Anda di halaman 1dari 12

MODUL REPRODUKSI

LBM 2
STEP 1

His
: kontraksi uterus, nyeri (hilang timbul), bersifat simetris. Metode
penghitungan His???
G3P2A0
: Gravida 3 (3 kali hamil), Partus 2 (2 kali melahirkan), Abortus 0
(tidak pernah keguguran) lagi hamil ke 3
TFU
: Tinggi Fundus Uteri, pembesaran uterus, deteksi kehamilan(apakah
sesuai dengan usia kehamilan) dan kelainan-kalinan pada kehamilan (mola hidatidosa,
KET, mioma). Bagaimana mengukur TFU????

STEP 2

G3P2A0
Keluar darah dari jalan lahir
Ada 2 :
Usia kehamilan dini (<20 minggu) (BB bayi : 500 g) ada abortus (ada
nyeri), KET (gak masuk, karena keluhan utama nyeri mendadak secara
intermitten), mola hidatidosa (uterusnya lebih besar dari usia kehamilan
umumnya), implantasi ovum di uterus (fisiologi)
Usia kehamilan lanjut (trimester 2/3) (>20 minggu) Solutio plasenta (ada
His dan nyeri), plasenta praevia (palpasi : tidak ada His dan nyeri), ruptur
uteri, tanda-tanda melahirkan (fisiologi)
Harus curiga KET, karena mengancam nyawa. KET disingkirkan dengan Px
penunjang
PF :
o KU compos mentis, lemah, muka tampak pucat
o Tanda vital T: 100/60 mmHg, N:100x/menit, RR: 24x/menit, suhu:36,5oC
axiler, conjungtiva palpebra anemi (+) akibat perdarahan pervaginam,
Anemis
o Abdomen : TFU sesuai dengan umur kehamilan, nyeri tekan , His
o Jika nyeri tekan + : KET, ruptur uterus
o Px Penunjang : HCG (+), Hb : 9 mg/dl
o Belum ada umur kehamilan

Kesimpulan : Perdarahan Per Vaginam (dasar diagnosa karakter


bleding, umur kehamilan)

STEP 3
Perdarahan Per Vaginam
o Fisiologis
Klasifikasi dan Etiologi

Implantasi : terjadi fertilisasi di ampulla pembelahan


blastokista trofoblas trofoblas sampai uterus uterus
dalam keadaan sekresi trofoblas mengeluarkan enzim
proteolitik memecah dinding uterus perdarahan
(gangguan a.spiralis) dan zat nutrisi sebagian terbuang (tidak
terbuang sia-sia, dipakai oleh blastokist)
Mau melahirkan : kantong amnion pecah hubungan antara
plasenta dan endometrium rapuh perdarahan (lepas sedikit
demi sedikit)
Floating Test???
Normalnya pada kehamilan awal (7 bulan) progesteron
dominan (menahan kontraksi), kehamilan lanjut (>7 bulan)
progesteron menurun, estrogen meningkat (meningkatkan
kontraksi uterus). Hubungannya dengan perdarahan???
Kadar estrogen, progesteron, oxitoxin (waktu melakukan seks
dan mau melahirkan peregangan cervix umur kehamilan
ke berapa??), relaxin

o Patologis
Kehamilan dini
Abortus
o Mengeluarkan isi uterus sebelum waktunya
o Pada usia kehamilan < 20 minggu, BB janin < 500 g
o Etiologi : infeksi, habitual, kelainan uterus, kontraksi
spontan (trauma cenderung ke abortus / Solutio
Plasenta???), Ibu kekurangan nutrisi
o Abortus ada 2 : spontan (tidak didahului dg faktorfaktor medicinalis & kriminalis) dan provokatus.
Iminens, insipiens, complete, incomplete,
missedabortion, habitual, infeksious. Dicari
perbedaan (dari sisi perdarahan,karakter) dari
klasifikasi-klasifikasi di atas!!!
KE (perbedaan KE dan KET???)
o Kehamilan di luar uterus
o Etiologi : salpingitis (infeksi salphinx), peningkatan
estrogen (kontraksi berlebihan), KE abdominal (letak
anatomi ovum dg tuba falopi)
o Klasifikasi : berdasarkan letak intraabdominal, di
ampulla, di isthmus, di infundibulum, di cervix uterii
o Perdarahannya : darah berwarna coklat tua kenapa
bisa coklat tua??? Perdarahannya disebabkan karena
pelepasan desidua dan menandakan kematian janin.
Perdarahan kenapa? Intraabdominal ?
o Palpasi : KE palpasi tidak simetris (besar sebelah),
USG transvaginal (hidup/tidak hidup) (ditemukan janin

di luar uterus), spekulum (cervix menutup), perbesaran


uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan, px lab :
HCG + menurun (pada KET bisakah HCG
stabil/meningkat/plateu??)
Mola hidatidosa
o Kehamilan yang tidak wajar, tidak ditemukan janin,
akibat pertumbuhan trofoblast yang lebih banyak
daripada janin, massa hidrofik (avaskuler)
Kehamilan lanjut
Solutio plasenta
Plasenta praevia
Ruptur uteri
Kelainan pada cervix
Ruptur cervix : cervix tidak bisa meregang, insufisiensi,
ciri-ciri yang lain???????

