Anda di halaman 1dari 8

GIZ Indonesia

GIZ sebagai salah satu kerangka kerjasama Indonesia-Jerman memfokuskan pada


kerjasama pembangunan, yang berfokus pada bidang-bidang seperti: energi dan perubahan
iklim, pertumbuhan inklusif yang dapat menjangkau masyarakat luas, dan pemerintahan
yang baik dan jejaring global. Atas latar belakang tersebut, GIZ memiliki berbagai
program/project yang dilakukan di Indonesia, yaitu:
a. Sustainable Urban Transport Improvement Project (SUTIP)
Commissioned by: German Federal Ministry for Economic Cooperation and
Development (BMZ)
Country: Indonesia
Lead executing agency: National Development Planning Agency (BAPPENAS)
Overall term: 2009 to 2014
Deskripsi
Project ini menitikberatkan pada transportasi publik di Indonesia yang masih memiliki
masalah dalam pengelolaan tranportasi umum, baik teknikal dan institusional. Hal ini
juga mencakup manajerial jasa angkutan (prosedural), dampak polusi dan
kebisingan, kemacetan, kecelakaan lalu lintas, dan kerangka hukum institusi yang
lemah. Kerangka kerja SUTIP (Fase I) sejak tahun 2009-2014.
Objektifitas Program
SUTIP berusaha melaksanakan program tata public transport di Indonesia dengan
fokus yang mencakup hal-hal seperti hemat energi dan ramah lingkungan dengan
indicator:
1. Mengadopsi transportasi umum perkotaan yang berkelanjutan
2. Action plans mengenai pembangunan dan peningkatan tranportasi umum
dilaksanakan setidaknya di tiga kota di Indonesia
3. Bus Rapid Transit (BRT) (gambaran seperti transjakarta, transjogja)
diimplementasikan setidaknya di dua kota di Indonesia
4. Permintaan ukuran manajemen transportasi diperkenalkan di satu kota di
Indonesia
5. Memberikan dampingan dan pengetahuan dalam bentuk pelatihan dari tenaga
ahli di kementerian perhubungan/transportasi, BAPPENAS dan di beberapa kota
yang memiliki potensi pelaksanaan sustainable urban transport.
Project-project tersebut dilaksakan dengan dua cara pendekatan, mengasistensi
pemerintah pusat dan lokal yang meliputi:
1. Dukungan kepada badan koordinasi nasional/pusat (dalam hal ini BAPPENAS
sebagai mitra utama)
2. Dukungan kepada beberapa pemerintah local/daerah
Atas dasar tersebut, SUTIP membantu dalam memformulasi, mengorganisasi, dam
mensupervisi tata pelaksanaan tranportasi umum untuk mengurangi masalah diatas.
Bukan hanya dalam instrument transportasi (fisik) namun juga inisisasi tata
perencanaan mobilitas manusia alternative, seperti berjalan dan bersepeda.
Keberlangsungan Project

Hingga saat ini, SUTIP sudah berkontribusi dengan membantu dalam beberapa
bidang perencanaan regulasi dan dokumen berkerjasama dengan Kementerian
Perhubungan dan BAPPENAS, seperti National Road Map on CO2 mitigation dari
Kementerian Perhubungan, grand design in Urban Transport, BAPPENAS, dan
kerjasama dengan 4 kota besar seperti Palembang, Bogor, Solo, dan Yogyakarta
dalam hal pendampingan, advice, atau pelatihan tenaga ahli.
b. Social Protection Programme (SPP)
Commissioned by: German Federal Ministry for Economic Cooperation and
Development (BMZ)
Country: Indonesia
Lead executing agency: National Development Planning Agency (BAPPENAS)
Overall term: 2014 to 2015
Deskripsi
Project ini menitikberatkan pada perlindungan sosial rakyat Indonesia sebagai salah
satu dukungan terdahap prioritas kepentingan nasional yang terdapat pada rencana
pembangunan lanjutan tahun 2015-2019.
Pendekatan
1. Penyedia jasa untuk memberikan pertimbangan BAPPENAS dalam menyusun grand
plan perlindungan sosial dan kooordinasi dengan instansi terkait
2. Mendukung the National Social Security Council (DJSN) sebagai badan yang
bertugas dalam pelindungan sosial. Hal ini juga mengenai asuransi kesehatan, BPJS
I, dan peningkatan kapasitas manajemen.
3. Struktur yang memadai dan proses transfer uang tunai bersyarat yang diusulkan dari
Kementrian Sosial secara berkelanjutan dengan tujuan meningkatkan program
perlindungan sosial dan memperluas kesempatan bagi keluarga miskin.
4. Penyedia jasa untuk memberikan pertimbangan bagi BAPPENAS dalam hal
meningkatkan dan membangun strategi atau skema perlindungan sosial bagi para
penyandang disabilitas, sebagai acuan adalah UN Convention on the Rights of
Persons with Disabilities (UNCRPD).
Perkembangan program
Dengan bantuan tenaga ahli baik dalam hal teknis, metodologis, dan dukungan personal
program ini telah banyak membantu dalam penyusunan draft peraturan nasional tentang
perlindungan nasional di bawah Kementrian Sosial dan instansi terkait.
c. Policy Advice for Environment and Climate Change (PAKLIM)
Deskripsi

