Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

LABORATORIUM UNIT OPERASI


COOLING TOWER

DISUSUN OLEH:
M. ISA ANSYORI FAJRI

03111003003

IRA YULI NUTRIANI

03111003004

ELISA YULISTIA

03111003009

AYU PERMATASARI

03111003011

ANGGUN LESTARI

03111003014

RIZKA RACHMIANTI

03111003042

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu pabrik, proses pendinginan merupakan salah satu tahapan proses
yang sangat vital. Air yang digunakan sebagai sumber fluida pendingin membutuhkan
suatu sarana yang dapat mengembalikannya ke kondisi semula. Proses pengembalian
temperatur air pendingin ke temperatur sebelum operasi disebut dengan proses
pendinginan. Teknologi pendingin sudah sejak lama ditemukan. Teknologi pendingin
yang pertama adalah proses pendinginan dengan menggunakan fluida kerja berupa
udara. Kemudian teknologi pendinginan dengan fluida kerja berupa air baru
ditemukan sebab dengan pendinginan dengan fluida kerja air membuat proses
pendinginan menjadi lebih konstan. Pertama teknologi pendinginan air menggunakan
sungai, sumur, danau, dan kanal.
Sejak perluasan industri dilakukan, air pendingin dibutuhkan sebagai media
penukar panas antara fluida bertemperatur tinggi dengan air sebagai pendingin.
Berlangsungnya pertukaran panas disuatu media berlangsung di dalam suatu heat
exchanger atau yang lebih spesifik disebut dengan cooler. Air pendingin akan
berubah temperaturnya karena adanya panas yang dibawa oleh air pendingin tersebut.
Air yang digunakan setelah keluar dari cooler tidak dapat langsung dibuang ke
lingkungan sebab dapat merusak lingkungan dan tidak memenuhi syarat Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sehingga air tersebut diproses lagi sampai
temperaturnya sama dengan lingkungan. Proses tersebut membutuhkan alat yang
disebut Cooling tower.
Cooling tower adalah suatu alat yang dipergunakan untuk memindahkan
sejumlah panas dari suatu fluida ke fluida lain. Cooling tower beroperasi menurut
prinsip difusi dan adanya perubahan temperatur yang mengakibatkan perbedaan
besarnya laju perpindahan massa yang terjadi. Besarnya laju perpindahan massa dan
panas dipengaruhi oleh luas daerah kontak antara fluida panas dengan fluida dingin,
waktu kontak, kecepatan fluida, dan temperatur fluida. Pada cooling tower sebagian
air menguap ke udara dan kalor sensibel berpindah dari air panas ke udara yang lebih

dingin. Kedua proses itulah yang mengakibatkan turunnya temperatur air dan untuk
menjaga keseimbangan air, kita hanya perlu menambahkan air (make up water) untuk
menggantikan air yang hilang karena penguapan atau terbawa oleh udara.
Proses pendinginan dapat terjadi dengan bantuan udara luar serta peralatan untuk
mempercepat proses pendinginan tersebut. Dalam proses pendinginan di dalam
industri, kipas atau fan juga dapat digunakan. Penggunaan teknologi cooling
tower (menara pendingin) dewasa ini dirasakan sangat penting dalam tiap industri
dalam rangka pelaksanaan efisiensi dan konservasi energi. Oleh karena itu
pemahaman tentang prinsip kerja atau operasi cooling tower sangat diperlukan.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana pengaruh flow rate udara terhadap temperatur air keluar pada cooling
tower?
2) Bagaimana perbandingan antara perubahan panas dengan laju udara masuk?
3) Bagaimana prinsip dan cara kerja cooling tower apparatus?
4) Bagaimana proses pendinginan air panas sisa operasi?
1.3 Tujuan
1)

Mengetahui prinsip dan cara kerja cooling tower apparatus.

2) Mengetahui perhitungan pada cooling tower apparatus.


3) Mengetahui aplikasi dari cooling tower.
4)

Mengetahui beberapa perubahan panas yang terjadi dibandingkan dengan


laju udara yang masuk.

