Anda di halaman 1dari 115

Widya Ariaty

Noor Adillah Binti Dawad


Noor Aishah Binti Abdullah

(1301-1210-0145)

(1301-1210-0241)
(1301-1209-3507)

www.themegallery.com

SOMATOFORM

PENDAHULUAN

www.themegallery.com

Gangguan somatoform merupakan kelompok


gangguan yang memiliki gejala fisik (seperti
nyeri, mual dan pusing) di mana tidak dapat
ditemukan penjelasan medis lain yang memadai.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan penilaian
bahwa faktor psikologis memegang peranan
besar terhadap onset, berat penyakit, dan durasi
gejala yang ada.

(2)
(3)
(4)
(5)

www.themegallery.com

(1)

Menurut DSM IV, terdapat lima gangguan


somatoform spesifik, yaitu
gangguan somatisasi,
gangguan konversi,
hipokondriasis,
gangguan dismorfik tubuh
gangguan nyeri

(2)

www.themegallery.com

(1)

DSM IV juga memiliki dua kategori diagnostik


residual, yaitu
gangguan somatoform tidak terdiferensiasi,
dan
gangguan somatoform yang tidak dapat
ditentukan

A. GANGGUAN SOMATISASI

www.themegallery.com

Gangguan somatisasi ditandai oleh banyak


gejala somatik yang tidak dapat dijelaskan
secara adekuat berdasarkan pemeriksaan fisik
dan laboratorium.

www.themegallery.com

Gangguan somatisasi dibedakan dari gangguan


somatoform lainnya karena banyaknya keluhan
yang ada dan melibatkan sistem organ multipel.
Gangguan ini bersifat kronis dan disertai distres
psikologis bermakna, gangguan fungsi sosial dan
pekerjaan, dan perilaku mencari bantuan medis
yang berlebihan.

www.themegallery.com

Epidemiologi
Menurut penelitian, prevalensi penderita
gangguan somatisasi pada populasi umum
diperkirakan mendekati 0,5 %. Wanita
berjumlah 5 sampai 20 kali lebih banyak
daripada pria. Dengan rasio pria : wanita sebesar
1 : 5, maka prevalensi gangguan somatisasi pada
wanita pada populasi umum diperkirakan
sekitar 1 atau 2 %.

www.themegallery.com

Etiologi
Faktor psikososial. Rumusan psikososial
mengenai penyebab gangguan melibatkan
interpretasi gejala sebagai suatu tipe komunikasi
sosial, yang hasilnya berupa sikap menghindari
kewajiban (contoh : mengerjakan pekerjaan yang
tidak disukai), mengekspresikan emosi (contoh :
marah pada pasangan), atau untuk
melambangkan suatu perasaan atau keyakinan
(contoh : nyeri pada saluran pencernaan). Faktor
sosial, cultural, dan etnik mungkin juga terlibat
di dalam perkembangan gangguan somatisasi.

www.themegallery.com

Faktor biologis. Beberapa penelitian mengarah


pada dasar neuropsikologis untuk gangguan
somatisasi. Penelitian tersebut mengatakan
bahwa pasien memiliki gangguan perhatian dan
kognitif yang dapat menyebabkan persepsi dan
penilaian
yang
salah
terhadap
input
somatosensorik.

www.themegallery.com

Faktor genetika. Data genetika menyatakan


bahwa sekurangnya pada beberapa keluarga,
transmisi gangguan somatisasi memiliki
komponen genetika. Gangguan somatisasi dapat
ditemukan pada 10-20 % sanak saudara wanita
derajat pertama dari pasien.

www.themegallery.com

Pada keluarga ini, sanak saudara lakilaki


derajat pertama rentan terhadap
penyalahgunaan zat dan gangguan kepribadian
antisosial. Suatu penelitian juga melaporkan
angka kesesuaian 29% pada kembar monozigot
dan 10% pada kembar dizigotik

A.

Riwayat banyaknya keluhan fisik sejak


sebelum usia 30 tahun yang muncul
dalam
banyak periode selama beberapa tahun dan
terdapat hendaya berat dalam kehidupan sosial,
pekerjaan, atau bidang penting lainnya.

www.themegallery.com

Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :

B.

empat rasa nyeri : riwayat rasa nyeri pada minimal


empat bagian atau fungsi tubuh (contoh : kepala,
abdomen, punggung, sendi, ekstremitas, dada,
rektum, selama menstruasi, selama hubungan
seksual, atau ketika buang air kecil)

www.themegallery.com

Setiap kriteria di bawah ini harus ada, dengan


gejala individual dapat timbul kapan saja
selama perjalanan penyakit :

www.themegallery.com

dua gejala gastrointestinal : riwayat minimal


dua gejala gastrointestinal selain rasa nyeri
(contoh : mual, kembung, muntah di luar
kehamilan, diare, atau intoleransi jenis
makanan tertentu)
satu gejala seksual : riwayat minimal satu gejala
seksual atau reproduksi selain rasa nyeri
(contoh : indiferensiasi seksual, disfungsi ereksi
atau ejakulasi, menstruasi ireguler, pendarahan
menstrual yang banyak, muntah terus-menerus
sepanjang periode kehamilan)

gejala pseudoneurologikus : riwayat minimal


satu kali gejala atau defisit yang menandakan
gangguan neurologis, tidak terbatas pada rasa
nyeri (gejala konversi seperti gangguan koordinasi
atau keseimbangan, paralisis atau kelemahan
lokal, sulit menelan atau terdapat pembengkakan
pada tenggorokan, afonia, retensi urin, halusinasi,
hilangnya sensasi raba atau nyeri, penglihatan
ganda, tuli, kejang; gejala disosiasi seperti
amnesia; atau hilangnya kesadaran kecuali
pingsan)

satu

www.themegallery.com

www.themegallery.com

C. Terdapat salah satu dari di bawah ini :


setelah pemeriksaan yang tepat, setiap
gejala pada poin B tidak dapat dijelaskan
sepenuhnya berdasarkan kondisi medik
umum atau akibat efek zat tertentu
(contoh : penyalahgunaan obat, medikasi).

bila terdapat kondisi medik umum yang


berhubungan, maka keluhan fisik atau
hendaya sosial atau pekerjaan berlebihan
dari yang diharapkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, atau hasil
laboratorium.

