Anda di halaman 1dari 7

Andhika A.

A
SGD 4

DEFINISI BEDAH PRE PROSTETIK


Bedah preprostetik adalah bagian dari bedah mulut dan maksilofasial yang bertujuan
untuk membentuk jaringan keras dan jaringan lunak yang seoptimal mungkin sebagai dasar
dari suatu protesa. Meliputi teknik pencabutan sederhana dan persiapan mulut untuk
pembuatan protesa sampai dengan pencangkokan tulang dan implan alloplastik (Stephens,
1997).
Bedah preprostetik lebih ditujukan untuk modifikasi bedah pada tulang alveolar dan
jaringan sekitarnya untuk memudahkan pembuatan dental prothesa yang baik, nyaman dan
estetis. Ketika gigi geligi asli hilang, perubahan akan terjadi pada alveolus dan jaringan lunak
sekitarnya. Beberapa dari perubahan ini akan mengganggu kenyamanan pembuatan gigi
tiruan. Evaluasi intra oral jaringan lunak yang mendukung gigi tiruan secara sistematis dan
hati - hati sebaiknya dilakukan sebelum mencoba melakukan rehabilitasi pengunyahan
dengan geligi tiruan (Panchal et al, 2001).

TUJUAN BEDAH PRE PROTESTIK


Tujuan Bedah Preprostetik (Matthew et al, 2001). Tujuan dari bedah preprostetik
adalah untuk menyiapkan jaringan lunak dan jaringan keras dari rahang untuk suatu protesa
yang nyaman yang akan mengembalikan fungsi oral, bentuk wajah dan estetis.
Tujuan dari bedah preprostetik membantu untuk :
Mengembalikan fungsi rahang (seperti fungsi pengunyahan, berbicara, menelan)
Memelihara atau memperbaiki struktur rahang
Memperbaiki rasa kenyamanan pasien
Memperbaiki estetis wajah
Mengurangi rasa sakit dan rasa tidak menyenangkan yang timbul dari pemasangan
protesa yang menyakitkan dengan memodifikasi bedah pada daerah yang mendukung
prothesa
Memulihkan daerah yang mendukung prothesa pada pasien dimana terdapat
kehilangan tulang alveolar yang banyak.
Pilihan non bedah harus selalu dipertimbangkan (seperti pembuatan ulang gigi tiruan,
penyesuaian tinggi muko oklusal, memperluas pinggiran gigi tiruan) sebelum dilakukan
bedah preprostetik.
Perseden (1996), tujuan alveolektomi:
1. Membuang ridge alveolus yang tajam dan menonjol
2. Membuang tulang interseptal yang sakit sewaktu dilakukan gingivektomy
3. Untuk membuat kontur tulang yang memudahkan pasien dalam melaksanakan
pengendalian plak yang efektif.

4. Untuk membentuk kontur tulang yang sesuai dengan kontur jaringan gingival setelah
penymbuhan.
5. Untuk memudahkan penutupan luka primer.
6. Utuk membuka mahkota klinis tambahan agar dapat dilakukan restorasi yang sesuai.
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI BEDAH PRE PROTESTIK
Indikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Adanya eksostosis
Adanya torus
Adanya frenulum tinggi
Memperoleh keadaan linggir alveolar yang baik
Tidak ada kondisi patologis pada keadaan intra oral dan ekstra oral
Nyeri akibat pemasangan gigi tiruan
Karena ulcer yang berulang pada sekitar gigi tiruan
Atrofi rahang karena proses fisiologis
Disfungsi yang tidak berkurang dengan perbaikan konvensional, misalnya disfungsi
mastikasi, disfungsi fonetik, dan disfungsi temporo-mandibular joint

Kontraindikasi
1. Pasien usia lanjut karena tulang mengalami resorbsi. Bila dilakukan pembedahan
harus hati hati.
2. Kelainan psikologis: depresi, bingung, dan belum siap menggunakan gigi palsu.
Sumber lain menyatakan indikasi dan kontra indikasi bedah pre prostetik, yaitu:
Indikasi
1. Indikasi dari prosedur alveolektomi jarang dilakukan tetapi biasanya pada dilakukan
pada kasus proyeksi anterior yang berlebih pada alveolar ridge pada maxilla(Wray et
al,2003) atau untuk pengurangan prosesus alveolaris yang mengalami elongasi
(Thoma, 1969). Area yang berlebih tersebut dapat menimbulkan masalah dalam
estetik dan stabilitas gigi tiruan. Pembedahan ini paling banyak dilakukan pada
maloklusi kelas II divisi I (Wray et al,2003).
2. Alveolektomi juga dilakukan untuk mengeluarkan pus dari suatu abses pada gigi.
3. Alveolektomi diindikasikan juga untuk preparasi rahang untuk tujuan prostetik yaitu
untuk memperkuat stabilitas dan retensi gigi tiruan (Thoma, 1969).
4. Menghilangkan alveolar ridge yang runcing yang dapat
neuralgia,protesa tidak stabil,protesa sakit pada waktu dipakai.

