Jtptunimus GDL Mirnaafril 5427 2 Babii
Jtptunimus GDL Mirnaafril 5427 2 Babii
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Tumor adalah suatu benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel. Ada
dua macam tumor yaitu:
1. Tumor Jinak
Tumor jinak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a) Bentuknya bundar dan lonjong.
b) Pertumbuhannya terbatas dan lambat.
c) Mempunyai simpai atau kapsul.
d) Tidak menyebabkan kematian secara langsung.
e) Tidak mempunyai anak sebar.
2. Tumor Ganas Atau Kanker
Ciri-cirinya antara lain :
a) Tidak mempunyai bentuk.
b) Pertumbuhannya cepat
anatominya.
c) Tidak mempunyai simpai.
d) Mempunyai anak sebar (metastasis).
papillae,
yaitu:
papillae
filiformes,
papillae
fungiformes,
papillae
perasaan umum,
yang
menyangkut
taktil perasa
seperti
dari
bagian
lateral
2/3
anterior
lingua
disalurkan
ke
submandibularis
4) Limfe dari ujung lingua disalurkan ke submentalis
10
C. ETIOLOGI
Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu
proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan
perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat
dikelompokkan atas :
1. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis dari
restorasi, gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu.
2. Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara
penggunaannya, tembakau, agen fisik, radiasi ionisasi, virus, sinar matahari.
3. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetik
D. PATOFISIOLOGI
Dasar lidah memainkan peran penting dalam berbicara dan menelan.
Selama fase faring menelan, makanan dan cairan yang mendorong ke arah
oropharing dari rongga mulut oleh lidah dan otot-otot pengunyahan. Laring
terangkat, efektif menekan katup tenggorok dan memaksa makanan, cair, dan air
liur ke dalam kerongkongan hypopharynx dan leher rahim.
Meskipun laring menghasilkan suara, lidah dan faring adalah organ utama
yang membentuk suara. Kerugian jaringan dari dasar daerah lidah mencegah
penutupan
yang
kedap
air
dengan
laring
selama
tindakan
menelan.
11
dalam faring dan laring, koreografer dengan hati-hati mengubah refleks menelan
dan sering mengakibatkan aspirasi. Baik neurologis penurunan dan perubahan
dalam tindakan terkoordinasi menelan dari penyakit berbahaya di daerah ini dapat
merusak mempengaruhi pada kemampuan berbicara dan menelan.
Squamous sel carcinoma pada lidah sering timbul pada daerah epithelium
yang tidak normal, tetapi selain keadaan tersebut dan mudahnya dilakukan
pemeriksaan mulut, lesi sering tumbuh menjadi lesi yang besar sebelum pasien
akhirnya datang ke dokter gigi. Secara histologis tumor terdiri dari lapisan atau
kelompok sel-sel eosinopilik yang sering disertai dengan kumparan keratinasi.
Menurut tanda histology, tumor termasuk dalam derajat I IV (Broder). Lesi
yang agak jinak adalah kelompok pertama yang disebut carcinoma verukcus oleh
Ackerman. Pada kelompok ini, sel tumor masuk, membentuk massa papileferus
pada permukaan. Tumor bersifat pasif pada daerah permukaannya, tetapi jarang
meluas ke tulang dan tidak mempunyai anak sebar. Lidah mempunyai susunan
pembuluh limfe yang kaya, hal ini akan mempercepat metastase kelenjar getah
bening dan dimungkinkan oleh susunan pembuluh limfe yang saling berhubungan
kanan dan kiri.
Tumor yang agak jinak cenderung membentuk massa papiliferus dengan
penyebaran ringan kejaringan didekatnya. Tumor paling ganas menyebar cukup
dalam serta cepat ke jaringan didekatnya dengan penyebaran permukaan yang
kecil, terlihat sebagai ulser nekrotik yang dalam. Sebagian besar lesi yang terlihat
12
terletak diantara kedua batas tersebut dengan daerah nekrose yang dangkal pada
bagian tengah lesi tepi yang terlipat serta sedikit menonjol. Walaupun terdapat
penyebaran lokal yang besar, tetapi anak sebar tetap
berjalan. Metastase
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Keluhan yang paling sering nyeri yang tak terasa sakit atau massa yang tidak
dapat sembuh.
2. Lesi tipikal adalah ulkus indurasi yang sangat nyeri dengan peningkatan
sudut.
3. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan,
kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan sputum bersemu
darah atau terjadi perbesaran nodus limfe servikal.(Baughman Diane C., 2000,
hal: 295)
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan bervariasi dengan sifat dari lesi, cara yang dipilih dokter,
dan pilihan pasien. Pembedahan reseksi, terapi kemoterapi, atau kombinasinya
mungkin saja menjadi efektif.
1. Kanker bibir, lesi kecil dieksisi dengan bebas , lesi yang lebih besar mungkin
ditangani dengan terapi radiasi.
13
G. PENGKAJIAN FOKUS
1. Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor
register, tanggal masuk dan nama penanggung jawab pasien selama dirawat.
14
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Alasan spesifik untuk kunjungan anak ke klinik, kantor, atau
rumah sakit.
b) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama dari awitan paling awal sampai perkembangannya
saat ini. Terdapat komponen utama yaitu: rincian awitan, riwayat interval
yang lengkap, status saat ini, alas an untuk mencari bantuan saat ini.
c) Riwayat penyakit dahulu
d) Riwayat penyakit keluarga
Apakah didalam keluarga ada salah satu anggota yang menderita
tumor lidah.
e) Riwayat imunisasi
3. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional (Gordon)
a) Aktivitas
Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya faktorfaktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.
b) Eliminasi
Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urin,
perubahan bising usus, distensi abdomen.
