BEBERAPA NEGARA
Oleh :
Prof. Dr. Nindyo Pramono, SH., M.S
Guru Besar Hukum Bisnis Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Ditulis
Dalam Rangka Pelaksanaan Kegiatan Penulisan Karya Ilmiah
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional
Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
Tahun Anggaran
2012
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Penulisan Karya Ilmiah yang
berjudul Perbandingan Perseroan Terbatas Di Beberapa Negara dapat kami
selesaikan sebagaimana tersaji di sini.
Dalam tulisan ini kami menguraikan beberapa hal sebagai sebuah
perbandingan hukum perseroan terbatas di beberapa Negara, dengan
mengamati kondisi regulasi di Indonesia, dan melihat adakah sistem hukum di
Negara lain tersebut yang dapat diadopsi di Negara Indonesia untuk perbaikan
Undang-undang Perseroan Terbatas di masa yang akan datang, serta dalam
tulisan ini kami berupaya menganalisa hal-hal yang perlu dibaharui dengan
kondisi Undang-undang Perseroan Terbatas yang ada sekarang, setelah
mengetahui dan membandingkan dengan sistem hukum Negara lain tersebut.
Kami menyadari atas penyajian tulisan ini mungkin masih terdapat
berbagai hal yang belum sempurna, oleh sebab itu terhadap saran dan kritik
atas tulisan ini tentunya akan menjadi masukan berharga bagi Penulis dan
menjadi buah pikir yang akan selalu berkembang untuk selalu melengkapi dan
menyempurnakan.
Dari tulisan ini, Penulis juga berharap agar tulisan ini dapat dimanfaatkan
oleh berbagai khalayak, baik bagi instansi-instansi pemerintah, praktisi
maupun akademisi sebagai penambah khasanah ilmu yang terus berkembang
ataupun
landasan
penyempurnaan
kebijakan
yang
terkait
dengan
DAFTAR ISI
Pendahuluan ...................................................................................................................... 1
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
A.
Pendahuluan
Dari sudut pandang hukum bisnis, Perseroan Terbatas , disingkat
PT adalah sebuah bentuk perusahaan atau organisasi usaha yang diakui
oleh hukum sebagai badan hukum. Sebagai badan hukum, PT dapat
bertindak layaknya orang atau dalam bahasa Belanda disebut natuurlijk
persoon, yang dapat dibebani atau menyandang hak dan kewajiban
seperti halnya orang atau natuurlijk persoon tadi. Dalam lalu lintas bisnis
PT
dapat
menjadi
debitur
ataupun
kreditur,
bahkan
dalam
asing
yang
harus
berbentuk
hukum
PT,
B.
dua
orang
yang
bersepakat
mendirikan
keperdataan
atau
privaatrechtelijke rechtpersonen.
Perhimpunan-perhimpunan
yang
menyelenggarakan
harta
lainnya
yaitu
yang
tidak
7
8
Ibid, hal.23.
Ibid, hal.25.
Pedagang tunggal atau the sole trader, yaitu dimana hanya terdapat
satu pihak yang bertindak sebagai seorang pedagang atau trader.
Pedagang tunggal umumnya menyediakan modal yang berasal dari
miliknya sendiri atau personal savings atau hasil pinjaman dari
bank;
b)
Robert C. Clark, Corporate Law, Little, Brown and Company (1986), p.5.
Ibid.
11 Alan Dignam & John Lowry, Company Law, Sixth Edition, Oxford University Press, p. 4-5.
9
10
Perseroan atau the company, yaitu suatu entitas bisnis yang pada
umumnya didirikan oleh pihak-pihak yang biasanya dibentuk untuk
menjalankan suatu perdagangan komersial. Menurut hukum yang
berlaku di Inggris, pembentukan suatu perseroan diatur oleh
Companies Act 2006.
Pengaturan mengenai hukum perseroan di Inggris mengalami
sejarah yang sangat panjang. Jauh sebelum diatur oleh Companies Act
2006, beberapa regulasi yang mengatur tentang perseroan diatur melalui
The Joint Stock Companies Act 1844, The Joint Stock Companies Act 1856,
dan Companies Act 1985.