STEP 7

Metode penghitungan His???


Kontraksi uterus bisa dinilai denga cara :
1. Letakkan tangan dengan hati-hati diatas uterus dan merasakan kontraksi yang
terjadi dalam kurun waktu 10 menit.
2. Tentukan :
a. Apakah kontraksinya adekuat
b. Tentukan intervalnya (frekuensi)
c. Hitung durasi (lama kontraksi)
d. Diantara dua kontraksi dinding uterus melunak kembali dan mengalami
relaksasi.
Catatan :
-

Pada fase aktif his yang adekuat minimal terjadi dua kontraksi dalam
waktu 10 menit, lama kontraksi 40 detik diantara kontraksi ada relaksasi
Dr. Muslich Ansari Sp.OG. petunjuk Skill lab FK Unissula.
Bagaimana mengukur TFU???
Perdarahan Per Vaginam
o Fisiologis
Klasifikasi dan Etiologi
o Patologis
Kehamilan dini
Abortus
Dapat dibagi atas :
1. Abortus kompletus (keguguran lengkap) seluruh hasil konsepsi
dikeluarkan (desidua & fetus), sehingga rongga rahim kosong. Terpai :
hanya dengan uterotonika.

2. abortus inkompletus (keguguran bersisa) hanya sebagian dari hasil


konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua / plasenta.
Gejala : amenorea, sakit perut, & mulas2; perdarahan yang bisa sedikit
/ banyak, & biasanya berupa stolsel(darah beku) ; sudah ada keluar
fetus / jaringan; pada aborus yang sudah lama terjadi / pada abortus
provakatus yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi
infeksi. Pada pemeriksaan dalam (V.T) untuk abortus yang baru terjadi
didapati serviks terbuka, kadang2 dapat diraba sisa2 jaringan dalam
kanalis servikalis / kavum uteri, serta uterus yang berukuran kecil dari
seharusnya.
Terapi : bila ada tanda2 syok pemberian cairan & transfuse darah.
Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital
& kuretase. Setelah itu beri obat2 uterotonika & antibiotika.
3. abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) abortus yang
sedang berlangsung , dengan ostium sudah terbuka & ketuban yang
teraba. Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
Terapi : seperti abortus inkompletus.
4. abortus Iminens (keguguran membakat)
keluarnya fetus masih dapat dicgah dengan memberikan obat2
hormonal & antispasmodika serta istirahat.
Kalau perdarahan setelah beberapa minggu masih ada, maka perlu
ditentukan apakah kehamilan masih baik / tidak. Kalau reaksi
kehamilan 2x berturut2 negatif , maka sebaiknya uterus dikosongkan
(kuret)
5.

Missed abortion keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap


berada dalam rahim & tidak dikeluarkan selama 2 bulan / lebih.
Fetus yang meninggal ini (a) bisa keluar dengan sendirinyandalam 2-3
bulan sesudah fetus mati. (b) bisa diresorbsi kembali sehingga hilang,
(c) bisa terjadi mongering & menipis yang disebut fetus papyraceus
atau (d) bisa jadi mola karnosa, dimana fetus yang sudah mati 1
minggu akan mengalami degenerasi & air ketubannya diresorbsi.
Gejala

amenorea;

perdarahan

sedikit2

yang

berulang

pada

permulaannya , serta selama observasi fundus tidak bertambah tinggi,

malahan tambah rendah. Kalau tadinya ada gejala2 kehamilan,


belakangan
menjadi

menghilang,

negatif

pada

diiringi

dengan

2-3minggu

reaksi

sesudah

kehamilan

fetus

yang

mati.

