Geografi Dan Kompetensinya Dalam Kajian Geografi Fisik
Geografi Dan Kompetensinya Dalam Kajian Geografi Fisik
gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang
fisikal maupun yang menyangkut mahkluk hidup beserta permasalahannya,
melalui pendekatan keruangan, ekologikal dan regional untuk kepentingan
program, proses dan keberhasilan pembangunan (Bintarto, 1984). Seminar dan
lokakarya yang dilaksanakan di Jurusan Geografi, FKIP, IKIP Semarang kerjasama
dengan IGI tahun 1988 telah menghasilkan rumusan definisi: Geografi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari
3) The core of Geography is an abiding concern for human and physical attribute of
places and regions and with spatial interaction that alter them (Abler et al, 1992).
4) Geography is the study of the surface of the Earth. It involves the phenomena and
processes of the Earths natural and human environments and landscapes at local
to global scales (Herbert and Matthews (2001).
5) Geography is a discipline concerned with understanding the spatial dimensions of
environmental and social processes (White, 2002)
Variasi definisi tersebut di atas juga memberikan ketegasan kepada kita bahwa
obyek kajian Geografi adalah fenomena geosfer dan sudut pandangnya adalah keruangan,
kelingkungan dan kewilayahan meskipun dengan rumusan yang berbeda. Rumusan yang
berbeda dari definisi Geografi dapat dipahami dengan munculnya pandangan Geografi
yang menyatakan bahwa geografi adalah apa yang dikerjakan oleh geograf. Dua
definisi terakhir dari lima definisi tersebut di atas aspek lingkungan mendapat tekanan
yang lebih. Hal tersebut sangat mungkin diinspirasi oleh permasalahan lingkungan yang
semakin meningkat dan mengglobal di muka bumi ini, seperti perubahan iklim global,
penurunan kualitas lingkungan, bencana banjir, kekeringan, longsor, kemiskinan,
penurunan dan kerusakan sumberdaya alam. Permasalahan lingkungan dan bencana yang
banyak terjadi tersebut timbul sebagai akibat ketidak imbangan interaksi antara
lingkungan dengan aktifitas manusia. Interaksi lingkungan-manusia merupakan sebagian
dari kajian geografi yang menggunakan pendekatan kelingkungan..Oleh sebab itu
permasalahan lingkungan menjadi perhatian geograf, dan selain itu geografi sebagai ilmu
yang berorientasi pada pemecahan masalah (problems solving). Permasalahan lingkungan
yang terjadi saat sekarang dan masa depan bersifat kompleks, multi dimensi, saling kait
mengkait, sehingga pemecahannya memerlukan pendekatan terpadu.
Dalam merespon permasalahan lingkungan yang multidimensi dan berskala lokal
hingga global, Geografi dihadapkan pada dua permasalahan yang terkait disiplin ilmu
geografi itu sendiri dan permasalahan kompetensi geograf sebagai pemangku ilmu
geografi.
1) Geografi yang bagaimanakah yang mampu memberikan kontribusi nyata untuk
pengambilan kebijakan dalam memecahkan permasalahan lingkungan yang
berdimensi lokal hingga global secara berkelanjutan?
terkait
dengan geografi:
1) geografi
menghadapi
tantangan
untuk
memberikan
masukan
dalam
lingkungan fisikal dengan unsur manusia dan iii). geografi adalah ilmu wilayah yang
mempelajari sumberdaya wilayah secara komprehensif. Tiga sebutan geografi tersebut
yang menjadi landasan untuk membahas kajian geografi yang mampu merespon
permalasalahan lingkungan yang berdimensi lokal hingga global. Pertanyaan pemandu
untuk mengetahui ruang lingkup kajian Geografi pada umumnya adalah:
1) apa (what),
2) dimana (where),
3) berapa (how long/how much),
4) mengapa (why),
5) bagaimana (how),
6) kapan (when),
7) siapa (who) (Widoyo Alfandi, 2001).
