Anda di halaman 1dari 6

Ami Tri Kurniawan

07212016

Peta Bangka

Geologi Pulau Bangka


1. Geologi Regional
Secara fisiografi, Pulau Bangka termasuk ke dalam Sunda Land dan merupakan bagian
terangkat dari peneplain Sunda. Bila ditinjau dari sudut geologi, penyebaran bijih
timah di Indonesia masih merupakan kelanjutan dari Granite Belt yang berumur
Yura Kapur yang membentang mulai dari Birma, Muangthai, Malasyia, Kepulauan
Riau (Pulau Singkep, Pulau Karimun dan Pulau Kundur), pulau Bangka dan Pulau
Belitung hingga Pulau Karimata. Granite Belt sendiri merupakan deretan formasi
batuan granite kaya akan mineral cassiterite yang kemudian dikenal dengan sebutan
The Tin Belt.
Pulau-pulau dari The Tin Belt diinterpretasikan merupakan sisa bagian resisten dari
gunung yang muncul pada masa terbentuknya Sunda Shelf. Pupili (1973) menyatakan
bahwa Malaysia, Kepulauan Riau dan Bangkaberada dalam kelompok elemen tektonik
yang sama. Evolusi tektonik di wilayah ini telah dimulai sejak Paleozoikum Bawah
dimana berdasarakan Teori Tektonik Lempeng bahwa daerah penunjaman (subduction
zone) berada di bagian timur Malysia dan pada Mesozoikum Bawah tengah
menghasilkan busur gunung api (magmatic arc) dalam bentuk deretan Pulau Kundur,
Pulau Singkep, Pulau Bangka, Pulau Belitung dan sebagian dari Kalimantan Barat.
2. Beberapa Aspek Geologi
P. Bangka merupakan daerah dengan stadia erosi tingkat lanjut, hal ini dicirikan
dengan keadaan yang umumnya relative datar dan adanya bukit-bukit sisa
erosi(monadrock).
Bukit-bukit sisa erosi tersebut tersusun atas batuan beku granit yang umumnya
menempati bagian tepi P.Bangka.
Di bagian utara : Granit Klabat, yang berrrientasi barat-timur melewati teluk
Klabat,granit yang ada disekitarnya terdiri atas granit Pelangas, granit Menumbing,
granit Mangkol.
Di bagian selatan : Tersusun atas pluton yang lebih kecil yaitu,Pluton Koba, Pluton
Bebuluh, Pluton Permis, dan granit Toboali, serta pluton yang lain yang terletak
diantaranya.
Daerah pedatarAn menempati 80 % luas seluruh daerah. Daerah inilah merupakan
tempat endapan alluvial yang mengandung konsentrasi bijih Timah. Umumnya sungaisungai yang ada mengalir di atas endapan-endapan muda (Plistosen/Pliosen), kecuali
pada hulu-hulu sungai /dekat pada daerah perbukitan.

A. Sejarah Geologi
Pada zaman Paleozoikum P. Bangka dan laut di sekitarnya merupakan daratan.
Selanjutnya pada zaman Karbon-Trias berubah menjadi laut dangkal. Orogenesa
kedua terjadi pada masa mesozoikum, P. Bangka dan Riau muncul ke permukaan.
Intrusi granit menerobos batuan sedimen seperti batupasir, batulempung, dlll pada
Trias-Yura atas. Pada batas antara sedimen dan granit terjadi metamorfosa sentuh.
Bersamaan intrusi granit ini terjadi proses pneumotolitik yang menghasilkan kasiterit.
Proses ini dengan proses hydrotermal yang menghasilkan kasiterit yang mengisi
rekahan-rekahan pada granit. Erosi intensif terjadi pada kenozoikum dimana lapisan
yang menutupi granit terkikis habis sehingga batuan granit tersingkap.
Selanjutnya diikuti oleh proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan di lembahlembah. Suasana daratan bangka berlanjut sampai Tersier. Pencairan es pada kala
Pliostosen mengakibatkan beberapa daerah di Bangka menjadi laut dangkal seperti
sekarang ini. Erosi berlanjut membentuk P. Bangka menjadi daratan hampir rata
seperti sekarang ini
B. Stratigrafi
Batuan-batuan yang dijumpai terdiri atas batuan Pra-Tersier diantaranya, batu pasir,
batulempung,lapisan-lapisan pasir, lempung mengandung sisa tanaan, campuran
antara lempung-pasir-lanau,dan sebagainya.
Pluton Granit di Pulau Bangka
Menurut Katili (1967) di P. Bangka terdapat 2 generasi granit. Granit yang tua tidak
mengandung kasiterit dan umunya terdapat di daerah rendah, yakni granit Klabat &
A. Kapo. Granit generasi muda sebagai pembawa Timah umumnya telah tererosi lanjut
(monadnock).Menurut Suyitno, S (1981), generasi granit tersebut adalah :
1. Granit Klabat-Jebus, terletak di utara.
2. Granit Belinyu-Sungailiat, menybar di bagian timur granit Jebus.
3. Granit Menumbing
4. Granit Tempilang
5. Granit Mangkol
6. Granit Pading-Koba
7. Granit Toboali
Granit yang terpenting adalah granit Klabat, Menumbing, Plangas, Tempilang,
Mangkol, dan Pading. Umumnya tubuh granit tersebut tersusun atas granit biotit,
granit hornblende, granit muskovit; mineral yang umum terdiri atas kwarsa, ortoklas,
oligoklas, biotit, serta sebagai asesori zircon,apatit, dan ortit.