Pada

pemeriksaan dalam, serviks tertutup & ada darah sedikit. Sekali2


pasien merasa perutnya dingin / kosong.
Terapi : berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus &
desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi &
kuretase. Dapat juga dilakukan histerotomia anterior. Hendaknya pada
pederita juga diberikan tonika & antibiotika.
Komplikasi : bisa timbul hipo / afibrinogenemia. Fetus yang sudah mati
begitu melekatnya pada rahim sehingga sulit sekali untuk dilakukan
kuretase.
6. Abortus habitualis (keguguran berulang) keadaan dimana penderita
mengalami keguguran berturut2 3x / lebih.
Etiologi : (1) kelainan dari ovum / spermatozoa, dimana kalau terjadi
pembuahan hasilnya pembuahan yang patologis.
(2) kesalahan2 pada ibu disfungsi tiroid, kesalahan korpus
luteum, kesalahan plasenta, yaitu tidak sanggupnya
plasenta

menghasilkan

progesteron

sesudah

korpus

luteum atrofis.
Pemeriksaan :
(1)histerosalfingografi , untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus
submukosa & anomali kongenital.
(2)BMR & kadar jodium darah diukur untuk mengetahui apakah ada /
tidak gangguan glandula thyroidea.
(3)psiko analisis
Terapi : pengobatan

pada kelainan endometrium pada abortus

habitualis lebih besar hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi


daripada sesudahnya. Merokok & minum alkohol sebaiknya dikurangi /
dihentikan. Pada serviks inkompeten terapinya adalah operatif :
SHIRODKAR/ MC DONALD (cervical cerclage)

7. Abortus infeksiosus dan abortus septik.


Abortus infeksiosuskeguguran yang disertai infeksi genital.
Abortus septik keguguran disertai infeksi berat denagn penyebaran
kuman / toksinnya ke dalam peredaran darah / peritoneum.
Hal ini sering ditemukan pada abortus inkompletus, atau abortus
buatan, terutama yang kriminalis tanpa memperhatikan syarat2
asepsis & antisepsis. Bahkan pada keadaan tertentu dapat terjadi
perforasi rahim.
Diagnosis :
(a) adanya abortus : amenore, perdarahan, keluar jaringan yang telah
ditolong dilar RS.
(b) Pemeriksaan : Kanalis servikalis terbuka, teraba jaringan, perdarahn
dsb.
(c) Tanda2 infeksi alat genital : demam, nadi cepat, perdarahan,
berbau, uterus besar & lembek, nyeri tekan, lekositosis.
(d) Pada abortus septik : kelihatan sakit berat, panas tinggi, menggigil,
nadi kecil & cepat, tekanan darah turun sampai syok. Perlu
diobservasi apakah ada tanda perforasi / akut abdomen.
Terapi :
(a) bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah & cairan yang
cukup.
(b) Berikan

antibiotika

yang

cukup

&

tepat

(buat

pemeriksaan

pembiakan & uji kepekaan obat) :

Berikan suntikan penisilin 1juta satuan tiap 6 jam

Berikan suntikan streptomisin 500mg setiap 12jam.

Atau antibiotika spectrum luas lainnya.

(c) 24-48jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat


bila terjadi perdarahan banyak; lakukan dilatasi dan kuretase untuk
mengeluarkan hasil konsepsi.
(d) Infus dan pemberian antibiotika deteruskan menurut kebutuhan &
kemajuan penderita.

(e) Pada abortus septic terapi sama saja, hanya dosis jenis antibiotika
ditinggikan

&

dipilih

jenis

yang

tepat

sesuai

dengan

hasil

pembiakan & uji kepekaan kuman.


(f) Tindakan

operatif,

melihat

Janis

komplikasi

&

banyaknya

perdarahan; lakukan bila keadaan umum membaik &panas mereda.

Ilmu kebidanan. Soedjarwo


KE (perbedaan KE dan KET???)
o

o
o

Definisi
Terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium
cavum uteri.
Buku Ilmu kebidanan
Etiologi :

Factor dalam lumen tuba:


Endosalphingitis. Perlekatan endosalphinx lumen tuba menyempit/
membentuk kantong buntu.
Hypoplasia uteri lumen tuba sempit dan berlekuk-lekuk dan sertai
gangguan ciliaendosalphinx.
Operasi plastic tuba dan sterilisasi yang tak sempurna lumen tuba
menyempit.

Factor pada dinding tuba


Endometriosis tuba memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam
tuba
Divertikel tuba congenital atau ostiu accessories tubae dapat menahan
telur yang dibuahi di tempat itu.

Factor di luar dinding tuba

Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat


menghambat perjalanan telur.

Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen.

Factor lain

Migrasi luar ovum


Klasifikasi :
Kehamilan pars in
Perdarahannya : darah berwarna coklat tua kenapa bisa coklat tua???
Perdarahannya disebabkan karena pelepasan desidua dan menandakan kematian
janin. Perdarahan kenapa? Intraabdominal ?
o Palpasi : (pada KET bisakah HCG
stabil/meningkat/plateu??)

