Anda di halaman 1dari 68

A

Gravitasi

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Tujuan Pembelajaran
Menghitung gaya gravitasi yang bekerja pada dua
benda
Menghubungkan berat benda dengan persamaan
umum gaya gravitasi
Menggunakan dan menginterpretasi energi
potensial gravitasi
Menganalisa hubungan kecpeatan, periode orbit,
dan energi mekanik satelit dalam orbit lingkaran
Menjelaskan dan menggunakan hukum yang
menjelaskan gerak planet.

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Bab yang akan dipelajari

Hukum Gravitasi Newton


Berat
Energi Potensial Gravitasi
Gerak Satelit
Hukum Kepler dan Gerak Planet

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

sebuah apel yang terjatuh dari dahan pohonnya

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Pendahuluan
Seorang ilmuwan jenius abad 16, Sir Isaac
Newton, berhasil merumuskan suatu konsep yang
dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk
memahami keteraturan jagat raya melalui hukum
gravitasinya yang sangat terkenal.
Pada bab ini kita akan mempelajari mengenai
gravitasi.
Gravitasi merupakan salah satu gaya fundamental
di antara ketiga gaya lainnya antara lain gaya
elektromagnetik, gaya nuklir kuat dan gaya nuklir
lemah. Dari keempat gaya tersebut, gravitasi
merupakan gaya yang paling lemah

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Dalam konteks analisis partikel-partikel elementer


peran gravitasi diabaikan Karena memberikan
kontribusi yang sangat kecil
Namun demikian, untuk benda-benda yang
berukuran sangat besar seperti planet dan benda
luar angkasa lainnya gravitasi justru memegang
peranan yang dominan
Gravitasi pada dasarnya dapat kita pahami
sebagai interaksi antara benda-benda yang
memiliki massa.
Semakin besar massa suatu benda maka semakin
besar gaya gravitasi yang dihasilkannya.

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Gravitasi adalah gaya yang bertanggung jawab


terhadap kestabilan konfigurasi tata surya, formasi
bintang dan benda ekstra terestial lainnya

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Hukum Kepler
Pada zaman dahulu, sudah tercetus ide bahwa
terdapat sesuatu yang mengitari bumi, yaitu
matahari, bulan dan bintang-bintang
Ide tersebut menyebutkan bahwa bumi
merupakan pusat alam semesta, yang dalam
istilah ilmiahnya disebut dengan geosentris
Teori semacam itu, toeri yang salah tadi,
dicetuskan oleh Claudius Ptolemy sekitar abad ke2 Masehi.
Ptolemy memperkenalkan konsep pergerakan
planet yang berevolusi terhadap suatu sumbu
tertentu di samping berevolusi terhadap bumi.

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Pada tahun 1543 muncullah sebuah ide segar dan


revolusioner yang dicetuskan oleh Nicolaus
Copernicus
Ia berpendapat bahwa yang menjadi pusat
pergerakan benda-benda langit bukanlah bumi
melainkan matahari, yang diistilahkan sebagai
heliosentris

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Ide Copernicus kemudian ditindak lanjuti oleh Tyco


Brahe
Namun, ia meninggal dunia pada tahun 1601
dengan meninggalkan data-data hasil pengamatan
yang belum selesai diolah
Seorang asistennya yang bernama Johannes
Kepler melanjutkan mengkaji data hasil
pengamatan yang diperoleh Tyco Brahe

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Kepler membutuhkan waktu selama kurang lebih


20 tahun untuk meneliti data-data tersebut,
menganalisis keteraturan matematik dan pada
akhir penelitiannya Kepler menyimpulkan bahwa
Planet-planet tidak bergerak dalam orbit yang
benar-benar berupa lingkaran melainkan dalam
bentuk elips dengan matahari sebagai pusatnya

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Gambar menunjukkan sebuah model orbit planet


berbentuk ellips
Ellips memiliki dua sumbu yang menunjukkan sumbu
terpanjang dan terpendek yang masing-masing disebut
dengan sumbu mayor dan minor.

