0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
477 tayangan7 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang landasan ilmu antropologi pendidikan dan penerapannya dalam dunia pendidikan.
2. Antropologi pendidikan mempelajari praktik pendidikan dari sudut pandang budaya dan kebudayaan.
3. Aplikasi landasan antropologi dalam pendidikan saat ini meliputi pembelajaran berbasis budaya lokal, metode karya wisata, dan pembelajaran dengan modeling.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang landasan ilmu antropologi pendidikan dan penerapannya dalam dunia pendidikan.
2. Antropologi pendidikan mempelajari praktik pendidikan dari sudut pandang budaya dan kebudayaan.
3. Aplikasi landasan antropologi dalam pendidikan saat ini meliputi pembelajaran berbasis budaya lokal, metode karya wisata, dan pembelajaran dengan modeling.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang landasan ilmu antropologi pendidikan dan penerapannya dalam dunia pendidikan.
2. Antropologi pendidikan mempelajari praktik pendidikan dari sudut pandang budaya dan kebudayaan.
3. Aplikasi landasan antropologi dalam pendidikan saat ini meliputi pembelajaran berbasis budaya lokal, metode karya wisata, dan pembelajaran dengan modeling.
Prof. Dr. Elizar, M.pd Dr. Yerimadesi, S.Pd., M.Si
PROGRAM STUDI PASCASARJANA
PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021 A. Pengertian Antropologi Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ”antrophos” berarti manusia, dan “logos” berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi secara garis besar dipecah menjadi 2 bagian yaitu antropologi fisik/biologi dan antropologi budaya. Tetapi dalam pecahan antropologi budaya, terpecah – pecah lagi menjadi banyak sehingga menjadi spesialisasi – spesialisasi, termasuk antropologi pendidikan. Seperti halnya kajian antropologi pada umumnya antropologi pendidikan berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dalam rangka memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia khususnya dalam dunia pendidikan. B. Sejarah Perkembangan Landasan Antropologi Dalam Pendidikan a. Fase Pertama ( sebelum 1800 ) Sekitar abad ke-15-16, ba. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan bangsa-bangsa di Eropa dalam menjelajahi dunia mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi. 2. Fase Kedua ( tahun 1800 ) Pada 1860 muncul karangan yang mengklasifikasikan aneka kebudayaan di dunia ke dalam tingkat evolusi tertentu. Maka muncullah ilmu antropologi. Dengan meneliti bangsa-bangsa di luar Eropa, dapat menambah pengetahuan tentang sejarah penyebaran kebudayaan manusia. Antropologi merupakan ilmu yang tidak mempunyai tujuan secara langsung bersifat praktis dan hanya dilakukan di kalangan sarjana universitas. 3. Fase Ketiga ( awal abad ke 20 ) Awal abad 20, negara-negara penjajah di Eropa berhasil memantapkan kekuasaannya di daerah-daerah jajahannya di luar Eropa. Dalam hak ini, ilmu antropologi sangat penting karena menyangkut juga tentang pentingnya dalam mempelajari kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa, yang masih mempunyai masyarakat yang belum kompleks. Ilmu antropologi nerkembang di negara-negara pemjajah, terutama Inggris. Bahkan berkembang juga di negara Amerika Serikat, yang bukan merupakan negara kolonial. 4. Fase Keempat Lapangan penelitian ilmu Antropologi berhasil berkembang dengan tujuan dan pokok yang baru, dengan berlandaskan bahan etnologi dan metode ilmiah yang lalu. Pokok tujuan yang baru itu ditinjau dan diteliti di dalam suatu simposium oleh 60 tokoh ahli antropologi dari negara-negara di Amerika dan Eropa pada tahun 1951 . penekitian tifak hanya tertuju pada penduduk pedesaan di luar Eripa, tetapi juga suku bangsa pedesaan di Eropa, seperti bangsa Irlandis, Flam, dan Soami. Ilmu Antropologi ada 2 tujuan, yaitu : a) Tujuan akademis yaitu pengertian manusia beserta bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaannya. b) Tujuan praktis yaitu mempelajari manusia dalam berbagai masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut. C. Manfaat Landasan Antropologi Dalam Pendidikan Antropologi dalam pendidikan memiliki beberapa manfaat diantaranya: 1. Dapat mengetahui pola perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara Universal maupun pola perilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa). 2. Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai dengan harapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang. 3. Dengan mempelajari antropologi akan memperluas wawasan kita terhadap tata pergaulan umat manusia diseluruh dunia khususnya Indonesia yang mempunyai kekhususan-kekhususan yang sesuai dengan karakteristik daerahnya sehingga menimbulkan toleransi yang tinggi. 4. Dapat mengetahui berbagai macam problema dalam masyarakat serta memiliki kepekaan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat baik yang menyenangkan serta mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan permasalahan yang muncul dalam lingkungan masyarakatnya. D. Pengaruh Antropologi Terhadap Lingkungan dan Masyarakat Perbedaan geografis mencakup perbedaan-perbedaan yang disebabkan oleh faktor geografis seperti letak daerah, misalnya: pantai, daerah pegunungan, daerah tropis, daerah sub tropis, daerah subur, daerah tandus, dan sebagainya. Pada daerah sub tropis ada musim dimana manusia kurang/tidak dapat bekerja secara penuh, terutama pada musim dingin, sehingga keadaan ini memaksa manusia daerah sub tropis untuk mempersiapkan cadangan makanan untuk musim dingin. Demikian pula masyarakat di daerah gersang akan terpaksa bekerja lebih keras untuk mempertahankan hidupnya dibandingkan dengan daerah subur. Hal-hal tersebut diatas juga mempengaruhi sistem nilai budaya yang dianut oleh warga masyarakat, yang dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap proses pendidikan yang berlangsung di masyarakat yang bersangkutan, karena proses pendidikan tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungan geografis dan sosiokultural masyarakat. Landasan antropologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah antropologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh : perbedaan kebudayaan masyarakat di berbagai daerah (misalnya: system mata pencaharian, bahasa, kesenian, dsb). Mengimplikasikannya perlu diberlakukan kurikulum muatan lokal. E. Aplikasi Landasan Antropologi Dalam Pendidikan Saat Ini Penerapan landasan antropologi dalam pendidikan saat ini adalah sebagai berikut: 1. Model pembelajaran berbasis budaya lokal. Model pembelajaran ini diterapkan melalui muatan lokal. Materi disesuaikan dengan potensi lokal masing- masing daerah di lingkungan sekolah. Sehingga siswa dapat mengenali potensi budayanya sendiri, mengembangkan budaya, menumbuhkan cinta tanah air, dan mempromosikan budaya lokal kepada daerah lain. 2. Metode pembelajaran karya wisata Guru mengajak siswa ke suatu tempat ( objek ) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta segala masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu. 3. Pembelajaran dengan modeling Modelling adalah metode pembelajaran dengan menggunakan model (guru) sebagai obyek belajar perubahan tingkah laku yang kemudian ditiru oleh siswa. Modelling bertujuan untuk mengembangkan keterampilan fisik dan mental siswa. F. Penerapan Landasan Antropologi Terhadap Pendidikan Secara sistematik, Antropologi pendidikan mengkaji mengenai praktik pendidikan dalam sudut pandang kebudayaan. Kebudayaan tersebut yang sebagai warisan kepada anak bangsa dalam sebuah kumpulan masyrakat sebagai bekal pengalaman. Para arkeolog dan pendidikan bekerjasama dalam menyebar luaskan kebudayaan dalam bagian-bagian pendidikan dan berupanya melestarikan hasil-hasil kebudayaan tersebut. Sifat kajian dalam antopologi pendidikan menekankan tantang perbedaan suatu kelompok manusia yang meliputi persepektif karakteristik budaya ,perilaku,maupun norma tradisi,bahasa,falsafah hidup yang dianut masyarakat,dan penciptaan pada teori-teori pendidikan. DAFTAR PUSTAKA
Alam, B. (2006). Antropologi dan Civil Society: Pendekatan Teori Kebudayaan.
Antropologi Indonesia, 30(2), 193–200. https://doi.org/10.7454/ai.v30i2.356 4 Mardia, & Rahmat, A. (2018). Sosio Antropologi Pendidikan. Yogyakarta: Zahir Publishing
Salam, B. 2000. Sejarah Filsafat Ilmu & Teknologi. PT Rinekea Cipta
Septiarti, S.W, dkk.2017. Sosiologi dan Antropologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY
Press. Siregar, M.2008. Antropologi Budaya. Padang :Universitas Negeri Padang.