Anda di halaman 1dari 3

ANEMIA APLASTIK

Bambang Permono, IDG Ugrasena, Mia Ratwita A.

BATASAN
Anemia aplastik adalah suatu kelainan yang ditandai oleh pansitopenia pada darah tepi dan
penurunan selularitas sumsum tulang.
PATOFISIOLOGI
1. Defek sel induk hematopoetik
2. Defek lingkungan mikro sumsum tulang
3. Proses imunologi
Kurang lebih 70% penderita anemia aplastik mempunyai penyebab yang tidak jelas, dinamakan
idiopatik. Defek sel induk yang didapat (acquired) diduga disebabkan oleh obat-obat: busulfan,
kloramfenikol, asetaminofen, klorpromazina, benzenebenzol, metildopa, penisilin, streptomisin,
sulfonamid dan lain-lain.
Pengaruh obat-obat pada sumsum tulang diduga sebagai berikut :
Penekanan bergantung dosis obat, reversible dan dapat diduga sebelumnya (obat-obat anti

tumor)
Penekanan bergantung dosis, reversible, tetapi tidak dapat diduga sebelumnya.
Penekanan tidak bergantung dosis obat (idiosinkrasi)

Microenvironment :
Kelainan microenvironmet memegang peranan terjadinya anemia aplastik. Akibat radiasi,
pemakaian kemoterapi yang lama atau dosis tinggi, dapat menyebabkan microarchitecture
mengalami sembab yang fibrinus dan infiltrasi sel. Faktor humoral misalnya eritropoitin, ternyata
tidak mengalami penurunan.
Cell Inhibitors :
Pada beberapa penderita anemia aplastik, dapat dibuktikan adanya T-limfosit yang menghambat
pertumbuhan sel-sel sumsum tulang pada biakan.
GEJALA KLINIS
Gejala-gejala timbul sebagai akibat dari :
Anemia : pucat, lemah, mudah lelah, dan berdebar-debar.
Leukopenia ataupun granulositopenia : infeksi bakteri, virus, jamur, dan kuman patogen

lain.
Trombositopenia : perdarahan seperti petekia, ekimosa, epistaksis, perdarahan gusi dan

lain-lain.
Hepatosplenomegali dan limfadenopati tidak lazim ditemukan pada anemia aplastik.
PDT Bag../SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya

75

PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS


Kriteria anemia aplastik yang berat
Darah tepi :
Granulosit

< 500/mm3

Trombosit

< 20.000/mm3

Retikulosit

< 1,0%

Sumsum tulang :
Hiposeluler

< 25%

DIAGNOSIS BANDING
Leukemia akut
Sindroma Fanconi : anemia aplastik konstitusional dengan anomali kongenital.
Anemia Ekstren-Damashek : anemia aplastik konstitusional tanpa anomali kongenital
Anemia aplastik konstitusional tipe II
Diskeratosis kongenital

PENATALAKSANAAN
Hindari infeksi eksogen maupun endogen, seperti :

Pemeriksaan rektal
Pengukuran suhu rektal
Tindakan dokter gigi
Pada tindakan-tindakan di atas, resiko infeksi bakteri meningkat
Simtomatik

Anemia : transfusi sel darah merah padat (PRC)


Perdarahan profus atau trombosit < 10.000/mm3 : transfusi trombosit (tiap unit/10
kgBB dapat meningkatkan jumlah trombosit 50.000/mm3)
Transfusi trombosit untuk profilaksis tidak dianjurkan.
Transfusi leukosit (PMN)
Efek samping : panas badan, takipnea, hipoksia, sembab paru (karena timbul anti
PMN leukoaglutinin)
Kortikosteroid

Prednison 2 mg/kgBB/24 jam, untuk mengurangi fragilitas pembuluh kapiler, diberikan


selama 4-6 minggu.
Steroid anabolik

Nandrolon dekanoat : 1-2 mg/kg/minggu IM (diberikan selama 8 -12 minggu)


Oksimetolon : 3-5 mg/kg/hari per oral
Testosteron enantat : 4-7 mg/kg/minggu IM
PDT Bag../SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya

76

Testosteron propionat : -2 mg/kg/hari sublingual


Efek samping :
Virilisme, hirsutisme, akne hebat, perubahan suara (revesibel sebagian bila obat
dihentikan).
Pemberian jangka panjang dapat menimbulkan adenoma karsinoma hati,
kolestasis.
Hepatotoksik pada pemberian sublingual
Transplantasi sumsum tulang :

Transplantasi sumsum tulang merupakan pilihan utama bagi anak-anak dan dewasa
muda dengan anemia aplastik berat. Hindari transfusi darah yang berasal dari donor
keluarga sendiri pada calon transplantasi sumsum tulang.
KOMPLIKASI
Anemia dan akibat-akibatnya (karena pembentukannya berkurang)
Infeksi
Perdarahan

PROGNOSIS
Anemia aplastik 80% meninggal (karena perdarahan atas infeksi). Separuhnya

meninggal dalam waktu 3-4 bulan setelah diagnosis.


Anemia aplastik ringan 50% sembuh sempurna atau parsial. Kematian terjadi dalam

waktu yang lama.


DAFTAR PUSTAKA
1. Epstein FH. The Pathophysiology of Acquired Anemia Aplastic. N Eng. J. Med 1997, 336 :
1365-1372.
2. Young NS. Bone Marrow Aplasia : The Pathophysiology of Acquired Aplastic Anemia.
Education Programme of The 26th Congress of The International Society of Hematology,
Singapore : ISH, 1996.
3. Young NS, Alter BP. Aplastic anemia : Acquired and Inherited. Philadelphia : WB
Saunders,1994.
4. Young NS. Pathogenesis and Pathophysiology of Aplastic Anemia Dalam. Hoffman R, Benz
EJ, Shattil SJ dkk. Penyunting. Hematology : Basic Principles and Practice, edisi ke-2.
NewYork : Churchill Livingstone, 1995 : 299-325.

PDT Bag../SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya

77

Anda mungkin juga menyukai