D. Gejala-gejala yang ada bukan akibat kesengajaan


atau dibuat-buat
www.themegallery.com

www.themegallery.com

Gambaran Klinis
Pasien
dengan
gangguan
somatisasi
mengeluhkan banyak gejala somatik dan
memiliki riwayat medik yang panjang, kompleks.
Mual muntah (di luar kehamilan), sulit menelan,
nyeri pada lengan dan tungkai, nafas pendek
tidak berhubungan dengan aktivitas fisik,
amnesia, dan komplikasi pada kehamilan atau
menstruasi adalah gejala yang paling sering
didapat.

Pasien biasanya percaya bahwa mereka sakit


hampir sepanjang masa hidupnya. Gejala
pseudoneurologikus mendukung, namun tidak
patognomonik, gangguan neurologist.
Distres psikologis dan masalah interpersonal
menonjol; cemas dan depresi adalah kondisi
psikiatri yang paling sering ditemukan.
Ancaman bunuh diri sering terjadi, namun
bunuh diri yang benar-benar terjadi jarang
ditemukan,
biasanya
berkaitan
dengan
penyalahgunaan zat.

www.themegallery.com

www.themegallery.com

Riwayat medik pasien seringkali tidak jelas,


tidak tepat, inkonsisten, dan disorganisasi.
Pasien menggambarkan keluhannya secara
dramatis, emosional, dan melebih-lebihkan,
dengan bersemangat; mereka keliru dengan
urutan waktu dan tidak dapat membedakan
dengna tepat gejala saat ini dengan gejala
sebelumnya. Pasien dapat merasa bergantung,
egosentris, haus akan pujian atau rasa bangga,
dan manipulatif.

www.themegallery.com

Gangguan somatisasi biasanya berhubungan


dengan gangguan mental lainnya, termasuk
gangguan depresi mayor, gangguan kepribadian,
gangguan akibat penggunaan zat, gangguan
cemas generalisata, dan fobia. Kombinasi dari
gangguan ini dan gejala yang kronis
mengakibatkan peningkatan insidensi masalah
perkawinan, pekerjaan, dan sosial.

www.themegallery.com

Diagnosis Banding
Gangguan kondisi medis umum
Meskipun timbul pada kelompok usia yang sama
tetapi penyakit-penyakit ini dapat dijelaskan
secara sepesifik atau dapat diperiksa dengan
laboratorium. Beberapa gangguan kondisi medis
umum yang dapat didiagnosis banding dengan
gangguan somatisasi ialah Multiple sclerosis,
Myastenia Gravis, SLE, AIDS, Porphyria
intermitten Akut, Hypertiroidisme,
Hyperparatyroidisme, Infeksi Sistemik Kronis

www.themegallery.com

Gangguan Mental
Pada gangguan Depresi Berat, Anxietas dan
Schizofrenia (psikosis), meskipun ditemukan
gejala somatis, namun gejala gangguan mental
terkait lebih menonjol.

www.themegallery.com

Gangguan Somatoform Lain


Pada Hypochondriosis, gangguan tidak bersifat
multiple namun spesifik, sedangkan somatoform
bersifat multiple. Pada Gangguan Konversi,
gejala yang timbul terbatas pada 1 atau 2 gejala
neurologis, sedangkan somatoform lebih luas.
Gangguan Nyeri menunjukkan gejala yang
terbatas hanya 1 atau 2 gejala nyeri, sedangkan
somatoform memiliki lebih dari 4 gejala nyeri.

www.themegallery.com

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Gangguan somatisasi bersifat kronis dan
melemahkan si penderita. Awitan biasanya
terjadi di usia sebelum 30 tahun dengan durasi
selama beberapa tahun. Timbulnya gejala
somatik biasanya berhubungan dengan
peningkatan kejadian stres. Prognosis yang
buruk jika gangguan disertai stress yang
berlebihan.

www.themegallery.com

Terapi
Penanganan terbaik gangguan ini dilakukan oleh
satu orang dokter, karena jika dipertemukan
dengan orang yang berbeda maka pasien akan
mengeluhkan gejala yang lain. Proses terapi
harus di monitor secara terjadwal (umumnya
bulanan). Kunjungan terapi sebaiknya bersifat
singkat, namun pemeriksaan fisik rutin
sebaiknya tetap dilakukan guna menemukan
keluhan somatik yang baru.

www.themegallery.com

Pemeriksaan laboratorium dan prosedur


diagnostik sebaiknya dihindari karena pasien
akan tetap menolak hasil objektif yang diperoleh.
Keluhan somatik biasanya dianggap sebagai
ekspresi emosional daripada sebagai suatu
keluhan medis.

www.themegallery.com

Tujuan terapi ialah menyadarkan pasien bahwa


kemungkinan besar keluhan tersebut disebabkan
oleh faktor psikologis. Sehingga pada akhirnya
pasien mau memeriksakan kesehatan
mentalnya.

www.themegallery.com

Psikoterapi individu dan kelompok dapat


menurunkan biaya pengobatan. Dimana pasien
dibantu untuk menanggulangi gejala-gejalanya,
mengekspresikan emosi yang melatarbelakangi
penyakitnya, serta memberikan alternatif cara
untuk mengekspresikan perasaannya tersebut.

www.themegallery.com

Farmakoterapi diberikan harus dengan indikasi,


yaitu jika ada gangguan mental yang menyertai.
Tindakan ini harus disertai monitoring yang
ketat karena pasien sering tidak disiplin dalam
menjalani pengobatan dan menjadi tidak efektif.