menyebabkan

5. Menghilangkan tuberositas untuk mendapatkan protesa yang stabil dan enak dipakai
6. Untuk eksisi eksostosis (Thoma, 1969).
7. Menghilangkan interseptal bonediseas.

8. Menghilangkan undercut.
9. Mendapatan spaceintermaksilaris yang diharap.
10. Untuk keperluan perawatan ortodontik,bila pemakaian alat ortho tidak maksimal
maka dilakukan alveolektomi
11. penyakit periodontal yang parah yang mengakibatkan kehilangan sebagian kecil
tulang alveolarnya.
12. ekstraksi gigi yang traumatik maupun karena trauma eksternal.
Kontraindikasi
1. Pasien dengan penyakit sistemik
2. Periostitis
3. Periodontitis

KLASIFIKASI BEDAH PRE PROSTETIK


Macam-macam bedah preprostetik diantaranya:
a. Alveolektomi adalah suatu tindakan pembedahan yang radikal untuk mengambil
prosessus alveolaris sehingga bisa dilakukan aposisi mukosa untuk mempersiapkan
lingir sebelum dilakukan terapi radiasi. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan
kontur yang tidak diinginkan, pegunungan, maupun tajam untuk memberikan
landasan yang lebih halus yang nyaman untuk gigi tiruan sebuah. (Pedersen, 1997)
Alveolektomi dibagi dalam beberapa klasifikasi:
- Simple alveoli ktomi. Dilakukan setelah multiple ekstraksi, apabila ada tulang
-

yang tajam di periksa dulu kemudian di alveolektomi


Radical alveolektomi. Merupakan pembentukan kontur tulang radiks dari
tulang alveolar yang diindikasikan karena adanya undercut yang sangat

menonjol
b. Gingivoplasty. Mereka dilakukan untuk menghapus atau membentuk kembali jaringan
gusi untuk memberikan permukaan yang lebih dapat diterima untuk gigi tiruan
removable. Kadang-kadang jaringan lunak kelebihan atau berlebihan memerlukan
penghapusan (Fortin, 2000).
c. Torus
removal
adalah

prosedur

pembedahan

yang

dilakukan untuk

menghilangkan satu atau lebih tonjolan ekstra tulang baik pada rahang atas maupun
rahang bawah. Meskipun segmen seperti tulang tambahan tidak berbahaya, kehadiran
tulang ini dapat menjadikan masalah bagi pasien yang memerlukan beberapa jenis
protesa gigi, seperti gigi tiruan lengkap ataupun sebagian.

(Neville, et all., 2002)

d. Frenektomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk menghilangkan


jaringan fibrosa (frenulum). Pembedahan jaringan lunak ini bertujuan untuk
meningkatkan kenyamanan dan kestabilan protesa. (Pedersen, 1997)
e. Vestibuloplasty suatu tindakan memperdalam sulkus vestibulum.

Prosedur

memperdalam sulkus untuk rahang atas atau bawah biasanya dibutuhkan oleh sulkus
yang sangat rendah sehinggga protesa tidak stabil.
f. Implan merupakan prosedur tindakan bedah yang bertujuan untuk pemasangan akar
gigi buatan yang nantinya digunakan untuk menyagga gigi tiruan.
Namun ada yang membaginya menjadi 2 kelompok, yaitu bedah preprostetik mayor
dan bedah preprostetik minor.
a. Bedah preprostetik mayor, diantaranya meliputi augmentasi alveolaris relatif
(vestibuloplasti), augmentasi alveolaris absolute (osteotomi), dan implan.
b. Bedah preprostetik minor, diantaranya bedah pada jaringan keras dan lunak.