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Titik dimana bumi berada pada jarak terdekat


dengan matahari disebut dengan titik perihelion
sedangkan titik dimana bumi berada pada jarak
yang paling jauh dari matahari disebut titik
aphelion

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Karena lintasan planet yang berbentuk ellips maka


jarak antara planet relatif dengan matahari setiap
saat selalu berubah-ubah
Kesimpulan kedua yang diperoleh Kepler adalah:
Dalam jeda waktu revolusi yang sama, planet
akan menempuh luasan daerah yang sama

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Perhatikan gambar, Planet mula-mula berada pada titik (1)


kemudian bergerak ke titik (2)
Dengan menarik garis yang menghubungkan titik (1) dan (2)
terhadap titik pusat matahari maka lintasan yang ditempuh
planet akan membentuk luasan (1)
Planet membutuhkan waktu selama t

Luasan 2
2
Luasan 1

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Planet kemudian bergerak ke titik (3) dan (4)


Titik (3), (4) dan titik pusat matahari membentuk luasan (2)
Luasan (1) dan (2) sama besar dan waktu yang dibutuhkan
planet untuk menyapu luasan tersebut juga sama yaitu t
Itulah yang dimaksud dengan pernyataan Kepler yang kedua

Luasan 2
2
Luasan 1

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Kesimpulan berikutnya yang juga tidak kalah


penting tertera dalam pernyataan berikut ini:
Jika T menyatakan waktu revolusi terhadap
matahari, R menyatakan jari-jari orbit maka:

C
3
R

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Persamaan sebelumnya menunjukkan bahwa untuk


setiap planet yang mengorbit matahari, kuadrat periode
revolusi dibanding jari-jari lintasan orbitnya pangkat
tiga adalah konstan
Pernyataan ketiga ini sedikit ambigu jika dibandingkan
dengan pernyataan pertama yang mengatakan bahwa
planet menempuh lintasan orbitnya dalam bentuk
lintasan ellips.
Karena secara implisit menunjukkan bahwa jari-jari
lintasan planet (R), selalu konstan dan dengan
demikian bentuk orbit planet haruslah lingkaran.

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Sebenarnya persamaan merupakan pendekatan


terhadap bentuk lintasan yang dilalui planet
Berdasarkan data astronomi diketahui bahwa nilai
perbandingan C adalah sebesar 2,97 x 1019 s2/m3

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Berikut ini adalah beberapa data periode orbit dan


jari-jari lintasan planet dalam tata surya
Planet

Periode

Jari-jari orbit

T2/R3

Merkurius

7,6 x 106

5,79 x 1010

2,97 x 10-19

Venus

1,94 x 106

1,08 x 1011

2,99 x 10-19

Bumi

3,156 x 106

1,496 x 1011

2,97 x 10-19

Mars

5,94 x 106

2,28 x 1011

2,98 x 10-19

Jupiter

3,74 x 106

7,78 x 1011

2,97 x 10-19

Saturnus

9,35 x 106

1,43 x 1012

2,99 x 10-19

Uranus

2,64 x 106

2,87 x 1012

2,95 x 10-19

Neptunus

5,22 x 106

4, 50 x 1012

2,99 x 10-19

Pluto

7,82 x 106

5, 19 x 1012

2,96 x 10-19

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Dari Tabel terlihat bahwa nilai perbandingan T2/R3


mendekati konstan dan bekisar pada nilai 2,97 x
10-19 s2 / m3
Jadi, walaupun pada dasarnya bentuk orbital
planet adalah ellips namun bentuk orbital tersebut
hampir mendekati lingkaran

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Temuan Kepler ternyata menstimulasi Newton untuk


berpikit bahwa karena planet-planet tidak bergerak
dalam lintasan yang lurus maka haruslah terdapat
gaya netto yang bekerja pada planet tersebut
Gaya tersebut haruslah mengarah ke titik pusat
lintasan yang ditempuh planet
Newton mengemukakan bahwa pergerakan planet
dapat dijelaskan dengan apa yang disebut sebagai
hukum kuadrat terbalik
Anggap titik pusat lintasan adalah O dan massa benda
yang dikenai gaya adalah m dan berada pada posisi r
relatif terhadap titik pusat O

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Maka gaya yang bekerja pada benda sebanding


dengan

k
2
r
Lebih lanjut, Newton juga menunjukkan bahwa
gaya tersebut berlaku untuk semua sistem yang
menempuh lintasan lingkaran maupun ellips