B. GANGGUAN KONVERSI

www.themegallery.com

DSM-IV mendefinisikan gangguan konversi


sebagai suatu gangguan yang ditandai oleh
adanya satu atau lebih gejala neurologis (seperti
paralisis, kebutaan, dan parestesia) yang tidak
dapat dijelaskan oleh gangguan neurologis atau
medis yang diketahui. Di samping itu, penegakan
diagnosis mengharuskan adanya faktor
psikologis yang berhubungan dengan awal atau
eksaserbasi gejala.

www.themegallery.com

Epidemiologi
Dari suatu survei komunitas ditemukan bahwa
insidensi tahunan gangguan konversi adalah 22
per 100.000 orang. Rasio wanita terhadap pria
pada usia dewasa adalah 2 berbanding 1 dan
sebanyak-banyaknya 5 berbanding 1; pada anakanak kecenderungan juga lebih tinggi pada
wanita.

www.themegallery.com

Gangguan konversi paling sering ditemukan


pada populasi pedesaan, pendidikan rendah,
dengan tingkat intelegensi rendah, dengan
status sosioekonomi rendah, dan anggota militer
yang menghadapi pertempuran.

www.themegallery.com

Etiologi
Faktor psikoanalitik. Menurut teori
psikoanalitik, gangguan konversi disebabkan
oleh represi konflik intrapsikis bawah sadar dan
konversi kecemasan ke dalam suatu gejala fisik.
Gejala yang timbul merupakan ekspresi sebagian
keinginan atau dorongan yang dilarang tapi
tersembunyi, sehingga pasien tidak perlu secara
sadar berhadapan dengan impuls mereka yang
tidak dapat diterima.

www.themegallery.com

Faktor biologis. Semakin banyak data yang


melibatkan faktor biologis dan neuropsikologis
dalam perkembangan gejala gangguan konversi.
Penelitian pencitraan otak awal menemukan
hipometabolisme pada hemisfer dominan dan
hipermetabolisme pada hemisfer nondominan
dan telah melibatkan gangguan komunikasi
hemisfer sebagai penyebab gangguan konversi.

www.themegallery.com

Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :
Satu atau lebih gejala atau defisit mempengaruhi fungsi
sensorik atau motorik volunter yang mendukung kondisi
neurologis atau kondisi medis umum lainnya.
Faktor psikologis diduga berhubungan dengan timbulnya
gejala atau defisit tersebut karena inisiasi atau
eksaserbasi gejala atau defisit didahului oleh konflik atau
stresor lainnya.
Gejala atau defisit bukan akibat kesengajaan atau dibuatbuat.

www.themegallery.com

Gejala atau defisit tidak dapat, setelah pemeriksaan


yang tepat, dijelaskan sepenuhnya berdasarkan kondisi
medik umum, atau sebagai akibat langsung
penggunaan zat, atau tingkah laku atau pengalaman
sanksi kultural.
Gejala atau defisit mengakibatkan distres klinis atau
hendaya berat dalam sosial, pekerjaan, atau bidang
lainnya atau memerlukan evaluasi medik.
Gejala atau defisit tidka terbatas pada rasa nyeri atau
disfungsi seksual, tidak muncul semata-mata selama
perjalanan gangguan somatisasi, dan tidak lebih baik
dijelaskan pada gangguan mental lainnya

www.themegallery.com

Spesifikasi tipe :

Dengan gejala atau defisit motorik

Dengan gejala atau defisit sensorik

Dengan kejang

Dengan gambaran campuran

www.themegallery.com

Gambaran Klinis
Paralisis, kebutaan, dan mutisme adalah gejala
yang paling sering ditemukan. Gangguan
konversi biasanya berhubungan dengan
gangguan kepribadian pasif-agresif,
ketergantungan, antisosial, dan histrionik.
Gangguan depresi dan cemas sering menyertai
gejala gangguan konversi, dan pasien biasanya
beresiko bunuh diri.

www.themegallery.com

Gejala sensorik biasanya berupa anestesia dan


parestesia, terutama pada ekstremitas. Semua
aspek sensorik dapat terkena dan distribusinya
inkonsisten dengan baik gangguan neurologis
sentral atau perifer. Gangguan konversi dapat
mempengaruhi organ penginderaan, gejala ini
dapat unilateral atau bilateral, namun
pemeriksaan neurologis tidak menunjukkan
adanya gangguan persarafan.

Gejala motorik meliputi gerakan abnormal,


gangguan postur tubuh, kelemahan, dan
paralisis atau paresis. Tremor ritmik kasar,
gerak koreiformis, tics, dan tersentak dapat
ditemukan.
Kejang semu adalah gejala lain yang dapat pula
terjadi. Klinisi dapat mengalami kesulitan dalam
membedakan kejang semu ini dengan kejang
sesungguhnya hanya melalui observasi klinis.

www.themegallery.com

www.themegallery.com

Diagnosis Banding
Gangguan Kondisi Medis Umum
Gangguan kondisi medis umum yang didiagnosis
banding, terutama merupakan gangguan
neurologis.Seperti gejala kelemahan otot
ditemukan pula pada Myastenia Gravis,
Poliomyositis, Multiple Sclerosis, dan Myopati.
Lalu gejala kebutaan terjadi pula pada Neuritis
Opticus. Gejala paralysis didiagnosis banding
dengan pada penyakit sindroma Guillain Baree,
penyakit Creutzfeldt-Jakob dan AIDS.

