Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS PENERAPAN PSAK 109

TENTANG AKUNTANSI ZAKAT DAN


INFAK/SEDEKAH PADA BAZIS DKI
JAKARTA
Cantika Rachmawati & Muhammad Yusuf
ABSTRAK

Penelitian ini menggambarkan tentang analisis penerapan Pernyataan


Standar Akuntansi 109 tentang Zakat dan Infak/Sedekah. Dibuatnya standar
akuntansi untuk pencatatan zakat dan infak/sedekah hanya khusus untuk mencatat
transaksi penerimaan, pengelolaan, dan pendayagunaan zakat dan infak/sedekah
pada lembaga amil zakat. Identifikasi masalah yang menjadi pembahasan penulis
adalah bagaimana pencatatan, pengukuran dan pelaporan atas zakat yang dilakukan
oleh BAZIS DKI Jakarta, dan kesesuaian pencatatan, pengukuran dan pelaporan
dengan PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah. Dari hasil penelitian
yang telah dilakukan menunjukan bahwa pencatatan atas laporan keuangan pada
BAZIS DKI Jakarta untuk tahun yang berakhir per 31 desember 2011, dimana pada
tahun tersebut telah menerapkan PSAK 109 yang terdapat pada BAZIS DKI Jakarta
belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 109 tentang Zakat dan Infak/Sedekah tetapi
sebagian atas pencatatan laporan keuangan masih menggunakan PSAK 45 tentang
Organisasi Nirlaba. BAZIS DKI Jakarta baru merealisasikan PSAK 109 tentang
Zakat dan Infak/Sedekah secara bertahap.
Kata Kunci : BAZIS DKI Jakarta, PSAK, dan Zakat.

PENDAHULUAN
BAZIS DKI Jakarta merupakan sebuah badan pengeola zakat resmi
yang bertugas untuk mengumpulkan, mengelola dan mendayagunakan
zakat dan infak/sedekah yang dibentuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
BAZIS DKI Jakarta berlokasi di Jl. Suryopranoto No. 8 Jakarta.
BAZIS DKI Jaakarta mempunyai visi dari BAZIS DKI Jakarta adalah Menjadi
Badan Pengelola ZIS yang unggul dan terpercaya. Sedangkan misi dari BAZIS DKI Jakarta
adalah mewujudkan Optimalisasi Pengelolaan ZIS yang amanah, profesional, transparan,
akuntabel, dan mandiri menuju masyarakat yang bertaqwa, sejahtera dan berdaya.
BAZIS DKI Jakarta sebagai organisasi khusus yang mengurusi bidang zakat kurang
optimal dalam mengumpulkan dan mendayagunakan, karena tingkat keberhasilan lembagalembaga pengelola zakat, terutama BAZIS DKI Jakarta baru sampai pada tingkat mengurangi
beban hidup orang miskin.
Zakat belum dijadikan sumber utama pengambilan kebijakan ekonomi pemerintah
dalam mengentaskan kemiskinan secara menyeluruh. Padahal potensi tersebut terbuka lebar

asalkan kebijakan dan manajemen zakat secara komperhesif dibenahi dan dibudayakan oleh
masyarakat Indonesia.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang bisa digunakan adalah studi kasus dengan unit analisisnya
lembaga yang menamakan dirinya atau yang mengklaim dirinya melakukan kegiatan
operasinya sesuai dengan aturan dan prinsip syariat Islam. Kasusnya adalah bagaimana
bagaimana lembaga tersebut melakukan transaksi zakat yang diterima serta informasi lainnya
yang relevan. Metode ini bisa juga disebut metode kualitatif karena tidak menggunakan
rumus rumus statistik, korelasi dan menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan

HASIL DAN BAHASAN


Hasil yang diperoleh atas penelitian ini adalah bahwa proses pencatatan, pengukuran
dan pelaporan akuntansi zakat dan infak/sedekah pada BAZIS DKI Jakarta pada proses
pencatatan atas penerimaan dan pendayagunaan, BAZIS DKI mencatat penerimaan dan
pendayagunaan atas zakat dan infak/sedekah pada saat dana zakat dan infak/sedekah tersebut
diterima dan didayagunakan. Sedangkan pada proses pengukuran, besarnya pengumpulan
zakat didasarkan atas ketentuan syariat, misalkan untuk zakat maal besarnya 2,5% dari total
pendapatan setiap muslimin, sedangkan untuk pendayagunaan berdasarkan atas 8 asnaf
dimana besarnya sesuai dengan ketetapan Surat Keputusan Gubernur pada tahun sebelumnya,
Analisis pencatatan, pengukuran, dan pelaporan akuntansi zakat dan infak/sedekah pada
BAZIS DKI Jakarta telah sesuai dengan standar akuntansi yang ditetapkan. Analisis
implementasi penerapan PSAK 109 tentang zakat dan infak/Sedekah Pada BAZIS DKI
Jakarta, belum adanya kesesuaian implementasi sepenuhnya terhadap PSAK 109, namun
masih menggunakan PSAK 45 tentang Akuntansi Organisasi Nirlaba.