Menurut Companies Act (CA) 2006, beberapa bentuk perseroan
adalah:
1. perseroan privat dan perseroan publik atau private company and
public company; (Section 4);
2. perseroan terbatas dan perseroan tidak terbatas
atau limited
Jenis Perseroan
Privat
Karakteristik
a. Perseroan cenderung lebih terbatas kepada
Anggaran
Dasar
perseroan
yang
telah
perseroan
ingin
meninggalkan
12
13
Ibid, p.8.
Ibid, p.8-9.
tidak
boleh
mengundang
terbatas
maksudnya
(limited
anggota
liability)
perseroan
yang
hanya
section (2))
Publik
atau
menjaring
investasi
dari
umum.
menyediakan
Perseroan
prospektus
yang
harus
berisi
juga
menjaring
dana
dari
masyarakat umum.
f. Dalam hal perseroan merupakan perseroan
yang berbasis di Wales, maka pada akhir
naman perseroan dapat digunakan frasa
cwnmi cyfyngedig cyhoddus atau c.c.c. (See
CA 2006 Section 58 sub section (2))
14
Malaysian Companies Act 1965 (Act 125) Section 15 Sub-section (1), p.45.
C.
15
16
menjadi
pelajaran
yang
sangat
penting
untuk
dapat
Salomon v Salomon & Co (1897), adalah kasus dimana Mr. Salomon seorang penjual sepatu
yang mendirikan suatu perusahaan bernama Salomon & Co Ltd bersama dengan ke-6 anggota
keluarga lainnya. Pada awalnya, Mr. Salomon adalah seorang penjual sepatu yang bekerja
sendiri (sole trader). Dengan demikian, Mr. Salomon memiliki tanggung jawab pribadi atas
segala hutang yang timbul oleh usahanya itu. Namun, Mr. Salomon yang kemudian mendirikan
Salomon & Co Ltd berganti kedudukan sebagai managing partner yang juga menjadi pemegang
saham pada perusahaan yang dibentuknya itu, sehingga dari yang sebelumnya Mr. Salomon
memiliki personal liability atau unlimited liability atas seluruh hutang yang timbul, berubah
menjadi limited liability dikarenakan Mr. Salomon berkedudukan sebagai pemegang saham di
Salomon & Co Ltd.
18 Ibid, p.16.
17
19
Ibid, p.47-48.
Advantages
Encourages
investment
Disadvantages
as
the
protection
for
creditors
and
small
trade
involuntary
Ibid, p.30.
kekebalan yang biasa dari pengurus perseroan atau officers atau Board of
Directors atau badan atau entities dari tanggung jawab atau kesalahan
atau pelanggaran dalam melakukan kegiatan perseroan dan tanggung
jawab pribadi dikenakan kepada pemegang saham , para direktur dan
para pejabat perseroan.21 Kasus Salomon v Salomon & Co Ltd (1897)
memberikan gambaran terkait dengan prinsip tersebut diberlakukan,
sebagaimana dijelaskan berikut.22 Setelah beberapa saat Mr. Salomon
mendirikan Salomon & Co Ltd, salah satu pemegang surat hutang meminta
agar Mr. Salomon menyerahkan jaminan berupa asset dari perusahaannya,
namun hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh Mr. Salomon. Mr Broderip,
pemegang surat hutang, menyatakan bahwa Salomon & Co Ltd adalah
sebagai alat atau agent dari Mr. Salomon sehingga layak untuk
dinyatakan pailit dan dilikuidasi. Atas alasan tersebut, Court of Appeals
menguatkan hal tersebut dengan melihat alasan kepada motif dari Mr
Salomon dan anggota keluarga lainnya dalam menjalankan perusahaan.
Court of Appeals, dalam hal ini Kay LJ, melihat bahwa keenam anggota
keluarga lainnya tidak memliki niatan untuk berperan dalam bisnis
tersebut, namun hanya bertindak sebagai pemegang saham untuk
memenuhi persyaratan teknis pendirian perusahaan yang diatur oleh the
Joint Stock Companies Act 1844. Sehingga atas putusan Court of Appeals
tersebut, Mr. Salomon dinyatakan mampu untuk menjamin kerugian
perusahaannya.