www.themegallery.com

Apabila gejala-gejala tersebut dapat diatasi


dengan sugesti, hipnotis, serta obat-obatan
seperti Amobarbital (Amytal) dan Lorazepam
(Ativan) kemungkinan penyakit tersebut adalah
gangguan Konversi.

www.themegallery.com

Gangguan Mental
Gejala gangguan Konversi dapat timbul pada
Skizofrenia, Depresi dan Anxietas. Namun
gangguan-gangguan mental ini memiliki gejala
tersendiri yang khas.

www.themegallery.com

Gangguan Somatoform Lain


Gejala berupa gangguan sensori-motoris juga
ditemukan pada Gangguan somatisasi. Namun
gangguan Somatisasi lebih bersifat kronis,
terjadi di usia yang lebih muda, dan adanya
gejala yang bersifat multiple organ.
Hypochondriosis memiliki karakteristik pasien
yang tidak mengalami gangguan atau
kehilangan fungsi.

www.themegallery.com

Ditemukan gangguan somatis yang bersifat


kronis. Gangguan tidak terbatas pada gejalagejala neurologis dan adanya kekhasan perilaku
serta kepercayaan hypochondrial. Gangguan
Nyeri didiagnosa jika hanya terbatas pada
timbulnya gejala nyeri. Pasien yang hanya
mengeluhkan gangguan fungsi seksual sebaiknya
diklasifikasikan sebagai gangguan dysfungsi
seksual, daripada sebagai gangguan Konversi.

www.themegallery.com

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Gejala awal dari kebanyakan pasien dengan
gangguan Konversi akan sembuh dalam
beberapa hari atau kurang dari sebulan. Pada 75
% pasien tidak akan mengalami kekambuhan,
namun 25% lainnya mengalami tambahan
episode saat mengalami stres.

www.themegallery.com

Prognosis dikatakan baik jika awitan bersifat


akut, faktor stressor yang mudah dikenali,
kemampuan penyesuaian diri yang baik sebelum
pasien jatuh sakit, tidak adanya gangguan
psikiatri atau medis lain yang menyertai, tidak
sedang mengikuti suatu proses peradilan.
Prognosis bersifat buruk, terutama jika gejala
gangguan Konversi ini telah timbul sejak lama.

www.themegallery.com

Terapi
Gangguan Konversi biasanya hilang secara
spontan, terutama jika didukung oleh tilikan diri
yang baik dan terapi perilaku. Proses psikoterapi
hanya difokuskan untuk mengurangi faktor
stres. Yakinan pula bahwa gejala-gejala yang
timbul akan semakin memperberat penyakitnya.
Terapi Hipnotis, obat-obatan anxyolitik, serta
pelatihan relaksasi tingkah laku ternyata cukup
efektif.

www.themegallery.com

Obat-obatan parenteral seperti Amobarbital atau


Lorazepam juga efektif. Terapi psikodinamik
dilakukan untuk menganalisa dan menggali
konflik psikis serta simbolisasi dari gejala
gangguan konversinya. Psikoterapi yang
dianjurkan adalah terapi yang bersifat singkat
dan dilakukan dalam jangka yang pendek.

C. HIPOKONDRIASIS

www.themegallery.com

Istilah hipokondriasis didapatkan dari istilah


medis lama hipokondrium, yang berarti di
bawah rusuk, dan mencerminkan seringnya
pasien mengalami keluhan abdomen.
Hipokondriasis merupakan gangguan di mana
terdapat preokupasi dengan ketakutan akan
mengalami, atau keyakinan memiliki, penyakit
serius.

www.themegallery.com

Epidemiologi
Suatu penelitian melaporkan prevalensi dalam
enam bulan sebesar 4-6 % pada populasi umum.
Pria dan wanita memiliki jumalh yang sama.
Onset usia paling sering antara usia 20 dan 30
tahun.

www.themegallery.com

Etiologi
Dalam kriteria diagnostik untuk hipokondriasis
menurut DSM-IV:
Teori pertama menyatakan bahwa gejala
mencerminkan misinterpretasi gejala-gejala
tubuh. Orang hipokondrial meningkatkan dan
membesar-besarkan sensasi somatiknya.
Mereka memiliki ambang rangsang dan
toleransi yang lebih rendah terhadap
gangguan fisik. Sebagai contoh, apa yang
dirasakan oleh orang normal sebagai tekanan
abdominal, orang hipokondriakal
mengalaminya sebagai nyeri abdomen.

Teori

www.themegallery.com

kedua menerangkan bahwa hipokondriasis


dapat dimengerti berdasarkan model belajar sosial.
Gejala hipokondriasis dipandang sebagai keinginan
untuk mendapatkan peranan sakit oleh seseorang
yang menghadapi masalah yang tampak berat dan
tidak dapat dipecahkan.

Teori

www.themegallery.com

ketiga menerangkan hipokondriasis sebagai


bentuk varian gangguan mental lainnya.
Diperkirakan 80% pasien hipokondriasis mungkin
memiliki gangguan depresif atau gangguan cemas
yang ditemukan bersama-sama.

Teori

www.themegallery.com

keempat tentang psikodinamika


hipokondriasis, yang menyatakan harapan agresif
dan permusuhan terhadap orang lain dialihkan
kepada keluhan fisik. Rasa nyeri dan keluhan
somatik selanjutnya menjadi alat untuk menebus
kesalahan dan membatalkan (undoing) dan dapat
dialami sebagai hukuman yang diterimanya atas
kesalahan di masa lalu (baik nyata ataupun
khayalan) dan perasaan seseorang bahwa dia jahat
dan memalukan.

www.themegallery.com

Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :
Preokupasi akan rasa takut memiliki, atau ide
bahwa seseorang mempunyai, penyakit serius
berdasarkan misinterpretasi pasien mengenai
gejala tubuhnya.
Preokupasi tersebut bertahan tanpa
menghiraukan hasil evaluasi medis yang tepat
dan pengyakinan kembali oleh klinisi.

www.themegallery.com

Keyakinan yang disebutkan pada poin A tidak


pada intensitas waham (seperti gangguan
waham, tipe somatik) dan tidak terbatas pada
perhatian akan penampilan (seperti gangguan
dismorfik tubuh).
Preokupasi tersebut mengakibatkan distres
klinis atau hendaya berat dalam sosial,
pekerjaan, atau bidang lainnya.

