Anda di halaman 1dari 4

A.

PENGERTIAN TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang
diperolah setelah penelitian penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai/dituju dalam sebuah
penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban atas
permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena, rumusan tujuan harus relevan dengan identitas
masalah yang ditemukan, rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitian. Tujuan penelitian
berfungsi :

1. eksploratif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan suatu pengetahuan baru yang
belum pernah ada.
2. Verifikatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori yang sudah ada.
Sehingga ditemukan suatu hasil penelitian yang dapat menggugurkan atau memperkuat
pengetahuan atau teori yang suadh ada.
3. Development atau pengembangan yaitu penelitian yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan penwlitian yang sudah ada.
4. Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah
5. Untuk menerangkan hubungan antara berbagai kejadian
6. Untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari

B. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu disebut penelitian verifikatif.
Keraguan terhadap suatu teori muncul jika teori yang bersangkutan tidak bisa lagi menjelaskan
peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui
penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak, atau mengukuhkan, atau merevisi teori yang
bersangkutan.

2. Manfaat Praktis

Pada sisi lain, penelitian bermanfaat pula untuk memecahkan masalah-masalah praktis.
Hampir semua lembaga yang ada di masyarakat, baik lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta,
menyadari manfaat ini dengan menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai bagian integral
dalam organisasi mereka. Kedua manfaat penelitian tersebut merupakan syarat dilakukannya suatu
penelitian sebagaimana dinyatakan dalam rancangan (desain) penelitian.
C. FOOTNOTE

Footnote atau catatan kaki merupakan catatan pada bagian bawah halaman yang bertujuan untuk
menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, pernyataan, atau ikhtisar. Baik dalam pembuatan karya
tulis ilmiah maupun non-ilmiah catatan kaki merupakan suatu unsur yang cukup penting. Terutama
dalam penulisan karya tulis ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, dan lain sebagainya. Hal ini
diperlukan untuk mengetahui sumber dari tulisan tang dibuat oleh si penulis apakah valid atau tidak.
Meski behitu, ada banyak dari kita yang masih kurang paham bagaimana sistematika penulisan
footnote (catatan kaki) yang baik dan benar.

Ketentuan penulisan footnote (catatan kaki)


Sebelum membuat catatan kaki, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:

1. Nomor footnote agak diangkat sedikit di atas baris biasa, tetapi tidak sampai setinggi satu spasi.
Dan ukurannya sedikit lebih kecil.
2. Nomor itu jauhnya tujuh huruf dari margin atau tepi teks, atau sama dengan permulaan alinea
baru. Jika catatan kaki terdiri lebih dari dua baris, baris kedua dan selanjutnya dimulai di garis
margin atau tepi teks biasa.
3. Nama pengarang ditulis menurut urutan nama aslinya. Pangkat atau gelar seperti Prof., Dr., Ir., dan
sebagainya tidak perlu dicantumkan.
4. Judul buku digaris bawah jika diketik dengan mesin ketik atau dicetak miring jika diketik dengan
komputer.
5. Jika buku, majalah, atau surat kabar ditulis oleh dua atau tiga orang, nama pengarang dicantumkan
semua.
6. Jika sumbernya berasal dari internet: Nama depan dan belakang penulis, “Judul dokumen,” nama
website, alamat web komplit, tanggal dokumen tersebut di download.
7. Pengarang yang lebih dari tiga orang, ditulis hanya nama pengarang pertama, lalu di belakangnya
ditulis et al., atau dkk.

Contoh Footnote (Catatan Kaki)


Untuk lebih jelasnya, berikut kami berikan beberapa contok berikut formatnya:

1. Contoh footnote (catatan kaki) dari buku


a. Satu pengarang

Format Penulisan:
1
Nama Pengarang, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun, Penerbitan), hlm. Nomer
halaman.
· Contoh:
2
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu-ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: PT
Gramedia, 1992), hlm. 3.

b. Dua Pengarang

Format Penulisan:
3
Nama Pengarang dan Nama Pengarang, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun,
Penerbitan), hlm. Nomer halaman.
· Contoh:
1Hugiono dan P.K Poerwantana, Pengantar Ilmu Sejarah (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hlm. 56-58.

c. Buku Terjemahan

· Format Penulisan:
Nama Pengarang, Judul Buku, Terj. Nama Penerjemah (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun,
Penerbitan), hlm. Nomer halaman.
· Contoh:
4
Ali Syari’ati, Rasulullah saw Sejak Hijrah hingga Wafat, Terj. Afif Muhammad, Sunt. Ahmad Hadi
(Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992), hlm. 28.

2. Contoh Footnote (catatan kaki) dari Majalah


· Format Penulisan:
Nama Penulis, “Judul Artikel” Nama majalah, Edisi, hlm. Nomor halaman.
· Contoh:
5
Mayadina Rahma, “Kekerasan terhadap Anaka dalam Perspekif Hukum Islam”
Shima, Edisi XIV, April 2015, hlm. 12.

3. Contoh Footnote (catatan kaki) dari Internet


· Format Penulisan:
Nama Penulis, “Judul Tulisan”, diakses dari Url / alamat web, pada tanggal (tanggal mengakses)
pukul (waktu mengakses)
· Contoh:
6
Richard Whittle, “High Sea Piracy: Crisis in Aden”, Aviation Today, diakses dari
http://www.aviationtoday.com/rw/military/attack/High-Sea-Piracy-Crisis-in-Aden_32500.html, pada
tanggal 31 Mei 2013 pukul 10.47
4. Contoh Footnote (catatan kaki) dari Koran
· Format Penulisan:
Nama Koran, Tanggal Terbitan, hlm. halaman.
· Contoh:
7
Suara Merdeka, 2 Juni 2014, hlm. 14.

Singkatan dalam Footnote (Catatan Kaki)


Dalam penulisan footnote, terdapat beberapa singkatan yang peru dipahami. Di antaranya:

1. ibid, singkatan dari ibidem. Maksudnya adalah ‘di tempat yang sama dan belum diselingi dengan
kutipan lain’.
Contoh:1Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hlm. 8.
2
Ibid., hlm. 15 (berarti dikutip dari buku yang sama dengan buku di atas)

2. op.cit., singkatan dari opere citato, yang artinya ’dalam karangan yang telah disebut dan diselingi
dengan sumber lain’.
Contoh:2Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hlm. 8.
3
Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001, hlm 46.
4
Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf,Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm.
23.
5
Gorys Keraf, op. cit. hlm 8 (berarti diambil dari buku yang telah disebutkan di atas)

3. loc.cit, kependekan dari loco citato, maksudnya ‘di tempat yang telah disebut’. loc. Cit digunakan
jika kita menunjuk ke halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut.
Contoh:3Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hlm. 8.
4
Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001, hlm 46.
5
Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf, Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm.
23.
6
Ismail Marahimin, loc. cit. (maksudnya buku yang telah disebut di atas di halaman yang sama, yakni
hlm.46)
7
Soedjito dan Mansur Hasan, loc. cit. (menunjuk ke halaman yang sama dengan yang disebut
terakhir, yakni hlm. 23)

Anda mungkin juga menyukai