Contoh Laporan Penelitian IPS
Contoh Laporan Penelitian IPS
com
Contoh Laporan Penelitian IPS
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR-SHARE
PADA SISWA KELAS
TAHUN 2001/2002
OLEH
.
NIP: ..
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian ini telah disetujui dan disyahkan untuk melengkapi
perpustakaan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan dapat diajukan sebagai
salah satu Karya Ilmiah untuk Penetapan Angka Kredit Jabatas Guru pada
Golongan IVa ke IVb.
.
.
Kepala Sekolah
..
NIP:
Penulis
NIP: ..
Mengetahui
Pustakawan
Mengetahui
Kepala Cab. Din. Pendidikan
Kecamatan
Kecamatan
..
.
NIP: ..
Mengetahui
Mengetahui
Ketua P G R I
Kota
Kota .
NPA:
NIP: .
KATA PENGANTAR
Siswa
Kelas
..Tahun
Pelajaran
2001/2002,
penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di
perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam
pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi
ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalamdalamnya kepada:
1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kota .
2. Yth. Ketua PD II PGRI Kota .
3. Yth. Rekan-rekan Guru
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
selalu penulis harapkan.
Penulis
ABSTRAK
., 2001. Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share Pada Siswa
Kelas .Tahun Pelajaran 2001/2002
Kata Kunci: pembelajaran ips, kooperatif model Think-Pair-Share
Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan
masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan, manusia dapat silih
asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan
interaksi yang silih asah, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru
dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Apakah pembelajaran
kooperatif model Think-Pair-Share berpengaruh terhadap hasil belajar ilmu
pengetahuan sosial? (b) Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran
ilmu pengetahuan sosial dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif
model Think-Pair-Share?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh
pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share terhadap hasil belajar ilmu
pengetahuan sosial. (b) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan
penguasaan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial setelah diterapkannya
pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research)
sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan,
kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah
siswa Kelas ... Data yang diperoleh berupa hasil tes
formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (60,71%), siklus II
(75,00%), siklus III (89,29%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode kooperatif model Think-PairShare dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa
, serta model pembelajaran ini dapat digunakan
sebagai salah satu alternative ilmu pengetahuan sosial.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................... i
Halaman Pengesahan ..........................................................................
ii
iv
Abstrak ..................................................................................................
vi
BAB
BAB
BAB
BAB
II
III
IV
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................
B. Perumusan Masalah...................................................
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial .....................
15
28
METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian Tindakan .......................................
30
30
31
32
36
36
BAB
38
40
C. Pembahasan ............................................................
48
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................
50
B. Saran-saran ...............................................................
51
52
BAB I
PENDAHULUAN
terjadi
transformasi
sosial,
ekonomi,
dan
demografis
yang
kelompok.
Yang
diperkenalkan
dalam
metode
pembelajaran
Think-Pair-Share
Pada
Siswa
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa
permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share berpengaruh
terhadap
hasil
belajar
Ilmu
Pengetahuan
Sosial
siswa
Kelas
C. Tujuan Penelitian
10
model
Think-Pair-Share
pada
siswa
D. Pentingnya Penelitian
1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial oleh guru Kelas .
tahun pelajaran 2001/2002.
2. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Guru,
sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
menentukan
metode
11
F. Batasan Masalah
12
ini
hanya
dikenakan
pada
siswa
Kelas
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
14
b.
c.
15
keadaan
fungsi-fungsi
fisiologis.
Faktor
fisiologis
sangat
sehat
akan
lain
pengaruhnya
dibanding
jasmani
yang
akan
mengakibatkan
keadaan
jasmani
lemah
yang
16
b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut
mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua,
sekolah, dan masyarakat.
1. Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah
sebagi cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini
dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara
demokratis, pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire.
Cara
atau
tipe
mendidik
yang
demikian
masing-masing
17
yang
menyangkut
kepribadian
guru,
kemampuan
18
19
3) Bakat
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi
yang perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud (Utami,
1992: 17). Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu
tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Selain
kecerdasan bakat merupakan faktor yang menentukan berhasil
tidaknya seseorang dalam belajar (Sumadi, 1989: 12). Belajar pada
bidang
yang
sesuai
dengan
bakatnya
akan
memperbesar
oleh
kebutuhan
individu
yang
ingin
dipenuhi
persaingan,
pertentangan,
sindiran,
cemoohan
dan
20
siswa
diharapkan
dapat
mengalih
gunakan
kemampuan-kemampuan tersebut dalam mengahadapi masalahmasalah dalam berbagai bidang pelajaran. Kemampuan bernalar,
kemampuan
memilih
permasalahannya,
mengemukakan
strategi
maupun
suatu
yang
kemampuan
informasi
secara
cocok
dengan
menerima
tetap
dan
dan
cermat
B. Pengajaran Kooperatif
Pengajaran kooperatif (Cooperatif Learning) memerlukan pendekatan
pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama
dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar
(Houlobec, 2001).
