Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah yang Maha Kuasa, karena
dengan rahmat dan ridhoNya kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul
suhu dan kalor ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Kami juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu
pembuatan makalah ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Mungkin
makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaannya makalah ini.
Demikian yang dapat kami ungkapkan. Kami mohon maaf bila terdapat
kesalahan atau kekurangan dalam setiap isi dari makalah ini. Dan semoga makalah ini
dapat memberi manfaat untuk kita semua.

Medan, 24 juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................3
I.1

Latar Belakang.......................................................................3

I.2

Rumusan Masalah..................................................................3

I.3

Tujuan....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................5
II.1

Suhu dan Kalor.......................................................................5

II.2

Penghantar Kalor....................................................................6

II.3

Kalor dan Kerja.......................................................................7

II.4

Kerja Ekspansi atau Kompresi................................................8

II.5

Hubungan Antara Kalor, Kerja, dan Energi............................8

II.6

contoh soal..............................................................................10

BAB III PENUTUP.....................................................................................12


III.1 Kesimpulan.............................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temukan aplikasi dari suhu dan kalor.
Suhu atau temperatur ini didefinisikan sebagai derajat panas dinginnya suatu benda.
Alat untuk mengukur suhu biasa disebut dengan termometer. Termometer bersifat
termometrik zat, yaitu suhu benda dapat naik jika dipanaskan. Jenis dan paparan
setiap termometer berbeda-beda namun dalam prinsipnya tetap sama, yaitu
menentukan skala suatu suhu. Termometer mempunyai titik lebur es murni yang
dipakai sebagai titik tetap bawah, sedangkan titik uap di atas air yang sedang
mendidih pada tekanan 1 atm menjadi titik tetap atas.
Kalor sendiri merupakan perpindahan suatu energi panas yang disebabkan
adanya suhu atau usaha suatu benda. Menurut Asas Black, apabila dua benda yang
mempunyai suhu yang berbeda dicampurkan maka akan terjadi aliran kalor yang
mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Aliran ini
baru akan berhenti ketika tejadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama).
Berdasarkan kemampuan penghantar kalor, zat dibagi menjadi dua golongan
besar, yaitu konduktor dan isolator. Kalor dan kerja merupakan usaha yang dilakukan
oleh sebuah sistem bukan hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir, tapi juga
bergantung pada proses keadaan awal dan keadaan akhir. Kerja ekspansi atau
kompresi adalah pada saat gas berekspansi, tekanan gas meningkat dan dihasilkan
gaya normal pada dinding torak.
Hubungan antara kalor, kerja dan energi saling berkaitan. Kalor mempunyai
keterkaitan dengan energi. Dalam hal ini kalor merupakan energi yang berpindah.
Oleh karenanya perlu kita ketahui hubungan satuan antara kalor dengan energi.
Kalori bukan termasuk Satuan Internasional, Satuan Internasional dari kalor adalah
Joule. Energi dalam sistem akan berubah jika sistem menyerap atau membebaskan
kalor. Energi dalam juga akan berubah jika sistem menerima atau melakukan kerja.
Sebuah pompa jika dipanaskan akan menyebabkan suhu gas dalam pompa meningkat
dan volumenya bertambah. Jadi, energi dalam gas bertambah dan sistem melakukan
kerja. Hubungan antara kalor, kerja dan energi ini termasuk dalam Hukum
Termodinamika I.

2. Rumusan masalah

Apa definisi dari suhu atau temperatur?


Apa pengertian dari kalor dan rumus matematis dari kalor?
Zat apa yang merupakan penghantar kalor?
Apa yang dimaksud dengan kalor dan kerja?
Apa itu kerja ekspansi atau kompresi?
Apa hubungan antara kalor, kerja dan energi?

3. Tujuan

Menjelaskan definisi dari suhu atau temperatur.


Menjelaskan pengertian kalor dan rumus matematis dari kalor.
Menjelaskan zat yang merupakan penghantar dari kalor.
Menjelaskan maksud dari kalor dan kerja.
Menjelaskan kerja ekspansi atau kompresi.
Menjelaskan hubungan antara kalor, kerja dan energi.