21
22
atau
Ibid, p.32.
prakteknya,
terdapat
hambatan
untuk
menerapkan
24
25
Robert C. Clark, Corporate Law, Little, Brown and Company (1986), p.72.
Alan Dignam & John Lowry, Company Law, Sixth Edition, Oxford University Press, p. 32.
oleh
adanya
kemungkinan
indikasi
perbuatan
kriminal
yang
26
Ibid.
Periode
Ibid. Pada kasus Re Produce Marketing Consortium Ltd (No 2) (1989) dijelaskan bahwa pada
periode 7 tahun perusahaan dinyatakan dalam keadaan insolvent. Tidak ada bukti bahwa dua
direktur pada perusahaan tersebut telah melakukan kesalahan apapun, namun
permasalahannya adalah kedua direktur tersebut tidak menyatakan perusahaan ke dalam
likuidasi secara tepat waktu, sehingga mereka dinyatakan harus berkontribusi terhadap
hutang perusahaan tersebut yang berjumlah 75,000 Poundsterling.
28 Ibid, p.34-38.
27
pada
perjanjian
untuk
tidak
namun
Mr.
Horne
kemudian
dan
memutuskan
untuk
tidak
yang
ia
dirikan
tersebut,
tersebut
yang
memerintahkan
tidak
Mr.
didirikan
baik
dengan
sehingga
Lipman
untuk
yang
menurut
pendapat
Lord
merupakan
entitas
tunggal
of
pengadilan
Lords
menyatakan
bahwa
memutus
untuk
dapat
keadaan
tertentu
saja.
Tetapi,
our
view
the
cases
before
and
after
Back
to
basics Pada periode ini, salah satu putusan pengadilan
(1989-present)
yang cukup terkenal adalah dalam kasus Adams v
Cape Industries Plc (1990). Dalam kasus ini
pengadilan memutuskan untuk tidak menyatakan
bahwa Cape Industries Plc sebagai satu entitas
tunggal dengan subsidiaris lainnya. Hal penting
dalam kasus Adams v Cape Industries Plc (1990)
adalah timbulnya pendapat bahwa pengadilan
dapat menerapkan prinsip piercing the corporate
veil dalam tiga keadaan, yaitu:
a) Jika
pengadilan
memutuskan
untuk
tindakan
yang
dilakukan
untuk
berwenang
untuk
menerapkan
bahwa
perusahaan
apakah
untuk
pembentukan
menjalankan
bisnis
suatu
yang
maka
dapat
Menurut
hukum
Amerika,
terdapat
tiga
kondisi
yang
2) Perseroan
tidak
cukup
modal.
Sedangkan
peraturan
umum
mengalihkan
semua
kekayaannya
ke
perseroan,
untuk
jawab
terbatas
atau
limited
liability
atau
limitatief
kerugian
perseroan,
dan
atas
permohonan
pihak
yang
hukum
yang
merupakan
persekutuan
modal,
didirikan
30
31
Ibid.
Ibid.
dari dua orang, maka pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi
dan atas permohonan pihak yang berkepentingan dapat meminta
pengadilan negeri untuk membubarkan perseroan dimaksud. Dari
ketentuan ini terbuka kemungkinan saham PT hanya akan dikuasai atau
dimiliki oleh satu orang pemegang saham, dengan konsekuensi hokum
hanya akan dipertanggungjawabkan secara pribadi. Ketentuan demikian
menurut hemat kami merupakan penyimpnagan dari filosofi PT sebagai
asosiasi modal. Namun itulah yang terjadi dengan UUPT Indonesia.
2006 dan setuju untuk menjadi anggota dari perseroan dan dalam hal
perseroan memiliki modal saham, setidaknya paling sedikit memiliki satu
saham.
b) Akta Pendirian
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 207 Tentang
Perseroan Terbatas
Pengaturan mengenai Akta Pendirian perseroan diatur secara
khusus di Pasal 8 UU PT. Menurut Pasal 8 Ayat (1) UU PT, Akta Pendirian
memuat anggaran dasar dan keterangan lain yang berkaitan dengan
pendirian perseroan. Beberapa hal yang harus tercantum pada Akta
Pendirian, setidaknya adalah:
a. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal,
dan kewarganegaraan pendiri perseorangan, atau nama, tempat
kedudukan dan alamat lengkap serta nomor dan tanggal Keputusan
Menteri mengenai pengesahan badan hukum dari pendiri perseroan;
b. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal,
kewarganegaraan angora Direksi dan Dewan Komisaris yang pertama
kali diangkat;
c. Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian
jumlah saham, dan nilai nominal saham yang telah ditempatkan dan
disetor.