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang histories, serta
harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan,
manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif
secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber
belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama
siswa.
21
22
tersebut
dapat
dicapai
melalui:
(a)
saling
23
itu sangat penting karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar
dari sesamanya.
c. Akuntabilitas individual
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar
kelompok. Meskipun demikian, penilaian ditujukan untuk mengetahui
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil
penilaian secara individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru
kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa
anggota kelompok mengetahui siapa anggota yang memerlukan
bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan
bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua
anggotanya, dan karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan
urunan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok secara
individual inilah yang dimaksudkan dengan akuntabilitas individual.
d.
24
memimpin, berkomunikasi,
siswa
secara
homogen
atau
heterogen?
25
berbentuk
prosedur
penyelesaian
dan
mencocokkan
26
27
ajar
dan
kelompok
harus
bekerja
sama
untuk
mempelajarinya.
b. Saling ketergantungan informasi. Tiap anggota kelompok diberi
bahan ajar yang berbeda untuk selanjutnya disatukan untuk
28
kekuatan
meningkatkan
kelompok.
saling
keseimbangan
ketergantungan
Keseimbangan
kekuatan
sebagai
positif
antar
dasar
antar
untuk
anggota
kelompok
pelu
29
tujuan
belajar
dan
mengaitkannya
dengan
30
hadiah
bagi
kelompok.
Pemberian
hadiah
31
32
menjawab
pertanyaan,
dan
mengajarkan
keterampilan
33
34
C. Model Thik-Pair-Share
Metode ini dikembangkan oleh Spencer dan kawan-kawannya dari
Universitas Maryland yang mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi
dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara
keseluruhan. Model Think-Pair-Share memberikan kepada para siswa waktu
untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Sebagai
contoh, seorang guru baru saja menyelesaikan suatu sajian pendek atau para
siswa telah selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru meminta kepada
para siswa untuk menyadari secara lebih serius mengenai apa yang telah
dijelaskan oleh guru atau apa yang telah dibaca. Guru tersebut lebih memilih
model Think-Pair-Share daripada metode tanya jawab. Untuk kelompok
secara keseluruhan. (whole-group question and answer). Lyman dan kawankawannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Langkah 1 Berpikir (Thinking). Guru mengajukan pertanyaan atau isu
yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk
berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.
2. Langkah 2 Berpasangan (Pairing). Selanjutnya guru meminta kepada
siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah
dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban
bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan atau penyampaian ide
bersama jika suatu isu khusus telah diidentitifikasi. Biasanya guru
mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
35
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Oja
dan
Sumarjan
(dalam
Titik
Sugiarti,
1997:
8)
37
penelitian
adalah
siswa-siswi
Kelas
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif
oleh
pelaku
tindakan
yang
dilakukan
untuk
meningkatkan
melaksanakan tugas,
38
tujuan
memperbaiki/meningkatkan
utama
dari
praktek
PTK
adalah
pembelajaran
untuk
secara
39
Putar
an 1
Refleksi
Rencana
Rencana
awal/rancangan
awal/rancangan
Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Rencanayang
yang
Rencana
direvisi
direvisi
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Putar
an 3
Rencanayang
yang
Rencana
direvisi
direvisi
Tindakan/
Observasi
40
yang
dari
41
N XY X Y
N X
N Y
72)
Dengan: rxy
N
42
X2
XY
b. Reliabilitas
Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus
belah dua sebagai berikut:
r11
2r1 / 21 / 2
(Suharsimi Arikunto, 2001: 93)
(1 r1 / 21 / 2 )
Dengan: r11
r1/21/2
Kriteria reliabilitas tes jika harga r 11 dari perhitungan lebih besar dari
harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.
c. Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal
adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan
taraf kesukaran adalah:
P
B
Js
Dengan: P
: Indeks kesukaran
Js
43
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya
daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan
untuk menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:
D
B A BB
PA PB
JA JB
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
PA
BA
Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
JA
PB
BB
Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
44
mengetahui
keefektifan
suatu
metode
dalam
kegiatan
45
X
N
Dengan
: X
= Nilai rata-rata
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran kooperatif model
Think-Pair-Share dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir
pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang
betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data
pengamatan pengelolaan pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif model Think-Pair-Share dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru.