BAB II
PEMBAHASAN
SUHU DAN KALOR
Suhu atau temperatur didefinisikan sebagai derajat panas dinginnya suatu
benda. Alat untuk mrngukur suhu yaitu termometer. Termometer memiliki sifat
termometrik zat, yaitu akan berubah jika dipanaskan. Jenis dan paparan pada
termometer berbeda-beda, namun pada prinsipnya semua termometer mempunyai
acuan yang sama dalam menetapkan skala. Titik lebur es murni dipakai sebagai titik
tetap bawah, sedangkan suhu uap diatas air yang sedang mendidih pada tekanan 1 atm
sebagai titik tetap atas.

Contoh gambar thermometer


Kalor merupakan perpindahan suatu energi panas yang disebabkan adanya
suhu atau usaha suatu benda. Menurut Asas Black, apabila ada dua benda yang
suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor
dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan
berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama).
Secara matematis dapat dirumuskan :
Q lepas = Q terima
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor
adalah benda yang bersuhu rendah. Menurut kenyataannya bahwa :

Kalor yang diberikan pada benda sebanding dengan kenaikan

suhu.
Kalor yang diberikan pada benda menaikkan suhu sebanding
massa benda.

Kalor yang diberikan pada benda menaikkan suhu tergantung

jenis benda.
Jumlah kalor yang diperlukan untuk suatu sistem :

PENGHANTAR KALOR
Berdasarkan kemampuan menghantar kalor, zat dibagi menjadi dua golongan
besar, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor merupakan zat yang mudah
menghantarkan kalor. Isolator merupakan zat yang sukar menghantarkan kalor. Kita
dapat menemukan banyak manfaat konduktor dan isolator dalam kehidupan seharihari. Dengan adanya konduktor dan isolator, saat memasak makanan kita tidak perlu
bersentuhan langsung dengan api. Untuk itu, kita dapat menggunakan panci yang
terbuat dari alumunium untuk menghantarkan kalor dari api ke bahan makanan. Agar
kita dapat memegang gagang panci tanpa merasqa panas karena konduksi, gagang
panci biasanya terbuat dari bahan kayu atau plastik. Dalam kejadian tersebut,
alumunium berperan sebagai konduktor dan kayu atau plastik berperan sebagai
isolator.
Udara pun termasuk penghantar kalor yang buruk atau isolator. Ketika udara
malam terasa dingin, kita tidur menggunakan selimut. Udara yang tertangkap di antara
tubuh kita dan selimut berfungsi sebagai isolator kalor, yang akan menghambat
perpindahan kalor dari tubuh ke udara diluar selimut. Akibatnya, tubuh akan tetap
terasa hangat. Masih banyak lagi contoh-contoh penghantar kalor dalam kehidupan
sehari-hari.

KALOR DAN KERJA


P
pi

pf

ff
V
Vi

Vf

Kerja yang dilakukan gas pada saat ekspansi dari keadaan awal ke keadaan
akhir adalah luas dibawah kurva dalam diagram pV.

P
pi

P
i

pf

pi
f

pf

pf

f
V
Vi

Vf

V
Vi

Vf

Vi

Vf

Tampak bahwa usaha yang dilakukan dalam setiap proses tidak sama,
walaupun mempunyai keadaan awal dan akhir yang sama.
Usaha yang dilakukan oleh sebuah sistem bukan hanya tergantung pada
keadaan awal dan akhir, tetapi juga tergantung pada proses perantara antara
keadaan awal dan keadaan akhir.
Dengan cara yang sama,

kalor yang dipindahkan masuk atau keluar dari sebuah sistem tergantung
pada proses perantara di antara keadaan awal dan keadaan akhir.

KERJA EKSPANSI ATAU KOMPRESI


Pada saat gas berekspansi, tekanan gas meningkat dan dihasilkan gaya normal
pada dinding torak. Jika p adalah tekanan yang bekerja pada daerah batas gas dan
torak, maka gaya yang dihasilkan gas dan mengenai dinding torak dapat dinyatakan
sebagai bentuk perkalian tekanan p dengan luas permukaan torak A atau pA. Kerja
yang dihasilkan sistem pada saat torak bergerak sejauh dx adalah bentuk perkalian A
dengan dx seperti tampak pada persamaan W= p A dx setara dengan perubahan
volume sistem dV . Dengan demikian, kerja ekspansi dapat dituliskan sebagai
W = p dV.
Mengingat dV bernilai positif ketika volume bertambah, maka kerja pada daerah batas
bergerak adalah positif saat gas berekspansi. Untuk proses kompresi, maka dV adalah
negatif, maka perhitungan kerja berdasarkan persamaan W= p dV