5) Mengetahui bagaimana proses mendinginkan air panas sisa operasi yang berasal
dari kondesor atau unit perpindahan panas lainnya.
1.4 Manfaat
1) Dengan diketahui hubungan antara kecepatan udara terhadap approach to wet
bulb dan pressure drop, maka dapat diaplikasikan pada cooling tower.
2) Dapat mengetahui pengaruh kecepatan aliran udara terhadap laju pendinginan.

3) Dapat mengetahui prinsip dan cara kerja dari cooling tower.


4) Dapat mengenai fungsi dari tiap-tiap bagian dari cooling tower serta fungsinya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Cooling Tower
Cooling Tower adalah suatu alat yang dipergunakan untuk memindahkan
sejumlah panas dari suatu fluida ke fluida lain. Cooling tower ini beroperasi menurut
prinsip difusi, dimana adanya perubahan temperatur dapat mengakibatkan perbedaan
besarnya laju perpindahan massa. Besarnya laju perpindahan massa dipengaruhi oleh
luas daerah kontak antara fluida panas dengan fluida dingin. Sedangkan cooling
water adalah air pendingin yang digunakan untuk mendinginkan peralatan.
Pengendalian kualitas kerja dari cooling water akan berpengaruh langsung
terhadap kinerja dari alat-alat yang menggunakannya, termasuk pipa distribusi yang
mengalirkan air dari cooling tower ke peralatan yang akan menggunakannya.
Masalah-masalah seperti lifetime alat yang pendek karena korosi, efisiensi pertukaran
panas yang rendah akibat akumulasi produk korosi, lumpur atau slime, dan naiknya
konsumsi energi listrik untuk memompakan cooling water karena adanya
penyumbatan pada perpipaan dan alat adalah sebagai akibat dari rendahnya kualitas
cooling water.
Jika suatu pabrik tidak dilengkapi dengan cooling tower dan hanya
menggunakan sirkulasi air pendingin sekali pakai, air pendingin yang telah digunakan
dan mengalami kenaikkan temperatur selanjutnya dibuang ke laut, danau atau sungai
yang ditentukan. Pembuangan sejumlah air hangat tersebut dapat meningkatkan
temperatur sungai atau danau tersebut sehingga dapat merusak ekosistem lokal.
Teknologi pendingin sudah lama ditemukan dengan menggunakan teknologi
pendinginan udara. Kemudian teknologi pendinginan air baru ditemukan dan mulai
dikembangkan sebab dengan menggunakan pendingin air proses pendinginan menjadi
lebih konstan. Pada awalnya teknologi pendinginan air menggunakan sungai, sumur,
danau dan kanal sebagai sumber airnya. Namun sejak perluasan industri yang sudah
sangat luas banyak industri yang berdiri jauh dari sumber air, bahkan ada industri
yang berdiri di negara yang minim sumber airnya. Oleh sebab itu dengan semakin

pesatnya perkembangan teknologi untuk mendinginkan air yang telah digunakan pada
suatu proses sebelum dibuang ke lingkungan, dikembangkanlah suatu teknologi
menara pendingin (cooling tower). Peralatan-peralatan yang digunakan untuk
pengolahan/penyediaan cooling water adalah:
1

Cooling Tower (Basin, ID fan).

Pompa Cooling Water.

Sistem injeksi bahan kimia.