Durasi minimal 6 bulan.


Preokupasi tersebut tidak lebih baik dijelaskan
sebagai akibat gangguan kecemasan
generalisata, Preokupasif-kompulsif, gangguan
panik, episode depresi berat, cemas akan
perpisahan, atau gangguan somatoform lainnya

www.themegallery.com

www.themegallery.com

Spesifikasi bila :
Dengan tilikan diri buruk : bila, hamper
sepanjang waktu selama episode kini, penderita
tidak menyadari bahwa keyakinannya memiliki
penyakit serius tersebut berlebihan atau tidak
beralasan.

Gambaran Klinis
Pasien merasa yakin dirinya memiliki penyakit
serius yang belum terdeteksi, dan tidak dapat
diyakinkan sebaliknya. Pasien mempertahankan
keyakinannya bahwa mereka memiliki penyakit
tertentu, atau seiring berjalannya waktu, dapat
memindahkan keyakinannya pada penyakit lain.

www.themegallery.com

www.themegallery.com

Keyakinan tersebut bertahan tanpa


menghiraukan hasil pemeriksaan laboratorium
negative, merupakan perjalanan ringan dari
penyakit yang dinyatakan sepanjang waktu, dan
dengan pengyakinan kembali yang tepat dari
dokter. Hipokondriasis sering disertai depresi
atau cemas dan biasanya bersama-sama dengan
gangguan depresi atau cemas.

www.themegallery.com

Walaupun dalam kriteria DSM-IV-TR terdapat


syarat minimal 6 bulan, status hipokondriakal
transien dapat timbul pada stres berat, paling
sering kematian atau penyakit berat yang
diderita seseorang yang penting bagi pasien,
atau setelah sembuh dari penyakit serius yang
diderita oleh pasien sendiri.

www.themegallery.com

Diagnosis Banding
Gangguan Kondisi Medis Umum
Hypochondriasis harus didiagnosa banding
dengan gangguan nonpsikiatrik lain, terutama
yang menunjukkan gejala yang sulit didiagnosa
seperti AIDS, Endokrinopaty, Myastenia Gravis,
Multiple Sclerosis, Penyakit Degeneratif system
saraf, SLE, dan Neoplasia.

www.themegallery.com

Gangguan Mental
Pada gangguan Depresi atau Anxietas
didiagnosa keduanya kecuali gejala
hypochondrial muncul secara bersamaan. Pada
Skizofrenia, waham hypochondrial bisa
ditemukan dan disertai oleh gejala psikotik
lainnya.

www.themegallery.com

Gangguan Somatoform Lain


Pada gangguan Somatisasi, gejala lebih bersifat
multiple namun pada hypochondriasis
ditemukan perasaan takut memiliki penyakit
dengan gejala yang lebih sedikit. Serta rasio
antara lelaki dan perempuan pada

www.themegallery.com

Hypochondriasis adalah sama, sedangkan


gangguan Somatisasi lebih banyak diderita oleh
wanita. Gangguan Konversi bersifat akut,
umumnya sementara, dan hanya disertai gejala
yang ringan.

www.themegallery.com

Gangguan Nyeri, juga bersifat kronis tetapi


keluhan hanya terbatas pada rasa nyeri saja.
Pada Gangguan Dysmorfik, pasien berharap
dirinya normal, namun pada hypochondriosis
pasien justru mengungkapkan
ketidaknormalannya agar mendapatkan
perhatian dari orang lain

www.themegallery.com

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Hipochondriasis bersifat episodik dengan durasi
bulanan hingga tahunan dan disertai interval
yang lama. Sepertiga hingga setengah dari
pasien akan membaik dengan sendirinya. Pada
pasien anak-anak, hypochondriasis akan sembuh
dengan sendirinya di usia akhir remaja atau
awal dewasa.

Status

sosial ekonomi pasien baik.


Sensitif terhadap terapi anxietas atau depresi.
Onset yang tiba-tiba.
Tidak adanya gangguan kepribadian.
Tidak ditemukan adanya gangguan medis lain yang
nonpsikiatrik.

www.themegallery.com

Prognosis dianggap baik jika ditemukan kondisi


sebagai berikut:

www.themegallery.com

Terapi
Pasien umumnya menolak pengobatan psikiatri,
kecuali difokuskan pada pengurangan stres serta
didikan guna mengatasi penyakit kronis.
Psikoterapi yang dilakukan seperti terpi
perilaku, terapi kognitif, dan hipnotis umumnya
cukup membantu. Sebaiknya terapi dilakukan
terjadwal dengan baik dan konsisten, agar
pasien tidak merasa diacuhkan.

www.themegallery.com

Prosedur diagnostik invasif dan prosedur


terapeutik hanya dilakukan atas indikasi.
Farmakoterapi dilakukan jika ditemukan
gangguan lain yang mendasari dan responsif
terhadap obat (seperti gangguan anxietas atau
depresi).