Menurut Pasal 15 UU PT, Anggaran Dasar perseroan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) harus memuat sekurang-kurangnya:
a. Nama dan tempat kedudukan perseroan;
Tempat
kedudukan
formal,
yaitu
tempat
kedudukan
iii.
perundang-undangan,
ketertiban
umum,
dan/atau
Ibid.
If the Registrar is satisfied as to bona fides of the application and that the
proposed name is a name by which the intended company, company or
foreign company could be registered without contravention of sub-section
(1), he shall reserve the proposed name for a period of three months from
the date of the lodging of the application.
Sementara itu, sub-section (9) menyebutkan bahwa dalam hal
usulan nama perseroan yang telah di pilih (reserve) dan sedang diajukan
untuk didaftarkan, tidak dapat dijadikan objek pendaftaran nama
perseroan oleh perseroan dalam dan luar negeri, apakah nama tersebut
akan di daftarkan untuk perseroan baru atau perubahan nama perseroan,
dalam hal pihak Registrar merasa nama tersebut dirasa mirip dengan
naman perseroan yang sedang diusulkan. Section 22 sub-section (9)
menyebutkan bahwa:
During a period for which a name is reserved, no company or foregin
company (oher than the intended company, company or foreign company
in respect of which the name is reserved) shall be registered under this Act,
whether originally or change of name, under the reserved name ir under
any other name that, in the opinion of the Registrar, so closely resembles
the reserved name as to be likely to be mistaken for that name.
b. The objects of the company;
c.Unless the company is an unlimited company, the amount of share capital,
if any, with which the company proposes to be registered and the
division therof into shares of a fixed amount;
d. If the company is a company limited by shares, that the liability of th
members is limited;
kemudian
pihak
Registrar
berpendapat
jika
seluruh
c) Pengesahan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas
Dalam hal untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai
pengesahan badan hukum perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 Ayat (4) UU PT, para pendiri bersama-sama atau kuasanya yaitu notaris
atau orang lain yang ditunjuk berdasar surat kuasa khusus, mengajukan
permohonan melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan
hukum secara elektronik kepada Menteri dengan mengisi isian format
sebagaimana
telah
ditentukan
dalam
Undang-Undang.
Sebelum
perubahan
anggaran
dasar
yang
telah
diterima
peraturan
usulan
perundang-undangan.
memorandum,
Registrar
Terkait
harus
dengan
menentukan
pendirian
perseroan
sebagaimana
tercantum
dalam
Surat
pengajuan
pendaftaran
perseroan
harus
mencantumkan:
a) Usulan nama perseroan;
b) Apakah kantor perseroan yang terdaftar berlokasi di Inggris dan
Wales (atau di Wales), di Skotlandia atau di Irlandia Utara;
saham
perseroan
harus
dikeluarkan
atas
nama
dividen
dan
sisa
kekayaan
hasil
likuidasi
dan
merupakan
benda
bergerak
dan
memebrikan
hak
No.40 Tahun 2007. Hal ini terjadi akibat dari perkembangan saham di
bursa pasar modal yang mengintrodusir scriplessshares tersebut yang
menginginkan dimungkinkannya saham dalam sistem scripless
dijaminkan dengan fiducia agar saham tetap dapat diperdagangkan di
bursa, sementara sahamnya dijaminkan dengan fiducia. Yang penting
pada saat settlement saham dapat diserahkan oleh Penjual kepada
Pembeli saham di bursa efek.
F. Organ Perseroan
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas
Seperti diketahui bahwa organ perseroan terdiri dari Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi.
RUPS, berdasarkan Pasal 1 Angka (4) UU PT adalah organ
perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroran
dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada
Direksi dan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam UndangUndang dan/atau Anggaran Dasar. RUPS sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi dalam PT mempunyai kewenangan untuk
menetapkan kebijaksaan umum perseroan, mengangkat dan
memberhentikan Direksi dan Komisaris serta mengesahkan laporan
tahunan Direksi dan Komisaris.