PAKLIM adalah program kerjasama Indonesia dan Jerman yang berperan dalam
memberi advis dan membantu pemerintah pusat dan daerah serta pelaku industri
untuk mengembangkan inisiatif mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Sebagai salah satu negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia,
Indonesia perlu merencanakan dan mengkoordinasikan strategi penanggulangan
dampak perubahan iklim dengan baik untuk menghadapi tantangan perubahan iklim
kini dan nanti. Dengan adanya beragam pemangku kepentingan dalam hal
perubahan iklim, tiga komponen PAKLIM berfokus pada level-level yang berbeda
namun terkait:

Advis Kebijakan dan Instrumen

Perubahan Iklim dan Kota

Efisiensi Energi dan Industri

Program
Atas nama Pemerintah Jerman, Deutsche Gesellschaft fr Internationale
Zusammenarbeit (GIZ) GmbH membantu pihak pemerintah dan swasta di Indonesia
dalam implementasi program PAKLIM. Kerjasama ini diharapkan dapat
memfasilitasi proses pembelajaran dan perubahan, yang pada akhirnya akan
menciptakan lingkungan kondusif untuk implementasi aksi mitigasi. Proyek-proyek
percontohan diadakan di tingkat daerah untuk menguji upaya-upaya mitigasi di area
perkotaan dan industri, sehingga contoh-contoh terbaik dapat direplikasi.
PAKLIM berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan yang rendah karbon
melalui:

Rencana aksi perubahan iklim di perkotaan yang terintegrasi,

Insentif fiskal dan ekonomi untuk beralih ke teknologi rendah karbon,

Pengembangan dan penggunaan energi terbarukan,

Pengelolaan sumber daya yang efisien pada industri dan gedung-gedung,

Peningkatan sistem pengelolaan sampah, dan

Kerjasama untuk penerapan teknologi rendah karbon.


Intervensi tersebut selain berdampak positif bagi lingkungan hidup, juga akan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Kegiatan PAKLIM
diarahkan untuk berkontribusi terhadap dampak positif tersebut dan menciptakan
solusi yang saling menguntungkan bagi seluruh pemangku kepentingan.
Perkembangan Program

PAKLIM di Indonesia dengan tiga fokus komponen telah melakukan berbagai hal
seperti: bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam menyusun dan
melaksanakan upaya mitigasi melalui Nationally Appropriate Mitigation Actions
(NAMAs) dan dalam dan pengembangan standar monitoring yang akan
menghasilkan sistem MRV yang terpercaya: pengukuran, pelaporan, dan verifikasi
kegiatan. Tenaga ahli yang tergabung dalam PAKLIM akan membantu
pengembangan koordinasi kebijakan, pembangunan dan pelaksanaan strategis
terkait perubahan iklim yang sesuai dengan konteks Indonesia.
d. Forests and Climate Change Programme (FORCLIME)
Commissioned by: German Federal Ministry for Economic Cooperation and
Development (BMZ)
Country: Indonesia
Lead executing agency: Indonesian Ministry of Forestry (KEMHUT)
Overall term: 2009 to 2020
Deskripsi
Forests and Climate Change Programme (FORCLIME) merupakan program yang
dilaksanakan bersama oleh Kementerian Kehutanan dan Perhimpunan Jerman untuk
Kerjasama Internasional atau GIZ. FORCLIME berjalan di tiga kabupaten
percontohan di Pulau Kalimantan. Ketiga kabupaten yang dipilih adalah Kapuas Hulu
(Kalbar), Malinau (Kaltim), dan Berau (Kaltim).
Program
Program bertujuan signifikan merancang pengelolaan hutan lestari yang berkontribusi
terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan meningkatkan
kehidupan masyarakat miskin pedesaan. FORCLIME memiliki 5 komponen kerja:
1.