PROSEDUR BEDAH PRE PROSTETIK


Alveolektomi
Prosedur kerja Alveolektomi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Disinfeksi dengan povidon iodine


Anastesi daerah kerja
Buat flap (triangular atau trapesium) pada daerah pembedahan
Pengurangan tulang dengan bur tulang, knabel tang, dan bone file
Dilakukan perabaan pada mukosa, bila masih ada yang tajam dikurangi lagi
Irigasi denga bersih dengan larutan saline (NaCl)
Apabila didapatkan pengambilan tulang yang berlebihan dilakukan free graft
Ditutup dan dijahit
Pemberian anti inflamasi, antibiotik dan analgesik
Instruksi pasien

Komplikasi yang timbul pasca alveolektomi adalah infeksi, parastesi, hematoma,


fraktur tulang, osteomielitis, resorbsi tulang yang berlebihan, pembengkakan, dan nekrosis.
Frenektomi
Teknik Frenektomi konvensional:
1. Persiapan alat bedah
2. Desinfeksi dengan Iod gliserin pada daerah yang akan di anestesi. Anestesi pada
sinistra dan dextra frenulum labialis superior yang akan dieksisi dan bagian palatal
perluasan frenulum labialis superior.

3. Jepit frenulum pada kedalaman vestibulum dengan hemostat dan dekat dengan
permukaan mukosa bibir untuk menghindari perdarahan pasca eksisi.
4. Eksisi frenulum labialis superior di bawah hemostat.dengan scalpel.
5. Daerah dasar vestibulum dan mukosa bibir dijahit agar tidak terjadi perluasan daerah
irisan dan perdarahan yang berlebihan.
6. Eksisi perluasan frenulum labialis superior yang melebar hingga palatal.
7. Lakukan kuret di daerah permukaan tulang. Bersihkan semua serabut periosteum agar
tidak terjadi pertemuan serabut bagian koronal dan apikal
8. Irigasi dengan saline, tekan 3-5 menit
9. Pemasangan periodontal pack pada daerah bedah agar penyembuhan luka optimal dan
tidak terjadi perlekatan bibir dengan gingival selama proses penyembuhan gingival.
10. Pemberian resep dan instruksi; obat yang digunakan berupa analgetik dan antibiotik.
11. Kontrol I (1 minggu pasca operasi): pembukaan periodontal pack dan pengambilan
jahitan, irigasi dengan antiseptic dan instruksi untuk perawatan di rumah.
12. Kontrol II ( 2-3 minggu pasca operasi): penyembuhan 2 minggu pasca operasi, irigasi
dan instruksi perawatan.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan frenektomi:
1. Kondisi kesehatan umum
2. Nutrisi dan diet
3. Oral hygiene
4. Pemberian resep obat
Komplikasi dari prosedur frenektomi: Komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi pada
pembedahan frenulum adalah sebagai berikut (Kruger 1974) :
a. Perdarahan. Perdarahan ini dapat terjadi selama operasi ( perdarahan primer ) atau

beberapa jam sampai beberapa hari setelah pembedahan (perdarahan sekunder).


Perdarahan ini dapat terjadi oleh sebab lokal atau sistemik. Penyebab lokal biasanya
meliputi lepasnya bekuan darah, luka yang terinfeksi, trauma pada luka atau lepasnya
jahitan. Sedangkan penyebab sistemik dapat berupa kelainan darah.Penanggulangan
dengan melakukan pembersihan daerah luka serta penekanan dengan kasa dibasahi
vasokonstriktor lokal, kompres dingin dan penjahitan atau pemberian coagulation
promoting agent seperti gelatin sponge, thrombin, dan lain-lain. Bila tindakan tersebut
tidak dapat mengatasi perdarahan sebaiknya dikonsulkan ke bagian penyakit dalam.
b. Pembengkakan.Biasanya terjadi karena trauma yang berlebihan atau karena infeksi.
Penanggulangannya dapat dikontrol dengan kompres dingin yaitu dengan kantung es
atau kain dingin.
c. Infeksi.Untuk mencegah infeksi dianjurkan untuk memelihara kebersihan mulut dan
diberi obat kumur antiseptik. Apabila infeksi telah terjadi, tindakan lokal yang perlu