2.2 Komponen-Komponen Pada Cooling Tower
Cooling tower berbentuk menara yang cukup tinggi dengan beberapa komponen
yang menyusun menara pendingin ini. Berikut ini adalah beberapa komponen
penyusun cooling tower tersebut:
1) Rangka dan casing
Mayoritas menara memiliki rangka yang berstruktur guna menunjang tutup luar,
motor, fan, dan beberapa komponen lainnya. Dengan rancangan yang lebih kecil,
seperti unit fiber glass, wadahnya dapat sekaligus menjadi rangka bagi cooling tower.
2) Bahan pengisi berbentuk film
Bahan pengisi terdiri dari permukan plastik yang tipis dengan jarak yang
berdekatan. Di atas bahan pengisi terdapat semprotan air yang akan membentuk
lapisan film yang memungkinkan terjadinya kontak dengan udara. Permukaan lapisan
film ini dapat berbentuk datar bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan
pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama dalam volume
yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash.
3) Kolam air pendingin
Kolam air pendingin terletak di bagian bawah menara dan menerima air
bertemperatur rendah yang mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi. Kolom
memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air yang sudah
bertemperatur rendah.
4) Drift eliminators

Drift eliminators berfungsi untuk menangkap tetesan air yang terjebak di dalam
aliran udara agar tidak hilang ke atmosfir dan mengurangi make up air yang perlu
dilakukan.
5) Saluran udara masuk
Saluran udara masuk adalah titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran
masuk ini dapat berada pada seluruh sisi menara.
6) Louvers
Kegunaan louvers adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan pengisi dan
menahan air dalam menara.
7) Nozzle
Nozzle merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk menyemprotkan air untuk
membasahi bahan pengisi menara. Distribusi air yang seragam pada puncak bahan
pengisi sangatlah penting untuk mendapatkan proses pengontakan anatara bahan
pengisi menara dengan air yang seragam pada seluruh permukaan bahan pengisi.
8) Fan
Terdapat dua jenis baling-baling, yaitu fan axial dan fan centrifuge. Fan axial
dan fan centrifuge dapat digunakan di dalam menara tanpa pengecualian. Fan ini
disesuaikan untuk mengirim aliran udara yang dikehendaki.
2.3 Macam-Macam Cooling Tower
Pada dasarnya cooling tower terbagi beberapa macam antara lain , yaitu :
a) Berdasarkan metode perpindahan panas, cooling tower dapat dibagi menjadi:
1) Wet cooling tower
Pada cooling tower jenis ini, air panas didinginkan sampai pada temperatur
yang lebih rendah dari temperatur bola basah udara sekitar, jika udara relatif
kering. Seperti udara jenuh yang melewati aliran air, kedua aliran akan relatif
sama. Udara, jika tidak jenuh, akan menyerap uap air lebih banyak,
meninggalkan sedikit panas pada aliran air.
2) Dry cooler (pendingin kering)

Cooling tower ini beroperasi dengan pemindahan panas melewati permukaan


yang memisahkan fluida kerja dengan udara ambient. Dengan demikian akan
terjadi perpindahan panas konveksi dari fluida kerja, panas yang dipindahkan
lebih besar daripada proses penguapan.
3) Fluid cooler
Pada cooling tower ini saluran fluida kerja dilewatkan melalui pipa, dimana
air hangat dipercikkan dan kipas dihidupkan untuk membuang panas dari
air.Perpindahan panas yang dihasilkan lebih mendekati ke cooling
towerbasah, dengan keuntungan seperti pada pendingin kering yakni
melindungi fluida kerja dari lingkungan terbuka.
b) Berdasarkan arah aliran udara masuk, yaitu:
1) Aliran crossflow
Pada tipe ini, aliran udara bergerak memotong secara tegak lurus terhadap
aliran air pada bahan pengisi. Kemudian udara melintasi menara melalui
bagian keluaran udara akibat gayaTarik menarik dari fan yang berputar.
2) Aliran counterflow
Aliran udara pada saat melewati bahan pengisi sejajar dengan aliran air.
c) Berdasarkan cara pemakaian alat bantu seperti fan atau blower,yaitu:
1

Induced draf
Kipas pada cooling tower ini berada di bagian keluaran yang menghisap
udara melintasi menara.Hal ini menghasilkan kecepatan udara masukan
rendah dan kecepatan udara keluaran yang tinggi, sehingga mengurangi
kemungkinan resirkulasi udara.