Ada empat kelompok endapan yang dianggap mewakili sedimentasi Quarter di


Pulau Bangka, antara lain :
Lapisan Alluvium Muda, umumnya mengandung bijih timah, terdapat di lembah, di
atas batuan Pra Tersier dan dialasi lapisan lempung liat.
Lapisan Marine Muda, menutupi lapisan alluvium muda, berupa pasir hingga lempung.
Lapisan Alluvium Tua, mewakili keadaan daratan yang meluas pada saat regeresi muka
ait laut karena glacial.
Lapisan Marine Tua, merupakan bidang erosi dan dapat dikorelasikan dengan lapisan
lempung liat.
Jenis cebakan bijih timah sekunder di Pulau Bangka, yakni :
1. Endapan kulit
Elluvium, terjadi akibat pelapukan pada batuan sumber diikuti pemindahan mineral
cassiterite secara vertical sehingga mengalami konsentrasi kemudian tertransport pada
lereng yang relative landai.
Colluvium, terjadi sama dengan elluvium, namun sepanjang tertransport lebih jauh
lereng menuju lembah.
2. Endapan Kaksa, terjadi karena proses erosi selektif terhadap elluvium dan
colluvium, dimana mineral berat diendapkan dekat sumber dan mineral ringan
diendapkan jauh dengan sumber. Endapan ini terletak di atas Batuan Pra-tersier
dengan keterdapatan dominant pada lembah.
3. Endapan Meican, terjadi akibat proses transportasi endapan sediment sebelumnya,
berupa endapan lebih tipis dan tidak terdapat di atas batuan Pra Tersier.
Diantara endapan-endapan tersebut di atas yang terpenting adalah endapan kaksa
yang ditemukan di atas batuan dasar. Sedangkan jenis-jenis batuan dasar yang sering
dijumpai antara lain :
a. Batuan Dasar Granit lapuk
Batuan ini berwarna putih kekuningan dengan butir-butir mineral kuarsa berwarna
putih susu atau berwarna coklat terang, mineral biotit berwarana hitam gelap.
b. Batuan Dasar Batulempung
Batuan ini berwarna coklat kemerahan bergaris urat-urat mineral feldspar dan kuarsa.
c. Batuan Dasar Batu pasir
Batuan ini berwarna abu-abu gelap kompak, butiran kuarsa bertebaran dengan
diselingi urat-urat felsdpar.

d. Batu Dasar Malihan (Metamorf)


Biasanya berwaran abu-abu muda sampai abu-abu gelap. Sering terlihat lembaranlembaran mika yang halus dan berwarna putih mengkilat.
C. Struktur Geologi
Katili (1968), mengatakan bahwa pada batuan metamorf dan sedimen di Bangka Utara
terdapat adanya perlipatan silang akibat dua deformasi perbadaan. Deformasi pertama
mengakibatkan lipatan dengan arah barat laut-tenggara, umurnya sulit ditentukan
dengan pasti. Struktur lipatan berarah timur laut-barat daya (orogen II) disebabkan
oleh deformasi pada Yura atas. Orogen yang kedua ini menghilangkan jejak orogen
yang lebih tua.
Stratigafi P.Bangka (Osberger, 1965 Vide Katili, 1967)
Umur

Resen

Litologi
Pasir, Lempung dengan kasiterit
(kaksa)

Keterangan
(Lingkungan pengendapan)
Endapan sungai dan pantai

Pleistosen

Pleiosen

Pasir, lempung dan konglomerat

Endapan sungai dan pantai

Miosen
Oligosen
Eosen

Ketidak selarasan

Kapur
Yura
Trias

Sebagian batuan metamorf dinamik, batu pasir, serpih, rijang,


batu gamping berfosil, batu konglomerat, diabas (?), fosil noric.

Perm

Filit, kwarsa, serpih, batu pasir dengan lensa batu gamping berfosil,
rijang yang menyisip dalam tuff vulkanik.

Karbon

.Ketidakselarasan

Pra-karbon

Batu metamorf dinamik

Tabel 1. Stratigafi P.Bangka (Osberger, 1965 Vide Katili, 1967)

Sukendar Asikin dan Rubini Surya Atmaja (1972), berdasarkan penelitian dan analisa
keduduka rekahan-rekahan, urat-urat, dan korok-korok di daerah sambung giri dan
pemali menyimpulkan bahwa gerak-gerak orogen sebelum Yura atas mengakibatkan
terjadinya deformasi yang menyebabkan perlipatan pada batuan sedimen yang
berumur karbon-trias. Deformasi ini selain membentuk lipatan NW-SE juga
menyebabkan terjadinya rekahan-rekahan (Shear dan Tension fracture).
Struktur sesar, kekar, ditemukan dalam arah yang bervariasi, tetapi kecenderungannya
mempunyai arah utara selatan (Katili, 1967). Ukoko (1983), mengatakan di P.Bangka
terdapat beberapa sesar yang umurnnya berarah timur laut-barat daya sampai utaraselatan. Sesar utama berarah N 30 E memotong granit klabat ke selatan sepanjang 3
km. Sesar utama ini dalam foto udara tampak sebagai kelurusan sepanjang 50 km.

Anda mungkin juga menyukai