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Hasil temuan Newton ini tidak saja menjelaskan


hukum pertama dan kedua Kepler melainkan juga
hukum yang ketiga
Misalkan jari-jari orbit planet adalah R maka besar
gaya yang bekerja pada planet tersebut adalah

k
2
R

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Karena planet bergerak dalam lintasan yang


melingkar maka terdapat percepatan ke arah
pusat lintasan. Percepatan ini menghasilkan gaya
sentripetal yang besarnya
2

v
m
R

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Dan juga karena planet berada dalam keadaan


stasioner maka Newton memperoleh persamaan
berikut ini :
2 2
k
v2
4

R
2

R
R2
T2
k
m 4 2 R 2

2
R T2
R
2

m 3
2
R
T

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Dimana T menyatakan periode gerak melingkar


atau sama dengan waktu revolusi yang dibutuhkan
planet untuk mengitari matahari

Luasan 2
2
Luasan 1

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Hukum Gravitasi Newton


Sebelumnya kita telah mendefinisikan k sebagai
suatu konstanta yang mencirikan gaya yang
bekerja pada dua benda, konsep yang
terakomodasi pada hukum III Newton yaitu aksi
reaksi
Gaya dihasilkan oleh interaksi antara dua benda
bermassa
Dengan demikian konstanta k selain mengandung
variable m juga harus mengandung variable
massa benda lainnya, massa benda yang
berinteraksi dengan m

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Terdapat gaya antara bumi dengan bulan yang menyebabkan bulan


tetap mengelilingi bumi

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Konstanta k dapat kita nyatakan dalam


persamaan k = GmM dimana m menyatakan
massa benda, M menyatakan massa benda yang
lain sedangkan G adalah sebuah konstanta baru
yang dikenal dengan konstanta gravitasi
Pada tahun 1686 Newton merangkum variablevariabel tersebut menjadi sebuah rumus yang
dikenal dengan hukum gravitasi universal Newton

GmM ^
F
r
2
r

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Dengan mensubstitusikan nilai konstanta k =


GmM pada persamaan Periode Kepler, kita
peroleh formulasi hukum Kepler III
2

T 2
GM

R3

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Pada kasus sistem tata surya kita, M adalah massa


matahari. Jika kita kaitkan dengan hukum hukum
Kepler III maka kita peroleh nilai konstanta C

4
C

GM
2

Untuk kasus sistem tata surya maka pernyataan ke III


dari hukum Kepler adalah terbukti benar bernilai
konstan untuk semua planet

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Pada saat itu, nilai konstanta G belum diketahui hingga


pada tahun1789 seorang ilmuwan Inggris bernama
Henry Cavendish melakukan percobaan untuk
mengukur nilai konstanta G tersebut. Cavendsih
mendapatkan nilai G = 6,673 x 10-11 Nm2/kg dengan
presentasi kesalahan sebesar 0,06%.
Kita telah mempelajari dua macam massa benda yaitu
massa gravitasi dan massa inersia
Sifat benda yang mempengaruhi besar kecilnya
gravitasi yang dikerjakan terhadap benda lain disebut
dengan massa gravitasi
Massa inersia didefinisikan sebagai ukuran resistensi
benda terhadap percepatan yang dikerjakan pada
benda tersebut

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Massa gravitasi dapat


dihitung dengan
menggunakan gaya
gravitasi :

Pada daerah di dekat


permukaan bumi maka
benda yang jatuh bebas
akan mengalami
percepatan sebesar a
yang dapat kita tentukan
dari hukum II Newton
yaitu

GMm gravitasi
R2

F
minersia

GM

2
R

m gravitasi

minersia

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Berdasarkan hasil eksperimen, perbandingan


antara massa gravitasi dan inersia adalah 1,
dengan kata lain massa gravitasi sama dengan
massa inersia atau mgravitasi = minersia
Dengan demikian, suku dalam kurung pada
persamaan di atas dapat kita identifikasi sebagai
percepatan yang ditimbulkan oleh benda
bermassa M

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Karena sistem tersebut dianalisis dalam konteks


interaksi gravitasi maka percepatan tersebut
kemudian dikenal dengan percepatan gravitasi

GM
ag 2 ag g
R

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Medan gravitasi pada benda dengan massa yang


konsentris
Setiap benda bermassa menghasilkan gaya tarik atau
gaya gravitasi yang sebanding dengan massa benda
tersebut
Bumi dan planet-planet lainnya memiliki bentuk yang
hampir bulat seperti bola
Kita dapat memodelkan planet-planet tersebut sebagai
massa yang terdistribusi dalam bentuk bola pejal

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Medan gravitasi pada benda dengan massa yang


konsentris
Model planet seperti bola pejal

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Medan gravitasi pada benda dengan massa yang


konsentris
Percepatan gravitasi g yang dihasilkan setiap planet tidak lain lain
adalah medan gravitasi dimana secara umum medan gravitasi
tersebut dinyatakan dengan persamaan

