunkan risiko terjadinya kehamilan sekitar 85%. Jika diminum dalam 24
jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan kemanjuran lebih tinggi yaitu
sekitar 95%.
Keamanan
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak ada kontraindikasi absolut
untuk pemakaian PKPK selain adanya kehamilan.
Kehamilan menjadi
kontraindikasi bukan karena adanya bahaya bagi orang hamil jika minum PKPK
namun lebih karena PKPK tidak akan efektif jika kehamilan sudah terjadi.
Lembaga Food and Drug Administration Amerika Serikat jelas menyatakan
bahwa PKPK tidak akan membahyakan kehamilan yang sudah terjadi, juga tidak
ada bukti bahwa hormon yang ada dalam PKPK punya efek buruk terhadap
pertumbuhan janin.
Efek samping dan cara penanganannya

Mual: terjadi pada sekitar 50% klien yang memakai pil kontrasepsi
kombinasi, namun tidak akan berlangsung lebih dari 24 jam. Pada klien
yang memakai pil hanya-progestin mual hanya terjadi pada 20% klien.
Cara penanganan: pil diminum bersama dengan makanan atau pada saat
akan tidur dapat mengurangi mual. Pemakaian obat anti muntah
sebelumnya juga akan menurunkan mual. Pemakaian anti mual setelah
rasa mual mulai muncul tidak akan efektif.
Muntah: efek samping muntah dapat terjadi pada sekitar 20% perempaun
yang memakai pil kombinasi dan hanya 5% pada pemakai pil hanya-

progestin. Cara penanganan: jika klien muntah dalam waktu 2 jam setelah
minum pil ini, klien harus minum pil lagi. Tetapi klien tidak boleh minum pil
lebih dari dosis yang dianjurkan, karena kelebihan dosis ini tidak akan
membuat metode ini lebih efektif malah bisa meningkatkan rasa mual.
Pada kasus muntah berat, pengulangan pemberian doses mungkin dapat
diberikan lewat vagina.

Perdarahan per vaginam yang tidak teratur: beberapa perempuan


mungkin mengalami bercak darah (spotting) setelah minum pil ini.
Kebanyakan perempuan akan mendapatkan menstrusi berikutnya tepat
waktu atau sedikit lebih cepat. Cara penanganan: jika menstrusi
terlambat sampai satu minggu, perlu dilakukan tes kehamilan.
Efek samping lain dari PKPK termasuk: payudara terasa keras, sakit
kepala, pusing dan lemah. Umumnya efek samping ini tidak berlangsung
sampai 24 jam. Aspirin atau obat penghilang rasa sakit yang dapat
diperoleh tanpa resep dapat dipakai untuk menghilangkan rasa tidak enak
tersebut.

Beberapa persepsi yang salah tentang PKPK


(1) pil ini dianggap sama dengan pil aborsi; (2) bahwa penyebarluasannya akan
mendorong perilaku tidak bertanggung jawab dan aktivitas seksual pada remaja;
(3) bahwa laki-laki akan menolak untuk menggunakan kondom dan (4) bahwa
perempuan akan menggunakan pil ini sebagai metode reguler/rutin atau akan
menggunakannya berlebihan. Tidak ada bukti bahwa pemberian akses yang
mudah terhadap kontrasepsi darurat akan menyebabkan pengambilan
keputusan yang tidak bertanggung jawab sehubungan dengan perilaku seksual,
ataupun remaja menjadi semakin terdorong untuk melakukan hubungan seksual
karena adanya pil ini.
Memulai pemakaian kontrasepsi reguler lain setelah memakai PKPK
Setelah pemakaian PKPK, perlu dianjurkan untuk segera memakai kontrasepsi
reguler lain, dengan jarak waktu sebagai berikut:

Kondom
: Dapat dipakai segera.
Pil KB : Harus dimulai dalam 5 hari pertama periode menstruasi
biasa
berikutnya (atau sesuai dengan petunjuk untuk tipe pil yang
dipakai).
KB suntik
: Harus diberikan dalam 7 hari pertama periode menstruasi
berikutnya.
AKDR/IUD : Harus dipasang dalam periode menstruasi berikutnya (jika
klien memang ingin memakai AKDR/IUD sebagai metode
jangka panjang dan memenuhi criteria pemakaian IUD,
sebaiknya metode kontrasepsi darurat yang dipakai adalah
dengan pemasangan IUD-Copper T sebagai alternatif dari

KB Alami

Susuk KB

KB steril

pemakaian pil sebagai kontrasepsi darurat).


: Harus dimulai setelah adanya periode menstruasi jika tidak
ada perdarahan yang tidak teratur. Jika ini merupakan
metode baru bagi klien tersebut, klien harus diberi
penjelasan
untuk
memastikan
bahwa
dia
bisa
mempraktekkan hal tersebut secara benar.
: Harus diberikan dalam 7 hari pertama periode menstruasi
berikutnya.
: Hanya boleh dilakukan jika metode ini memang sungguhsungguh merupakan pilihan klien sendiri berdasarkan
berbagai informasi tentang metode ini. Direkomendasikan,
agar klien tidak membuat keputusan pemakaian metode ini
dengan kondisi terpaksa.

Anda mungkin juga menyukai