National and subnational regulatory framework (jasa advis dalam hal kebijakan
mengenai hutan dan iklim)).

2.

Pembangunan Unit Manajemen Kehutanan, Forest Management Units (FMU)

3.

Kerjasama keberlanjutan mengenai manajemen kehutanan dengan sektor privat

4.

Integrasi perlindungan biodiversity dan pembangunan (Green Economy)

5.

Dukungan pelatihan (institusi)


Keberlanjutan program

1. Tahun 2009, pada fase pertamanya, FORCLIME membantu pemerintah serta pihak
publik dan swasta dalam menciptakan kerangka, metode, jasa demi pengelolaan hutan
lestari, konservasi alam, sampai pengenalan ekowisata.

Fase kedua akan berlangsung antara 2013-2016, dengan potensi fase ketiga sampai
dengan 2020.
2. Kerangka program secara teknis memiliki tiga komponen. Pertama, di tatanan nasional
berupa pemberian saran kebijakan bagi pemerintah pusat, pengembangan strategi dan
kelembagaan. Kedua, di tingkat daerah kabupaten dengan melakukan reformasi
administrasi kehutanan yang diarahkan pada pengelolaan hutan lestari dan kegiatan
reduksi emisi gas karbon dari deforestasi dan degradasi. Ketiga adalah skema
konservasi alam, pengelolaan sumber daya, dan perbaikan kehidupan masyarakat yang
bergantung pada hutan di kawasan jantung Borneo
3. Program FORCLIME juga mendukung serta dinas kehutanan kabupaten membentuk
model satuan kerja yang disebut Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), dan upaya
masyarakat untuk mengelola hutan dalam konteks hak pemanfaatan lahan tradisional.
e. Transforming Administration Strengthening Innovation (TRANSFORMASI)
Commissioned by: German Federal Ministry for Economic Cooperation and
Development (BMZ)
Country: Indonesia
Lead executing agency: Indonesian Ministry of Administrative Reform (KemPANRB)
Overall term: 2014 to 2016
Deskripsi
Project ini berfokus pada kurangnya performa pegawai administrasi public
pemerintah yang menghambat pembangunan sosial dan ekonomi. Hal ini
dikarenakan pekerja yang kurang professional, kurang terlatih dan korupsi. Program
ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas para administrasi public
agar lebih accountable dan citizen-friendliness.
Program
Program bergerak pada bidang manajemen pengetahuan yang dirasa minim.
Kegiatan dilakukan dengan memberikan dampingan tenaga ahli dalam isu isu
administrative bagi lembaga atau kementerian dalam mereformasi bagian yang
masih kurang propotsional. Pemberian pelatihan dalam hal birokrasi (coacing clinic)
bagi pegawai bekerjasama dengan berbagai kementerian di Indonesia dan lembaga
(NGO) yang terkait.
f.

Sustainable economic development through technical and vocational


education and training (SED-TVET)
Commissioned by: German Federal Ministry for Economic Cooperation and
Development (BMZ)
Country: Indonesia
Lead executing agency: Indonesian Ministry of Education and Culture (MoEC)
Overall term: 2010 to 2017
Deskripsi
Project ini berfokus di Indonesia dalam masalah buruh dan unemployment di
Indonesia. Buruh usia muda yang unskill dan tidak memenuhi permintaan pasar.

SED-TEVT berusaha meningkatkan kapasitas dan kualitas buruh/pegawai di


beberapa wilayah di Indonesia.
Program
Program SED-TEVT terdiri dari:

Meningkatkan kualitas belajar mengajar di sekolah dan lembaga kursus.

Mendukung berbagai regulatory framework yang kondusif

Menigkatkan rencana dan penyampaian TVET untuk menambah pengetahuan


pasar buruh

Menyediakan jasa informasi bagi transisi bagi pelajar dari tingkat sekolah ke dunia
kerja.