Berdasarkan Pasal 76 Ayat (1) UU PT, disebukan bahwa RUPS
diadakan di tempat kedudukan perseroan atau di tempat perseroan
dari
Dewan
Komisaris
perseroan.
Permintaan
Dewan
Komisaris
tidak
melakukan
pemanggilan
Pengadilan
Negeri
menetapkan
pemberian
izin
dan/atau
ketentuan
tentang
persyaratan
yang tidak
sering
dipahami
dan
disalahartikan
bahwa
RUPS
terbatas dan memiliki modal berupa saham, dalam jangka tidak kurang
dari 1 (satu ) bulan dan tidak lebih dari 3 ( tiga ) bulan setelah tanggal
perseroan berwenang untuk menjalan bisnisnya, harus mengadakan
rapat umum pemegang saham (RUPS) yang terdiri dari anggota-anggota
perseroan yang dinamakan statutory meeting. Sebelum diadakannya
statutory meeting tersebut, Direksi harus membagikan laporan yang
disebut statutory report minimal 7 ( tujuh ) hari sebelum
dilaksanakannya statutory meeting kepada seluruh anggota perseroan.
Laporan tersebut harus disahkan oleh setidaknya dua Direktur perseroan
yang isinya memuat antara lain:
a. The total number of shares allotted distingusishing shares allotted as
fullu or partly paid up otherwise than in cash, and stating in the case of
shares partly paid up the extent to which they are so paid up, and in
either case the consideration for which they have been allotted;
b. The total amount of cash received by the company in respect of all the
shares allotted and so distinguished;
c.An abstract of the receipts of the company and of the payments made
therout up to a date within seven days of the date of the report
exhibiting under distinctive headings the receipts from shares and
debentures and other sources the payments made thereout an
particulars concerning tbe balance remaining in hand, and an account
or estimate of the premilinary expenses;
d. The names and addresses and description of the directors, trustees for
holders of debentures, if any, auditors, if any, managers, if any, and
secretaries of the company; and
perseroan. Namun jika dalam jangka waktu 21 ( dua puluh satu ) hari
sejak tanggal diajukannya permohonan pengadaan RUPS-LB oleh
Pemohon, Direksi tidak melakukan panggilan untuk mengadakan RUPSLB, atau jika Dewan Direksi mewakili lebih dari satu setengah dari total
hak suara yang dimiliki oleh Dewan Direksi, maka RUPS-LB tersebut
dapat diadakan namun tidak lebih dari 3 ( tiga ) bulan sejak tanggal
diajukannya permohonan RUPS-LB.
Sementara itu, dalam rangka mengadakan RUPS, CA 1965 Section
145 mengatur bahwa annual general meeting dapat diadakan jika dua
atau lebih anggota perseroan atau pemegang saham yang menguasai
tidak kurang dari 1/10 saham, atau jika perseroan tidak menerbitkan
saham, maka anggota perseroan yang jumlahnya tidak kurang dari 5
persen atau jumlah yang lebih sedikit sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar, dapat melakukan pemanggilan RUPS. Pemanggilan
penyelenggaraan RUPS tersebut harus didahului dengan adanya
pemberitahuan tertulis dalam jangka waktu tidak kurang dari 14 (empat
belas ) hari atau berdasar yang diatur dalam Anggaran Dasar perseroan.
Dalam hal RUPS dilakukan dalam suatu perseroan public, maka
pemberitahuan tertulis tersebut harus diumumkan dalam jangka waktu
kurang dari 21 (dua puluh satu) hari atau berdasar yang diatur oleh
Anggaran Dasar. Namun, pemberitahuan pengadaan RUPS dimungkinkan
lebih singkat dari pada 14 ( empat ) atau 21 ( dua puluh satu ) hari jika
sebelumnya telah disetujui:
a. In the case of a meeting called as the annual general meeting, by all the
members entitled to attend and vote thereat; or
b. on a poll each member shall have one vot in respect of each share
held by him and where all or part of the share capital consists of
stock or units of stock held by him which is or are or were
originally equivalent to one share; and
d. in the case of a company not having a share capital every member shall
have one vote.
