Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menulis merupakan suatu aktivitas yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia. Melalui tulisan, seseorang dapat menyampaikan suatu informasi atau laporan
baik itu berupa fakta maupun opini yang berupa pernyataan yang dituangkan dalam
sebuah kertas dan menjadi sebuah tulisan.Laporan yang dibuat tentunya sudah di teliti
atau dieksperimen langsung ke lapangan.
Pada hakekatnya orang meneliti untuk mencari kebenaran, usaha untuk mencari
kebenaran itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebagaimana dikatakan
Paizaluddin Baihaqi di anatara cara untuk mencapai penelitian itu adalah sebagai
berikut: pertama, dengan memahami, pengalaman, yaitu pengetahuan yang tercipta dari
hasil interaksi dengan realitas lingkungan meliputi melalui keterangan panca indra.
Kedua, penalaran, yang dimaksud adalah penalaran induktif dan deduktif. Ketiga,
penelitian, sebagai usaha untuk mencapai sebuah kebenaran dengan cara sistematis,
empirik, dan kritis terhadap realitas yang ada.(Paizaluddin Baihaqy, hal. 1-2)
Hasil penelitian yang dilakukan di tulis dalam bentuk laporan hasil penelitian
yang sudah diujikan. Sistematika penulisan laporan penelitian secara umum sama,
namun sebagian lembaga/ instansi membuat ketentuan tersendiri hal ini dilakukan untuk
menyeragamkan hasil laporan penelitian oleh si peneliti.
Untuk menulis proposal penelitian perlu mengetahui cara penulisan laporan
penelitian dan penulisan rujukan. Dalam menyusun suatu karangan ilmiah, unsur yang
tidak terlepas yaitu sumber/ bahan karya ilmiah itu didapat. Berbagai banyak sumber
dalam menyusun karangan ilmiah, selalu ada unsur dalam karangan tersebut, salah
satunya dikutip, dan sumber yang didapat juga harus dicantumkan sumber menemukan
data dengan menggunakan daftar pustaka dan catatan kaki.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka rumuskan masalah pada makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.

Bagaimana teknik penulisan rujukan yang baik dan benar?

2.

Bagaimana teknik penulisan laporan penelitian yang baik dan benar?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah tersebut penulis dapat menyimpulkan tujuan dari makalah ini,
yaitu:
1.

Dapat mengetahui teknik penulisan rujukan yang baik dan benar

2.

Dapat mengetahui teknik penulisan laporan penelitian yang baik dan

benar
1.4 Manfaat Penulisan
1.

Ada banyak manfaat yang baik dari pembuatan proposal penelitian . Jika tidak
ada manfaatnya maka tentu saja Sekolah atau instansi sejenisnya tidak akan
menuntutnya. Beberapa manfaat antara lain : Melatih kreatifitas siswa dalam
menuangkan gagasan pemikirannya (ide-idenya) tentang suatu kajian atau
topik dari ilmu-ilmu yang sudah didalami. Di sini secara tidak langsung
penulis juga dilatih untuk menerapkan kemampuan berpikir secara logissistematis, kemampuan membahasakan, kemampuan menganalisis kritik, dll.

2.

Sebagai tuntutan akademik bagi para akademisi yang ingin berpetualang terus
dalam dunia pengetahuan dan pendidikan. Dengan hasil karya tulis, penulis
dilatih secara khusus untuk terbiasa menulis atau mengolah sesuatu yang
menjadi obyek tulisan ilmiah anda sehingga dapat mempermudah anda
manakala melanjutkan studi-studi ilmiah dan untuk mencapai gelar-gelar
ilmiah lainnya.

BAB II
TINJAUAN TEORI

I.

PENULISAN RUJUKAN
II.1 Pengertian Rujukan
Rujukan adalah sesuatu yang digunakan untuk memberi informasi (pembicara)

untuk menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas. Rujukan mungkin


menggunakan faktual atau non-faktual.Rujukan faktual terdiri atas kesaksian, statistik
contoh, dan objek faktual. Rujukan dapat berwujud dalam bentuk bukti, nilai-nilai,
dan/atau krebilitas. Sumber rujukan adalah tempat materi tersebut ditemukan.
Kutipan adalah penggunaan ide, konsep, teori dan yang sejenisnya dari sumber lain,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Semua pengutipan yang ditulis harus
mencantumkan rujukannya. Kesengajaan atau kealpaan pencatuman rujukan pada
sebuah kutipan merupakan pelanggaran etika dalam tulis-menulis.
2.1.1 Tata Cara Penulisan Rujukan
Cara menulis daftar rujukan harus dilakukan pada penulisan karya tulis ilmiah.
Biasanya pada bagian penutup karya tulis ilmiah akan dibuat kesimpulan dan saran. Di
dalamnya akan di buat semacam saran-saran atas masalah yang dibuat secara singkat.
Agar penyusunan sebuah karya ilmiah lebih rapih, biasanya sebuah karya ilmiah akan
dilengkapi dengan daftar pustaka atau rujukan yang berisi buku-buku atau referensi
yang dijadikan sebagai bahan rujukan pembuatan karya tulis tersebut.
Ada tiga bentuk penulisan rujukan, yaitu:
Bodynote (catatan tubuh)

: Penulisan rujukan yang langsung ditulis dalam teks\


kutipan.

Footnote (catatan kaki)

: Penulisan rujukan dengan menuliskan pada bagian kaki

halaman yang terdapat kutipannya.


Endnote (catatan akhir)

: Penulisan rujukan dengan menuliskan pada bagian akhir


karangan (setelah kesimpulan dan sebelum daftar
pustaka).

Tata Cara Penulisan Bodynote


Ditulis di akhir teks kutipan, tetapi dalam hal tertentu bisa di awal atau tengah teks
kutipan.
Rujukan ditulis di dalam kurung.
Secara umum rujukan terdiri dari: nama pengarang (tanpa gelar), tahun publikasi dan
nomor halaman.
Format penulisan:
1. Jika penulisnya satu, contoh: ... (Barda Nawawi Arief, 2012: 7), atau: Menurut
Barda Nawawi Arief (2012: 7),...
2. Jika penulisnya dua, contoh: ... (Supardi dan Nachrawi, 2013: 1-3).
3. Jika penulisnya lebih dari dua: contoh: ... (Ruzardi, dkk., 1998: 10), atau:
Ruzardi, dkk. (1998: 10)
4. Jika sumber kutipan berasal dari dua atau lebih karya penulis yang sama, dan
diterbitkan pada tahun yang sama, maka penulisan tahun diberi kode dengan
huruf kecil: a, b, dan seterusnya setelah tahun terbit. Contoh: ... (Sutrisno,
2005a: 8). Menurut Sutrisno (2005b: 76)
5. Jika satu kutipan diambil dari banyak sumber dengan penulis yang berbedabeda, maka dipisahkan dengan tanda ;. Contoh: ... (Yasmin, 1997: 2; Anwar
dan Kelik, 2000: 6; Farzan, dkk., 2000).
6. Jika rujukan diambil dari koran atau majalah, maka penulisannya dengan
format : (nama media ditulis miring, waktu terbit). Contoh: ... (Suara Merdeka, 9
Maret 2014).

7. Jika kutipan berasal dari sumber kedua. Contoh:


Herbert Packer (1970) dalam Arif Setiawan (2009: 23) berpendapat bahwa ...
... (Herbert Packer, dalam Arif Setiawan, 2009: 23)
... (Herbert Packer, dikutip oleh Arif Setiawan, 2009: 23)
Catatan: Dalam daftar pustaka hanya dicantumkan referensi yang merupakan
sumber kedua saja. Dalam contoh di atas berarti yang dicantumkan adalah Arif
Setiawan, sedangkan Herbert Packer tidak perlu dicantumkan.
Contoh :
Menurut Sudarto dan Muladi (1981: 151), politik hukum adalah
serangkaian usaha untuk menciptakan norma-norma hukum yang sesuai dengan
situasi dan kondisi pada masa tertentu. Perkembangan hukum tidak terlepas dari
perkembangan dinamika atau pengaruh politik pada suatu masa (Moh. Mahfud
MD, dalam Nimatul Huda, 2010: 8). UU Pornografi merupakan respon
terhadap semakin maraknya peredaran pornografi di Indonesia. Data
Departemen Kominfo menunjukan bahwa 90% anak-anak di Indonesia dengan
usia antara 8 hingga 16 tahun yang menggunakan internet pernah melihat situs
porno di internet (Kompas, 12 Juli 2007).

Tata Cara Penulisan Footnote

Ditulis pada bagian kaki halaman yang terdapat kutipannya.


Baris pertama ditulis menjorok ke dalam.
Nama pengarang ditulis tanpa gelar.

Format penulisan:
1. Penulisan rujukan berupa buku dengan urutan: nama pengarang, judul buku
(ditulis miring), cetakan, edisi (jika ada), nama penerbit, kota penerbit, dan
halaman. Contoh:
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP;
Penyidikan dan Penuntutan, Cetakan Pertama, Edisi Kedua, Sinar Grafika,
Jakarta, 2010, hlm. 100.
2. Penulisan rujukan berupa buku bunga rampai dengan urutan: nama penulis,
judul artikel (diberi tanda petik), nama editor, judul buku (ditulis miring),
cetakan, edisi (kalau ada), nama penerbit, kota penerbit, tahun dan halaman.
Contoh:

Ari Wibowo, Mewujudkan Keadilan Melalui Penerapan Hukum Progresif,


dalam Mahrus Ali (editor), Membumikan Hukum Progresif, Cetakan Pertama,
Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2013, hlm. 5.
3. Penulisan rujukan berupa buku terjemahan dari bahasa asing dengan urutan:
nama pengarang buku asli, judul buku terjemahan (ditulis miring), nama
penerjemah, cetakan, edisi (kalau ada), nama penerbit, kota penerbit, tahun dan
halaman. Contoh:
Jan Rammelink, Hukum Pidana, terjemahan oleh Tristam Pascal Moeliono, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hlm. 82.
4. Penulisan rujukan berupa sumber kedua. Contoh:
John Rawls, A Theory of Justice, dikutip dalam Munir Fuady, Bisnis Kotor;
Anatomi Kejahatan Kerah Putih, Cetakan Pertama, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2004, hlm. 60.
5. Penulisan rujukan berupa jurnal dengan urutan: nama pengarang, judul artikel
(diberi tanda petik), nama jurnal (ditulis miring), volume/edisi, tahun dan
halaman. Contoh:
Tengku Ghani Jusoh, Terrorism According to Arabic Lexicography, Jurnal
Millah, Vol. VI, No. 1, Agustus 2006, hlm. 45.
6. Penulisan rujukan berupa Skripsi/Tesis/Disertasi dengan urutan: nama
pengarang, judul karangan (diberi tanda petik), bentuk karangan, nama institusi,
kota institusi, tahun, dan halaman. Contoh:
Ewit Soetriadi, Kebijakan Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme dengan
Hukum Pidana, Tesis pada Program Magister Ilmu Hukum, Universitas
Diponegoro, Semarang, 2008, hlm. 301.
7. Penulisan rujukan berupa makalah dengan urutan: nama pengarang, judul
karangan (diberi tanda petik), nama forum (ditulis miring), penyelenggara,
tempat, tanggal dan halaman. Contoh:
Barda Nawawi Arief, Kriminalisasi Kebebasan Pribadi dan Pornografi/
Pornoaksi dalam Perspektif Kebijakan Pidana, Makalah dalam Seminar tentang
Kriminalisasi Kebebasan Pribadi dan Pornografi-Pornoaksi dalam RUU KUHP,
diselenggarakan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Hotel Graha Santika
Semarang, 20 Desember 2005, hlm. 60.