Force draf
Pada cooling tower ini kipas terletak pada bagian masukan tower, sehingga
menyebabkan kecepatan udara yang tinggi pada bagian masukan dan
kecepatan yang rendah pada bagian keluaran.Kecepatan yang rendah pada
bagian keluaran menyebabkan lebih mudah terjadi resirkulasi udara.
Kerugian lainnya desain penggerak paksa membutuhkan daya motor yang

lebih tinggi daripada desain kipas pada tipe induced draft. Keuntungan
penggerak paksa adalah kemampuannya dalam bekerja pada tekanan statik
yang tinggi.
d) Berdasarkan kondisi aliran udara bebas tanpa alat pembantu, yaitu:
1

Natural draft (penggerak udara alami)


Udara dialirkan dengan memanfaatkan gayabuoyancy melewati cerobong
yang tinggi. Udara campuran secara alami meningkat sampai terjadi
perbedaan densitas dengan udara kering, pendingin udara luar. Udara
campuran panas memiliki densiti yang lebih kecil daripada udara yang lebih
kering pada temperatur dan tekanan yang sama. Buoyancy udara campuran

tersebut menghasilkan arus udara melewati menara.


Mechanical draft (penggerak udara mekanik)
Menara draft mekanik memiliki fan yang besar untuk mendorong atau
mengalirkan udara melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun diatas
permukaan bahan pengisi, yang membantu untuk meningkatkan waktu
kontak antara air dan udara.hal ini membantu dalam memaksimalkan

perpindahan panas diantara keduanya.


2.4 Cooling Water
Cooling water atau air pendingin adalah suatu media air yang berfungsi sebagai
suatu media air yang berfungsi untuk mengambil panas dari suatu proses atau
equipment dengan jalan perpindahan panas (heat transfer). Cooling water sangat
penting gunanya untuk pabrik, karena apabila ada gangguan cooling water akan
menyebabkan terjadinya pengurangan produksi atau akan menyebabkan kerusakan
alat baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu Cooling Water System
harus dikontrol dengan sebaik-baiknya, minimal mampu beroperasi tanpa gangguan
selama 1-2 tahun. Adapun tujuan digunakannya cooling water adalah:
1)

Korosi yang terjadi dalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin.

2) Deposit yang terjadi di dalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin.


3) Pertumbuhan bakteri, jamur, dan lumut terkendali.
4) Menaikkan efisiensi alat pendingin.

5) Tidak merusak lingkungan.


Cooling water system secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1)

Recirculation Type.
a)

Open type yaitu sebagian air setelah mengalami pemanasan akan diuapkan
untuk proses pendinginannya kembali.

b)

Close type yaitu pendingin kembali air pendingin tanpa melalui proses
penguapan. Tipe ini umumnya dipakai pada internal engine combustion
system.

2)

Once Through Type


Cooling water dengan once through system merupakan penggunaan fluida kerja
pendingin dengan sekali pakai. Setelah fluida kerja mengalami proses perpindahan
panas ke fluida yang ingin didinginkan, fluida kerja akan dibuang ke lingkungan
tanpa adanya recycle. Jenis ini dinilai kurang efisien karena setiap kali proses
pendinginan akan dilakukan perlu dilakukan suplai air pendingin sebanyak 100%.
Beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap cooling water adalah sebagai
berikut:
1) Make up air pendingin
Make up adalah penambahan kembali suplai air pendingin sebanyak jumlah air
yang hilang selama proses pendinginan berlangsung. Yang berperan sebagai make up
adalah filter water. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar karena bila tidak
digunakan filter water, air yang digunakan untuk make up dapat membawa beberapa
komponen-komponen pengotor.
2) Lingkungan sekitar cooling tower
Sebagai media pendingin pada air pendingin di cooling water adalah udara yang
diambil dari sekitar cooling tower. Udara yang diambil di sekitar cooling tower juga
tidak lepas dari kotoran atau benda asing lainnya dapat masuk ke dalam sistem air
pendingin sehingga dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi.