Terkait dengan hak-hak yang dimiliki oleh anggota perseroa dalam
RUPS, maka Section 148 menyebutkan bahwa tiap anggota memiliki hak
untuk menghadiri tiap RUPS perseroan dan memiliki hak bicara serta hak
pilih terhadap tiap resolusi. Namun harus dicatat bahwa Anggaran Dasar
perseroan memungkinkan untuk mencegah tiap
anggota untuk
33
2. Direksi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas
Selain daripada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
sebagaimana dibahas sebelumnya, salah satu organ perseroan
berikutnya adalah Direksi. Menurut Pasal 1 Angka (5) UU PT,
dijelaskan bahwa Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang
dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk
kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan
serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Pasal 92 Ayat (3) UU PT
mengatur bahwa Direksi perseroan terdiri atas 1 ( satu ) orang
anggota Direksi atau lebih, sedangkan terhadap perseroan yang bidang
usahanya bergerak di bidang penghimpunan dana masyarakat
dan/atau mengelola dana masyarakat , misalnya bank atau asuransi,
menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat, atau suatu
Perseroan Terbuka, Undang-Undang mengatur bahwa wajib terdapat
setidaknya 2 ( dua ) orang anggota Direksi.
berdasarkan
prinsip
corporate
veil lifting,
maka
mengambil
tindakan
untuk
mencegah
timbul
atau
Direksi
yang
bersangkutan
mempunyai
benturan
Direksi
dapat
sewaktu-waktu
keputusan
RUPS
dengan
pemberhentiannya.
Keputusan untuk
diberhentikan
menyebutkan
alasan
memberhentikan anggota
Companies
Act
1965
mengatur
mengenai
Direktur
diharuskan
untuk
men-disclose
atau
mendeklarasikan jika memiliki kepentingan terkait dengan perjanjianperjanjian, property ataupun hal-hal yang berkaitan dengan perseroan
lainnya. Section 131 sub-section (1) menyatakan bahwa subject to this
section every director of a company who is in any way, whether directly
or indirectly, interested in a contract or proposed contract with the
company shall, as soon as practicable after the relevant facts have come
to his knowledge, declare the nature of his interest at a meeting of the
directors of the company. Sementara itu, terkait dengan penguasaan
atas sejumlah property oleh Direktur yang harus dilaporkan pada saat
rapat direktur perseroan, section 131 sub-section (5) mengatur bahwa
every director of a company who holds any office or possesse any
property wherby whether directly or indirectly duties or interests might
be created in conflict with his duties or interests as director shall declare
at a meeting of the directors of the company the fact and the nature,
character and extent of the conflict.
Deklarasi harus dilakukan pada saat rapat direksi pertama yang
diadakan setelah orang tersebut ditunjuk menjadi Direktur atau jika
orang tersebu sudah menjadi Direktur maka setelah dinyatakan
perseroan
yang
diatur
dalam
tiap
modifikasi,
atau legal entity atau legal body . Section 157 mengatur bahwa batas usia
minimum seseorang dapat ditunjuk menjadi Direktur adalah usia 16
tahun. Namun, Sekretaris Negara dapat membuat pengecualian terkait
penunjukan seorang Direktur yang belum berusia 16 tahun, dan harus
menyertakan alasan serta kondisi yang menjadi latar belakang
penunjukkannya.
Selain itu, berdasarkan Section 162 sub-section (1), tiap perseroan
wajib untuk menyimpan daftar registrasi dari tiap Direksinya. Registrasi
untuk Direktur perseroan secara pribadi harus berisi tentang:
a) name and any former name;
b) a service address;
c) the contry or state (or part of the UK) in which he usually resident;
d) nationality;
e) business occupation (if any);
f) date of birth.
Sementara itu, untuk Companies Act 2006 juga mengatur mengenai
kewenangan untuk menarik Direktur perseroan. Section 168 mengatur
bahwa perseroan berdasar pada resolusi dalam suatu rapat umum dapat
menarik atau mengganti Direktur perseroan sebelum masa jabatan
Direktur tersebut habis. Perseroan harus mengirimkan salinan dari surat
pemberitahuan penarikan Direktur tersebut kepada Direktur yang dituju.