8. Penulisan rujukan berupa artikel dari internet dengan urutan: nama penulis, judul
artikel (diberi tanda petik), alamat e-mail (diberi garis bawah), tanggal akses.
Contoh:
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php,
diakses pada tanggal 25 Juli 2011.
9. Penulisan rujukan jika tidak ada nama pengarangnya, maka ditulis anonim.
Contoh:
Anonim,

UU

Anti

Teroris

Ditujukan

untuk

Umat

Muslim,

http://www.cmm.or.id, diakses pada tanggal 16 Maret 2011.


10. Pengutipan ulang dari sumber yang sama digunakan identitas berupa: Ibid., Loc.
Cit., dan Op. Cit. Kecuali untuk sumber elektronik, maka ditulis kembali secara
lengkap.
o Ibid (singkatan dari ibidium): Dipergunakan untuk catatan kaki yang
sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya (tanpa
diselingi sumber lain).
o Loc. Cit (singkatan dari loco cita ti): Dipergunakan untuk catatan kaki
yang sumbernya pernah dikutip dan pengutipannya pada halaman yang
sama, tetapi sudah diselingi catatan kaki dari sumber lain.
o Op. Cit (singkatan dari opere citati): Dipergunakan untuk catatan kaki
yang sumbernya pernah dikutip dan pengutipannya pada halaman yang
berbeda, tetapi sudah diselingi catatan kaki dari sumber lain.

Tata Cara Penulisan Endnote

Penulisan endnote sama dengan footnote, sehingga tata cara penulisan yang

berlaku dalam endnote sama dengan tata cara penulisan footnote.


Perbedaan endnote dan footnote : Endnote diletakkkan di bagian akhir suatu
karya tulis ilmiah, sedangkan footnote diletakkan pada bagian kaki halaman
yang terdapat kutipannya.
2.1.2 Menulis Daftar Rujukan

Cara menulis daftar pustaka atau rujukan sebagai berikut.

1. Nama penulis dalam daftar pustaka ditulis secara terbalik. Maksudnya, nama
belakang disimpan di belakang memakai tanda koma. Ketentuan berlaku secara
internasional. Contoh :
Irvan Aqila ditulis Aqila, Irvan
Ryu Tri ditulis Tri, Ryu
2. Jika sumber buku ditulis oleh dua atau tiga orang penulis, maka yang dituliskan
namanya secara terbalik adalah penulis pertama saja. Selanjutnya nama semua
penulis ditulis.
Contoh : Penulisnya Aida Nurcahya, Fitri Komala Dewi, Dyah Permata Sari.
Ditulis : Nurcahya, Aida, Fitri Komala Dewi, Dyah Permata Sari.

3. Jika sumber buku yang digunakan ditulis oleh lebih dari tiga orang penulis,
maka yang ditulis hanya nama penulis pertama saja dan selanjutnya diikuti
dengan et all (artinya dan lain-lain) atau bisa juga ditulis dengan singkatan dkk
(dan kawan-kawan).
Contoh:
Ervan, Michael J. (et all) 2001. Cara efektif Mengasuh

Balita.

Jakarta. Gramedia Karya. Aqila, Irvan dkk.


4. Setelah penulisan nama diikuti oleh tahun penerbit, judul buku, kota terbit, dan
nama penerbit. Jangan lupa untuk memperhatikan penulisan tanda bacanya.
5. Judul buku ditulis secara miring atau di garis bawahi.
6. Urutan penulisan daftar pustaka diurutkan berdasarkan abjad penulis (setelah
nama penulis dibalik). Perlu diperhatikan dalam pembuatan daftar pustaka atau
rujukan tidak perlu dituliskaan nomor urut.
7. Baris pertama diketik mulai dari spasi pertama dari tepi margin dan baris
berikutnya mulai dari lima spasi (satu tab komputer).
8. Jarak antara baris pertama ke baris berikutnya (apabila merupakan
kelanjutannya) harus menggunakan spasi rapat. Sedangkan, untuk jarak antara
sumber yang satu dengan sumber lainnya menggunakan spasi ganda.

II.

PENULISAN LAPORAN

3.1 Sistematika Laporan


Laporan penelitian merupakan suatu media atau dokumen komunikasi antara
peneliti dengan masyarakat umum terutama pembaca yang ditargetkan atau yang
berkepentingan dengan penelitian yang telah dilakukan tersebut (wardani,1997).
Beberapa

penulis

(turk

&

kirkman,

1982,

britowidjoyo,1985:arifin,

1987;indriati,2001), mengemukan bahwa unsur-unsur dari laporan penelitian adalah:


1.

Judul tulisan

2.

Abstrak

3.

Pendahuluan

4.

Bahan dan metode penelitian

5.

Hasil

6.

Pembahasan

7.

Simpulan dan saran

8.

Daftar pustaka
Namun secara lebih lengkap, laporan penelitian terdiri dari 3 bagian pokok,

yaitu:
A Bagian Pertama
Bagian awal dari sebuah laporan skripsi, thesis dan disertasi berisi sampul depan,
halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, abstrak, kata pengantar,
daftar isi, daftar table, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar arti lambing atau
singkatan.

Kulit muka atau Sampul Depan


Kulit muka atau sampul depan mengikuti format dan warna dari setiap institusi
atau perguruan tinggi masing-masing.

Lembar identitas dan pengesahan


Lembar ini berisi judul skripsi, thesis dan disertasi, nama penulis serta
persetujuan dari pembimbing dari perguruan tinggi

Abstrak
Abstrak merupakan intisari dari laporan penelitian secara jkeseluruhan yang
disajikan secara singkat dan komperehensif dengan dengan ketikan spasi satu
dan tidak lebih dari 200-250 kata.
Abstrak memuat latar belakang penelitian, tujuan penelitian, pendekatan atau
metode penelitian yang digunakan, kesimpulan penting yang diperoleh, table
dan grafik tidak dicantumkan dalam abstrak, begitu pula daftar pustaka.

Kata Pengantar
Berisi penyampaian peneliti mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan,
manfaat penelitian, dan pernyataan terimakasih kepada pihak yang mempunyai
kontribusi dalam penyelesaian skripsi, thesis atau disertasi. Selain itu melalui
kata pengantar peneliti juga menyampaikan pesan dan harapan, baik kepada
ilmuan, khalayak pembaca dalam kaitan hasil penelitian.

Daftar isi
Merupakan daftar yang menunjukkan semua bagian-bagian di dalam suatu
skripsi, thesis dan disertasi.

Daftar table dan gambar


Semua table dan gambar yang ada pada skripsi, thesis dan disertasi tercantum
didalam daftar table dan gambar, disertai keterangan nomor table, nomor
gambar, judul table dan gambar serta keterangan halaman.

10

Daftar singkatan / arti lambing


Daftar singkatan / arti lambing diperlukan bila didalam skripsi, theisi dan
disertasi terdapat banyak singkatan, dan lambang.

B Bagian Kedua
1

Pendahuluan
Bab pendahuluan atau Bab I terdiri dari :
a

Latar belakang
Latar

belakang

dilaksanakan.

mengungkapkan

Didalamnya

diuraikan

alasan
mengenai

perlunya
masalah

penelitian
yang

ada

sehubungan dengan penelitian, identifikasi kesenjangan yang ada antara


kondisi ideal dan kondisi real beserta dampak yang ditimbulkannya. Isi latar
belakang dapat bersumber dari kajian pustaka, penelitian sebelumnya
ataupun pengalaman pribadi. Penulisan dapat menggunakan metode
penulisan induktif, deduktif maupun meduktif ( gabungan dari induktif dan
deduktif ). Dengan membaca latar belakang, pembaca akan menjadi lebih
yakin bahwa masalah tersebut memang perlu diteliti. Oleh karena itu,
peneliti yang baik, sebaiknya pada latar belakang penelitiannya, memuat
uraian teoritis maupun data empiris yang merupakan rasional tentang suatu
topik penelitian.
b

Rumusan masalah penelitian


Selain memuat latar belakang penelitian, di bab pendahuluan ini juga
peneliti harus merumuskan masalah penelitiannya secara terperinci.
Rumusan masalah merupakan rumusan secara spesifik masalah yang telah
dipaparkan pada latar belakang dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan
singkat yang kebenarannya dipertanyakan. Rumusan masalah dapat
diuraikan dalam rumusan sub masalah yang disesuaikan dengan tujuan
penelitian pada kesimpulan.
c

Tujuan penelitian
11

Tujuan dirumuskan berdasarkan masalah yang ingin dipecahkan. Dapat


terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan
harapan yang ingin dicapai peneliti secara menyeluruh. Sedangkan, tujuan
khusus menyatakan secara spesifik hal yang ingin diperoleh dari penelitian
disesuaikan dengan variable yang diteliti.
d

Manfaat penelitian
Menggambarkan relevansi nsumbangsih hasil penelitian terhadap
pemecahan masalah dalam konteks yang lebih luas dan terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Keterbatasan penelitian (bila perlu)


Keterbatasan penelitian mengemukakan berbagai keterbatasan yang
dimiliki oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya, terutama mengenai
kemampan peneliti, waktu, sifat obyek penelitian, metode dan teknik.

f Keaslian penelitian
Keaslian penelitian mencerminkan kemampuan mahasiswa untuk
menelusuri dan mengidentifikasikan penelitian terdahulu yang relavan
dengan topik penelitiannya.

2 Tinjauan Pustaka
Bab tinjauan pustaka atau Bab II memuat tentang :
a

Landasan teori
Tinjauan pustaka berisi kajian atau uraian dan pembahasan yang
sistematis mengenai teori, fakta, dan hasil penelitian terdahulu yang ada
relevansinya dengan penelitian yang akan dilakukan dan akan menjadi
landasan dalam penyusunan kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis
penelitian.