D. GANGGUAN DISMORFIK TUBUH

www.themegallery.com

Gangguan dismorfik tubuh menerangkan adanya


preokupasi seseorang memiliki cacat tubuh
khayalan atau suatu interpretasi berlebihan dari
cacat yang minimal atau kecil. Inti gangguan ini
adalah bahwa seseorang yakin atau takut bahwa
dirinya tidak menarik atau bahkan menjijikkan.

www.themegallery.com

Epidemiologi
Onset usia tersering yaitu antara 15 dan 20
tahun dan wanita lebih sering terkena
dibandingkan pria. Suatu penelitian menyatakan
bahwa lebih dari 90% pasien gangguan dismorfik
tubuh pernah mengalami episode depresif berat,
sekitar 70% pernah mengalami gangguan cemas,
dan sekitar 30% pernah menderita gangguan
psikotik.

www.themegallery.com

Etiologi
Penyebab gangguan dismorfik tubuh tidak
diketahui. Patofisiologi gangguan mungkin
melibatkan serotonin dan dapat berhubungan
dengan gangguan metal lain. Mungkin juga
terdapat pengaruh kultural atau sosial yang
bermakna bagi pasien.

www.themegallery.com

Dalam psikodinamika, gangguan dismorfik


tubuh mencerminkan pengalihan konflik seksual
atau emosional ke dalam bagian tubuh yang
tidak berhubungan. Asosiasi timbul melalui
mekanisme pertahanan represi, disosiasi,
distorsi, simbolisasi, dan proyeksi.

www.themegallery.com

Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :
Preokupasi akan defek khayalan pada
penampilan. Bila terdapat anomali fisik kecil,
maka pasien menanggapinya secara berlebihan.
Preokupasi mengakibatkan distres klinis atau
hendaya berat dalam sosial, pekerjaan, atau
bidang lainnya.
Preokupasi tidak lebih baik dijelaskan dengan
gangguan mental lainnya (contoh :
ketidakpuasan dengan bentuk dan ukuran tubuh
pada anoreksia nervosa).

www.themegallery.com

Gambaran Klinis
Perhatian paling sering melibatkan cacat wajah,
khususnya pada bagian spesifik (contoh :
hidung). Terkadang keluhan tidak jelas dan sulit
dimengerti. Sebuah penelitian menemukan
bahwa, rata-rata, pasien mempermasalahkan
empat regio tubuhnya, selain wajah adalah
rambut, buah dada, dan genitalia. Variasi pada
pria adalah keinginan untuk bulk-up dan
membentuk massa otot yang besar.

www.themegallery.com

Gejala lain yang umum ditemukan meliputi ide


atau waham referensi (biasanya mengenai
bagian tubuh yang diperhatikan pasien), seperti
terlalu sering bercermin atau menghindari
permukaan yang menampilkan bayangan, dan
usaha untuk menyembunyikan kecacatannya
(dengan kosmetik atau pakaian).

www.themegallery.com

Efek pada kehidupan pasien dapat signifikan;


sebagian besar pasien menghindari ekspos
hubungan sosial atau pekerjaan. Diagnosis
komorbid dengan gangguan depresi dan cemas
sering ditemukan, dan pasien juga dapat
memiliki ciri kepribadian obsesif-kompulsif,
skizoid, dan narsistik.

www.themegallery.com

Diagnosis Banding
Pada gangguan Kepribadian Narcistik, perhatian
terhadap salah satu bagian tubuh tidaklah
menonjol. Pada gangguan Depresif, ObsesifKompulsif dan Skizofrenia, ditemukan gejalagejala dengan gangguan terkait, meskipun gejala
utamanya adalah perhatian berlebih akan suatu
bagian tubuh. Pada sindroma perilaku makan
berupa Anoreksia Nervosa, Gangguan Identitas
Terkait Gender dan Kerusakan Otak juga
ditemukan distorsi dalam Body Image.

www.themegallery.com

Dibandingkan orang normal, seseorang dengan


gangguan Dismorfik dapat dibedakan jika
perhatian tersebut bersifat berlebihan, sehingga
dapat mengganggu emosi dan fungsi hidup orang
tersebut.

www.themegallery.com

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Awitan bersifat gradual, timbulnya perhatian
berlebih jika disadari telah terjadi adanya
gangguan fungsi. Dan timbul keinginan untuk
mencari pertolongan medis atau tindakan
operasi. Gangguan ini biasanya bersifat kronis
jika terabaikan.

www.themegallery.com

Terapi
Pengobatan pasein gangguan Dismorfik dapat
dilakukan dengan terpai bedah, pengobatan
dermatologis, dan pengobatan Gigi dan Mulut.
Farmakoterapi seperti, Trisiklik anti depresan,
Monoamin Oksidase Inhibitor dan pimozide
(Orap), bermanfaat pada beberapa kasus.

www.themegallery.com

Obat-obatan pro Serotonin spesifik, seperti


clomipramine (Anafranil) dan Fluoxetine (Prozac)
dapat mengurangi gejala pada sekitar 50%
pasien. Jika disertai adanya gangguan mental,
maka dilakukan farmakoterapi dan psikoterapi
yang sesuai.