Perkembangan program
Project ini berkaitan langsung mengenai skill dan pengatahuan pelajar sebagai
modal kebutuhan industri. Tenaga ahli dan professional memberi dampingan dalam analisis
hal peraturan dan regulasi di pasar tenaga kerja, khususnya program ini juga sudah
berkontribusi bagi manajemen sekolah dalam memberikan informasi antar wilayah dengan
wilayah lain. Banyaknya sekolah di daerah Jawa telah menggunakan kemajuan IT dalam hal
pencarian dan penempatan pekerjaan bagi para usahawan yang mencari tenaga kerja di
daerah.

g. Promotion of Least Cost Renewables in Indonesia (L-CORE)


Program ini berfokus padapromosi penggunaan sumber daya terbaharui pada hal-hal yang
dapat dimanfaatkan secara efisien dari sumber daya terbaharui. .Dalam konteks ini , lcore
beroperasi di tiga bidang kegiatan: 1 ) penggunaan biomassa dari limbah industri pertanian
untuk pembangkit listrik , 2) pengganti bahan bakar diesel melalui grid-connection dari
sumber daya terbaharui serta, 3) aplikasi baru dan model dari grid untuk sumber daya
terbaharui. Dalam kerjasama sumber daya terbaharui ini juga mencakup kerjasama lain,
yaitu: EnDev Indonesia (Rural Electrification), ASEAN-RESP (Regional Cooperation),
PEP (Technology Transfer)
h. Strengthening Womens Rights (SWR)
Program ini berfokus pada kesetaraan gender bagi wanita Indonesia, program
meliputi advisi dan pelatihan bagi wanita wanita di Indonesia, seperti yang sudah
dilakukan di Kalimantan Timur dan beberapa program di Yogyakarta. SWR
mendorong adanya aturan dan regulasi baik nasional dan local yang melindungi hak
wanita dari berbagai masalah yang dihadapi. Beberapa program seperti mendorong
adanya kebijakan nasional mengenai kesetaraan gender, khususnya marriage laws.
Pemberian rekomendasi mengenai kebijakan yang sensitive akan gender dan
program di level sub nasional. Strategi, pembangunan jangka panjang dan
peningkatan performa institusi partner.
i.

Assistance in Prevention and Campaign against Corruption (KPK)

Program ini berfokus pada tindak korupsi di Indonesia yang cukup massif, khususnya
dalam lembaga lembaga negara. Program ini memberikan advisi, dampingan baik
dari segi prosedural dan hukum bagi lembaga khususnya bagi KPK sebagai lembaga
penanganan korupsi di Indonesia dan pembuatan strategi pencegahan tindakan
korupsi.
j.

Data and Information Management for Adaptation to Climate Change


(DATACLIM)
Program ini bekerjasama dengan BMKG mengenai supply informasi tentang
perubahan iklim yang menyangkut mengenai tanah,air, dll. Project ini menyediakan
jasa mengenai cara melihat tren perubahan lingkungan yang dapat dilihat dari
beberapa parameter meteorogikal. Advisi dan pelatihan serta pendampingan dalam
penyediaan informasi perubahan iklim di Indonesia dilakukan sebagai pendekatan
program. Sejauh ini berkait kerjasama pihak terkait, DATACLIM telah menganisis
perkembanganperubahan iklim yang terjadi dari beberapa kejadian alam Indonesia.

k. Local and Regional Economic Development (RED)


Program ini berfokus pada peningkatan ekonomi di daerah dengan berupa pelatihan,
pemberian informasi, dari berbagai sektor baik privat umum swasta. Hal ini untuk
menunjang pembangunan ekonomi daerah dengan advisi dan usaha bagi kesiapan
daerah dalam perkembangan ekonomi internasional.
l.

Responsible and Inclusive Business Hub South East Asia (RIBH SOA)

Program ini berfokus pada peningkatan kondisi hubungan bisnis antar negara di Asia
tenggara terutama ksenjangan dan kemiskinan di negara negara tersebut. Program ini
memberikan masukan strategi advisi rancangan model bisnis yang dapat
diimplementasikan di negara negara Asia Tenggara. Hal ini termasuk produsen, mitra
bisnis atau bahkan konsumen. RIBH memberikan pengetahuan bagi usaha yang dapat
mendukung pembangunan dan ekonomi global.

Anda mungkin juga menyukai