12

Kajian pustaka dapat bersumber dari tulisan yang telah atau yang
belum dipublikasikan, baik berupa acuan umum (Buku, kamus, dan
ensiklopedia) maupun acuan khusus ( bulletin, majalah, makalah seminar,
skripsi / thesis / disertasi, dan laporan penelitian lainnya). Sebisa mungkin
data yang diambil berdasarkan dari sumber yang mutakhir dan dikutip dari
sumber aslinya. Semua sumber harus dicantumkan nama penulis dan tahun
penerbitannya (diletakkan didalam kurung setelah pernyataan).
b

Kerangka Teori
Kerangka teori memberikan panduan kepada kita pada waktu kita
membaca pustaka. Jika peneliti belum mempunya kerangka teori maka
peneliti tidak akan dapat membaca pustaka dengan efektif.

Kerangka konsep
Kerangka

konsep

berasal

dari

kerangka

teori

dan

biasanya

berkonsentrasi pada satu bagian dari kerangka teori. Kerangka teori terdiri
dari isu-isu dimana peneliti terlibat didalamnya. Sedangkan, kerangka
konsep menggambarkan aspek-aspek yang telah dipilih dari kerangka teori
untuk dijadikan dasar masalah penelitian.
Jadi kerangka konsep timbul dari kerangka teori dan berhubungan
dengan masalah penelitian yang lebih spesifik. Kerangka konsep disajikan
dalam bentuk bagan.
d

Hipotesis ( Bila perlu )


Merupakan pernyataan yang akan membawa peneliti kepada fakta yang
belum diketahui. Hipotesis diimpulkan dari landasan teori ataupun kerangka
konsep yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang dihadapi
yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris.

Metode penelitian

13

Bagian ini secara mendetail peneliti penguraikan penjelasan yang


meliputi : jenis penelitian yang mana pada bagian ini perlu dijabarkan jenis
penelitian dan pendekatan yang dipakai.
Selain jenis penelitian, penulis juga menjelaskan tentang waktu dan
lokasi penelitian, dimana bagian ini merupakan penelitian lapangan dan waktu
pelaksanaan penelitian. Selanjutnya bagian populasi dan sampel, dimana pada
bagian ini, peneliti menjelaskan bagian mana yang menjadi popolasi penelitian
dan sampel yang akan diteliti. Selanjutnya adalah bagian variabel penelitian
dimana pada bagian ini menjelaskan variabel-variabel penelitian.
Instrument penelitian, bagian ini menjelaskan mengenai instrument yang
digunakan dalam penelitian. Alat ukut penelitian dapat berupa alat ukur standar
seperti timbangan, thermometer, altimeter , luxmeter. Alat ukur juga dapat
berupa indeks misalnya indeks massa tubuh, indeks disabilitas, dan sebagainya.
Alat ukur juga dapat berupa kuesioner.
Pengumpulan data, pada bagian ini memuat uraian lengkap mengenai
langkah dan prosedur pengumpulan data.

C Bagian Ketiga
1

Hasil Dan Pembahasan


Bagian ini terdiri dari 2 bagian yaitu hasil penelitian dan pembahasan.
Hasil penelitian yaitu memuat uraian hasil penelitian. Memuat uraian
data dan temuan yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian yang
penyajiannya dapat disertai table atau grafik.
Pembahasan memuat penjelasan secara teoritik mengenai hasil yang
diperoleh baik secara kualitatif, kuantitatif, ataupun secara statistik. Gagasan
penel;iti, argumentasi peneliti tentang kemanfaatan dan keterbatasan hasil
penelitian, hubungan antara berbagai dimensi dan perbandingan antara hasil
penemuan penelitian lain, perbandingan dengan teori atau kajian pustaka yang
telah dilakukan atau dengan hasil penelitian sebelumnya dijelaskan pula pada
bagian ini.
14

Simpulan Dan Saran


Pada simpulan merupakan jawaban dari tujuan khusus, kerangka konsep
dan penjabaran singkat mengenai hasil penelitian serta hasil pengujian hipotesa.
Saran ditunjukkan kepada pengguna hasil penelitian, penelitian selanjutnya, dan
terhadap program yang akan dilaksanakan.saran dibuat berdasarkan pada hasil
penelitian dan pengalaman peneliti dan hars dinyatakan jelas serta dapat
direalisasikan dilapangan.

D Bagian Keempat
1

Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau disebut juga bibliography dalam Bahasa inggris
merupakan daftar semua buku, jurnal, majalah, laporan penelitian dan sumber
lain atau karya yang dijadikan referensi dalam skripsi, thesis maupun disertasi.
Dari daftar pustaka ini dapat diketahui semua sumber bacaan yang digunakan
oleh penulis sehingga bila ada pembaca yang ingin menelusuri lebih lanjut
pernyataan pernyataan yang ada dalam laporan penelitian penulis dapat
mencari sumber referensinya di dalam daftar ini. Dalam penulisan daftar pustaka
pada umumnya menggunakan du acara yaitu cara Harvard dan cara Vancouver.

A Cara Harvard
Cara menulis daftar pustaka dengan metode Harvard dapat diikuti
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1

Menuliskan nama penulis secara alfabetis

Mengurutkan tahun publikasi dengan urutan pemunculan


berdasarkan nama penulis secara alfabetis

Jika terdapat publikasi dari penulis yang sama maka dituliskan


berdasarkan urutan tahun publikasi tersebut

Jika publikasi tersebut berada dalam tahun yang sama (penulis


sama),

maka

publikasi

15

tersebut

ditulis

dengan

cara

menambahkan huruf a, b, c dan seterusnya yang berada tepat


di belakang tahun publikasi.
5

Proses penulisan tersebut (poin 4) juga berlaku ketika


menuliskan sitasi dalam naskah tulisan.

Nama tempat tulisan dari penulis tersebut dipublikasikan


menggunakan huruf yang dicetak miring (italic)

Alamat Internet juga ditulis menggunakan huruf italic.

Adapun contoh cara menulis daftar pustaka dengan metode


Harvard sebagai berikut:

Buller H, Hoggart K. 1994a. New drugs for acute respiratory


distress syndrome. New England J Med 337(6): 435-439.

Buller H, Hoggart K. 1994b. The social integration of British


home owners into rench rural communities. J Rural
Studies 10(2):197210.

Dower M. 1977. Planning aspects of second homes. di dalam


Coppock

JT

(ed.), Second Homes:

Curse

or

Blessing? Oxford: Pergamon Pr. Hlm 210237.

B Cara vancouver
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam cara menulis
daftar pustaka dengan metode Vancouver adalah sebagai berikut:

Menggunakan bullet angka

16

Angka tersebut menjadi rujukan dalam sitasi sebuah karya


tulis yang dibuat

Nomor rujukan (referensi) yang ada di dalam karya tulis itu


harus sama dengan urutan penulis yang ada dalam daftar
pustaka

Tidak perlu mengurutkan tahun publikasi tulisan

Nama tidak perlu diurutkan berdasarkan alfabetis

Daftar pustaka yang mengikuti metode Vancouver dapat dilihat pada


contoh sebagai berikut:
1

Grinspoon L, Bakalar JB. Marijuana: the Forbidden


Medicine. London: Yale Univ Pr; 1993.

Feinberg TE, Farah MJ, editors. Behavioural Neurology and


Neuropsychology. Ed ke2. New York: McGraw-Hill; 1997.

Grimes EW. A use of freeze-dried bone in Endodontic. J


Endod 1994; 20: 355-6.

Morse SS. Factors in the emergence of infectious


disease. Emerg Infect Dis [serial online] 1995 Jan-Mar;
1(1):[24 screens]. Available from URL:
http://www/cdc/gov/ncidoc/EID/eid.htm. Accessed December
25, 1999.

Lampiran
Lampiran merupakan data atau keterangan yang berfungsi untuk melengkapi
uraian yang telah disajikan dalam bagian utama skripsi. Hal hal yang perlu
dilampirkan pada halaman lampiran sebagai pelengkap dan pendukung laporan
penelitian meliputi :
a

Surat ixin penelitian

17

Surat keterangan penelitian

Instrument penelitian

Output hasil analisis data, jika ada

Grafik

Peta atau foto lokasi

Curiculum vitae penulis

3.2 Telaah Hasil Penelitian


A. Defenisi Kajian Pustaka
Yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan
oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah
yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah,
laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah,tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik
tercetak maupun elektronik lain.
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat
ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat
memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya
dengan penelitiannya. Dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi
dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya. Untuk melakukan studi
kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu tempat yang tepat guna memperoleh
bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan, dibaca dan dikaji, dicatat
dan dimanfaatkan (Roth 1986).
Studi kepustakaan merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian,
khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan aspek
teoritis maupun aspek manfaat praktis. Hal tersebut juga wajib sifatnya karena
didasarkan pada realitas bahwa penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan ilmiah

18

yang didalamnya mengandung unsur kombinasi antara dasar berfikir deduktif dan
induktif.
Cara berfikir induktif adalah suatu bentuk pendekatan pemikiran yang
mengutamakan langkah awal dari pengetahuan umum yang telah diverifikasikan yang
kemudian aka memperoleh bentuk kesimpulan yang sifatnya lebih spesifik. Sedangkan
cara berfikir induktif merupakan pola pendekatan yang berasal dari hal yang sifatnya
spesifik dan realitas sebagai langkah awal, kemudian menuju pola cakupan yang lebih
umum atau luas untuk kemudian mencapai bentuk kesimpulan.
Studi kepustakaan dilakukan oleh setiap peneliti dengan tujuan yang utama
yaitu mencari dasar pijakan atau pondasi untuk memperoleh dan membangun landasan
teori, kerangka berfikir, dan menentukan dugaan sementara atau sering pula disebut
sebagai hipotesis penelitian sehingga para peneliti dapat mengerti, mengalokasikan,
mengorganisasikan, dan kemudian menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya.
Dengan melakukan studi kepustakaan, para peneliti mempunyai pendalaman yang lebih
luas dan mendalam terhadap masalah yang hendak diteliti.
Karena memang studi kepustakaan mempunyai beberapa peranan ( Ary dkk, 1983: 56),
seperti:
a.

Peneliti akan mengetahui batas-batas cakupan dari permasalahan.

b. Dengan mengetahui teori yang berkaitan dengan permasalahan, peneliti dapat


menempatkan pertanyaan secara perspektif.
c.

Dengan studi literatur, peneliti dapat membatasi pertanyaan yang diajukan


dan menentukan konsep studi yang berkaitan erat dengan permasalahan.

d.