3)

Proses yang terkait pada pendinginan

Yang dimaksud dengan proses terkait adalah proses yang berada di sekitar
pendinginan atau proses yang fluidanya mengalami proses pendinginan. Kontaminan
yang biasanya dapat ditimbulkan dari proses sekitar pendinginan umumnya terjadi
karena adanya kebocoran dari peralatan. Misalnya heat exchanger untuk pelumas gas
amonia atau gas sintesa apabila terjadi kebocoran akan mengakibatkan kontaminasi
pada air pendingin.
4)

Bahan Kimia.
Penggunaan bahan kimia melalui injeksi tidak terkontrol dapat menimbulkan
efek samping. Pengaruh kontaminasi bahan kimia ini akan lebih dominan apabila
jumlah kontaminan bahan kimia semakin besar.
Beberapa batasan yang harus diperhatikan air sebelum masuk ke cooling tower,
yaitu:

1)

pH harus dijaga pada kondisi normal (6-7) karena pH yang lebih tinggi akan
menyebabkan perubahan lignin pada penangasan weed fiber.

2)

Inhibitor korosi dipilih berdasarkan pada adanya serat-serat kimia dalam make up
Water dan material dari peralatan heat exchanger.

3)

Penambahan zat anti alga dan jamur diperlukan untuk menjaga keadaan fluida
kerja dari lumut.
2.5 Istilah-Istilah Pada Cooling Tower
Beberapa istilah yang umumnya digunakan pada proses cooling tower adalah:
1) Droplet drift
Drift merupakan banyaknya air yang terbawa oleh udara keluar dari cooling
tower. Droplet drift ini mempunyai konsentrasi dengan kemurnian yang sama seperti
air yang masuk ke dalam menara. Kecepatan drift secara khusus diturunkan dengan
menggunakan alat seperti baffle, yang disebut dengan drift eliminator.
2) Blow out
Blow out adalah droplet air keluar cooling tower dengan gerakan memutar,
secara umum pada aliran udara masuk pada daerah yang terbuka. Air juga dapat
hilang, tidak memutar, dan mengalami deburan. Alat yang digunakan untuk
mengurangi blow out adalah wind server, louver, splash deflector, dan water diverter.
3) Plume

Plume adalah saliran udara keluar yang jatuh meninggalkan cooling tower.
Plume dapat terlihat ketika air menguap yang mengandung kondensat mengalami
kontak dengan pendingin air.
4) Blow down
Blow down adalah salah satu bagian dari sirkulasi aliran air yang keluar dari
peralatan cooling tower untuk mempertahankan atau menstabilkan jumlah padatan
terlarut dan senyawa murni lainnya pada tingkat yang sesuai dengan kondisi yang
sudah ditentukan.
5) Leaching
Leaching merupakan suatu proses pemisahan cairan dari padatan. Pada cooling
tower, leaching terjadi pada pemisahan bahan kimia pengawet kayu dengan
mencucinya pada air yang mengalir melalui cooling tower berstruktur kayu.
6) Noise.
Noise adalah pancaran bunyi yang sangat kuat dari cooling tower yang diberikan
dari jarak arahnya. Bunyi dibangkitkan dengan air yang jatuh, gerak air dari kipas,
daun kipas yang bergerak di dalam struktur, motor, dan gearbox atau sabuk
penggerak.
7) Cooling tower (supply) basin.
Cooling tower (supply) basin adalah menara pendingin yang menggunakan air
yang disediakan dari sistem penyedia air bagi suatu kolom atau bak distribusi dari
pompa menara pendingin melalui suatu pengisapan.
8) Cooling tower pumps.
Cooling tower pumps adalah cooling tower yang menggunakan pompa dengan
kapasitas besar. Pompa ini mampu menyediakan air diatas 100.000 galon per menit
untuk satu atau lebih menara pendingin. Masing-masing pompa pada umumnya
memiliki kedalaman di atas 15 kaki.
2.6 Prinsip Kerja Cooling Tower
Cooling tower terdiri dari sistem pemipaan dengan jumlah noozle yang cukup
banyak, fan atau blower, bak penampungan, casing, dan sebagainya. Proses yang
terjadi pada chiller atau unit pendingin sentral dengan sistem kompresi uap terdiri
dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi, dan evaporasi. Proses ini terjadi dalam