Mola hidatidosa
o Definisi : Proliferasi thropoblast yang berlebihan dengan stroma mengalami
degenerasi hidronik (terutama sinsiotrofoblast), vili chodiales yang
tumbuh berganda berbentuk gelembung kecil berisi cairan jernih(asam

amino, mineral) menyerupai buah anggur/mata ikan sehingga penderita


dikatakan hamil anggur atau hamil mata ikan.

o diagnosis
o Amenore
o Tanda2 subjektif kehamilan (+)
o Mola face(+)/pucat kekuningan
o Hiperemesis gravidarum
o Toxemia gravidarum
o Bentuk uterus lebih bulat
o TFU lebih tinggi drpd usia kehamilan
o Palpasi tdk ditemukan bagian janin
o Ballotement(-)
o Gerak janin(-)
o Denyut jantung janin (-)
o Auskultasi bising khas(+)
o Perdarahan pervaginam kecoklatan
o Keluar gelembung mola dari OUE(diagnosis pasti)
o Fenomena harmonica (+)TFU turun bila darah dan gelembung mola
keluar OUE tetapi naik kembali karena adanya kumpulan darah baru.

o Trias mikroskopis(proliferasi throfoblast, degenerasi stroma villi,


hilangnya gambaran pembuluh darah)

o Lab(pengenceran HCG kadar > 1/40)/(+)


o RO((-) gambaran tulang janin)
o Aniografi (honey coab apperance)
Bunga rampai ginekologi

Kehamilan lanjut
Solutio plasenta
o suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya

normal terlepas dari perlekatannya sebelum


janin lahir. Biasanya dihitung sejak kehamilan 28
minggu.
Sumber : Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH.
editor : Dr. Delfi Lutan, DSOG. Synopsis
Obstetri. Edisi 2. EGC
Etiologi :
Factor-faktor yang mempengaruhi :
o

Factor vaskuler (80-90%) : toksemia


gravidarum, glomerulonephritis
kronik, dan hipertensi esensial.
Karena desakan darah tinggi, maka
pembuluh darah mudah pecah,
kemudian terjadi hematoma
retroplasenter dan plasenta sebagian
terlepas
Factor trauma : pengecilan yang tibatiba dari uterus pada hidramnion dan
gemeli; tarikan pada tali pusat yang
pendek akibat pergerakan janin yang
banyak/bebas, versi luar, atau
pertolongan persalinan

o
o

Factor paritas : lebih banyak dijumpai


pada multi daripada primi. Holmer
mencatat bahwa dari 83 kasus solusio
plasenta dijumpai 45 multi dan 18
primi
Pengaruh lain seperti anemia,
malnutrisi, tekanan uterus pada VCI,
dll
Trauma langsung seperti jatuhm kena
tendang, dll
Sumber : Prof. Dr. Rustam
Mochtar, MPH. editor : Dr. Delfi
Lutan, DSOG. Synopsis Obstetri.
Edisi 2. EGC

Klasifikasi :

Klasifikasi solusio plasenta


berdasarkan tanda klinis dan derajat
pelepasan plasenta yaitu :
Ringan : Perdarahan kurang
100-200 cc, uterus tidak tegang,
belum ada tanda renjatan, janin
hidup, pelepasan plasenta
kurang 1/6 bagian permukaan,
kadar fibrinogen plasma lebih
120 mg%.
Sedang : Perdarahan lebih 200
cc, uterus tegang, terdapat
tanda pre renjatan, gawat janin
atau janin telah mati, pelepasan
plasenta 1/4-2/3 bagian
permukaan, kadar fibrinogen
plasma 120-150 mg%.
Berat : Uterus tegang dan
berkontraksi tetanik, terdapat
tanda renjatan, janin mati,
pelepasan plasenta bisa terjadi
lebih 2/3 bagian atau
keseluruhan
Sumber : Prof. Dr. Rustam
Mochtar, MPH. editor : Dr. Delfi
Lutan, DSOG. Synopsis
Obstetri. Edisi 2. EGC.
Gambaran klinis
Solusio plasenta ringan :

Ruptura sinus marginalis sama sekali tidak mempengaruhi keadaan ibu


ataupun janinnya.