GM

gr 2 r
R
Tanda () pada persamaan diatas menunjukkan bahwa medan
gravitasi memiliki arah yang konsentris menuju pusat sumber
gravitasi
Medan gravitasi pada daerah r < R semakin kecil seiring dengan
berkurangnya r

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Medan gravitasi pada benda dengan massa yang


konsentris
Medan gravitasi turun secara linier dengan penurunan
jarak r.
Pada daerah tersebut medan gravitasi bola dapat
ditentukan dengan persamaan berikut

GMr
gr 3 r R
R

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Medan gravitasi pada benda dengan massa yang


konsentris
Medan gravitasi pada daerah di luar permukaan bola
semakin kecil dengan bertambahnya jarak.
Medan gravitasi pada daerah r > R dapat ditentukan
dengan persamaan berikut

GM
gr 2 r R
r
Dimana r menyatakan jarak suatu titik terhadap titip
pusat bola. Medan gravitas turun secara kuadratik.

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Medan gravitasi pada benda dengan massa yang


konsentris
Pada kasus dimana massa bola terdistribusi pada
permukaannya saja (bola berongga), medan gravitasi
yang dihasilkan tidak sama dengan medan gravitasi
yang dihasilkan oleh bola pejal
Medan gravitasi yang dihasilkan pada daerah di dalam
bola adalah nol karena pada daerah tersebut tidak
terdapat massa

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Medan gravitasi pada benda dengan massa yang


konsentris
Medan gravitasi dihasilkan hanya pada permukaan dan
di luar bola

gr 0 r R
GM
gr 2 r R
r

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Energi Potensial Gravitasi


Gaya gravitasi bersifat konsentris dan bergantung
pada jarak sebuah objek terhadap titik pusat
gravitasi
Sifat ini menunjukkan bahwa gaya gravitasi adalah
konservatif dan dengan demikian dapat diturunkan
dari persamaan energi potensial

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Energi potensial interaksi gravitasi dinyatakan


dengan persamaan

GmM
U r
r
Dari persaman kita dapat mengetahui bahwa
semakin jauh jarak benda m dan M maka makin
kecil energi potensial gravitasi yang dihasilkan
Tanda minus pada persamaan menunjukkan bahwa
energi potensial cenderung berpotensi untuk
menarik benda-benda ke arah pusat benda yang
menghasilkan gaya gravitasi

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Hubungan antara energi potensial dan gaya


gravitasi dinyatakan oleh persamaan berikut
r

U r U F r ' d r '

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Dengan memasukkan persamaan-persamaan


sebelumnya, kita peroleh
GmM
U r U
r '2

GmM
U r
r'
U r

GmM
r

r ' d r ' U 0

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Gerak Satelit
Persamaan gravitasi Newton pada persamaan
diawal mendefinisikan bentuk orbital atau lintasan
benda di bawah pengaruh gaya gravitasi.
Newton mengusulkan sebuah ide yang cukup
menarik yaitu bahwa gaya yang bekerja pada
sebuah apel yang jatuh sama dengan gaya yang
bekerja pada bulan yang mengorbit bumi

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Dengan sebuah eksperimen yang sederhana


Newton menunjukkan bahwa tidak ada yang
bermasalah dengan idenya tersebut
Jika kita menembakkan peluru dari meriam dalam
arah dengan sudut elevasi tertentu maka kita akan
mendapatkan lintasan berbentuk parabola
Lintasan tersebut sama dengan lintasan apel yang
dilempar dengan kecepatan awal dan sudut
elevasi tertentu

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Jika kecepatan awal peluru dalam meriam


diperbesar maka jangkauan peluru akan semakin
jauh, sementara lintasannya tetap berupa
parabola

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Semakin besar
kecepatan awal peluru
maka jangkauannya
semakin jauh dan hingga
batas kecepatan tertentu
maka peluru tidak akan
jatuh ke bumi melainkan
terus bergerak melingkar
mengelilingi bumi
(perhatikan gambar)

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Ide Newton ini kemudian menstimulasi gagasan


baru untuk membuat suatu objek mengorbit bumi.
Apel dan peluru meriam yang ketika dilempar
kemudian jatuh kembali ke bumi dikarenakan
kecepatan lempar kurang besar sehingga tidak
mampu mengatasi gaya tarik bumi
Untuk itu agar suatu benda dapat mengorbit bumi
maka diperlukan suatu batas kecepatan minimum
untuk lepas dari pengaruh gravitasi bumi
Kecepatan ini disebut dengan kecepatan lepas
atau escape velocity, vev.