juga akan

menghasilkan nilai negatif. Tanda positif dan negative ini sesuai dengan kesepakatan
tanda untuk kerja .
( Moran. 2002. Termodinamika Teknik. Jakarta : Erlangga)
TANDA UNTUK KERJA DAN KALOR
PROSES
Kerja dilakukan oleh system pada lingkungan
kerja dilakukan pada system oleh lingkungan
Kalor diserap oleh system dari lingkungan (proses endotermik)
Kalor diserap oleh lingkungan dari system (proses eksotermik)

TANDA
+
+
-

HUBUNGAN ANTARA KALOR, KERJA DAN ENERGI


Kalor memiliki keterkaitan dengan energy. Dalam hal ini, kalor merupakan
energi yang berpindah, karenanya kita perlu mengetahui hubungan antara satuan
kalor dengan satuan energi. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Joule dan
percobaan-percobaan sejenis lainnya, diketahui bahwa usaha alias kerja sebesar 4,186
Joule setara dengan 1 kalori kalor.
1 kalori = 4,186 Joule
1 kkal = 1000 kalori = 4186 Joule

1 Btu = 778 ft.lb = 252 kalori = 1055 Joule


(1 kalori = 4,186 Joule dan 1 kkal = 4186 dikenal dengan julukan tara kalor mekanik)
Kalori bukan satuan Sistem Internasional. Satuan Sistem Internasional untuk kalor
adalah Joule.
Energi dalam sistem akan berubah jika sistem menyerap atau membebaskan
kalor. Jika sistem menyerap energi kalor, berarti lingkungan kehilangan kalor, energi
dalamnya bertambah (U > 0), dan sebaliknya, jika lingkungan menyerap kalor atau
sistem membebasakan kalor maka energi dalam sistem akan berkurang (U < 0),
dengan

kata

lain

system

kehilangan

kalor

dengan

jumlah

yang

sama.

Energi dalam juga akan berubah jika sistem melakukan atau menerima kerja.
Walaupun sistem tidak menyerap atau membebaskan kalor, energi dalam sistem akan
berkurang jika sistem melakukan kerja, sebaliknya akan bertambah jika sistem
menerimakerja
Sebuah pompa bila dipanaskan akan menyebabkan suhu gas dalam pompa
naik dan volumenya bertambah. Jadi, energi dalam gas bertambah dan sistem
melakukan kerja. Dengan kata lain, kalor (q) yang diberikan kepada sistem sebagian
disimpan sebagai energi dalam (U) dan sebagian lagi diubah menjadi kerja (w).
Secara matematis hubungan antara energi dalam, kalor dan kerja dalam hukum I
termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut:
U = q + W
Persamaan ini menyatakan bahwa perubahan energi dalam (U) sama dengan
jumlah kalor yang diserap (q) ditambah dengan jumlah kerja yang diterima sistem
(w). Rumusan hukum I termodinamika dapat dinyatakan dengan ungkapan atau katakatasebagaiberikut:
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah konstan.
Karena

itu

hukum

ini

disebut

juga

hukum

kekekalan

energi.

Berdasarkan hukum I termodinamika, kalor yang menyertai suatu reaksi hanyalah


merupakan perubahan bentuk energi. Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk
energi kalor. Energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik dan energi listrik dapat
diubah menjadi energi kimia.
9