E. GANGGUAN NYERI

www.themegallery.com

Gejala utama gangguan nyeri adalah adanya


nyeri pada satu atau lebih lokasi yang tidak
sepenuhnya disebabkan oleh kondisi medis atau
neurologis non psikiatrik. Gejala tersebut
disertai distres emosional dan gangguan
fungsional serta memiliki hubungan sebab yang
masuk akal dengan faktor psikologis.

www.themegallery.com

Epidemiologi
Gangguan nyeri dua kali lebih sering pada
wanita dibandingkan pria. Onset usia puncaknya
pada dekade keempat dan kelima, kemungkinan
karena toleransi terhadap nyeri menurun dengan
bertambahnya usia. Gangguan nyeri mempunyai
kemungkinan adanya warisan genetika.
Gangguan depresi, gangguan cemas, dan
penyalahgunaan zat juga sering ditemukan pada
keluarga pasien dengan gangguan nyeri
dibandingkan populasi umum.

www.themegallery.com

Etiologi
Faktor psikodinamika. Pasien dengan
gangguan nyeri pada tubuhnya tanpa penyebab
fisik yang dapat diidentifikasi secara adekuat
mungkin merupakan ekspresi simbolik dari
konflik intrapsikis melalui tubuh. Nyeri dapat
berfungsi sebagai cara untuk mendapatkan
cinta, suatu hukuman karena kesalahan, dan
cara untuk menebus kesalahan dan bertobat.
Mekanisme pertahanan yang digunakan oleh
pasien dengan gangguan nyeri adalah
pengalihan, substitusi, dan represi.

www.themegallery.com

Faktor perilaku. Perilaku sakit diperkuat


ketika disenangi dan dihambat ketika diabaikan
atau dihukum. Sebagai contoha, gejala nyeri
sedang mungkin menjadi kuat jika diikuti oleh
kecemasan orang lain atau oleh keberhasilan
dalam menghindari aktivitas yang tidak
disenangi.

www.themegallery.com

Faktor interpersonal. Nyeri yang sulit


disembuhkan dipandang sebagai cara untuk
memanipulasi dan mendapatkan keuntungan
dalam hubungan interpersonal.

www.themegallery.com

Faktor biologis. Korteks serebral dapat


menghambat pemicuan serabut nyeri aferen.
Serotonin kemungkinan merupakan
neurotransmitter utama dalam jalur inhibitor
desenden dan endorfin juga berperan dalam
modulasi nyeri oleh sistem saraf pusat. Defisiensi
endorfin tampaknya berhubungan dengan
penguatan stimuli sensorik yang datang.
Beberapa pasien memiliki gangguan nyeri
karena kelainan struktural atau kimiawi sistem
sensorik dan sistem limbik yang
mempredisposisikan mereka mengalami nyeri.

www.themegallery.com

Diagnosis
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :
Rasa nyeri pada satu atau lebih bagian anatomis
adalah fokus utama dan cukup berat sehingga
memerlukan perhatian klinis.
Rasa nyeri mengakibatkan distres klinis atau
hendaya berat dalam sosial, pekerjaan, atau
bidang lainnya.
Faktor psikologis diduga memegang peranan
pada onset, berat, eksaserbasi, atau bertahannya
nyeri.
Gejala atau defisit bukan disengaja atau dibuatbuat.
Nyeri tidak lebih baik dijelaskan dengan
gangguan mood, kecemasan, atau psikotik dan
tidak memenuhi kriteria dispareunia.

Faktor psikologis memegang peranan besar pada


onset, berat, eksaserbasi, atau bertahannya rasa
nyeri. (bila terdapat kondisi medik umum,
peranannya tidak besar.) Gangguan nyeri ini tidak
didiagnosis bila memenuhi kriteria gangguan
somatisasi.

www.themegallery.com

Dibagi atas :
Gangguan nyeri berasosiasi dengan faktor
psikologis

Baik faktor psikologis maupun kondisi medik umum


memegang peranan penting pada onset, berat,
eksaserbasi, atau bertahannya rasa nyeri. Kondisi
medik umum atau bagian anatomis ayng terasa nyeri
didiagnosis berdasarkan aksis III.

www.themegallery.com

Gangguan nyeri berasosiasi dengan baik


faktor psikologis maupun kondisi medik
umum

Kondisi medik umum memegang peranan besar pada


onset, berat, eksaserbasi, atau bertahannya rasa
nyeri. (bila terdapat faktor psikologis, peranannya
tidak besar.) Gangguan ini bukan merupakan
gangguan mental.

www.themegallery.com

Gangguan nyeri berasosiasi dengan kondisi


medik umum

www.themegallery.com

Spesifikasi :
Akut : durasi kurang dari 6 bulan
Kronik : durasi 6 bulan atau lebih

www.themegallery.com

Gambaran Klinis
Pasien dengan gangguan nyeri bukan
merupakan kelompok yang uniform tapi
merupakan kumpulan heterogen dari penderita
dengan keluhan nyeri pinggang bawah, sakit
kepala, nyeri wajah atipikal, nyeri pelvis kronis,
dan nyeri lainnya. Keluhan nyeri pasien dapat
paskatrauma, neuropati, neurologik, iatrogenik,
atau muskuloskeletal.

www.themegallery.com

Pasien dengan ganguan nyeri memiliki riwayat


panjang akan perawatan medik dan bedah.
Mereka mendatangi banyak dokter, meminta
banyak pengobatan, dan dapat terus-menerus
ingin dioperasi. Mereka dapat terobsesi dengan
nyerinya dan membanggakannya sebagai sumber
kesengsaraannya.

www.themegallery.com

Beberapa pasien mengingkari sebab lain dari


disforia yang dialami dan meyakinkan bahwa
hidupnya sangat bahagian kecuali untuk nyeri
yang diderita. Komplikasi dapat berupa
gangguan akibat penggunaan zat, karena pasien
berusaha mengurangi nyeri dengan konsumsi
alkohol dan zat lainnya.

www.themegallery.com

Diagnosis Banding
Nyeri Fisik Murni
Nyeri fisik murni sulit dibedakan dengan nyeri
psikogenik murni. Nyeri psikogenik
intensitasnya bersifat fluktuatif, sangat sensitif
terhadap keadaan emosi, kognitif, perhatian dan
pengaruh lingkungan. Nyeri fisik murni dapat
teratasi dengan pengalihan dan analgetika.