satu siklus tertutup yang menggunakan fluida kerja berupa refrigerant yang mengalir
di dalam sistem pemipaan.
Pada alat chiller, kondensor yang umumnya digunakan berbentuk water-cooled
condenser yang menggunakan air untuk proses pendinginan refrigeran. Secara umum
bentuk konstruksinya berupa shell and tube dengan air mengalir memasuki shell dan
uap refrigeran superheated mengalir di dalam pipa yang berada di tube sehingga
terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigerant superheated berubah fasa menjadi cair
yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju alat ekspansi, sementara air yang
keluar memiliki temperature yang lebih tinggi. Air akan digunakan kembali untuk
proses pendinginan kondensor maka temperaturnya harus diturunkan kembali atau
didinginkan pada cooling tower.
Pemompaan air yang sudah memliki temperatur tinggi ke dalam cooling tower
melewati sistem pemipaan yang memiliki banyak nozzle untuk tahap spraying
merupakan langkah awal penurunan temperatur air pendingin. Air panas yang keluar
dari nozzle langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara
paksa karena dipengaruhi oleh fan atau blower yang terpasang pada cooling tower.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya
sangat rendah mendekati temperatur wet bulb udara. Air yang sudah mengalami
penurunan temperatur ditampung dalam bak untuk kemudian dipompa kembali
menuju kondensor yang berada di dalam chiller.
Kinerja menara pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan approach,
dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach
adalah selisih antara udara suhu udara wet bulb dan suhu air yang keluar. Perpindahan
kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh. Ada
dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan
tekanan parsial antara air dan udara.
2.7 Masalah Pada Cooling Tower

Seperti peralatan lainnya, cooling tower juga dapat mengalami masalah. Masalah
ini dapat disebabkan oleh bahan konstruksinya, fluida yang mengalir di dalamnya,
dan lain-lain. Masalah yang berpotensi muncul dalam sistem pendinginan adalah:
1) Korosi
Korosi adalah proses elektrokimia, proses anodik yang terjadi dalam sistem
dimana beda potensial metal dan keberadaan oksigen yang terlarut dalam media akan
membentuk radikal bebas yang sangat reaktif terhadap besi. Kondisi ini akan
diperparah oleh keberadaan bahan kimia lainnya yang terlarut dalam air.
2) Kerak
Kerak adalah endapan yang melekat dalam sistem perpindahan panas, material
endapan yang terlarut dalam air secara spesifik dikenal sebagai kesadahan. Material
yang menimbulkan kesadahan ini akan dapat membentuk kerak bila konsentrasinya
tinggi dan atau temperatur yang cukup tinggi. Semakin tebal kerak yang terbentuk
dalam sistem pendingin, maka efisiensi cooling tower akan semain kecil dan bila
dibiarkan, maka saluran air pendingin akan menjadi buntu dan performa kerja tidak
maksimal.
3) Lumpur
Lumpur biasanya terbentuk dari endapan yang tidak dapat membentuk kerak
seperti suspensi dari besi, material organik alami dari air make up, partikel yang
terikut dari udara, dan additive organik yang terikut dari proses yang rusak dan hasil
dari korosi migrasi dalam peralatan. Lumpur yang terbentuk di dalam cooling tower
harus dikeluarkan secara rutin untuk tetap menjaga kinerja cooling tower.
4) Mikroorganisme
Sistem pendingin air, biasanya memanfaatkan kontak antara air dengan udara.
Pengontakan ini adalah hal yang utama yang memnyebabkan panas dapat berpidah
dari satu fluida ke fluida lainnya. Hal ini memungkinkan kontak yang sangat besar
dengan spora, alga, jamur, dan bakteri (mikroorganisme) dari udara. Mikroorganisme
yang ikut di dalam udara dapat beraktivitas dan menghasilkan lumpur atau enzim
sehingga membentuk endapan tebal.
2.8 Perawatan Cooling Tower