dilakukan adalah mengirigasi luka dengan NaCl fisiologis hangat serta pengulasan
antiseptik pada tepi luka, diberikan pula obat antibiotik.
d. Rasa sakit yang berlebihan.Keadaan ini biasanya timbul karena pergerakan bibir,
pipi, atau lidah pada saat berbicara atau pada waktu mengunyah. Penanggulangannya
diberikan obat analgetik, obat kumur antiseptik yang hangat.
Maintenance Phase:
Maintenance phase merupakan fase pemeliharaan yang meliputi kunjungan periodik
dan pemeriksaan ulang. Hal yang diperiksa pada saat pasien melakukan kunjungan antara
lain:
1. Melihat ada tidaknya perdarahan,
2. Melihat apakah jahitan lepas atau tidak,
3. Apakah ada keluhan sakit,
4. Ada tidaknya pembengkakan pada luka,
5. Luka mengalami infeksi atau tidak,
6. Untuk keperluan estetik, dilihat apakah ada bekas luka

HUBUNGAN PERAWATAN BEDAH PRE PROSTETIK DENGAN KEBERHASILAN


GTL
Dengan adanya kemajuan teknologi memungkinkan dilakukannya pemeliharaan
terhadap gigi tiruan, masih diperlukan restorasi prostetik dan rehabilitasi sistem pengunyahan
pada pasien yang tidak bergigi atau bergigi sebagian. Bedah preprostetik yang objektif adalah
untuk membentuk jaringan pendukung yang baik untuk penempatan gigi tiruan. Karakteristik
jaringan pendukung yang baik untuk gigi tiruan (Tucker, 1998) :
1. Tidak ada kondisi patologis pada intra oral dan ekstra oral.
2. Adanya hubungan/relasi rahang yang baik secara antero posterior, transversal dan
dimensi vertikal.
3. Bentuk prosesus alveolar yang baik (bentuk yang ideal dari prosesus alveolar adalah
bentuk daerah U yang luas, dengan komponen vertikal yang sejajar).
4. Tidak ada tonjolan tulang atau jaringan lunak atau undercut.
5. Mukosa yang baik pada daerah dukungan gigi tiruan.
6. Kedalaman vestibular yang cukup.
7. Bentuk alveolar dan jaringan lunak yang cukup untuk penempatan implant.

HUBUNGAN PERAWATAN BEDAH PRE PROSTETIK DENGAN PENYAKIT


SISTEMIK (JANTUNG KORONER)
Hubungan bedah preprostetik dengan pasien riwayat penyakit jantung adalah
a. Penggunaan anastesi tidak mengunakan adrenalin
b. Antibiotik profilaksis

c. Obat antikoagulan (aspirin, aspilet) dihentikan 5 sampai 7 hari sebelum tindakan


pembedahan
d. Asepsis alat yang akan digunakan karena akanmenyebabkan endokarditis
e. Pada pasien denga riwayat jantung akan mudah lelah sehingga pembedahan jangan
terlalu lama.

KELAINAN PADA FRENULUM LINGUALIS YANG PENDEK


Ankyloglossia merupakan suatu kelainan dengan kondisi jaringan yang
menghubungkan lidah ke dasar mulut terlalu pendek dan tebal sehingga membuat pergerakan
atau mobilitas lidah menjadi sangat terbatas. Ankyloglossia dapat menyebabkan kesulitan
berbicara ( sulit mengucapkan huruf tertentu, misalnya R ) karena pergerakan lidah yang
terbatas. Karena pergerakan lidah yang terbatas juga dapat menyebabkan kesulitan menelan.
Penyebab

: Kelainan bawaan

Gejala

:
Tanda dan gejala ankyloglossia, antara lain:

1. Jaringan yang menghubungkan lidah kedasar mulut ( frenulum lingualis ) terlalu


pendek dan tebal.
2. Kesulitan mengangkat lidah ke gigi atas atau menggerakkan lidah dari ujung ke
ujung.
3. Kesulitan menjulurkan lidah lebih dari 1 2 mm
4. Lidah yang muncul berlekuk atau berbentuk hati ketika terjulur keluar
Perawatan

Ankyloglossia ringan yang tidak terlalu mengganggu, tidak memerlukan perawatan.


Jika ankyloglossia sangat mengganggu, dapat diatasi dengan prosedur frenotomy atau
frenectomy. Frenectomy atau frenotomy merupakan prosedur bedah yang melibatkan
pemotongan atau pengambilan jaringan frenulum dengan anastesi lokal atau bius lokal.

Anda mungkin juga menyukai