Gangguan Somatoform Lain

www.themegallery.com

Gangguan Nyeri harus dapat dibedakan dengan


gangguan Somatoform lainnya, meskipun
beberapa gangguan somatoform dapat timbul
bersamaan. Pasien dengan hypochondriosis akan
menunjukkan gejala hypochondrial (keyakinan
akan adanya penyakit dalam dirinya) yang
menonjol dan lebih banyak serta bersifat
fluktuatif. Pasien dengan gangguan Konversi,
umumnya berdurasi singkat, sedangkan
gangguan nyeri bersifat kronis. Juga secara
definisi, nyeri bukanlah gejala dari gangguan
konversi.

www.themegallery.com

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Gangguan nyeri biasanya timbul secara
mendadak dan semakin bertambah parah dalam
beberapa minggu atau bulan. Prognosis dapat
bervariasi, dimana gangguan ini bersifat kronis,
sangat mengganggu hingga terjadi gangguan
fungsi hidup.

www.themegallery.com

Prognosis buruk terjadi jika ditemukan adanya


masalah tertentu yang melatarbelakangi
(terutama pasivitas), terlibat dalam perkara
pengadilan atau mendapatkan kompensasi
finansial, adanya penggunaan zat additif serta
riwayat nyeri yang telah lama.

www.themegallery.com

Terapi
Dikarenakan tidak mungkin untuk mengurangi
nyeri sehingga pendekatan terapi ialah
rehabilitasi. Para klinisi harus berusaha untuk
menemukan fakta-fakta psikologis yang
mendasari penyakit. Adanya keterlibatan emosi
(berupa sistem limbik) yang mempengaruhi jalur
sensoris nyeri, harus dijelaskan kepada pasien.

Pengobatan secara farmakoterapi seperti


analgetika, secara umum tidak terlalu
bermanfaat pada pasien dengan gangguan Nyeri.
Bahkan penggunaan analgetik jangka panjang
cenderung disalahgunakan.

www.themegallery.com

Sebagai contoh, seseorang yang kepalanya


dipukul saat sedang berpesta/bergembira akan
kurang merasa nyeri jika ia dipukul saat sedang
marah atau bekerja. Para dokter pun harus
menyadari bahwa nyeri yang dialami pasien
adalah nyata, bukan sebuah imajinasi.

Begitupula dengan obat-obatan Sedatif dan


Antianxietas, biasanya disalahgunakan, atau
digunakan bukan atas indikasi serta adanya
kerugian lain dari efek samping obat.
Antidepresan seperti Trisiklik dan Selective
Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI), adalah
obat-obatan yang sangat efektif. Meskipun
antidepresan dapat mengurangi nyeri melalui
mekanisme antidepresi, efek analgesik langsung
dari obat ini masih bersifat kontroversial.

www.themegallery.com

www.themegallery.com

Amfetamin merupakan analgetik kuat yang


sangat berguna bagi pasien, terutama ketika
digunakan obat tambahan pada terapi dengan
SSRI, namun harus disertai monitoring yang
ketat.

F. GANGGUAN SOMATOFORM TIDAK


TERDIFERENSIASI

www.themegallery.com

Merupakan kelompok gangguan dengan keluhan


fisik berlangsung kurang dari 6 bulan yang tidak
dapat dijelaskan dan gejala yang ada berada di
bawah kriteria untuk diagnosis gangguan
somatisasi.

www.themegallery.com

Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR :


Satu atau lebih keluhan fisik (contoh : lelah,
hilang nafsu makan, keluhan gastrointestinal
atau urinarius)

Terdapat salah satu dari di bawah ini :


setelah

www.themegallery.com

pemeriksaan yang tepat, setiap


gejala pada poin B tidak dapat dijelaskan
sepenuhnya berdasarkan kondisi medik
umum atau akibat efek zat tertentu
(contoh : penyalahgunaan obat, medikasi).
bila terdapat kondisi medik umum yang
berhubungan, maka keluhan fisik atau
hendaya sosial atau pekerjaan berlebihan
dari yang diharapkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, atau hasil
laboratorium.

www.themegallery.com

Gejala mengakibatkan distres klinis atau


hendaya berat dalam sosial, pekerjaan, atau
bidang lainnya.
Durasi minimal 6 bulan.
Gangguan tidak lebih baik dijelaskan dengan
gangguan mental lainnya (seperti gangguan
somatoform lainnya, disfungsi seksual,
gangguan mood, gangguan cemas, gangguan
tidur, atau gangguan psikotik).
Gejala bukan disengaja atau dibuat-buat.

G. GANGGUAN SOMATOFORM YANG TIDAK


DAPAT DITENTUKAN

www.themegallery.com

Merupakan kategori residual untuk pasien


dengan gejala gangguan somatoform namun
tidak memenuhi kriteria diagnostik yang spesifik
untuk salah satu gangguan somatoform.

1.

www.themegallery.com

Pseudocyesis : keyakinan yang salah bahwa


mengalami kehamilan yang berhubungan
dengan tanda obyektif kehamilan, meliputi
pembesaran abdomen (walaupun umbilikus
tidak eversi), berkurangnya aliran darah
menstruasi, amenore, perasaan subyektif
adanya gerak janin, nual, pembesaran dan
sekresi mammae, dan nyeri persalinan pada
hari ynag diharapkan.

www.themegallery.com

Perubahan endokrin dapat terjadi,


namun gejala yang ada tidak dapat
dijelaskan dengan kondisi medik umum
yang
menyebabkan
perubahan
endokrin.

2.

www.themegallery.com

3.

Gangguan melibatkan gejala hipokondriakal


nonpsikotik dengan durasi kurang dari 6
bulan.
Gangguan melibatkan keluhan fisik yang tidak
dapat dijelaskan (contoh : kelelahan atau
badan lemah) dengan durasi kurang dari 6
bulan yang tidak berhubungan dengan
gangguan mental lainnya.

Anda mungkin juga menyukai