Anda di halaman 1dari 9

Vaksin Meningitis Khusus untuk Buah Hati

Pada dasarnya, anak di bawah usia dua tahun masih sangat rentan
terkena berbagai macam penyakit karena sistem imun tubuhnya yang
belum terbentuk dengan sempurna. Karena itu, Dr. Theresia Adhitirta
menyarankan kita, orangtua untuk tidak membawa buah hati ke tempattempat wisata yang rawan dengan berbagai macam penyakit menular
yang membahayakan seperti meningitis, apalagi ditambah cuaca yang tak
menentu seperti yang sekarang sedang terjadi. Meningitis adalah radang
pada membran pelindung yang menyelubungi otak serta sumsum tulang
belakang Si Kecil. Radang ini dapat disebabkan oleh infeksi dari virus
maupun bakteri.
WHO (Global Immunization Data) tahun 2010 menyebutkan 1.5 juta anak
meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan
hampir 17% kematian pada anak
imunisasi.

Berdasarkan

hasil

< 5 tahun dapat dicegah dengan

Riskesdas

Tahun

2007,

pneumoni

merupakan penyebab kematian no. 2 di Indonesia, 1/3 etiologi pneumoni


disebabkan karena Hib. Meningitis merupakan radang selaput otak dan
Hib merupakan penyebab utama meningitis pada bayi usia 1 tahun, jika
penyakit ini tidak diobati 90% kasus akan mengalami kematian dan jika
disertai pengobatan adekuat 9-20 % kasus akan mengalami kematian.
Dan berdasarkan rekomendasi dari SAGE (Strategic Advisory Group Of
Expert On Immunnization) dan berdasarkan kajian dari Regional Review
Meeting on Immunization WHO/SEARO di New Delhi danIndonesian
Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) pada tahun 2010 maka
pemberian imunisasi Hib dikombinasikan dengan DPT-HB menjadi DPTHB-Hib (pentavalen) untuk mengurangi jumlah suntikan pada bayi dan
perlunya diintegrasikan ke dalam program imunsiasi nasional untuk
menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi dan balita
akibat pneumonia dan meningitis sehingga dapat tercapai target MDGs

ke-4 angka kematian balita (AKABA) 24/1000 kelahiran hidup pada tahun
2015.

Tindak lanjut nyata rekomendasi tersebut adalah terbitnya Keputusan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23/Menkes/SK/I/2013
tentang

Pemberian

Imunisasi

Difteri

Pertusis

Tetanus/

Hepatitis

B/Haemophilus Influenza type B. Kepmenkes tersebut menyebutkan


pelaksanaan pemberian imunisasi DPT-HB-Hib di Indonesia akan
dilakukan secara bertahap, tahap 1 meliputi wilayah Jawa Barat, DI
Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Barat pada Juli 2013, Tahap kedua
pada Maret 2014 di 10 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jateng, Jatim,
Sumut, Sumsel, Babel, Jambi, Lampung, dan Sulsel, dan tahap 3 akan
diimplementasikan ke seluruh provinsi di tanah air.
Walaupun Si Kecil belum berusia dua tahun alias belum bisa diberi vaksin
khusus meningitis, kita bisa memberikan vaksin untuk bayi atau batita
yaitu Haemophilus influenza type B atau HiB dan Invasive Pneumococcal
Disease atau IPD. Sebenarnya, dua vaksin ini bukanlah vaksin khusus
untuk mencegah penyakit meningitis, tapi kandungan di dalam vaksin HiB
dan IPD bisa mencegah beberapa jenis penyakit, yang salah satunya
adalah meningitis.
Prinsip pemberian imunisasi DPT-HB-Hib, yaitu diberikan pada anak
dengan usia 18 bulan per Maret 2014 atau anak dengan usia 2 bulan
yang belum pernah sekalipun mendapatkan suntikan vaksin DPT-HB.
Bagi anak yang sudah mendapatkan imuniasi DPT-HB dosis pertama atau
kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian imunisasi DPT-HB sampai
dengan dosis ketiga Pemberian vaksin DPT-HB-Hib sebagai booster
diberikan minimal 12 bulan dari DPT-HB-Hib terakhir. Selain itu, pada
Maret 2014, anak dengan usia 2 tahun juga mendapatkan suntikan
imunisasi Campak sebagai booster (imunisasi lanjutan). Interval minimum

