Anda di halaman 1dari 16

Apa itu Pre-eklamsia?

Pre-eklamsia adalah tekanan darah yang tinggi


dan kelebihan kadar protein dalam urin. Ini
hanya bisa terjadi selama kehamilan atau
segera setelah persalinan. Untungnya, sebagian
besar kasus bersifat ringan. Ia menyerang
hanya 1 dari 14 ibu, dan jarang menjadi lebih
serius.
Bila Pre-eklamsia terjadi di minggu-minggu
akhir kehamilan, dokter akan mengambil
tindakan untuk segera mengeluarkan bayi. Tapi
bila pre-eklamsi terjadi di awal kehamilan, maka
dokter akan berusaha memperpanjang
kehamilan sampai bayi dianggap telah cukup
kuat untuk lahir.

Gejala-gejala preeklampsia
Tekanan darah naik (hipertensi) dan kadar protein
dalam urin berlebihan (proteinuria), setelah kehamilan
mencapai 20 minggu.
Sakit kepala.
Masalah penglihatan, termasuk kebutaan sementara,
pandangan buram dan lebih sensitif pada
cahaya/silau.
Nyeri perut bagian atas, biasanya di bawah rusuk
sebelah kanan.
Muntah.
Pusing.
Volume urin berkurang.
Berat badan naik cepat, biasanya di atas 2 kg per

Siapa yang berisiko


mengalaminya?
Wanita berusia di bawah 20 atau lebih dari 35
tahun.
Obesitas, indeks massa tubuh 35+.
Sebelumnya memiliki kondisi medis yang
memicu pre-eklamsi seperti diabetes, tekanan
darah tinggi, lupus, penyakit ginjal dan migren.
Wanita dengan kehamilan pertama.
Kehamilan kembar.
Jarak antar kehamilan terlalu jauh- lebih dari 10
tahun.
Riwayat pre-eklampsia jika Ibu, orangtua,
atau saudara perempuan Ibu pernah mengalami
pre-eklampsia sebelumnya.

Pencegahan
Karena salah satu faktor pencetus Preeklampsia adalah obesitas, sebaiknya
Ibu menjalankan pola makan sehat
dengan menu seimbang.
Idealnya pola makan sehat sudah Ibu
lakukan sejak sebelum hamil atau ketika
merencanakan kehamilan. Tapi, sekarang
pun belum terlambat.
Pola makan sehat ini bukan diet. Karena
Ibu hamil tidak disarankan berdiet

Eklampsia
Eklampsia adalah pre eklampsia
yang mengalami komplikasi kejang
tonik klonik yang bersifat umum.
Koma yang fatal tanpa disertai
kejang pada penderita pre
eklampsia juga disebut eklampsia.

Gambaran Klinis
Eklampsia
Seluruh kejang eklampsia didahului dengan pre eklampsia.
Eklampsia digolongkan menjadi kasus antepartum,
intrapartum atau postpartum tergantung saat kejadiannya
sebelum persalinan, pada saat persalinan atau sesudah
persalinan. gerakan kejang biasanya dimulai dari daerah
mulut sebagai bentuk kejang di daerah wajah. Beberapa
saat kemudian seluruh tubuh menjadi kaku karena
kontraksi otot yang menyeluruh, Pada saat yang
bersamaan rahang akan terbuka dan tertutup dengan
keras, demikian juga hal ini akan terjadi pada kelopak
mata, otot otot wajah yang lain dan akhirnya seluruh otot
mengalami kontraksi dan relaksasi secara bergantian
dalam waktu yang cepat. Keadaan ini kadang kadang
begitu hebatnya sehingga dapat mengakibatkan penderita
terlempar dari tempat tidurnya, bila tidak dijaga. Lidah
penderita dapat tergigit oleh karena kejang otot otot

Lanjutan.
Setelah kejang diafragma menjadi kaku dan pernafasan
berhenti. Selama beberapa detik penderita sepertinya
meninggal karena henti nafas, namun kemudian penderita
bernafas panjang, dalam dan selanjutnya pernafasan kembali
normal. Apabila tidak ditangani dengan baik, kejang pertama
ini akan diikuti dengan kejang kejang berikutnya yang
bervariasi dari kejang yang ringan sampai kejang yang
berkelanjutan yang disebut status epileptikus.
Setelah kejang berhenti penderita mengalami koma selama
beberapa saat. Lamanya koma setelah kejang eklampsia
bervariasi. Apabila kejang yang terjadi jarang, penderita
biasanya segera pulih kesadarannya segera setelah kejang.
Namun pada kasus kasus yang berat, keadaan koma
berlangsung lama, bahkan penderita dapat mengalami

Lanjutan
Frekuensi pernafasan biasanya
meningkat setelah kejang eklampsia
dan dapat mencapai 50 kali/menit. Hal
ini dapat menyebabkan hiperkarbia
sampai asidosis laktat, tergantung
derajat hipoksianya. Pada kasus yang
berat dapat ditemukan sianosis. Demam
tinggi merupakan keadaan yang jarang
terjadi, apabila hal tersebut terjadi maka
penyebabnya adalah perdarahan pada
susunan saraf pusat.