Direktur tersebut (baik dia merupakan anggota atau bukan anggota dari
perseroan) berhak untuk menyampaikan keterangan atau pernyataan
dalam rapat umum perseroan. Seorang Direktur perseroan berdasarkan
3. Dewan Komisaris
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas
Berdasarkan Pasal 1 Angka (6) UU PT, yang dimaksud dengan
Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran
Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi dalam menjalankan
perseroan. Pasal 108 Ayat (1) UU PT menyatakan bahwa Dewan
Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya
pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha
perseroan.
Pada dasarnya, persyaratan pengangkatan seorang Komisaris tidak
berbeda dengan pesyaratan pengangkatan bagi Direksi. Kewajiban bagi
Dewan Komisaris adalah :
Merger
Perseroan yang
menggabungkan diri
hukum.
penggabungan.
34
Perusahaan B
35
perubahan
Anggaran
Ibid.
Ibid.
38 Ibid.
36
37
Dasar
perseroan
yang
perseroan
yang
akan
j.
dari
setiap
perseroan
yang
akan
melakukan
penggabungan;
n. Kegiatan utama setiap perseroan yang melakukan penggabungan
dan perubahan yang terjadi selama satu tahun buku yang sedang
berjalan;
o. Rincian masalah
perseroan
yang
menggabungkan
diri,
kemudian
bahwa
RUPS
untuk
menyetujui
penggabungan
dapat
perubahan atas Anggaran Dasar yang diatur dalam Pasal 21 ayat (2) UU
PT:39
Terhadap Direksi perseroan yang menerima penggabungan,
berdasarkan Pasal 133 ayat (1) UU PT wajib untuk mengumumkan hasil
penggabungan yang bertujuan agar pihak ketiga yang berkepentingan
mengetahui bahwa telah dilakukan penggabungan. Dalam hal ini,
pengumuman dilakukan dengan cara:
Diumumkan dalam 1 surat kabar atau lebih;
Dilakukan paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal berlakunya
pengambilalihan.
Bahwa pada perkembangannya, tidak tertutup kemungkinan
persetujuan penggabungan antara satu perseoran atau lebih dapat
dibatalkan. Hal tersebut dimungkinkan dengan mengacu kepada Pasal 47
ayat (1) dan ayat (2) huruf e Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Ketentuan pada Pasal tersebut menyatakan bahwa Komisi Pengawas
Persaingan Usaha berwenang untuk menjatuhkan sanksi berupa tindakan
administrative
pembatalan
terhadap
atas
pelaku
usaha
penggabungan,
yang
peleburan
berupa
badan
penetapan
usaha
dan
2. Peleburan (consolidation/konsolidasi)
dilakukan oleh dua perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan
cara mendirikan satu perseroan baru yang karena hukum memperoleh
aktiva dan pasiva dari perseroan yang meleburkan diri dan status badan
hukum perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum. Dengan
demikian,
berdasarkan
definisi
diatas,
sama
halnya
dengan
Perusahaan C
Perusahaan B
perubahan
Anggaran
Dasar
perseroan
yang
perseroan
yang
akan
j.
Akuisisi
alih sahamnya.
beralihnya pengendalian.
setelah akuisisi
Perusahaan A
Perusahaan A
Pengendali
Perusahaan B
Perusahaan B
yang
terpisah.
Kemudian,
perseroan
melakukan
41
perseroan
B,
sehingga
perseroan
menjadi
perseroan
yang
mengendalikan perseroan B.
Sama halnya pada penggabungan dan peleburan, dalam proses
pengambilalihan juga harus memperhatikan kepentingan-kepentingan
yang diatur dalam Pasal 126 Ayat (1) UU PT. Akuisisi dilakukan dengan
cara pengambilalihan saham yang telah dikeluarkan dan/atau akan
dikeluarkan oleh suatu perseroan. Menurut Yahya Harahap, saham
perseroan yang dapat diambil alih adalah saham yang telah ditempatkan
dan disetor (geplaats en gestort aandeel, subscribed and paid-up share).