Dengan

studi

literatur

peneliti

dapat

menentukan

pilihan

metode

penelitian yang sejenis yang mungkin kontradiktif antara satu penelitian


dengan penelitian lainnya.
e.

Dengan melalui studi literatur, peneliti dapat menentukan pilihan metode


penelitian yang tepat untuk memecahkan permasalahan.

f.

Dengan studi literatur dapat dicegah atau dikurangi replikasi yang kurang
bermanfaat dengan penelitian yang sudah dilakukan peneliti lainnya.

g.

Dengan

studi

literatur,

para

peneliti

dapat

lebih

yakin

menginterprestasikan hasil penelitian yag hendak dilakukannya.

19

dalam

Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial mencari masalah


penelitian adalah hal yang paling sulit, maka pada tingkat melakukan studi penelitian
adalah pekerjaan yang paling banyak memerlukan waktu, tenaga, dan biaya.
B. Tujuan Studi Kepustakaan
Peneliti

akan

melakukan

studi

kepustakaan,

baik

sebelum

maupun

selama dia melakukan penelitian. Studi kepustakaan memuat uraian sitematis tentang
kajian literatur dan hasil penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan
penelitian yang akan dilakukan dan diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir dari
bidang ilmu tersebut (the state of the art).
Studi kepustakaan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian bertujuan untuk:
a. Menemukan suatu masalah untuk diteliti.

Dalam arti bukti-bukti atau pernyataan bahwa masalah yang akan diteliti itu
belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan atau belum pernah
diteliti orang mengenai tujuan, data dan metode, analisa dan hasil untuk waktu
dan tempat yang sama.
b. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
c. Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.

Menggali teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian dan melakukan


komparasi-komparasi dan menemukan konsep-konsep yang relevan dengan pokok
masalah yang dibahas dalam penelitian.
d. Mencari landasan teori yang merupakan pedoman bagi pendekatan pemecahan

masalah dan pemikiran untuk perumusan hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian. Sebab dalam ilmu pengetahuan pada umumnya teori mempunyai dua
fungsi pokok yaitu:
1. Menerangkan generalisasi empiris yang sudah diketahui
2. Meramalkan generalisasi empiris yang belum diketahui. Untuk jenis

-penelitian tertentu, misalnya penelitian eksploratif, mungkin hipotesis tidak


ada, namun demikian tidak akan membebaskan peneliti dan menyajikan
penelaahan kepustakaan.

20

e. Untuk membuat uraian teoritik dan empirik yang berkaitan dengan faktor,

indikator, variable dan parameter penelitian yang tercermin di dalam masalahmasalah yang ingin dipecahkan.
f.

Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang yang akan


diteliti.
Agar peneliti dapat pandai-pandai memanfaatkan informasi dari suatu makalah
yang diperlukan bagi penelitiannya, terutama yang terkait dengan objek dan atau
sasaran penelitiannya. Sekurang-kurangnya peneliti dapat menyadap tujuan, data
dan metode, analisis dan hasil utama penelitian.

g. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian

yang akan dilakukan. Artinya hasil penelitian terdahulu mengenai hal yang akan
diteliti dan atau mengenai hal lain yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti.
h. Menelaah basil penelitian sebelumnya diarahkan pada sebagian atau
i.

Seluruh dari unsur-unsur penelitian yaitu: tujuan penelitian, metode, analisis, hasil
utama dan kesimpulan. Hasilnya berupa ulasan tentang penelitian yang sama atau
serupa dengan masalah yang akan diteliti yang telah dilakukan di tempat lain atau
tempat yang sama dengan daerah penelitian. Dan untuk menunjukkan perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian yang-akan dilakukan

j.

Mendapat informasi tentang aspek-aspek mana dari suatu masalah yang sudah
pernah diteliti untuk menghindari agar tidak meneliti hal yang sama. (Kasihani
Kasbalah, 1992 , juga Bintarto, 1992)

k. Peranan studi kepustakaan sebelum penelitian sangat penting sebab dengan

melakukan kegiatan ini hubungan antara masalah, penelitian-penelitian yang


relevan dan teori akan menjadi lebih jelas. Selain itu penelitian akan lebih
ditunjang, baik oleh teori-teori yang sudah ada maupun oleh bukti nyata, yaitu
hasil-hasil penelitian, kesimpulan dan saran.
Sesungguhnya studi kepustakaan adalah tugas yang terus menerus dilakukan
selama kegiatan penelitian. Sebuah penelitian akan menghasilkan suatu karya ilmiah,
karena itu haruslah mampu memberi sumbangan kepada kemajuan ilmu pengetahuan.
Pemeriksaan yang teliti perlu dilakukan, dari mulai memilih judul, agar jangan sampai
terjadi duplikasi terhadap masalah yang sudah diteliti oleh orang lain. Meskipun

21

masalah yang sama sekali baru (original) sangat jarang, namun studi atau hasil
penelitian yang terdahulu tidak harus ditiru seutuhnya, kecuali teknik-teknik yang
dipergunakan terbukti tidak tepat atau hasil penelitian dan kesimpulannya meragukan,
atau telah diketemukan informasi baru yang dapatmemberikan pemecahan lain. Bila
judul telah kita tentukan, maka akan sangat penting meninjau kembali semua materi
yang relevan dengan judul tersebut.
Di

dalam

studi

atau

tinjauan

kepustakaan

diperlihatkan

bagaimana

permasalahan yang sedang diteliti terkait dengan hasil penelitian atau studi sebelumnya.
Untuk subjek tertentu, diperlukan melihat permasalahannya dan suatu kerangka teori,
sehingga perlu meninjau teori-teori lain yang diperlukan.
Selama penelitian berlangsung, studi kepustakaan juga perlu dilakukan, tujuannya
adalah:
1. Mengumpulkan informasi-informasi yang lebih khusus tentang masalah yang
sedang diteliti.
2. Memanfaatkan informasi yang ada kaitannya dengan teori-teori yang relevan
dengan penelitian yang sedang dilakukan.
3. Mengumpulkan dan memanfaatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan
materi dan metodologi dan penelitian tersebut.
C. Manfaat dan Fungsi Kajian Pustaka
Manfaat yang diperoleh dari kajian literatur adalah: (Iskandar: 2008)
1. Mengenali teori-teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan oleh para
ahli terdahulu tentang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti.
2. Mengikuti perkembangan dalam penelitian dalam bidang yang akan diteliti.
3. Memanfaatkan data sekunder
4. Menghindarkan duplikasi.
5. Penelusuran dan penelaahan literatur yang relevan dengan masalah
penelitian untuk mengungkapkan buah pikiran secara sistematis, kritis dan
analitis.

22

Adapun fungsi kajian literatur menurut Iskandar (2008: 51) adalah sebagai berikut:
1. Literatur meningkatkan pemahaman peneliti tentang teori-teori yang relevan
terhadap masalah yang diteliti.
2. Kajian literatur tentang teori berfungsi untuk menjelaskan, membedakan,
meramal dan mengendalikan suatu fenomena-fenomena atau suatu gejalagejala yang berhubungan dengan masalah penelitian.
3. Kajian literatur dapat menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti.
4. Kajian literatur menguraikan teori-teori, temuan-temuan peneliti terdahulu
dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari acuan, yang dijadikan
landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan.
5. Kajian literatur membantu peneliti untuk menjelaskan latar belakang
masalah yang diteliti.
6. Kajian literatur meningkatkan keyakinan dan motivasi bagi peneliti.
Penguasaan teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dapat
mendukung keyakinan akan pengetahuan peneliti untuk termotivasi
melakukan penelitian sampai menemukan hasil penelitian.
7. Kajian literatur dapat meningkatkan kemampuan pemahaman peneliti secara
mendalam dalam disiplin ilmu yang diteliti.
8. Kajian literatur dapat peneliti gunakan untuk menyusun kerangka konseptual
yang digunakan dalam penelitian.
9. Kajian literatur mengacu kepada daftar pustaka.
D. Sumber Bacaan
Ada beberapa macam sumber informasi/bacaan yang dapat digunakan oleh para peneliti
sebagai bahan studi kepustakaan. Bermacam-macam sumber tersebut diantaranya dapat
dilihat sebagai berikut ini :
1. Jurnal Penelitian
Jurnal penelitian merupakan sumber utama dan mempunyai nilai yang
sangat penting dibanding dengan sumber-sumber informasi lainnya. Berbagai

23

ragam jurnal penelitian ini termasuk diantaranya adalah: Jurnal Pendidikan dan
Cakrawala Pendidikan Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Lembaga
Pengabdian

Masyarakat

Universitas

Negeri

Yogyakarta,

Jurnal

Ilmu

Pendidikan dengan Penerbit Universitaas Negeri Malang, dan masih bayak


lagi. Jurnal penelitian biasanya lebih berorientasi pada nilai akademik yang
sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Laporan Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang ada dan substansi lainnya dalam hasil penelitian
dapat diambil sebagai acuan kepustakaan. Perbedaannya dengan jurnal
penelitian adalah laporan hasil penelitian tersebut belum diterbitkan. Acuan
yang berasal dari jurnal maupun laporan hasil penelitian, kedua-keduanya
dapat digunakan untuk menyusun struktur studi literatur dan kerangka teoritis.
3. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan tentang laporan hasil penelitian. Sudah
menjadi kesepakatan internasional bahwa abstrak perlu ada dalam setiap
laporan hasil penelitian, baik yang dipublikasikan maupun yang belum
dipublikasikan. Abstrak penelitian pada umumnya disusun secara narasi
dengan menonjolkan tiga aspek penelitian yaitu tujuan penelitian, metodologi
penelitian, dan hasil dari penelitian.
Pada perpustakaan yang besar, abstrak diadministrasikan secara intensif
agar dapat digunakan para peneliti maupun para pembaca yang tertarik mencari
informasi hasil penelitian.
4. Narasumber
Dalam mencari informasi, narasumber merupakan sumber informasi
yang hidup. Karena mereka pada umumnya adalah manusia yang mempunyai
kriteria tertentu dan pengaruhyang positif dalam bidang ilmu tertentu. Yang
termasuk narasumber diantaranya adalah seperti berikut.
a.

Para profesional, yaitu orang-orang yang mempunyai profesi atau


terlibat secara langsung dengan kegiatan yang menjadi interes peneliti.

b. Para ahli, yaitu orang- orang yang memiliki keahlian dibidang tertentu.

