: Julius Pardede
: Alfriani Sitanggang
Mr. Soepomo
: Martini Silaban
Sultan Hamid II
: Sinta Lestari
: Rinaldy Tampubolon
PBB
: Putriana Nainggolan
Chritchley
: Novi Sihombing
Bangsa India
: Sinta Lestari
Bangsa Myanmar
: Bonaris Aritonang
Bangsa Afganistan
: Putriana Nainggolan
: Alfriani Sitanggang
: Alfriani Sitanggang
Belanda dan Indonesia terus melakukan gencatan senjata. Dan pada tanggal 19 Desember
1948 negara di Asia, seperti India, Myanmar, dan Afganistan bersimpatik kepada rakyat
Indonesia.
India
Myanmar
: Ya.. saya juga. Sebagai negara tetangga saya ingin membantu Indonesia.
Afganistan
: Ya saya juga, tapi apa yang harus kita lakukan untuk membantu Indonesia?
India
: Itu permasalahan yang harus kita pikirkan sekarang. Kita tak mungkin terus berpangku tangan.
Myanmar
: Bagaimana jika kita bersatu dan bersama-sama mendesak Belanda agar tidak melakukan agresinya
terhadap Indonesia?
Afganistan
: Baik saya setuju. Saya akan menyatukan negara-negara asia lain agar ikut mendesak Belanda untuk
menghentikan serangan di wilayah Indonesia.
India & Myanmar : Ide yang bagus. Ayo.. lekas kita bergerak dari sekarang!
Akhirnya Negara-negara di Asia segera mengadakan konferensi new delhi pada bulan
Desember 1949 dan setelah itu mereka bersama-sama mendesak Belanda.
PNA I
: Belanda! Atas nama perdamaian dunia segera hentikan agresi terhadap Indonesia dan kembalikan
kedaulatan mereka!!!
PNA II
: Dan atas nama peri kemanusiaan, tarik mundur serdadu-serdadu yang ada di Indonesia!
Belanda
: Eh kamu tidak usah ikut campur. Apapun yang terjadi kami akan terus menjajah Indonesia.
Sudahlah kalian tidak perlu sok jadi pahlawan! Pulang saja kalian!
Ternyata Belanda tak memperdulikan desakan itu, hingga datanglah delegasi PBB yang
berusaha turun tangan.
PBB
: Belanda, saya datang kemari sebagai delegasi ataupun perwakilan PBB yang bertugas memelihara
perdamaian dan keamanan internasional dan mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa ingin meminta
kalian agar berdamai dengan Indonesia.
Belanda
PBB
: Baik kalau kalian tidak mau, berarti kalian telah membelok dari aturan PBB, dan itu berarti kalian
harus siap-siap menerima konsekuensinya, yaitu dimusuhi oleh semua negara di dunia.
Belanda
: Tidak!! Kami tidak mau itu terjadi. Lantas apa yang harus kami lakukan?
PBB
: Baiklah. Kalian harus membuat kesepakatan dengan Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar
yang akan dilaksanakan pada 23 Agustus mendatang.
Belanda
Akhinya pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November KMB dilaksanakan di DEN HAAG.
Sultan Hamid II : Baiklah kami sebagai badan BFO yang berfungsi sebagai badan musyawarah negara-nagara
federal, mempertemukan Indonesia dan Belanda agar berunding mencari solusi dari sengketa- sengketa yang ada.
Chritchley
: Kami sebagai wakil PBB meminta agar kedua belah pihak mencari mufakat agar tercipta
perdamaian dunia.
Sultan Hamid II : Moh. Hatta sebagai wakil dari Indonesia, apa yang ingin Bangsa Indonesia harapkan dari
perundingan ini??
Moh. Hatta
Moh. Roem : Tambahan, kami ingin Belanda menyerahkan kembali Irian Barat sebagai bagian dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Chritchley
: Bagaimana Belanda, apakah kalian setuju terhadap tuntutan dari pihak Indonesia?
Belanda
Mr. Soepomo : Belanda.. itu artinya kalian siap dikucilkan oleh negara-negara di dunia karena tindakan kalian itu
sama saja dengan menjajah kami bangsa Indonesia.
Perundingan itu berlangsung sengit dan kedua belah pihak saling mempertahankan
tuntutan. Sementara PBB dan BFO berusaha menjadi penengah yang baik. Hingga
akhirnya
Belanda
: Baiklah, kami akan mengembalikan kedaulatan Indonesia dengan syarat Indonesia harus bersedia
berserikat dengan kami dan bergabung menjadi Uni Indonesia-Belanda. Bagaimana Indonesia apa kalian setuju?
Moh. Hatta
Moh. Roem
Mr. Soepomo : Ya saya rasa perundingan ini akan berjalan mulus jika kalian mau mengembalikan Irian Barat
kepada kami.
Belanda
Moh. Hatta : Apa yang tidak mungkin? Bukankah sejak dulu Irian Barat adalah NKRI dan kalian yang telah
mengambilnya, bukan?
Mr. Soepomo : Ya betul dan kami menginginkannya kembali.
Pihak Belanda mengerutkan dahinya seolah-olah bagai pencuri yang tengah diadili.
Belanda
: Ya baiklah kami setuju. Kami akan menyerahkan Irian Barat setahun setelah Indonesia memperoleh
kedaulatan.
Chritchley
Indonesia
: Ya kami setuju!
Mr. Soepomo : Acara selanjutnya kami serahkan kepada Tuan Critchley selaku wakil PBB.
Chritchley
: Baiklah. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa perundingan ini telah mencapai mufakat dan
hasil perundingan ini akan dibacakan oleh Sultan Hamid II selaku delegasi BFO.
Sultan Hamid II : Konferensi Meja Bundar ini menghasilkan 3 pokok penting, yaitu :
1. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada
Desember 1949.
2. RIS & Belanda akan bergabung dalam Uni Indonesia - Belanda.
3. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda.
Demikian hasil perundingan ini. Terima Kasih.
KESIMPULAN
Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda
yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949. Usaha untuk meredam
kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan berakhir dengan kegagalan.
Belanda mendapat kecaman keras dari dunia internasional. Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan
beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah i n i s e c a r a d i p l o m a s i , l e w a t p e r u n d i n g a n
L i n g g a r j a t i , p e r j a n j i a n R e n v i l l e , p e r j a n j i a n Roem-Royen, dan Konferensi Meja Bundar.
Hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah :
1. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada
Desember 1949
2. RIS & Belanda akan bergabung dalam Uni Indonesia-Belanda
3. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda
4.
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Nama
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Alfriani Sitanggang
Bonaris Aritonang
Julius Pardede
Martini Silaban
Novi Sihombing
Putriana Nainggolan
Rinaldy Tampubolon
Sinta Lestari
Kelas
XII IPS 1
Mapel
Sejarah