KERANGKA ACUAN
(TOR)
I.
PENDAHULUAN
Semakin menjamurnya rumah sakit di Indonesia serta semakin tingginya
tuntutan masyarakat akan fasilitas kesehatan yang berkualitas dan terjangkau,
mau tidak mau membuat institusi ini harus berupaya survive di tengah persaingan
yang semakin ketat sekaligus memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut. Dalam upaya
penjagaan mutu , perlu diperhatikan empat hal utama yaitu standar kualitas,
aktivitas pelayanan yang berkualitas, dokumentasi yang berkualitas, dan evaluasi
kualitas. Budaya yang menganggap suatu aktivitas terhenti pada masa actuating
masih melekat pada kita. Sehingga masa evaluating seringkali terlalaikan.
Evaluasi kinerja rumah sakit dilaksanakan dalam dua sudut pandang. Yaitu
internal and external evaluation. Evaluasi internal sebaiknya dilaksanakan oleh
satuan kerja yang ada di rumah sakit. Gugus Kendali Mutu (GKM), Problem
Solving for Better Health (PSBH), Total Quality Management (TQM), audit medik,
dan audit keperawatan. Selain evaluasi internal juga dilaksanakan evaluasi
eksternal. Evaluasi eksternal memiliki 4 model, yaitu accreditation, ISO,
EFQM/Baldridge Awards, and Visitatie. Keempatnya memiliki fokus evaluasi yang
berbeda-beda.
Berdasarkan UU RI No. 23 Tahun 1992 Pasal 53(ayat 2), Pasal 54 (ayat 1)
dan Pasal 59 (ayat 2) tentang Kesehatan, dimana tugas dan kewajiban tenaga
kesehatan tidak semakin ringan. Tuntutan akan pelayanan medis yang baik dan
bermutu akan meningkat. Agar terhindardari tuntutan tersebut harus memberikan
pelayanan yang sesuai dengan Standar profesi yang berlaku serta memuaskan
pelanggan baik pelanggan internal yaitu seluruh pemberi pelayanan, pelanggan
intermediate yaitu pihak ketiga yang mendukung terselenggaranya pelayanan
misalnya asuransi kesehatan serta pelanggan eksternal yaitu klien.
Audit medik adalah suatu upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam
mediknya. Untuk melaksanakan Audit Medik diperlukan wadah/struktur yang
diharapkan dapat mengorganisir kegiatan audit tersebut, wadah ini disebut
Komite Medik. Sampai saat ini wadah yang tersruktur berupa komite medik
tersebut belum terlaksana disemua jenjang pelayanan, dan baru dapat
dilaksanakan di Rumah Sakit.
II.
LATAR BELAKANG
Seiring dengan berkembang pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi
di
bidang
kedokteran
dewasa
ini
muncullah
wacana
tentang
komersialisasi pelayanan medik yang saat ini menjadi bahan perbincangan dan
kerap dimuat dalam berbagai media massa. Keluhan masyarakat yang
menyangkut mahalnya biaya pengobatan, tidak terlayaninya, atau penolakan
pelayanan medik di rumah sakit terhadap pasien tidak mampu merupakan
masalah yang sudah tidak asing lagi.
Untuk mencegah terjadainya pelanggaran etik yang cukup membebani
pasien, perlu ditegakkan adanya mekanisme audit medik guna mengawasi
pelaksanaan praktik kedokteran maupun pelayanan kesehatan pada umumnya.
UU praktik kedokteran membebankan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan praktek kedokteran kepada organisasi profesi yaitu Ikatan
Dokter Indonesia (pasal 49 ayat 3), dimana di rumah sakit pelaksanaannya
dilaksanakan oleh komite medik.
III. TUJUAN :
A.
B.
Tujuan Khusus :
1.
2.
3.
untuk
melakukan
perbaikan-perbaikan
pelayanan
medik
sesuai
Kegiatan Pokok.
1.
dengan apa yang disebut standar (ukuran) profesi. Standar profesi adalah
pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan
profesi secara baik. Berkenaan dengan pelayanan medik, pedoman yang
digunakan adalah standar pelayanan medik dan standar pelayanan
operasional yang dititik-beratkan pada proses tindakan medik.
Rekam Medik
Audit medik dilaksanakan menggunakan rekam medik. Bagian rekam
Rincian Kegiatan.
Audit medik di RSD Kota Tikep akan dilakukan secara periodik dan
insindental dengan format yang baku, yang meliputi :
1.
b.
Tingkat audit.
1)
Tingkat SMF
2)
3)
Tingkat Manajemen
2.
Significant
event
audit
yang
dilaksanakan
sewaktu-waktu
bila
dibutuhkan segera.
V.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
dokter/dokter gigi
SASARAN.
A.
B.
B.
Tingkat SMF
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
Ketua audit medik memilih kasus berdasarkan data waktu (< 2 hari ).
Ketua komite medik perintahkan kepala SMF membahas di tingkat SMF dan
menyiapkan persentasi di tingkat komite medik.
Kesimpulan 5 menit
Formulir :
SESI 1. Audit Medik SMF
Tanggal
: ...........
Waktu
:..........
Yang hadir
:........ orang
Kasus
:..........
Identitas pasien :
No RM
Kronologis
:....................................
.......................................
.................................
Masalah
:..............
....................
Evaluasi
:....................
No
Uraian
1
Pelaksananaan SPO /
2
3
4
5
sesuai
Kesimpulan
:...........................................
Saran
: ..............................
Tidak sesuai
keterangan
Tanggal ..................
I
II
Identitas
Diagnosa kasus
Nama
Umur
Jenis kelamin
No RM
Pembahasan
Diagnosis
Uraian
Masalah
SPO / SPM
Penatalaksanaan
Uraian
Masalah
SPO / SPM
III
Kesimpulan :......................
IV
Saran
:..............
Tidore...............
Mengetahui
notulis
IX.
PENUTUP
Sub Komite Audit dan Etik Medik Rumah Sakit melakukan pengawasan atau
monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan. Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan
setiap bulan dan 3 bulanan serta membuat laporan pelaksanaan program audit
dan etik rumah sakit, serta melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
yang mencakup hasil pelaksanaan kegiatan, kendala, dan tindak lanjut yang akan
dilakukan terhadap program. Laporan disampaikan kepada Ketua Komite Medik
dan Direktur Rumah Sakit.