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
setelah diterapkan pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share.
melaksanakan
pengambilan
data
melalui
instrument
penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut
diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian.
Analisis tes yang dilakukan meliputi:
47
1. Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes
sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari
perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil
dari validity soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
Soal Valid
Soal Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 5, 6, 8, 15, 16, 18, 20,
21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 22, 24, 31, 32, 33, 34,
39, 41, 42, 43, 44, 45
35, 40, 46
2. Reliabilitas
Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitas nya.
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r 11 sebesar 0, 554.
Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N
= 28) dengan r (95%) = 0,374. Dengan demikian soal-soal tes yang
digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.
3. Taraf Kesukaran (P)
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran
soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji terdapat:
-
20 soal mudah
15 soal sedang
11 soal sukar
48
4. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan
soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria
jelek sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 20 soal, berkriteria baik 10 soal.
Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syaratsyarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
pada
kegiatan
belajar
tanggal
mengajar
September
untuk
2001
siklus
di
Kelas
pada
Pengamatan
rencana
(observasi)
pelajaran
yang
dilaksanakan
telah
dipersiapkan.
bersamaan
dengan
49
Keterangan
Nilai
No.
Urut
T
TT
1
60
15
2
50
16
3
80
17
4
70
18
5
60
19
6
80
20
7
50
21
8
70
22
9
80
23
10
50
24
11
60
25
12
60
26
13
80
27
14
70
28
Jumlah
920
7
7
Jumlah
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 1880
Rata-Rata Skor Tercapai 67,14
Keterangan:
Nilai
60
70
70
80
70
50
70
70
60
80
70
60
70
80
960
Keteranga
n
T
TT
10
4
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
: 17
: Belum tuntas
50
Hasil Siklus I
67,14
17
60,71
kurang
baik
dalam
memotivasi
siswa
dan
dalam
51
d. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan
pada siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2) Guru
perlu
mendistribusikan
waktu
secara
baik
dengan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
II
52
Keterangan
Nilai
T
TT
No.
Urut
1
80
15
2
70
16
3
90
17
4
50
18
5
70
19
6
70
20
7
70
21
8
60
22
9
70
23
10
80
24
11
80
25
12
70
26
13
70
27
14
70
28
Jumlah
1000
11
3
Jumlah
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 2010
Rata-Rata Skor Tercapai 71,79
Keterangan:
Nilai
70
60
80
70
70
70
60
90
80
60
80
60
90
70
1010
Keteranga
n
T
TT
10
4
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
53
: 21
: Belum tuntas
Hasil Siklus II
71,79
21
75,00
54
d. Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan
pada siklus II antara lain:
1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa
lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan
takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau
bertanya.
3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi
soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung.
55
pada
tanggal
21
September
2001
di
Kelas
56
No.
Urut
Nilai
T
TT
No.
Urut
1
60
15
2
80
16
3
80
17
4
70
18
5
70
19
6
90
20
7
80
21
8
60
22
9
80
23
10
90
24
11
70
25
12
80
26
13
90
27
14
70
28
Jumlah
1070
12
2
Jumlah
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 2160
Rata-Rata Skor Tercapai 77,14
Keterangan:
Nilai
80
90
80
70
80
60
80
90
80
70
80
70
70
90
1090
Keteranga
n
T
TT
13
1
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
: 25
: Tuntas
57
58
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran kooperatif
model Think-Pair-Share dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa
serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah
berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak,
tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah
memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan
tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya
penerapan pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share dapat
meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
C. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif model Think-Pair-Share memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin
mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang
telah disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari
siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 60,71%, 75,00%, dan 89,29%.
Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
59
aktivitas
membimbing
dan
mengamati
siswa
dalam
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga
siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share memiliki dampak positif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I
(60,71%), siklus II (75,00%), siklus III (89,29%).
2. Penerapan pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share mempunyai
pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
belajar matematika, hal ini ditunjukkan dengan antusias siswa yang
menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pembelajaran
kooperatif model Think-Pair-Share sehingga mereka menjadi termotivasi
untuk belajar.
3. Pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share memiliki dampak positif
terhadap kerjasama antara siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung
jawab dalam kelompok dimana siswa yang lebih mampu mengajari
temannya yang kurang mampu.
61
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil
yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share
memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu
menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan
pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share dalam proses belajar
mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai,
walau dalam taraf yang sederhana,
62
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilaian Program
Pengembangan LPTK Depdikbud. Dirjen Dikti.
Pendidikan.
Proyek
63
64