Fasiitis Nekrotikans
Oleh: Rizky Apriansyah Chandra (2009.04.0.0055)
Pembimbing: dr. Bambang W. Sp. BP.
IDENTITAS PENDERITA :
Nama
: Tn S. I
Umur
: 53 tahun
Jenis kelamin
Pekerjaan
Agama
Jam : 13.13
Ruangan : C1
: Laki-laki
: Purnawirawan
: Islam
SUBYEKTIF(anamnesa)
Keluhan Utama : Luka di kaki kiri
Keluhan Tambahan : nyeri pada luka.
Pasien datang dengan keluhan luka yang tak kunjung sembuh dan
makin meluas. Awalnya pasien kaki kiri pasien tersenggol tumpukan batu
bata pada daerah betis sekitar 1 bulan yang lalu sehingga muncul luka
kecil dan terasa nyeri. Pasien membiarkan luka tersebut dan hanya
mengoleskan minyak zaitun dan daun binahong selama 1 minggu. Namun
setelah itu pinggir luka menjadi memerah dan ukurannya semakin
membesar. Setelah itu pasien mengoleskan minyak tawon pada lukanya
namun luka tidak membaik justru semakin meluas.
Beberapa hari kemudian pasien berobat ke RS brawijaya dan sempat
rawat inap selama 2 minggu dan dibersihkan lukanya. Luka pasien
semakin meluas ke arah paha, muncul lepuhan-lepuhan yang
mengeluarkan cairan jernih. Kemudian luka menjadi mengering dan
berwarna hitam.
DM (+) sejak + 8 tahun yang lalu, pasien mengatakan bahwa dia minum
obat glibenkamid dan metformin secara rutin namun jarang memeriksakan kadar
gula darahnya.
Hipertensi (-)
: 62 kg
BMI = 23,3
Kesadaran
Vital sign
Skala nyeri
Lokasi
RR
: 20 x/menit
:4
: Cruris Sinistra.
STATUS GENERALIS
Kepala
Leher
Thorax
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo : Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Sonor
Auskultasi
Abdomen :
Inspeksi
: Flat, simetris
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Ekstremitas
STATUS LOKALIS
Look:
Nekrotik (+)
Granulasi (+)
Hiperemia (+)
Feel:
DL :
WBC
: 7,9 x 103/uL
(4.0-12.0)
RBC
HGB
: 9.3 g/dL
(12.0-16.0)
: 2,6 g/dl
(3,5-5)
(76-110)
(3,5-5,0)
Resume
Pria 53 tahun datang dengan keluhan luka yang tak kunjung sembuh dan makin meluas. Awalnya
pinggir luka menjadi memerah dan ukurannya semakin membesar. Luka pasien semakin meluas
ke arah paha, muncul lepuhan-lepuhan yang mengeluarkan cairan jernih. Kemudian luka
menjadi mengering dan berwarna hitam.
STATUS LOKALIS
Look:
Nekrotik (+)
Granulasi (+)
Hiperemia (+)
(3,5-5,0)
Assessment
Diagnosa kerja
Planning
Penatalaksanaan
Sebelum Debridement
Sebelum Debridement
Sebelum Debridement
Sebelum Debridement
Setelah debridement
Setelah debridement
Setelah debridement
Setelah debridement
FASIITIS
NEKROTIKANS
Definisi
Infeksi
Definisi
Infeksi
Epidemiologi
Insidensi
Etiologi
Faktor Resiko
Setiap
mellitus
obesitas
penyakit
penggunaan
obat intravena
penyalahgunaan
alkohol
malnutrisi
merokok,
penyakit
terapi
supresi
jantung kronis,
keganasan
usia
Klasifikasi
NF tipe 1
(polimikrobial)
Berdasarkan Mikroorganisme
NF tipe 2
(kelompok Streptokokus grup
A dengan atau tanpa infeksi
stafilokokus)
Mampu menyerang pada
individu yang sehat
Klasifikasi
Patogenesis
NF
tipe I
Patogenesis
Tipe NF II,
Gejala Klinis
Gejala Klinis
Pada hari ke-4 atau ke-5 terbentuk gangren yang awalnya berwarna
kehitaman namun kemudian menjadi kuning kehijauan.
Dari hari 7 sampai 10, tampak garis demarkasi antara jaringan hidup dan
jaringan nekrotik akan menjadi lebih jelas dibedakan. Kulit nekrotik akan
mengelupas dan memperlihatkan nanah yang ada didasarnya dan cairan
nekrosis dari jaringan subkutan, yang jauh lebih luas daripada yang terlihat di
atas kulit yang nekrotik.
Edema berkembang pesat dan kemudian timbul rasa nyeri. Nekrosis dari
lemak superfisial dan fascia menghasilkan dishwater pus yang cair, keabuabuan, sering berbau busuk, ini merupakan tanda khas dari penyakit ini
Diagnosis
2. Laboratorium
3. Radiologis
2. Laboratorium
- Mencakup hitung darah lengkap, Kimia darah yang
komprehensif, dan pemeriksaan koagulasi.
- kultur darah diagnosis patologi mikroorganisme dan
menentukan sensitivitas antibiotik
- evaluasi laboratorium rutin dapat digunakan untuk
membedakan fasiitis nekrotikans dari infeksi jaringan
lunak lainnya
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
Cara ini mempunyai nilai prediktif positif 92% dan nilai prediktif negatif 96 %
Radiologis
hanya muncul pada < 25% kasus dan tidak adanya gas
tidak menyingkirkan diagnosa NF.
CT Scan
- Lebih jelas menggambarkan lemak subkutan dan penebalan fascia
- sangat sensitif dalam mengidentifikasi edema jaringan lunak
- dapat menentukan batas infeksi.
MRI
- memiliki sensitivitas yang tinggi (93% sampai 100%)
terdeteksi
- Pada gambar T1-weighted, nekrosis dan edema tampak sebagai peningkatan intensitas
sinyal sepanjang penebalan fasia
Manajemen
Pembedahan
Tujuan : menghilangkan semua jaringan nekrotik, termasuk otot dan kulit bila
perlu
Batas dari debridement harus luas hingga kulit dan fascia yang berdekatan
dengan fascia profunda yang terkena dan harus menghilangkan jaringan yang
vaskularisasinya jelek.
Setelah infeksi telah terselesaikan dan dasar jaringan granulasi yang sehat
telah tampak, maka luka dapat ditutup dengan skin flaps atau splitthickness grafts
Antibiotik
Pelengkap penting untuk terapi bedah tapi tidak bisa berdiri sendiri
karena buruknya vaskularisasi fascia dan proses penyakit akan lebih
mengurangi suplai darah.
Terapi Suportif
terapi standar adalah 2,0-2,5 atm untuk 90 sampai 120 menit dua kali
sehari sampai perkembangan infeksi dihentikan
Prognosis