24

5. Buku
Sumber pustaka ilmiah lainnya adalah buku yang secara resmi telah
dipublikasi atau telah menjadi pegangan dalam mempelajari suatu ilmu. Dalam
kaitannya dengan buku sumber pustaka, para peneliti hendaknya mengacu pada
wawasan yang lebih luas dalam hal penggunaan bahasa yang mencakup bahasa
internasional.
6. Surat Kabar dan Majalah
Media cetak ini merupakan sumber pustaka yang cukup baik dan mudah
diperoleh dimasyarakat.
7. Internet
Salah satu sumber informasi yang seolah tidak terbatas dapat diperoleh
peneliti melalui internet. Untuk menyesuaikan dan agar dapat memberi manfaat
dengan permasalahan melalui internet.
E. Kriteria Memilih Sumber Bacaan
Untuk menilai sumber-sumber pustaka yang akan dipakai sebagai acuan dalam
tinjauan kepustakaan, peneliti dapat menggunakan suatu kriteria.kriteria untuk menilai
penggunaan dan kehadiran kajian pustaka menurut Tuckman (1988) tersebut mencakup
sebagai berikut:
a.

Ketepatan
Sumber pustaka yang menjadi pijakan pembahasan yang dipilih harus
memiliki kriteria ketepatan, artinya sumber tersebut dipilih sesuai dengan
derajat kesesuaian antara masalah dengan sumber pendukungnya, atau variabel
penelitian yang sedang dikaji sesuai betul dengan referensi yang menjadi
rujukan.

b. Kejelasan
Hal kejelasan ini sangat terkait dengan apakah si peneliti dapat
memahami betul hal-hal yang menjadi perhatiannya. Dalam hal ini peneliti
memahami masalah atau variabel penelitian.

25

c.

Empiris Atau Alamiah


Berkenaan dengan kriteria empiris ini sangat terkait dengan temuan
aktual (temuan lapangan) yang didapatkan bukan pendapat semata. Dukungan
empiris yang berasal dari lapangan secara reliabel dan shahih dapat
meningkatkan keakuratan kajian.

d. Kemutakhiran
Kemutakhiran ini terkait dengan penutipan dari sumber-sumber yang
terbaru, up to date. sumber-sumber terbaru biasanya berdasarkan pada hasilhasil penelitian terkini pula.
e.

Relevansi
Relevansi ini terkait dengan kutipan-kutipan yang berhubungan dengan
variabel-variabel dan hipotesis-hipotesis yang jadi perhatian peneliti.

f.

Organisasi
Kriteria penilaian yang terkait dengan organisasi ini adalah berkenaan
dengan keberadaan kajian pustaka atau literatur itu disusun secara baik yang
mencakup pendahuluan, bagian dan ringkasan. Penataan atau penyusunan tata
tulis dilakukan secara sistematis sehingga terjadi hubungan logis.

g. Meyakinkan
Perihal ini berkenaan dengan apakah kajian pustaka itu membantu
peneliti atau penulis memahami benar masalahnya sehingga mampu
menyakinkan orang lain.
F. Mengorganisasi Substansi Kajian
Setelah informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian diperoleh
secara komprehensif dan lengkap dengan pencatatan sumber informasi sesuai dengan
aturan tata tulis yang ditetapkan, langkah berikutnya yang perlu diperhatikan oleh para
peneliti ialah mengorganisasi materi yang diperolehsecara sistematis sebagai bahan
acuan selama melakukan kegiatan penelitian.

26

Untuk memberikan sekadar rambu-rambu cara mengorganisasi data yang


berasal dari bermacam-macam sumber, berikut ini diberikan beberapa langkah untuk
dapat diaplikasikan sesuai dengan keadaaan yang ada yaitu:
1. Mulai dengan materi hasil penelitian yang secara sekuensi diperhatikan dari
yang paling relevan, relevan, dan cukup relevan.
2. Membaca abstrak dari setiap penelitian lebih dahulu untuk memberikan
penilaian tentang kelayakan dari permasalahan yang dibahas nantinya
3. Mencatat bagian bagian penting dan relevandengan permasalahan penelitian.
Untuk menjaga agar tidak terjebak dalam unsur plagiat, para peneliti
hendaknya juga mencatat sumber sumber informasi dan mencantumkannya
dalam daftar pustaka.
4. Buat catatan, kutipan, atau salinan informasi dan susun secara sistematis
sehingga peneliti dengan mudah dapat mencari kembali jika sewaktuwaktudiperlukan.
5. Atur kartu-kartu tersebut menurut abjad atau katalog yang telah dibuat sesuai
dengan interes peneliti.
6. Tulis juga pada muka kartu sebaliknya, dari mana sumber tersebut diambil
secara lenkap dan teliti.
7. Agar mudah mencari dan mengatur kartu-kartu yang dibuat, peneliti hendaknya
membuat substansi kutipan untuk setiap kartu.
8. Yakinkan bahwa isi acuan tersebut dikutip secara langsung , diringkas, atau
diuraikan dengan menggunakan dengan bahasa sendiri. Hal yang demikin itu
dilakukan aga peneliti terhindar dari plagiator (penjiplak) (Ary,dkk., 1985).
G. Langkah-Langkah Menyusun Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam sebuah penelitian ilmiah berarti menempatkan dan
menyimpulkan teori-teori dan konsep-konsep yang nantinya dapat memberikan
kerangka kerja dalam menjelaskan suatu topik dalam sebuah penelitian. Banyak cara
dan model membuat kajian pustaka, Creswell mengemukakan beberapa model sesuai
dengan pendekatan penelitian yang dilakukan. Untuk pendekatan kualitatif, model
pertama, peneliti menempatkan kajian pustaka pada bagian pendahuluan, ini

27

dimaksudkan agar kajian pustaka dapat menjelaskan latar belakang secara teoritis
masalah-masalah penelitian. Model kedua,menempatkan kajian pustaka pada bab
terpisah seperti halnya pada pendekatan kuantitatif, model ketiga Kajian pustaka
ditempatkan pada bagian akhir penelitian bersamaan dengan literatur terkait.
Untuk pendekatan kuantitatif selain menyertakan sejumlah besar teori dan
konsep pada bagian pendahuluan juga memperkenalkan masalah atau menggambarkan
secara detail literatur dalam bagian khusus dengan judul seperti tinjauan pustaka, kajian
teori atau kajian pustaka, dan pada bagian akhir penelitian meninjau kembali literatur
terkait dan membandingkan dengan temuan penelitian.
Berikut ini adalah sintesis dari langkah-langkah melakukan kajian pustaka
menurut Donald Ary dan Creswell sebagai berikut:
1. Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari
materi, referensi, dan bahan pustaka yang terkait.
2. Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, bisa
didapatkan dari sumber perpustakaan, jurnal, buku, dan prosiding.
3. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur (literature
map) urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi bibliografi secara
lengkap.
4. Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literatur, sesuai
dengan urutan dan keterkaitan topik dari setiap variabel penelitian.
5. Membuat kajian pustaka dengan menyusunnya secara tematis berdasarkan
teori-teori dan konsep-konsep penting yang berkaitan dengan topik dan
variabel penelitian.
6. Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik
penelitian yang dilakukan berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan
orisinalitas dan pentingnya topik penelitian yang akan dilakukan di banding
dengan literatur yang sudah ada.

28

3.3 Pembahasan
Dalam bagian ini hasil penelitian itu ditafsirkan lagi dalam hubungan dengan hipotesis (atau

pernyataan) penelitian di sini, dibicarakan pula implikasi dan penerapan hasil


penyelidikan itu.
A. Pengertian Pembahasan
Pemikiran original si peneliti untuk memberikan penjelasan dan interpretasi atas
hasil penelitian yang telah dianalisis guna menjawab pertanyaan penelitiannya.
Kecendekiaan

seorang

peneliti

nampak

pada

bagaimana

membahas

atau

menginterpretasikan hasil penelitiannya. Hal ini tergantung kepada isi si peneliti dan isi
si peneliti sangat tergantung banyak sedikitnya buku terkait yang dibacanya. Semakin
banyak buku terkait dibacanya semakin banyak isi si peneliti tersebut dan semakin
kurang membaca maka akan semakin dangkal pembahasan yang dilakukan oleh
peneliti.

Mengapa perlu adanya pembahasan?


Pembahasan sangat diperlukan dalam suatu laporan penelitian (termasuk desertasi dan
tesis). Hal ini dimaksudkan untuk:
Menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai
Menafsirkan temuan-temuan penelitian
Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah
mapan
Memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru
Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan
penelitian

29

B. Model Pembahasan Hasil Penelitian


Pada dasarnya pembahasan merupakan pemikiran yang original peneliti yang
dilakukan dengan mengkaitkan antara temuan penelitian dengan teori-teori (hasil
penelitian terdahulu) yang digunakan. Secara sederhana model pembahasan hasil
penelitian tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian adalah sub-bab yang paling orisinal dalam laporan penelitian,
termasuk skripsi, Tesis, Disertasi. Pada sub-bab ini, Peneliti wajib mengulas hasil penelitian
yang diperolehnya secara panjang lebar dengan menggunakan pandangan orisinalnya dalam
kerangka teori dan kajian empirik yang terdahulu. Jogiyanto (2004:196) menyatakan bahwa
hasil pengujian (analisis) dalam suatu penelitian yang tidak dibahas menunjukkan bahwa si
periset tidak mempunyai konteks ceritera dari hasil penelitiannya itu. Lalu, bagaimana bisa
menyusun pembahasan hasil (penelitian)? Dalam kerangka metode ilmiah, ada tiga aspek yang
mungkin digunakan untuk menyusun dan mengembangan pembahasan ini, yaitu aspek kajian
teoretis, aspek kajian empiris, dan aspek implikasi hasil.

Aspek Kajian Teoretis

Salah satu tujuan untuk meneliti adalah untuk memverifikasi teori. Artinya, Peneliti
ingin membuktikan apakah suatu teori tertentu berlaku atau dapat diamati pada obyek
penelitian tertentu. Pada penelitian seperti ini, hipotesis penelitian perlu diformulasi dan
diuji. Ada dua kemungkinan hasil pengujian hipotesis yang bisa diperoleh Peneliti,
yakni
a) hipotesis penelitian (atau teori yang diverifikasi) terbukti atau
b) hipotesis penelitian tidak terbukti. Apa pun hasil yang diperoleh, Peneliti harus
memberikan diskusi (pembahasan) terhadap hasil tersebut dalam konteks teori
yang mendasari penelitiannya. Kompleksitas dari diskusi pada aspek ini
bergantung pada hasil penelitian.
Jika kemungkinan pertama hasil penelitian diperoleh, konteks diskusi
dapat dilakukan secara lebih mudah. Peneliti dapat merujuk kembali teori-teori
yang telah disajikan pada kajian teoretis yang telah dituangkan pada bab tentang
kajian pustaka. Dengan kata lain, teori-teori yang relevan dan dapat dijadikan
30

argumentasi untuk mendukung hasil yang diperoleh dapat dikemukakan sebagai


bahan diskusi.