Diagnosis.
Secara umum seorang wanita hamil
aterm yang mengalami kejang selalu
didiagnosis sebagai eklampsia. Hal ini
karena diagnosis diferensial keadaan ini
seperti, epilepsi, ensefalitis, meningitis,
tumor otak serta pecahnya aneurisma
otak memberikan gambaran serupa
dengan eklampsia. Prinsip : setiap
wanita hamil yang mengalami kejang
harus didiagnosis sebagai eklampsia
sampai terbukti bukan

Manajement.
Terapi suportif untuk stabilisasi pada penderita
Selalu diingat mengatasi masalah masalah Airway,
Breathing, Circulation
Kontrol kejang dengan pemberian loading dose MgSO4
intravena, selanjutnya dapat diikuti dengan pemberian
MgSO4 per infus atau MgSO4 intramuskuler secara loading
dose didikuti MgSO4 intramuskuler secara periodik.
Pemberian obat antihipertensi secara intermiten intra
vena atau oral untuk menurunkan tekanan darah, saat
tekanan darah diastolik dianggap berbahaya. Batasan yang
digunakan para ahli berbeda beda, ada yang
mengatakan 100 mmHg, 105 mmHg dan beberapa ahli
mengatakan 110 mmHg.
Koreksi hipoksemia dan asidosis
Hindari penggunaan diuretik dan batasi pemberian cairan
intra vena kecuali pada kasus kehilangan cairan yang berat
seperti muntah ataupun diare yang berlebihan. Hindari
penggunaan cairan hiperosmotik.
Terminasi kehamilan

Perubahan pada
MasaNifas

Masa nifas adalah masa setelah melahirkan


hingga pulihnya rahim dan organ
kewanitaan yang umumnya diiringi dengan
keluarnya darah nifas, berlangsung selama
kurang lebih 6 pekan.
Pada masa nifas ini ibu akan mendapati
beberapa perubahan pada tubuh maupun
emosi.
1.Rahim
Setelah melahirkan rahim akan
berkontraksi (gerakan meremas) untuk
merapatkan dinding rahim sehingga tidak

Lanjutan.
2. Jalan lahir (servik,vulva dan vagina)
Jalan lahir mengalami penekanan serta
peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi, sehingga penyebabkan
mengendurnya organ ini bahkan robekan yang
memerlukan penjahitan, Jaga kebersihan daerah
kewanitaan agar tidak timbul infeksi (tanda
infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih, panas,
merah dan terdapat nanah).
3. Darah nifas (Lochea)
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah
segar bercampur sisa ketuban, berikutnya berupa
darah dan lendir, setelah satu pekan darah
berangsur-angsur berubah menjadi berwarna
kuning kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar
cairan bening di akhir masa nifas. Darah nifas
yang berbau sangat amis atau busuk dapat

Lanjutan
4. Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di
sekitar puting susu, ini menandakan dimulainya
proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat
setelah lahir (walaupun ASI belum keluar) dapat
mencegah perdarahan dan merangsang produksi ASI.
Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi kolostrum
atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh
yang kaya akan anti body, dan protein, sebagian ibu
membuangnya karena dianggap kotor, sebaliknya
justru ASI ini sangat bagus untuk bayi.
5. Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang
air kecil, selain khawatir nyeri jahitan juga karena
penyempitan saluran kencing akibat penekanan
kepala bayi saat proses melahirkan. Namun usahakan
tetap kencing secara teratur, buang rasa takut dan
khawatir, karena kandung kencing yang terlalu penuh
dapat menghambat kontraksi rahim yang berakibat

Lanjutan
6. Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak
tubuh yang kurang menyebabkan
menurunnya fungsi usus, sehingga ibu
tidak merasa ingin atau sulit BAB (buang
air besar). Terkadang muncul wasir atau
ambein pada ibu setelah melahirkan,
7. Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel
darah merah serta hemoglobin (keeping
darah) akan berkurang, ini akan normal
kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan
jumlah darah ke jantung akan lebih tinggi
dan kembali normal hingga 2 pekan.

Lanjutan
8. Penurunan berat badan
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6
kg berat badannya yang berasal dari bayi,
ari-ari, air ketuban dan perdarahan
persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing
sebagai usaha tubuh untuk mengeluarkan
timbunan cairan waktu hamil. Rata-rata ibu
kembali ke berat idealnya setelah 6 bulan,
walaupun sebagian besar tetap akan lebih
berat daripada sebelumnya.
9. Suhu badan
Suhu badan setelah melahirkan biasanya
agak meningkat dan setelah 12 jam akan
kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi

Lanjutan
10.Perubahan emosi
Emosi yang berubah-ubah (mudah sedih,
khawatir, tiba-tiba bahagia) disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain adanya
perubahan hormon, keletihan ibu,
kurangnya perhatian keluarga,
kurangnya pengetahuan akan cara
merawat bayi serta konflik dalam rumah
tangga.

Anda mungkin juga menyukai