untuk mendapatkan booster Campak yaitu 6 bulan dari suntikan Campak


dosis pertama.
Hasil uji klinis yang dilakukan oleh Bio Farma menyebutkan secara materi,
kombinasi DPT-HB-Hib tidak akan mengurangi tingkat keamanan dan
perlindungan vaksin, reaksi lokal berupa nyeri hanya dialami oleh 14,9 %
subyek dan 28% subyek mengalami demam. Efikasi vaksin 90-99%,
selain itu pada pembuatan vaksin DPT-HB-Hib, Bio Farma menggunakan
agar pepton untuk perkembangbiakan bakteri.
Imunisasi DPT-HB-Hib diberikan dengan pemberian suntikan vaksin DPTHb-Hib 0,5 ml secara intramuskular pada paha anterolateral dan di lengan
kanan atas pada batita saat imunisasi lanjutan. Sedangkan untuk
pemberian imunisasi Campak diberikan sebanyak 0,5 ml disuntikan
secara sub kutan pada lengan kiri atas, pertengahan M.Deltoideus (Materi
Pertemuan Introduksi Vaksin Baru Tingkat Regional Jawa Tengah pada
27-28 Agustus 2013).

Sejarah Perkembangan Vaksin Meningitis


1805 : Dr. Gaspard Vieusseux, seorang dokter Swiss yang pertama
mencatat penyakit meningoccocal sewaktu terjadi epidemi penyakit ini di
Geneva, Switzerland
1806 : Dr. Elias Mann dan Dr. Lothario Danielson membuat laporan
pertama tentang penyakit meningoccocal di Amerika Serikat
1887 : Selang 80 tahun kemudian, seorang ahli patologi dan bakterologi
bangsa Austria bernama Anton Weichselbaum berhasil menemukan
kuman Neisseria meningitidis, sebagai penyebab penyakit meningitis pada
manusia yang mendapat infeksi kuman meningitis ini
1900 1910 : Pada waktu pergantian abad ke 20, maka 75% 80%
pasien yang akan meninggal karena menderita penyait meningitis ini.
1913 : Ilmuwan Amerika bernama Simon Flexner mengembangkan serum
anti meningoccus yang berhasil menurunkan angka kematian penderita
penyakit mengitis
1940 : Untuk pertama kalinya obat antibiotik Penicillin dipakai untuk
mengobati penderita penyakit meningococcal meningitis
1969 : Penelitian di Walter Reed Army Institute and Research yang
dipimpin

Emil

Gotschlich

mengembangkan

metode

pemurnian

komponen polisakharide dari kapsul kuman meningococcus yang aman


dan mempunyai efek imunologis, tehnologi ini kelak menjadi dasar
pembuatan vaksin polisakharida pertama meningitis bivalent (antigen A
dan C) juga vaksin quadrivalent (antigen A, C, Y dan W135)
1974 1978 : Terdaftarnya vaksin meningitis jenis polisakharida untuk
jenis serotype kuman meningococcus A, C, Y dan W135

2005 2010 : Terdaftarnya vaksin meningitis jenis Conjugate untuk


perlindungan terhadap infeksi kuman meningitis serotype A, C, Y dan
W135.
Vaksin yang dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi kuman
meningococcus telah ditemukan sejak 30 tahun yang lampau, namun
hingga tahun 1960 belum ada satupun vaksin ini yang bisa memberikan
perlindungan yang lengkap terhadap semua serotype kuman yang
patogen terhadap manusia.
Ini disebabkan struktur dinding kuman yang sangat mirip dengan sel
manusia dan kemampuan kuman untuk mengadakan pertukaran zat
genetik sehingga bisa menghindari efek bakteriside dari sistim imunologi
tubuh

manusia.