Jika kemungkinan kedua dari hasil penelitian diperoleh, diskusi


(pembahasan) menjadi lebih kompleks. Peneliti tidak bisa mendasarkan diskusi
tersebut

pada teori yang mendukung.

Ia harus

mendiskusikan

atau

berargumentasi tentang mengapa hasil penelitiannya tidak dapat membuktikan


teori tertentu. Argumentasi ini bisa saja diarahkan pada asumsi yang mendasari
berlakunya suatu teori. Misalnya, seorang peneliti menemukan bahwa tidak ada
keterkaitan terbalik (negatif) antara harga barang dan permintaan barang tersebut
(padahal, teorinya mengatakan ada keterkaitan terbalik ini).
Peneliti bisa mencermati asumsi apa yang mendasari teori tersebut yang
tidak terdapat pada obyek penelitian. Salah satu asumsi, sebagai contoh, bahwa
preferensi (selera) konsumen tidak berubah ternyata tidak berlaku dalam obyek
penelitian dapat dijadikan sebagai argumentasi. Untuk menguatkan argumentasi
semacam ini, tentunya, Peneliti membutuhkan dukungan data atau informasi.

Aspek Kajian Empiris

Pembahasan hasil penelitian perlu juga dilakukan dengan cara merujuk pada kajian
empiris yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Jika hasil penelitian konsisten
dengan teori yang ada (atau hipotesis penelitian terbukti), pembahasan dapat diarahkan
untuk memberikan rujukan penelitian terdahulu yang sesuai dengan hasil penelitian.
Pada konteks ini, Peneliti dapat merecall hasil kajian empirik yang telah terkompilasi
pada Bab 2 (tentang kajian pustaka). Biasanya, Peneliti menekankan bahwa hasil
penelitiannya telah sesuai (atau mendukung) hasil-hasil penelitian terdahulu.
Dalam konteks dimana hasil penelitian tidak konsisten dengan teori (atau hipotesis
tidak terbukti), diskusi pada bagian ini dapat diarahkan untuk menemukan kajian
empirik yang bisa menjadi argumentasi yang mendukung hasil penelitian tersebut.
Misalnya, seorang peneliti mengkaji suatu struktur pasar dari suatu industri.
Berdasarkan teori, Ia mempunyai hipotesis penelitian bahwa struktur pasar industri

31

tersebut adalah persaingan sempurna karena dalam industri tersebut banyak penjual dan
pembeli.

Namun, hasil penelitiannya menemukan bahwa struktur pasar industri tersebut


bukan persaingan sempurna melainkan struktur pasar persaingan monopolistik. Untuk
mendiskusikan hal ini, Peneliti tersebut harus (bahkan wajib) mencari kajian empirik
yang mendukung hal tersebut untuk dijadikan sebagai bahan diskusi. Dengan kata lain,
Ia harus menemukan (a) kajian empirik yang menyatakan bahwa meskipun ada banyak
penjual dan pembeli dalam suatu industri, belum tentu industri itu dikatakan sebagai
industri yang berstruktur pasar persaingan sempurna dan (b) kajian empirik yang
menyatakan bahwa struktur pasar ditentukan tidak saja oleh banyaknya penjual dan
pembeli tetapi juga oleh tingkat konsentrasi dari penjual dan pembeli.
Dalam konteks dimana hasil penelitian tidak konsisten dengan teori, Peneliti harus
bekerja keras untuk menemukan kajian empirik yang sesuai. Ia tidak bisa merecall
kajian empirik yang telah terkompilasi dalam Bab 2. Ia harus mencari rujukan baru.
Dewasa ini, upaya pencarian ini dapat dilakukan dengan mudah mengingat teknologi
internet bisa sangat membantu untuk menemukan referensi atau rujukan baru tersebut.

Aspek Implikasi Hasil

Hasil penelitian, baik yang mampu membuktikan hipotesis maupun yang tidak, pada
dasarnya mempunyai implikasi (dampak/konsekuensi) bagi obyek penelitian.Peneliti
harus mendiskusikan hasil penelitian ini dalam konteks implikasi tersebut. Dalam hal
ini, Peneliti harus menginterpretasikan hasil penelitian dalam konteks implikasi atau
konsekuensi praktikal dari hasil penelitian bagi obyek penelitian.
Alasan yang mendukung mengapa aspek implikasi ini perlu dikemukakan adalah
bahwa penelitian dilakukan berdasarkan suatu basis data historis (yang sudah terjadi).
Dengan demikian, jika Peneliti tidak mendiskusikan implikasi dari hasil penelitiannya
maka ia hanya berhenti pada konteks cerita historis (yang sudah terjadi). Pembahasan
mengenai implikasi hasil penelitian akan membawa konteks penelitian ke arah masa

32

depan, bukan pada masa lalu (historis).

Untuk dapat mendiskusikan hasil penelitian dari sudut pandang implikasi


praktikal ini, Peneliti dapat menggali apa saja yang bisa dipelajari/dilakukan oleh
stakeholders penelitian dalam kaitannya dengan hasil penelitian. Stakeholders penelitian
adalah pihak-pihak yang mungkin mendapatkan manfaat dari penelitian. Tentunya,
stakeholders utama adalah obyek yang diteliti. Fokus utama peneliti sebaiknya
diarahkan pada pemaknaan (interpretasi) hasil penelitian yang bersifat praktis yang bisa
dipelajari/dilakukan oleh stakeholders.
Berikut ini adalah beberapa illustrasi yang mungkin bisa memperjelas uraian di atas.
1

seorang peneliti menyimpulkan bahwa petani kopi biji bersifat risk neutral.
Artinya, petani bersifat netral terhadap peristiwa-peristiwa aktual (terjadi
sekarang). Implikasi hasil ini adalah (a) petani kopi seharusnya tidak mereaksi
peristiwa sekarang secara instan (misalnya, jika harga kopi sekarang turun,
petani tidak melakukan penebangan pohon kopinya) dan (b) petani kopi
seharusnya lebih memfokuskan usaha taninya untuk mengantisipasi apa yang
akan terjadi pada masa yang akan datang (karena tanaman kopi ini mempunyai
gestation period sekitar 3 tahun).

Seorang peneliti menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis net present


value suatu proyek pengembangan usaha tidak layak dilakukan. Diskusi
implikasi dari hasil ini dapat diarahkan untuk mengelaborasi tindakan apa yang
bisa disarankan agar proyek pengembangan usaha tersebut dapat menjadi layak
untuk dilakukan. Dengan berorientasi pada komponen analisis, peneliti dapat
mengarahkan elaborasinya pada (a) kemungkinan untuk meningkatkan net cash
flow, (b) kemungkinan untuk memperpanjang atau memperpendek umur
ekonomis dari proyek, dan (c) kemungkinan untuk menurunkan tingkat diskonto
proyek yang dalam hal ini berkaitan dengan penurunan biaya modal dari
investasi pada proyek tersebut.

33

Seorang peneliti menemukan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah tidak


berpengaruh terhadap kinerja guru. Implikasi dari temuan ini adalah (a)
integritas guru dalam menjalankan tugasnya tidaklah bergantung pada gaya
kepemimpinan seorang kepala sekolah (sederhananya, guru menjalankan tugas
bukan karena siapa kepala sekolahnya), (b) peningkatan kinerja guru seharusnya
diupayakan dari faktor selain gaya kepemimpinan ini, dan (c) relasi antara
kepala sekolah dan guru pada suatu sekolah relatif bersifat kolegial, bukan relasi
atasan-bawahan.

Seorang peneliti menemukan bahwa ada dua kluster (kelompok) usaha pada
agroindutri perikanan di suatu wilayah, yaitu (a) kluster usaha yang
tradisional/konvensional dan (b) kluster usaha yang modern. Implikasi dari
temuan tersebut bisa diarahkan bahwa upaya pengembangan dan pemberian
bantuan teknis oleh para stakeholders bagi berbagai bisnis agroindutri perikanan
seharusnya tidak digeneralisasi (atau satu program untuk semua) melainkan
disesuaikan dengan klusternya (misalnya, program pengembangan untuk kluster
pertama

difokuskan pada

pembenahan manajerial

sedangkan program

pengembangan untuk kluster kedua diarahkan untuk pengembangan jaringan


pemasaran dengan menggunakan sarana prasaran modern).
5

Seorang peneliti mengidentifikasi bahwa moda transportasi kereta api kelas


eksekutif didominasi oleh penumpang berpendapatan lebih dari Rp 3 juta per
bulan, berlatarbelakang pendidikan minimal sarjana, dan berusia antara 30-45
tahun. Implikasi hasil ini adalah upaya marketing dari moda transportasi ini
harus diorientasikan pada pemuasan kebutuhan konsumen/penumpang dengan
karakteristik tersebut. Operator moda transportasi perlu mempelajari perilaku
konsumen dengan karakteristik dan mengembangkan beberapa program
marketing yang sesuai dengan mereka. Misalnya, operator KA memfasilitasi

34

gerbong dengan sarana untuk memenuhi kebutuhan aplikasi multi media


konsumen yang produktif, mengedepankan kenyamanan dalam gerbong, dan
memberikan konten informasi (seperti surat kabar dan televisi) dalam gerbong.

Hasil dan Pembahasan: presentasi tentang hasil; interpretasi hasil; pembahasan hasil
(misalnya pembandingan hasil dengan penelitian-penelitian sebelumnya, pengaruh
penggunaan metode tertentu terhadap data yang diperoleh).

Kesimpulan: apakah masalah penelitian telah terpecahkan?


seberapa jauh tujuan penelitian tercapai?
apa yang telah dipelajari dari hasil?
bagaimana pengetahuan ini dapat digunakan?
apa masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian atau metodologi
penelitian? dan lain-lain.

Hasil dan Pembahasan


Hasil dan pembahasan merupakan inti dari sebuah laporan penelitian. Pada bagian
ini penulis harus menyajikan secara cermat dan jelas mengenai analisis data serta
pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan
sebelumnya. Secara umum, bagian ini menekankan tiga hal, yaitu:
1. Hasil analisis lengkap
2. Hasil analisis pokok yang berhubungan dengan tujuan dan pernyataan/hipotesis
penelitian
3. Pembahasan mengenai hasil tersebut dihubungkan dengan teori dan penelitian
terdahulu yang di sajikan dalam bagian kajian pustaka dan kerangka teori.