Pertanyaan pemandu yang mencerminkan bahwa geografi itu adalah holistik, sintesis dan
kewilayahan adalah sebagai berikut:
1) apa, dimana dan kapan (what, where and when), pertanyaan ini menuntun kita
untuk mengetahui fenomena geografis dan
untuk jenjang pendidikan pada perguruan tinggi, dengan asumsi bahwa wawasan dan
penalaran mahasiswa lebih mantap.
3. KONSEP GEOGRAFI
Berikut ini disampaikan beberapa konsep geografi yang dapat dijadikan pegangan untuk
menentukan kompetensi geograf.
1. Geografi menduduki
10. Perkembangan pesat dari ilmu dan teknik penginderaan jauh dan sistem informasi
geografis sangat membantu dalam proses-belajar geografi dan penelitianpenelitian geografis.
4. GEOGRAFI SEBAGAI SATU DISIPLIN: GEOGRAFI TERPADU
Setiap disiplin keilmuan normalnya memiliki satu bidang kajian tertentu, satu
asosiasi kerangka teoritik dan pendekatan yang lazim digunakan untuk mengkaji dengan
teknik yang sesuai, kesemuanya itu tidak hanya untuk pemahaman tetapi juga untuk
penemuan pengetahuan baru dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat manusia. Bagi
geografi bidang kajiannya banyak, yang mempunyai metode dan teknik yang berbeda,
sehingga tidak mudah untuk mendudukan geografi sebagai satu disiplin. Misalnya
geografi fisik yang obyeknya kajiannya atmosfer, litosfer dan hidrosfer, masing-masing
mempunyai kerangka teoritik dan pendekatan yang berbeda, demikian juga halnya
dengan geografi manusia yang obyeknya: kependudukan, sosial, ekonomi, budaya dan
politik. Bagi geografi dimasukkan ke dalam cross-disciplinary link, mirip munculnya
sain terpadu, seperi Sain Sistem Bumi ( Earth System Science) dan Sain Keberlanjutan
(Sustainability Science), dan bagi geografi subyek kajiannya adalah lingkungan fisikal
dan manusia, dengan menggunakan teori dan metodologinya kompleksitas dari unsur
muka bumi (Mathews et al,2004).
Kesulitan untuk mendudukan/memposisikan geografi sebagai satu disiplin ilmu,
maka ada baiknya apabila geografi itu hanya satu, tidak terpisah-pisah menjadi geografi
manusia dan geografi fisik.
banyak keunggulan dalam berperan ke masa depan, dengan asumsi permasalahan di masa
depan sifatnya kompleks dan multi dimensi, yang pemecahannya memerlukan
pendekatan terpadu dan holistik. Dalam geografi terpadu tidak berarti kekhususan
(spesialisasi) akan hilang, tetapi tetap ada hanya dilandasi oleh konsep geografi yang
satu. Bagi spesialisasi geografi fisik, fokus kajian pada komponen lingkungan fisik tetapi
harus mengkaitkannya dengan aspek sosial; spesialisasi dalam geografi manusia geografi
fisik sebagai latar belakang, sedang yang spesialisasi dalam geografi yang satu fokusnya
adalah pemecahan masalah dengan pendekatan geografis secara utuh.
setiap waktu, ketika analisis spatial menjadi satu pendeskripsi untuk satu bentuk dari
pekerjaan geografis. Pola spasial umumnya menjadi titik awal untuk kajian geografis;
yang selanjutnya dapat dilacak proses perubahan secara spasial dan sistem spasial.
Tempat merupakan komponen kedua dalam inti geografi. Tempat terkait dengan
kosep teritorial dalam Geografi dan menunjukkan karakteristik, kemelimpahan dan batas.
Tempat merupakan bagian dari dunia nyata tempat manusia bertem dan dapat dikenali,
dinterpretasi dan dikelola. Dalam ahli geografi manusia tempat merupakan refleksi dari
identitas idividu maupun kelompok; sedang bagi ahli geografi fisik tempat tempat
merupakan refleksi dari perbedaan lingkungan biofisik.