Sampai

terakhir

ketika

para

ilmuwan

berhasil

memecahkan tekateki struktur dinding sel kuman ini, sehingga proses


pembuatan vaksin mulai memberikan harapan cerah.
Namun ini juga sempat terganggu dengan ditemukannya antibiotika yang
berhasil untuk mengobati penyait meningitis, seperti misalnya golongan
antibiotik sulfonamide, maka keinginan untuk membuat vaksin untuk
penyakit ini mengendor, sampai ditemukan adanya kuman meningococcus
yang resisten terhadap antibiotik ini, yang membangkitkan kembali minat
dan tantangan bagi ilmuwan untuk mencari vaksin mencegah penyakit
meningitis yang ampuh.
Pada tahun 1960an para ahli dari Walter Reed Army Institute and
Research

yang

dipimpin

ilmuwan

Emil

Gotschlich,

berhasil

mengembangkan tehnologi pemurnian komponen polisakharide kapsul


kuman meningococcus dengan berat molekul tinggi yang aman terhadap
manusia dan mempunyai efek reaksi terhadap sistim imunologi manusia.
Ini

yang

menjadi

dasar

pengembangan

vaksin

meningitis

jenis

polisakharida yang bivalent (terdiri serotype A dan C) dan juga vaksin


meningitis polisakharida yang quadrivalent (terdiri serotype A, C, Y dan
W135) yang pernah terdaftar dan dipergunakan didunia.

Jenis Vaksin Menigitis

Saat ini terdapat beberapa jenis vaksin untuk menangkal infeksi kuman
Neisseria

meningitidis,

seperti

meningitis polysacharide (MPSV4)

misalnya
dan

jenis
jenis

vaksin
vaksin

meningitis conjugate (MCV4). Baik jenis vaksin dari MPSV4 ataupun


yang dari jenis MCV4, keduanya adalah vaksin quadrivalent yang
mengandung antigen untuk 4 jenis serotype kuman Neisseria penyebab
penyakit meningitis, yaitu jenis serotype A, C, Y dan W135.

Sedangkan serotype B yang juga dapat menyebabkan penyakit meningtis


(sepertiga kasus penyakit meningitis disebabkan oleh serotype B ini)
belum tercakup dalam semua jenis vaksin anti meningitis yang sudah
beredar saat ini. Penelitian sedang giat dilakukan untuk nantinya
ditambahkan antigen serotype B ini kedalam vaksin anti meningitis yang
sudah mengandung 4 serotype (quadrivalent meningitis vaccines) ini.

Kelemahan dari vaksin jenis polisakharida ini adalah tidak bersifat T cell
dependent immunity, sehingga mempunyai efektifitas yang rendah untuk
bayi dan anak kecil berusia dibawah 2 tahun, juga tidak mempunyai
efektifitas yang dapat bertahan lama (efek booster vaksin atau long term

immunologic memory). Akibatnya vaksin meningitis jenis polisakharida


ini hanya bisa diberikan pada anak yang telah berusia diatas 2 tahun dan
orang dewasa, juga usia lanjut hingga diatas usia 55 tahun.

Jadwal Imunisasi Vaksin Meningitis


Tabel Dosis dan Cara Pemberian Berbagai Jenis Vaksin Meningitis
Usia
Minimal Dosis Vaksin dan Dosis
Booster
Saat Vaksinasi
Nama Vaksin
Dosis Penguat

/ Cara Pemberian
Vaksin

9 bulan 23 bulan

2 dosis Menactra Bila perlu diberikan Suntikan


Intra
(Sanofi Pasteur)
dosis ulangan saat Muskular / IM
anak berusia 3 tahun
Interval 3 bulan atau 5 tahun
diantara dosis

2 tahun 55 tahun

1
dosis
vaksin
MCV4
(Meningitis
Conjugate Vaccine
4)
(Bisa pilih vaksin
Menactra
dari
Sanofi Pasteur atau

Diulang
setiap
5 Suntikan
Intra
tahun kemudian (Bisa Muskular / IM
pilih vaksin Menactra
atau vaksin Menveo)

vaksin Menveo dari


Novartis)
> 56 tahun

1
dosis
vaksin
MPSV4 / (Meningitis
Polisacharide
Vaccine 4), vaksin
Menomune
dari
Sanofi Pasteur

Diulang
tahun
dengan
MPSV4

setiap
5 Suntikan
kemudian Cutan / SC
vaksin

Sub

Sumber
Materi Pertemuan Introduksi Vaksin Baru Tingkat Regional Jawa Tengah pada 27-28
Agustus 2013.

Anda mungkin juga menyukai