15
c) Makanan/cairan
Kebiasaan diit buruk ( rendah serat, aditif, bahan pengawet), anoreksia,
mual/muntah, mulut rasa kering, intoleransi makanan,perubahan berat
badan, perubahan kelembaban/turgor kulit.
d) Neurosensori
Sakit kepala, tinitus, tuli, juling.
e) Nyeri/kenyamanan
Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri telinga (otalgia), rasa kaku
di daerah leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaran.
f) Pernapasan
Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan.
g) Keamanan
Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama /
berlebihan, demam, ruam kulit.
h) Seksualitas
Masalah seksual misalnya dampak hubungan, perubahan pada tingkat
kepuasan.
i) Interaksi sosial
Ketidakadekuatan
atau
kelemahan
sistem
pendukung
(Doenges, 2000)
16
4. Pemeriksaan Fisik
Sistem pengkajian fisik, baik struktur internal dan eksternal mulut dan
tenggorok diinspeksi dan palpasi. Perlu untuk melepaskan gigi palsu dan
lempeng parsial untuk menjamin inspeksi menyeluruh terhadap gusi. Secara
umum, pemeriksaan dapat diselesaikan dengan penggunaan sumber lampu
terang (penlight) dan depresor lidah. Sarung tangan digunakan untuk
mempalpasi lidah dan adanya abnormalitas.
a) Bibir
Pemeriksaan mulai dengan inspeksi terhadap bibir untuk kelembaban,
hidrasi, warna, tekstur, simetrisitas, dan adanya ulserasiatau fisura.
Bibir harus lembab, merah muda, lembut dan simetris.
b) Gusi
Gusi diinspeksi terhadap inflmasi, perdarahan, retraksi, dan perubahan
warna. Bau napas juga dicatat.
c) Lidah
Lidah dorsal diinspeksi untuk tekstur, warna, dan lesi. Papila tipis,
lapisan putih, dan besar berbentuk V pada bagian distal dorsal lidah.
Selanjutnya dibagian permukaan venteral lidah dan dasar mulut lidah.
Adanya lesi pada mukosa yang melibatkan vena superfissial pada
permukaan bawah lidah terlihat. Spatel lidah digunakan untuk
menekan lidah guna mendapatkan visualisasi adekuat terhadap faring.
17
d) Rongga Oral
Pengkajian rongga oral sangat penting, karena banyak gangguan
seperti kanker, diabetes, dan kondisi imunosupresidari terapi obat atau
AIDS dimanifestasikan oleh perubahan pada rongga oral. Leher
diperiksa terhadap pembesaran nodus limpa.(Smeltzer, Suzanne C.,
2002 : hal 1009)
5. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pengkajian anak umur 4 tahun yaitu kecepatan tumbuh masih sama
dengan kecepatan tumbuh kembang pada tahun sebelumnya, lompat tali dan
lompat satu kaki, menangkap bola dengan baik, melempar bola dari atas
kepala, berjalan menurun tangga dengan kaki kanan-kiri secara bergantian,
menggunakan gunting dengan berhasil untuk memotong gambar dengan
mengikuti garis, dapat mengikat tali sepatu tetapi tidak dapat membuat
simpul, menyebutkan satu warna atau lebih, mnggunakan kalimat yang terdiri
atas empat atau lima kata, menceritakan cerita yang berlebihan.(Wong atau
Donna L. Wong, 2008, hal:500 )
18
6. Pemeriksaan Diagnostik
a) Ultrasound yaitu dipakai untuk menilai massa superficial.
b) Scan CT dan Megnetic Resonance Imaging (MRI) yaitu digunakan
untuk lesi lebih dalam dan menilai struktur lebih dalam pada tumor
dan menunjukkan apakah terdapat metastase atau tidak.(Charlene J.
Reeves, 2001, hal: 133)
19
H. PATHWAYS KEPERAWATAN
Faktor Luar dan Dalam
Tumor JInak/Ganas
Pertumbuhan sel
Terganggu dan suplai
Nutrisi terganggu
Pengobatan
Kurang
pengetah
uan
Arsietas
Nyeri
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Gangguan metabolisme
Asam laktat meningkat dan Ph
menurun
Penurunan neurologi
Dan kemampuan menelan
Mempengaruhi
imunosupiesor
Demam
Kerusakan
komunikasi verbal
Resiko
tinggi
infeksi
Hipertermia
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral.
3. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan, efek dari
pembedahan reseksi.
4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan
neurology dan kemampuan menelan.
5. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan penyakit atau pengobatan
6. Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan
: skala nyeri 0
Klien mengatakan nyeri berkurang
Nadi 60 90 x / menit
Klien nyaman, tenang, rileks
Intervensi
a. Kaji karakteritas dan letak nyeri.
Rasional
b. Ubah posisi klien bila terjadi nyeri, arahkan ke posisi yang paling
nyaman.
Rasional
10
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, color, dolor, tumor dan fungsion laesa)
TTV normal terutama suhu (36-37 oC)
Intervensi :
a. Monitor TTV.
Rasional : Suhu yang meningkat dapat menunjukkan terjadi infeksi
(color).
b. Kaji luka pada abdomen dan balutan.
Rasional : Mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda infeksi adanya
pus.
c. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan pasien, teknik rawat
luka dengan antisep dan antiseptic.
Rasional : Mencegah kontaminasi silang / penyebaran organisme
infeksius.
11
12