SIMPULAN DAN SARAN


Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa BAZIS DKI Jakarta mulai mengimplementasi
metode pencatatan akuntansi zakat berdasarkan PSAK 109. Pendayagunaan dana perolehan
atas ZIS pada BAZIS DKI Jakarta belum sepenuhnya sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
Pencatatan, pengukuran dan pelaporan atas zakat dan infak/sedekah yang diterima dan
didayagunakan oleh BAZIS DKI Jakarta belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 109. Nilai
realisasi pada laporan keuangan dengan ketetapan yang telah ditetapkan mempunyai
perbedaan dengan ketetapan pada tahun sebelumnya, namun pengelolaan dana ZIS sudah
sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
Dengan demikian, diharapkan lebih mengotimalkan dalam mengumpulkan dan
mendayagunakan zakat dan infak/sedekah. Penerapan secara menyeluruh atas pencatatan atas
laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK 109 tentang Zakat dan Infak/Sedekah

REFERENSI

Antonio, M. Syafii. (2009). Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktek. Jakarta : Gema
Insani Pres.
BAZIS Provinsi DKI Jakarta. (2007). Manajemen ZIS. Jakarta : BAZIS Provinsi DKI
Jakarta.
BAZIS Provinsi DKI Jakarta. (2007). Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
Jakarta : BAZIS Provinsi DKI Jakarta.
Belkaouli, A. R. Alih bahasa oleh Mawarta, Qidiastuti H., Kurniawan, C. H., Ariesanti,

A. A (2007). Teori Akuntansi. Buku Satu. Jakarta : Salemba Empat, Jakarta.


Departemen Agama. (2010). Al-Quran dan Terjemahan. Jakarta : Pena.
Gusfahmi. (2009). Jurnal Rekonstruksi Praktek Zakat dan Pajak Untuk Menanggulangi
Kemiskinan. Jakarta : Jurnal Zakat dan Empowering.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 101
(Penyajian Laporan Keuangan Syariah). Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 109
(Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah). Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia.
Irfan, Sayuqi Beik. (2009). Jurnal Analisa Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan.
Jakarta : Jurnal Zakat dan Empowering.
Karim, Adiwarman & Syafei Azhar. (2009). Jurnal Fenomena Unik Di Balik
Menjamurnya Lembaga Amil Zakat Di Indonesia. Jakarta : Jurnal Zakat dan
Empowering.
Kieso E. Donald, Weygnandt J.Jerry & Kimmel D. Paul Alih bahasa oleh Herman
Wibowo & Ancella A. Hermawan. (2007). Pengantar Akuntansi. Jakarta :
Salemba Empat.
Kurnia, Hikmat. (2008). Panduan Pintar Zakat. Jakarta : Qultum Media. Muhammad, (2002).
Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta: Salemba Empat
Nurhayati, Sri & Wasilah. (2009). Akuntansi Syariah. Jakarta : Salemba Empat.
Skousen, Stice, & Stice Alih bahasa oleh Safrida R. Parulian & Ahmad Maulana. (2007).
Pengantar Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Soekarni, M. & Firmansyah. (2008). Potensi dan Peran Zakat dalam Menanggulangi
Kemiskinan (Studi Kasus DKI Jakarta dan Banjarnegara). Jakarta : Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Suharto, Ugi. (2009). Zakat Sebagai Lembaga Keuangan Khusus. Jakarta : Jurnal Zakat
dan Empowering.
Suandy, Erly (2011). Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat
Qardawi, Yusuf Alih bahasa oleh Salman Harun, Didin Hafidhuddin, & Hasanuddin.
(2011). Hukum Zakat. Jakarta : Pustaka Nasional.
Yadiati, Winwin. (2006). Pengantar Akuntansi I. Jakarta : Salemba Empat.
http://seputaraceh.com/read/10585/2012/08/07/potensi-zakat-di-indonesia-bisa-capai-rp300triliun-per-tahun, diakses pada tanggal 12 Agustus 2012.

RIWAYAT PENULIS
Cantika Rachmawati, lahir di Lampung pada tanggal 11 Mei 1990. Penulis menamatkan
pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013. Saat
ini penulis bekerja sebagai pengelola atas usaha yang dimilikinya yaitu Salon Kecantikan dan
Toko Kue

Anda mungkin juga menyukai