Apabila terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitaman dan


jumlahnya sedikit sekali.
Perut mungkin terasa agak sakit atau terus menerus agak tegang.
Uterus yang agak tegang ini harus diawasi terus menerus apakah akan
menjadi lebih tegang karena perdarahan terus menerus.
Bagian bagian janin masih mudah teraba.
Solusio plasenta sedang :
Plasenta telah lepas lebih dari seperempatnya tapi belum sampai
duapertiga luas permukaannya.
Tanda dan gejalanya dapat timbul perlahan-lahan seperti solusio
plasenta ringan, atau mendadak dengan gejala sakit perut terus
menerus, yang disusul dengan perdarahan pervaginam. Walaupun
perdarahan pervaginam tampak sedikit, mungkin perdarahan telah
mencapai 1000ml.
Dinding uterus teraba tegang terus menerus dan nyeri tekan sehingga
bagian-bagian janin sukar diraba.
Bila janin masih hidup, bunyi jantungnya sukar didengar dengan
stetoskop biasa, harus dengan stetoskop ultrasonic.
Tanda-tanda persalinan biasanya telah ada dan akan selesai dalam
waktu 2 jam.
Kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal mungkin telah terjadi,
walaupun biasanya terjadi pada solusio plasenta berat.
Solusio plasenta berat :.
Plasenta telah lepas lebih dari duapertiga permukaannya.
Terjadi sangat tiba-tiba.
Biasanya ibu telah jatuh dalam syok dan janin telah meninggal.
Uterus sangat tegang seperti papan, sangat nyeri, perdarahan
pervaginam tidak sesuai dengan keadaan syok ibu, malahan mungkin ,
perdarahan pervaginam belum sempat terjadi.
Besar kemungkinan telah terjadi kelainan pembekuan darah dan
kelainan ginjal.
Sering ada proteinuri karena disertai preeclampsia.

Sumber : Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. editor : Dr. Delfi Lutan,
DSOG. Synopsis Obstetri. Edisi 2. EGC.

Plasenta praevia
Definisi : Keadaan dimana plasenta berinsersi pada tempat abnormal
(segemen bawah rahim) shg menutupi sebagian/seluruh pembukaan jalan
lahir/canalis cervicalis(OUI)
Etiologi : Endometrium yang inferior
Chorion leave persistent
Corpus luteum bereaksi lambat
Hipoplasi endometrium
Polip endometrium
Mioma uteri
Endometrosis
KLasifikasi :
Ditegakkan saat px/moment opname:
Placenta previa totalis/centralis(20%)pada pembukaan 4-5 cm
teraba plasenta menutupi seluruh OUI
Placenta previa lateralis (30%)pada pembukaan 4-5 cm sebagian
OUI ditutupi plasenta, dibagi lagi menjadi :
Plasenta previa lateralis anterior,posterior,marginalis
Placenta letak rendah(50%)tepi placenta 3-4 cm di pinggir
pembukaan, ttpi pada vt tdk teraba
Manifestasi klinik :
Perdarahan trimester III (>28 minggu)
Tanpa rasa nyeri/painless(darah segar sedangkan pada solutio
darah kehitaman)
Tanpa sebab/causeless
Kepala tidak dapat masuk PAP
Kelainan letak janin (sungsang/lintang)
Diagnosis :
KU : perdarahan(painless,causeless,recurent)
Palpasi : kelainan letak, bagian bawah janin tdk masuk PAP
Inspekulo : keluar darah dari mulut rahim
Radio isotopik(placentografi jaringan lunak,
citografi,arteriografi,amniografi)
Ultrasonografi(letak janin,letak plasenta,maturitas janin, denyut
jantung janin)
VT(hanya di meja operasi krn mengakibatkan perdarahan, infeksi,
induksi HIS dan partus prematurus)
Penatalaksanaan :
Dasar pertimbangan :umur ibu,paritas,keadaan ibu dan janin
hidup/mati,benyaknya perdarahan,besarnya pembukaan,jenis
plasenta previa,fasilitas pertolongan
Tindakan:
Konservatif: bed rest total, spasmolitik,
progesteron(gestanon,duphaston),tranfusi
Aktif :persalinan pervaginan:

Indikasi : placenta previa lateralis/marginalis


Tindakan:amniotomi,pemasangan cunan willet gausz,versi braxton
hicks,pemasangan metreurynter.
Sectio caesaria indikasi :placenta previa totalis,lateralis
posterior,panggul sempit, perdarahan masif.
Amniotomi/pemecahan selaput ketuban
Cunan willet gausz(diletakkan pd kulit kepala,diberi beban 50-100
gr,sebagai tampon terhdp plasenta oleh kepala janin), versi braxton
hicks(dilakukan katrol dengan beban 50-100 gr,untuk mengeluarkan
janin dengan menarik pada kakinya.

Bunga rampai ginekologi.

Kelainan pada cervix


Ruptur cervix : cervix tidak bisa meregang, insufisiensi,
ciri-ciri yang lain???????

Anda mungkin juga menyukai