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Suatu benda yang bergerak dengan kecepatan v


dan berada pada jarak tertentu dari permukaan
bumi memiliki energi total E = EK + EP.
Agar menjadi efektif maka kecepatan dan gerak
benda kita asumsikan ke arah vertical
Maka energi totalnya :

E EK EP
1 2 GmM
mv
2
r

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Agar benda dapat melepaskan diri dari pengaruh


gravitasi bumi maka energi kinetiknya harus sama
dengan atau lebih besar dari energi potensial
gravitasi

1 2 GmM
0 mv
2
r
1 2 GmM
mv
2
r

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Kecepatan minimum agar benda lepas dari


pengaruh gravitasi bumi adalah

v ev

2GM
r

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Perhatikan bahwa suku energi kinetic bisa lebih


besar, lebih kecil atau sama dengan energi
potensial
Ketika energi total sistem adalah positif, E > 0,
maka benda akan bergerak dalam lintasan yang
tidak tertutup
Lintasan benda cenderung berbentuk hiperbola
Benda memulai geraknya dari satu titik dan
berhenti di titik yang lain di permukaan tanah

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Jika energi total sistem sama dengan nol, maka


benda akan menempuh lintasan berupa parabola
Seperti halnya lintasan hiperbola, lintasan
parabola juga termasuk dalam lintasan yang
terbuka
Kondisi energi total sama dengan nol juga dapat
terjadi pada benda yang dilempar ke atas dengan
kecepatan sangat besar.
Semakin jauh posisi benda dari bumi
kecepatannya semakin kecil dan ketika mencapai
suatu jarak yang sangat jauh dimana medan
gravitasi sudah tidak ada lagi maka pada titik
tersebut berhenti pada titik tersebut.

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Kasus lainnya yang menarik adalah pada saat


energi total sistem negatif
Hal ini dapat dicapai hanya jika energi potensial
lebih besar dibanding dengan energi kinetic sistem
Karena jarak r tidak dapat menjadi sangat besar
sekali maka benda akan cenderung mengorbit
pada bumi dalam bentuk elips atau lingkaran
Jarak r tidak dapat menjadi tidak berhingga karena
kecepatan benda tidak mungkin imaginer atau v2
tidak boleh lebih kecil dari nol.
Planet yang dekat dengan matahari cenderung
memiliki bentuk orbit yang tidak terlalu ellips,
hampir mendekati lingkaran.

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Orbit lingkaran
Dalam kasus yang paling sederhana lintasan orbit benda
pada suatu planet adalah berbentuk lingkaran
Dalam keadaan semacam ini, gaya gravitasi planet yang
bekerja pada benda sama dengan gaya sentripetal
benda yang tersebut Fg = Fs

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Orbit lingkaran
Orbit benda melingkar banyak digunakan sebagai prinsip
dasar untuk mengorbitkan satelit

GMm mv

2
r
r

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Orbit lingkaran
Sebuah satelit diorbitkan di atas permukaan bumi dengan jarijari lintasan sebesar r dengan Orbit satelit berbentuk lingkaran

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Orbit lingkaran
Dalam gambar terlihat bahwa komponen gaya yang
bekerja pada satelit antara lain gaya gravitasi dan gaya
sentripetal
Gaya sentripetal dihasilkan oleh percepatan sentripetal a
Jika satelit diletakkan pada ketinggian r, kita dapat
menentukan besar kecepatan satelit tersebut agar tetap
stabil mengorbit di atas permukaan bumi

GM
v2
r
GM
v
r

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Orbit lingkaran
Terlihat bahwa kecepatan orbit satelit dan jari-jari lintasan
bergantung satu sama lain
Hal ini berarti kita tidak dapat meletakkan satelit pada
jari-jari orbit tertentu dengan sembarang nilai kecepatan
Semakin kecil jari-jari orbit (semakin dekat dengan
permukaan bumi) maka untuk dapat mengorbit dengan
stabil satelit harus bergerak dengan kecepatan yang
semakin besar

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Orbit lingkaran
Perhatikan grafik r terhadap v diatas
Grafik tersebut merepresentasikan kebergantungan jarijari orbit lintasan terhadap kecepatan satelit

Mesin Kalor, Entropi, dan Hukum 2


Termodinamika

Gravitasi

Orbit lingkaran
Periode orbit satelit dapat dihitung dengan persamaan

2
v r
r
T
2r
T
v

Anda mungkin juga menyukai