35

Menyusun Hasil dan Pembahasan


Hasil
Bagian hasil dari Bab 4 dimaksudkan untuk memaparkan hasil dan
menjadikannya berarti bagi pembaca. Berdasarkan tujuan tersebut, maka hal-hal yang
harus dimasukkan ke dalam bagian hasil adalah sebagai berikut:
Pernyataan tentang hasil: hasil dipaparkan dalam format yang mudah dipahami
oleh pembaca (misalnya berupa grafik, tabel, diagram, atau teks). Sementara itu, bila
diperlukan, data mentah biasanya diletakkan di bagian Lampiran.
Teks penjelasan: semua grafik, tabel, diagram dan gambar harus didampingi oleh
teks yang memandu perhatian pembaca ke arah hasil yang signifikan. Teks akan
menjadikan hasil lebih bermakna dengan menunjukkan hasil yang paling penting,
penyederhanaan hasil (misalnya lebih baik menggunakan "hampir separo" dari pada
"48,9%"), penegasan kecenderungan atau hubungan yang signifikan (misalnya "laju
penurunan oksigenasi mengikuti penurunan suhu"), dan mengomentasi apakah hasil
tertentu sesuai dengan harapan atau tidak

Masalah yang Sering Muncul


Teks memuat terlalu rinci hal-hal yang sebenarnya dapat dipaparkan secara
sederhana berupa grafik, tabel, dan lainnya tanpa membuat hasil yang bermakna.
Pemecahannya: Ingat bahwa tabel dan lain-lainnya digunakan untuk memaparkan
banyak informasi secara efisien dan tugas penulis mengarahkan perhatian pembaca pada
informasi/bagian yang paling penting.

36

Organisasi Naskah
Terdapat dua cara utama untuk mengorganisasikan naskah pemaparan hasil:
Memaparkan semua hasil, kemudian menampilkan pembahasan (mungkin dalam bagian
yang terpisah).
Memaparkan sebagian hasil lalu membahasnya diikuti dengan pemaparan bagian hasil
lainnya berikut pembahasannya dan seterusnya.
Metode pengorganisasian yang digunakan tergantung pada kuantitas dan jenis hasil
yang diperoleh dari penelitian. Kita harus mencari metode pemaparan yang dapat
menyajikan informasi dan gagasan sejelas mungkin bagi pembaca.

Pembahasan
Tujuan dari bagian pembahasan adalah untuk memberikan komentar dan penjelasan
terhadap hasil. Secara umum pembahasan mencakup hal-hal berikut ini:
a) Penjelasan tentang hasil: komentar penulis tentang apakah hasil sesuai dengan
harapan atau tidak, pemaparan penjelasan hasil, khususnya yang tidak
memenuhi harapan atau tidak memuaskan.
b) Perujukan ke penelitian-penelitian sebelumnya: perbandingan hasil dengan yang
dilaporkan pada pustaka rujukan, atau penggunaan pustaka untuk mendukung
suatu pernyataan hasil , hipotesis atau deduksi.
c) Deduksi: suatu pernyataan tentang bagaimana hasil dapat diaplikasikan lebih
umum (kesimpulan berdasarkan alasan-alasan yang diperoleh dari hasil
(misalnya: )
d) Hipotesis: suatu pernyataan umum atau kesimpulan yang mungkin muncul dari
hasil (yang akan dibuktikan atau dibantah pada penelitian berikutnya).

37

Masalah yang Sering Terjadi


Masalah yang sering dihadapi para penulis untuk menyusun bagian pembahasan
adalah: bahwa pembahasan tidaklah membahas, namun hanya menguraikan hasil lebih
rinci saja.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka ketika menyusun bagian pembahasan harus
selalu diingat bahwa maksud penyusunannya adalah untuk menjelaskan hasil.

3.4 Kesimpulan Dan Saran


Bagian ini merupakan bagian akhir dalam dari laporan penelitian. Effendi (1991)
mengemukakan bahwa simpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan
relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang di lakukan. Penulisan simpulan dapat
dilakukan dengan menggunakan penomoran (1,2,3,4,5 dan seterusnya) ataupun secara
naratif. tapi untuk lebih baiknya, penulisan simpulan dipaparkan dalam bentuk kalimat
dan paragraph.
Setelah simpulan, pada bagian ini juga dipaparkan pula saran-saran yang berkaitan
dengan jenis penelitian lanjutan yang dapat dilakukan serta saran-saran lain yang terkait
dengan hasil penelitian atau bagaimana mengatasi hambatan-hambatan yang telah
dialami ooleh penulisdalam penelitian yang telah dilakukan.

3.4.1 Merumuskan Kesimpulan dan Saran


Bagian akhir dari laporan penelitian adalah kesimpulan yang merupakan hasil
dari keseluruhan laporan penelitian. Sebelum dibuat kesimpulan, terlebih dahulu penulis
harus memahami isi penelitiannya, terutama dari hasil pengolahan data dan temuan-

38

temuan selama pengumpulan data. Kesimpulan tidak dibuat semata-mata bahwa


penelitian selesai dilaksanakan, tetapi harus mencakup keseluruhan penelitian sehingga
penulis memberikan laporannya secara lengkap apa adanya tanpa memasukkan unsurunsur perasaan pribadi berdasarkan isi dari laporan tersebut. Kesimpulan dapat disebut
juga pembahasan kualitatif dari penelitian.
Saran disajikan bersama-sama dengan kesimpulan, tetapi saran ini sifatnya tidak
wajib dan merupakan pelengkap dari penelitian. Tidak semua penelitian dapat
membahas masalah secara utuh sehingga penulis dapat menyarankan kepada peneliti
lain untuk melanjutkan masalah yang tidak terbahas dalam laporannya. Di samping itu,
saran diberikan kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian. Pihak yang terlibat
dalam penelitian bisa dari perorangan ataupun lembaga. Hal ini bertujuan pihak yang
terlibat dalam penelitian mengkaji kembali hasil penelitian atau temuan-temuan dalam
proses pengambilan data. Jika hasil penelitian tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh
pihak tersebut, saran dari pihak yang terlibat dalam penelitian dapat dimasukkan dalam
kolom saran penelitian.
Kesimpulan dan saran merupakan bagian yang paling penting dari laporan
penelitian. Keduanya saling berhubungan dan berkaitan erat sekali sehingga kesimpulan
belumlah lengkap apabila tidak ada saran. Begitu pula saran tidak akan terwujud tanpa
adanya kesimpulan. Jadi, keduanya merupakan suatu sistem yang saling melengkapi.
Contoh kesimpulan dan saran. Pada saat membuat makalah, karya tulis atau laporan
penelitian maka salah satu bagian yang penting yaitu kesimpulan dan saran yang harus
dibuat baik sesuai dengan format baku dari pembuatan makalah yang baik.

Contoh Kesimpulan dan Saran I


Bab V - KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang Pada
PT Kumpulan Cotoh Makalah, maka diambil kesimpulan :

39

1. Dengan adanya system informasi ini, maka pihak Perusahaan dapat lebih muda
menyajikan informasi tentang penjualan dan pengadaan barang
2. Mempermudah informasi penjualan dan pengadaan barang pada PT Kumpulan
Cotoh Makalah, baik dalam pencarian data, proses pengadaan dan penjualan
maupun dalam pembuatan laporan
5.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat
bermafaat dan dapat membantu manajemen PT Kumpulan Cotoh Makalah untuk masa
yang akan dating, yaitu :
1. Perlunya penambahan peralatan computer dalam penerapannya dengan system
yang dijalankan sehingga operasi kerja sangat cepat dan tepat.
2. Untuk mengoptimalkan penggunaan computer, dianjurkan untuk melatih dan
membimbing user atau pengawai sebagai operator computer.

Contoh Kesimpulan dan Saran II


Bab V - KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Paradigma baru pendidikan telah mengubah pola pikir guru, dari guru sentris ke
siswa sentris dan dari materi apa yang akan diajarkan kepada anak, ke
kompetensi apa yang harus dikuasai anak (life skill), serta bagaimana
memperkaya pengalaman belajar siswa. Sehingga, guru harus melakukan
pembelajaran yang kontekstual.
2. Untuk itu, diperlukan upaya profesional guru untuk menciptakan pembelajaran
kontekstual dan efektif. Salah satunya adalah menciptakan alat peraga.
3. Peran alat peraga dalam pembelajaran sangat penting karena dapat menjadikan
pembelajaran lebih menarik, dinamis, aktif, kreatif, dan menyenangkan.
4. Dengan alat peraga, diharapkan anak akan mampu belajar menerapkan informasi
yang dipelajari dan mampu menentukan suatu pilihan tindakan yang rasional dan
proporsional.

40

B. Saran
1. Salah satu cara untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah dengan
membuat alat peraga sederhana yang memberikan keberhasilan luas pada suatu
pembelajaran.
2. Untuk implementasinya, maka eksistensi Gugus Sekolah dan manajemennya
menjadi pilihan yang strategis bagi pengadaan dan pengembangan alat
peraga/media pendidikan.
3. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah di kemudian hari.

Menulis Bab Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Penyusunan bab tentang kesimpulan dan saran ditujukan untuk memberi ringkasan
tentang:

Apa yang telah dipelajari (biasanya di bagian awal kesimpulan)


Apa saja yang masih harus dipelajari (arah penelitian berikutnya)
Hasil yang diperoleh dalam penelitian (evaluasi)
Manfaat, kelebihan, dan aplikasi temuan penelitian (evaluasi)
Rekomendasi

Masalah yang Sering Dihadapi


Terlalu panjang. Bab tentang kesimpulan seharusnya ringkas saja. Sebagai gambaran,
pada banyak publikasi hasil penelitian bagian kesimpulan mencakup hingga 2,5% dari
keseluruhan laporan.
Terlalu rinci. Kesimpulan yang terlalu panjang seringkali disebabkan memuat rincian
yang tidak perlu.