10

Contoh soal
1. Suhu sebuah benda jika diukur menggunakan termometer celsius akan bernilai 45.
Berapa nilai yang ditunjukkan oleh termometer Reamur, Fahrenheit dan kelvin ?
Diketahui
T = 5C
Ditanya
a. TR . . . . ?
b. TF. . . . ?
c. T K . . . . ?
Jawab :
a. TC = 4/5 (T) R
= 4/5 (45) R
= 36R
b. TC = (9/5 x T) + 32 F
= (9/5 X 45) + 32 F
= 113 F
c. 45C = 318 K
Jadi benda itu ketika diukur dengan temometer Reamur akan menunjukkan 36R,
diukur dengan termometer fahrenheit menunjukkan 113F dan 318 ketika diukur
dengan termometer Kelvin.
2. Berapa kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 kg air yang bersuhu 20C
menjadi 100C jika diketahui kalor jenis air 1000 J/kgC ?
Diketahui :
m = 1 kg
c = 1000 J/kgC
T = 100C - 20C = 80C
Ditanya :
Q...?
Jawab :
Q = m. c T
Q = 1. 1000. 80
Q = 80.000 J
Jadi kalor yang diperlukan untuk memanaskan air tersebut sebesar 80.000J atau 80KJ

11

3. Diketahui massa sebuah aluminum 500 gram bersuhu 10C. Aluminium kemudian
menyerap kalor sebesar 1.5kilojoule sehingga suhunya naik menjadi 20C.
Berapa kalor jenis aluminium tersebut ?
Diketahui :
m = 500 gram = 0.5 kg
Q = 1.5 kj = 1500 J
T = 20C - 10C = 10C
Ditanya :
c...?
jawab :
c = Q / m.T
c = 1500 J / (0.5 kg.10C)
c = 300 J/kgC
Jadi kalor jenis aluminium tersebut bernilai 300J/kgC
4. Tentukan banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 500gram es yang
bersuhu - 12C menjadi - 2C. Nyatakan dalam satuan joule jika diketahui kalor jenis
es 0.5 kalori/grC !
Diketahui :
m = 500 gram
c = 0.5 kal/grC
T = -2 C (-12C) = 10C
Ditanya :
Q...?
Jawab :
Q = m.c.T
Q = (500).(0.5).(10)
Q = 2500 kalori
Ingat1 kalori = 4.2 joule maka,
2500 (4.2) = 10.500 Joule
Jadi kalor yang diperlukan utuk memanaskan es tersebut sebesar 10.500Joule.
5. Sebuah benda bersuhu 5C menyerap kalor sebesar 1500 joule sehingga suhunya
naik menjadi 32C. Tentukan kapasitas kalor benda tersebut !
Diketahui :
Q = 1500 J
T = 32C 5 C = 27C = 300K
Ditanya :
C...?
Jawab :
C = Q / T
C = 1500J / 300K
C = 5J/K
Jadi kapasitas kalor benda tersebut sebesar 5J/K.

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas, maka kesimpulan yang dapat di ambil
adalah:
Suhu didefinisikan sebagai derajat panas dinginnya suatu benda.
Kalor merupakan perpindahan suatu energi panas yang disebabkan adanya
suhu atau usaha suatu benda.
Kalori bukan termasuk Satuan Internasional, Satuan Internasional dari kalor
adalah Joule.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang
dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor: (a) massa zat, (b) jenis
zat (kalor jenis), (c) perubahan suhu. Sehingga secara matematis dapat
dirumuskan :
Q = m.c.(T2 T1)
Pertukaran energi antara sistem dan lingkungan selain dalam bentuk kalor
disebut kerja.
Persamaan ini menyatakan bahwa perubahan energi dalam (U) sama dengan
jumlah kalor yang diserap (q) ditambah dengan jumlah kerja yang diterima
sistem (w). Rumusan hukum I termodinamika dapat dinyatakan dengan
ungkapan

atau

kata-kata

sebagai

berikut.

Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari
satu bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah konstan.

13

DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Dogra. 2009. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: Universitas Indonesia
Moran. 2002. Termodinamika Teknik. Jakarta : Erlangga
http://www.gurumuda.com/kalor-kalor-jenis-kapasitas-kalor
http://opensource.telkomspeedy.com/repo/abba/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Fisika/
http://www.gurumuda.com/kerja-suhu-kalor-sistem-lingkungan-energi-dalam
http://community.um.ac.id/showthread.php?75280-Azas-Kekekalan-Energi
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/1922136-hubungan-antara-kalordengan-energi/

14

MAKALAH FISIKA DASAR


KALOR DAN TEMPERATUR

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 7
DAUD COUNNY SARAGIH

214310087

SAMUEL PANDAPOTAN DAMANIK

214310086

JESMAR ALWI MANIK

214310088

15

Anda mungkin juga menyukai