Lingkungan merupakan komponen inti Geografi ketiga yang mencakup
lingkungan alami (topografi, iklim, air, biota, tanah) dan sebagai komponen inti yang
memadukan dengan komponen geografi lainnya. Lingkungan menjadi interface antara
lingkungan alam dan budaya, lahan dan kehidupan, penduduk dan lingkungan
biofisikalnya.
Peta sebagai komponen inti Geografi keempat
representasi, tehnik dan metodologi dari pada sebagai satu konsep atau teori. Peta
dipandang sebagai pernyerhanaan perpektif spasial dari fenomena/peristiwa yang dikaji
dalam Geografi.
Ruang, tempat, lingkungan dan peta menjadi label dari Geografi. Komponen
tersebut mempunyai kedudukan yang sama dalam kajian Geografi, baik dalam kajian
Geografi Fisik maupun Geografi Manusia. Demikian juga dapat menjadi dasar konsep
untuk disiplin Geografi secara utuh.
Komponen inti Geografi tersebut bersifat dinamik, dalam arti dapat terjadi
perubahan, yang tergantung karakteristik lingkungan, proses yang berlangsung dan
waktu. Oleh sebab itu perlu ada dimensi kualifikasi dari komponen inti geografi tersebut.
Dimensi yang dimaksud adalah waktu, proses, keterbukaan dan skala. Sebagai contoh
tempat yang terletak di pegunungan yang semula subur menjadi lahan kritis dalam waktu
10 tahun, karena proses erosi dan longsor karena daerahnya terbuka akibat pembalakan
hutan di atasnya, yang luasnya melebihi 70%. Komponen inti geografi dan dimensi
kualifikasinya tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Komponen esensial inti Geografi dan dimensi kualifikasinya
Komponen esensial
Dimensi kualifikasi
1. Ruang
1. Waktu
2. Tempat
2. Proses
3. Lingkungan
3. Keterbukaan
4. Peta
4. Skala
Gambar 1. Geografi terpadu, geografi fisik dan geografi manusia, dan spesialisasi
geografi dalam hubungannya dengan bidang Geografi periperi dan antar bidang. Sumber
Mattews et al., 2004.
Gambar 1 tersebut menunjukkan bahwa spesialisasi dalam Geografi dapat dibedakan
menjadi : spesialisasi geografi secara utuh, dalam geografi fisik dan geografi manusia
dengan kadar inti geografi relatif lebih sedikit dan spesialisasi antar bidang dengan basis
inti geografi lebih kecil lagi.
10
pengertian dan
11
12) aplikasi konsep dan teknik geografi untuk pemecahan masalah, kesejahteraan
manusia, perbaikan lingkungan hidup, perencanaan perkotaan, kebencanaan alam,
keberlanjutan dan konservasi.
Kompetensi Dalam Keahlian/Ketrampilan Intelktual
Geografi memberikan serangkaian
kemampuan dalam
dan
dengan memperhatikan
prosedur baku;
4) mampu melaksanakan survai dan metode penelitian untuk pengumpulan, analisis
dan pemahaman informasi aspek manusia;
5) mampu melakasanakan variasi teknik dan metode analisis laboratorium untuk
pengumpulan dan analisis data spasial dan informasi lingkungan;
6) mampu mengkombinasikan dan menginterpretasikan kejadian geografis yang
berbeda tipenya;
12
13
PENUTUP
1) Geografi terpadu lebih sesuai untuk dikembangkan di Indonesia ke depan,
mengingat kondisi lingkungan alamnya sangat bervariasi dan berpenduduk padat
dengan banyak etnik, sehingga banyak permasalahan lingkungan yang perlu
penanganan secara terpadu.
2) Geografi sebagai disiplin ilmu perlu label komponen inti Geografi, yang terdiri
dari ruang, tempat, lingkungan dan peta, dengan dimensi kualifikasi
waktu,
14