41

Bab tentang kesimpulan bukanlah tempat bagi rincian tentang metodologi atau hasil
penelitian. Walaupun kita harus memberikan ringkasan tentang apa yang telah dipelajari
dalam penelitian, ringkasan tersebut tidak harus panjang karena penekanan pada bagian
kesimpulan terletak pada implikasi, evaluasi, dlsb.
Tidak memberikan komentar pada isue-isue yang lebih besar / lebih signifikan.
Bila pada bagian pendahuluan dimaksudkan untuk bergerak dari umum (bidang kajian)
ke khusus (topik penelitian), maka dalam bagian kesimpulan kita harus bergerak dari
yang lebih khusus (penelitian kita) kembali ke umum (bidang kajian, bagaimana
penelitian kita akan mempengaruhi dunia). Dengan kata lain, dalam kesimpulan kita
harus meletakkan penelitian kita ke dalam konteks.
Tidak menjelaskan kompleksitas dari sebuah kesimpulan atau situasi. Aspek
negatif dari penelitian kita seharusnya tidak diabaikan. Masalah, kelemahan, dan lainlain sejenisnya dapat dimasukkan ke dalam bagian kesimpulan sebagai suatu cara untuk
mengkualifikasikan kesimpulan yang kita buat (memperlihatkan aspek-aspek negatif,
bahkan seandainya hal tersebut lebih bermakna dibandingkan dengan aspek-aspek
positifnya)
Tidak memuat secara jelas tapi ringkas tentang apa yang telah dipelajari dari
penelitian. Agar dapat membahas bagaimana penelitian kita sesuai dengan bidang
kajian maka kita perlu menyusun kesimpulan seringkas mungkin. Seringkali ringkasan
terssebut hanya terdiri dari beberapa kalimat.
Gagal untuk memenuhi tujuan penelitian. Sering terjadi tujuan penelitian mengalami
perubahan ketika penelitian sedang dijalankan. Hal tersebut tidak menjadi masalah
sepanjang kita tidak lupa untuk kembali dan menyusun ulang tujuan yang telah ditulis
pada bagian pendahuluan sehingga secara akurat merefleksikan apa yang sedang kita
selesaikan dalam penelitian (bukan apa yang kita pikirkan akan dapat diselesaikan pada
saat kita mengawali penelitian).

42

Berikut ini adalah sebuah contoh bagaimana sebuah tujuan dan kesimpulan tidak
bertemu.
Tujuan: Tujuan utama kajian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pembangunan
jalan terhadap komunitas desa.
Kesimpulan: Model yang dihasilkan dalam kajian ini dapat secara akurat memprediksi
pengaruh sosial dan ekonomis pembangunan jalan di desa.
Jika kita menulis ulang tujuan agar sesuai dengan apa yang sebenarnya kita lakukan
(yaitu mengembangkan suatu model) agar sesuai dengan kesimpulan, maka tujuan
tersebut adalah sebagai berikut:
Tujuan hasil penulisan ulang: Tujuan utama dari kajian ini adalah mengembangkan
sebuah model untuk memprediksi pengaruh sosial ekonomis pembangunan jalan
terhadap komunitas pedesaan.

3.5 Penyajian
Laporan penelitian sebagai karya tulis ilmiah perlu dipertanggung jawabkan
sebagai suatu kebenaran berdasarkan masalah-masalah yang diajukan dalam penelitian.
Pertanggung jawaban penelitian dilakukan melalui diskusi di dalam kelas, antara siswa
yang menyajikan hasil penelitiannya dan siswa lain sebagai peserta diskusi. Jalannya
diskusi harus dibimbing oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan agar siswa dapat
diarahkan sesuai dengan isi penelitiannya yang tentu saja sesuai dengan mata pelajaran
Sosiologi. Beberapa bentuk diskusi kelas yang sering digunakan antara lain sebagai
berikut :
a. The Social Problem Meeting
Di mana para siswa berdiskusi tentang masalah-masalah sosial? Diskusi
dilakukan oleh siswa di kelas atau di lingkungan sekolahnya. Dalam hal ini, diharapkan
setiap siswa terpanggil untuk belajar dan bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang

43

berlaku.

b. The Opened Meeting


Para siswa berdiskusi mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan
mereka sehari-hari.

c. The Educational - Diagnosis Meeting


Para siswa berdiskusi mengenai pelajaran di kelas dengan maksud saling
mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang diterimanya. Dengan demikian,
setiap anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik. Penyajian laporan penelitian
yang dilakukan melalui diskusi diharapkan dapat terjadi saling tukar pikiran antara yang
menyajikan dan peserta diskusi lainnya sehingga dapat mencapai titik temu atau
memecahkan persoalan yang dihadapi.
Menyajikan laporan melalui diskusi memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

Mempertinggi peran perorangan dalam kelompok, baik yang menyajikan


maupun yang membahas hasil laporan, sehingga setiap orang memiliki tanggung
jawab masing-masing;

Mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan; dan

Memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain.

Diskusi hasil penelitian bertumpu pada siswa sebagai titik pusat perhatian kelas
sehingga setiap orang yang ada di dalam kelas berperan dalam kegiatan diskusi. Adapun
peran-peran tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Kelompok penyaji terdiri atas siswa yang menyajikan laporan penelitiannya.
2. Moderator adalah siswa yang mengatur jalannya diskusi, seperti membuka
diskusi, mempersilakan penyajian laporan penelitian, mengatur jalannya tanya
jawab, dan menutup diskusi dengan kesimpulan hasil yang dicapai dari diskusi.

44

3. Notulis atau yang mencatat jalannya diskusi dan membuat kesimpulan untuk
dibacakan di akhir diskusi.
4. Guru mengawasi dan memberikan pengarahan sesuai dengan fungsinya sebagai
pembimbing dan motivator, seperti mengembangkan kemampuan siswa untuk
mampu bermusyawarah.
Penerapan diskusi laporan penelitian di dalam kelas yaitu untuk menggali daya
kepemimpinan siswa sehingga muncul potensi-potensi secara perorangan ataupun
kelompok yang dimiliki siswa. Guru sebagai pembimbing dan pengarah diskusi
senantiasa meluruskan arah jalannya diskusi, baik pertanyaan yang diajukan maupun
jawaban dari pertanyaan tersebut.

Berikut ini beberapa bentuk diskusi, yaitu sebagai berikut.


a. Seminar
Diskusi kelas yang diselenggarakan dalam rangka membahas laporan penelitian
sebenarnya dan mendekati seminar, yaitu pembahasan yang bersifat ilmiah.
Pembahasannya berkisar pada masalah kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan
siswa sendiri. Arti sebenarnya dari seminar adalah sebuah kegiatan pembahasan yang
mencari pedoman atau pemecahan-pemecahan masalah tertentu. Oleh karena itu,
seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan dan keputusan yang merupakan hasil
kebulatan pendapat semua peserta. Seminar bertolak dari lembaran kerja yang
merupakan pembahasan teoretis mengenai persoalan pokok, dalam hal ini membahas
lembar hasil penelitian siswa.

b. Panel
Panel merupakan bentuk diskusi yang terdiri atas beberapa orang. Perbedaan
panel dengan diskusi terletak pada cara mereka berdikusi. Panel biasanya
diselenggarakan dalam acara diskusi di televisi sehingga pemirsa tidak turut ambil
bagian dalam diskusi. Pokok persoalan yang didiskusikan dalam panel dipilih sesuai
dengan tema yang diajukan oleh moderator atau terlebih dahulu diberitahukan sebelum

45

panel dilaksanakan. Panel ditujukan pada khalayak yang mendengar atau mengikuti
diskusi agar muncul rangsangan berpikir sesuai dengan sudut pandang masing-masing.

c. Simposium
Simposium menyerupai panel karena terdiri atas beberapa pembicara.
Perbedaannya terletak pada pembahasan masalah yang diajukan. Simposium sifatnya
lebih formal, yaitu beberapa pembicara terlebih dahulu mempersiapkan pembicaraannya
tentang suatu masalah tertentu. Pembahasan terhadap sebuah masalah ditinjau dari
berbagai sudut pandang dan disoroti dari titik tolak yang berbeda. Simposium dapat
pula diatur dengan cara lain, misalnya sebuah aspek dari suatu persoalan ditentukan
untuk disoroti secara khusus, kemudian dibicarakan secara khusus.
Para penyaji atau pembicara dalam simposium berasal dari berbagai pihak yang
mengikuti simposium, seperti ahli atau peserta. Mereka dapat bertanya tentang isi
masalah yang dijadikan tema simposium atau menyanggah materi (pokok persoalan)
yang dijadikan materi simposium. Pendengar atau peserta simposium diberi kesempatan
berbicara tentang pandangannya mengenai materi simposium dan menggantikan
beberapa pertanyaan atau sanggahan setelah penyajian dan penyanggah utama selesai
berbicara.
Moderator

dalam

simposium

tidak

seaktif

pada

panel.

Moderator

mengkoordinasikan sanggahan dan pertanyaan yang ditujuan kepada penyaji.

46

hanya

BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Laporan penelitian merupakan suatu media atau dokumen komunikasi antara
peneliti dengan masyarakat umum terutama pembaca yang ditargetkan atau yang
berkepentingan dengan penelitian yang telah dilakukan tersebut (wardani,1997). Studi
kepustakaan harus dilakukan oleh seorang peneliti. Kegiatan ini dilakukan baik sebelum
maupun sesudah peneliti berhasil mengidentifikasikan masalah. Dengan melakukan studi
kepustakaan peneliti dapat mengkaji teori-teori dalam bidangnya. Kegiatan studi
kepustakaan ini sangat menunjang suatu penelitian.
Di sini peneliti dapat menghimpun informasi yang berkaitan dengan latar belakang
penelitian, teori-teori yang melandasi masalah yang akan diteliti, bahan acuan yang relevan
dengan masalah atau topikyang akan diteliti dan hasil-hasil penelitian sejenis sebelumnya.
Selain itu studi kepustakaan juga memperdalam dan menambah pengetahuan peneliti
dalam hal teori dan metodologi penelitian.
Hasil studi kepustakaan yang disusun dalam bentuk essay dimasukkan dalam
laporan penelitian. Kajian kepustakaan yang disusun secara logis dan sistematis dengan
bahasa yang jelas akan bermanfaat bagi para peneliti yang akan datang. Kegiatan studi
kepustakaan dapat dikatakan berhasil bila segi-segi yang penting dan menunjang
penelitian dapat terpenuhi dan hasilnya dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan penelitian.

4.2 Saran
Untuk dapat membuat proposal penelitian dengan baik, diharapkan agar tenaga
kesehatan dapat mengerti mengenai teknik penulisan rujukan dan teknik penulisan
laporan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
47

Jos, D. Parera; (1987) Menulis Tertib dan Sistematik Erlangga, Jakarta


Nasution; (1991) Metode Research Penelitian Ilmiah Jemmars, Bandung
El-Kabumain, Nasin; (2001) Teknik Menulis Laporan Penelitian karya Ilmiah
Jemmars, Bandung
Arifin,E. Zaenal; (1998) Dasar Dasar Penulisan Karangan Ilmiah Gramedia,
Jakarta
Tarigan, Henry Guntur; (1998), Pengajaran Analisis Kesalahan Bahasa Angkasa,
Bandung
Komsani, Amni ; (2007) Pedoman Penulisan Proposal Penelitian Angkasa, Bandung
Kasbolah, Kasihani. "Studi kepustakaan", artikel Forum Penelitian, 4(1-2), 1992: 179185.
Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Skandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan
Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, kompetensi dan praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara

48

Anda mungkin juga menyukai