Perawatan cooling tower pada prinsipnya adalah perawatan sistem pendingin,


mulai dari bak air, perpipaan, cooling tower, sampai pada cooling point. Perawatan
dengan bahan kimia harus diperhatikan aspek keseimbangan antara mencegah
pembentukan kerak dan mencegah terbentuknya korosi.
Penentuan dosis zat kimia didasarkan pada total volume sistem, make up air yang
dikonsumsi, jenis cooling tower, tata letak, dan sistem perpipaan serta analisa air
yang dipakai. Namun terkadang terbentuk endapan yang berlebihan, hal ini terjadi
karena kondisi solid dalam air yang terlalu tinggi. Bila pembentukan lumpur
terbentuk pada sistem terbuka pada bagian sisi dari cooling tower, maka perawatan
cukup

dengan

membersihkan

lumpur

yang

mengendap

secara

manual.

Mikroorganisme dihambat dengan memberikan chemical yang dapat menghambat


pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Beberapa perawatan pada komponen cooling
tower yang perlu dilakukan secara berkala adalah:
1) Casing cooling tower
Pemeriksaan kebocoran, keretakan, dan korosi bila konstruksi casing terbuat dari
bahan logam.
2) Basin
Pemeriksaan bak dari kotoran, menghindari kondisi yang memungkinkan bakteri
dapat tumbuh, pemeriksaan sambungan air, dan pembersihan bak dari sampah.
3) Fan deck
Pemeriksaan bagian dari fan deck terhubung dengan kencang.
4) Sistem perpipaan
Pemeriksaan kebocoran pada sistem perpipaan dari kebocoran, korosi, dan
berkurangnya material lapisan akibat abrasi.
5) Kopling dan drive shaft
Pemeriksaan seluruh sambungan dari korosi dan keretakan terutama pada
flexible connection.
6) Fan
Pemeriksaan blower dari kerusakan atau hilangnya blade, korosi, ukuran sudusudu pada fan, dan kekencangan sambungan sudu.
Perawatan cooling tower pada prinsipnya adalah perawatan sistem pendingin,
mulai dari tandon air, perpipaan, cooling tower sampai pada cooling point (pendingin

alat produksi). Perawatan dengan bahan kimia harus diperhatikan aspek


keseimbangan antara mencegah pembentukan kerak dengan keberhasilan menahan/
mencegah terbentuknya korosi. Penentuan dosis zat kimia didasar pada total volume
sistem, make up / air yang dikonsumsi, jenis cooling tower, tata letak dan sistem
perpipaan serta analisa air yang dipakai. Namun terkadang terbentuk endapan yang
berlebihan, hal ini terjadi karena kondisi solid dalam air yang terlalu tinggi. Bila
pembentukan lumpur terbentuk pada sistem terbuka pada bagian sisi dari cooling
tower, maka perawatan cukup dengan membersihkan lumpur yang mengendap secara
manual. Mikroorganisme dihambat dengan memberikan bahan kimia yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme tersebut.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
1) Satu unit cooling tower apparatus yang dilengkapi dengan pemanas.
2) Aquadest.
3) Udara bebas (sebagai media pendingin).
3.2. Prosedur Percobaan
1) Siapkan peralatan cooling tower supaya dapat beroperasi.
2) Isi aquadest ke basin.
3) Hubungkan cooling tower dengan arus listrik, atur debit air yang mengalir dan Q
sesuai dengan yang dikehendaki.
4) Catat temperatur inlet dan outlet untuk dry bulb dan wet bulb T1-T6 tekanan dan
pressure drop yang ditunjukan. Lakukan pengambilan data sebanyak lima kali
dengan tekanan yang berbeda-beda.

5) Hitung laju alir udara masing-masing data.

Anda mungkin juga menyukai