Namun, dapat juga terhadap saham yang belum dikeluarkan atau yang
akan dikeluarkan (aandelen in portefeulle) atau saham portefel
(portpolio).42 Berdasar Pasal 125 Ayat (1) UU PT, cara pengambilalihan
saham perseroan dapat dilakukan dengan melalui Direksi perseroan atau
langsung dari pemegang saham.
Jika akan melakukan pengambil alihan melalui Direksi perseroan,
maka beberapa tahapan yang harus ditempuh adalah:43
1. Pihak yang akan mengambil alih menyampaikan maksud melakukan
pengambil alihan kepada Direksi perseroan yang akan diambil alih;
2. Menyusun rancangan pengambil alihan yang memuat sekurangkurangnya berisi:
a. Nama dan tempat kedudukan dari perseroan yang akan
mengambil alih dan perseroan yang akan diambil alih;
42
43
j.
perubahan
Anggaran
Dasar
perseroan
yang
44
Ibid.
wajib
memperhatikan
Anggaran
Dasar
secara
tertulis
kepada
karyawan
pengambilalihan
dituangkan
dalam
Akta
Pengambilalihan;
e. Salinan Akta Pemindahan hak atas saham dilampirkan pada
penyampaian
pemberitahuan
kepada
Menteri
tentang
(Tbk),
maka
harus
diperhatikan
beberapa
peraturan
lain
yang
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan,
tersebut
dengan
mengeluarkan
penetapan
bagi
2. Pembubaran Perseroan
Undang-Undang mengatur mengenai dasar suatu perseroan dapat
dibubarkan. Menurut Pasal 142 ayat (1) UU PT, suatu perseroan dapat
dibubarkan apabila:
a. Berdasarkan keputusan RUPS;
b. Karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam Anggaran
Dasar telah berakhir;
c. Berdasarkan penetapan pengadilan;
d. Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit perseroan
tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan;
e. Karena harta pailit perseroan yang telah dinyatakan pailit berada
dalam keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang; atau
f. Karena dicabutnya izin usaha perseroan sehingga mewajibkan
perseroan melakukan likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sebelumnya, harus dibedakan terlebih dahulu terkait dengan
likuidasi dan kepailitan. Berdasarkan Pasal 1 Angka (1) Undang-Undang
Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang, yang dimaksud dengan kepailitan adalah sitai umum
atas semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya
dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan hakim pengawas
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Sedangkan likuidasi adalah
pembubaran
perusahaan
sebagai
badan
hukum
yang
meliputi
bahwa
pembubaran
perseroan
tidak
mengakibatkan
permohonan
agar
perseroan
dinyatakan
pailit,
46
administrasi
untuk
turut
mengkontribusikan
asset
d) The liquidator;
e) The Minister pursuant to Section 205 or on the ground specified in
paragraph 218(1)(d);
f) In the case of a company which is licensed institution, or a scheduled
institution in respect of which the Minister charged with responsibility
for finance has made an order under sub-section 24(1) of the Banking
and Financial Institution Act 1989, or a non-scheduled institutiton in
respect of which such Minister has made an order under subsection
93(1) of that Act, Bank Negara Malaysia;
g) In the case of a company which is licensed under the Insurance Act 1996,
Bank Negara Malaysia;
h) The Registrar on the ground specified in paragraph 218(1)(m) or (n);
i) In the case of a member institution under the Malaysia Deposit
Insurance Corporation Act 2005, the Malaysia Deposit Insurance
Corporation under section 71 of that Act.
Sementara itu, Section 218 sub-section (1) mengatur bahwa
Pengadilan dapat menetapkan pembubaran suatu perseoran jika:
a) The company has by special resolution resolved that it be wound up by
the Court;
b) Default is made by the company in lodging the statutory report ot in
holding the statutoty meeting;
c) The company does not commence business within a year from its
incorporation or suspends its business for a whole year;
a. That the company cannot pay its debts and should be wound up; or
b. That it is in the interests of the public or of the shareholders or of
the creditors that the company should be wound up;
h) When the period, if any, fixed for the duration of the company by the
memorandum or articles or the event, if any, occurs on the occurance of
which the memorandum or articles provide that the company is to be
dissolved;
i) The Court is of opinion that it is just and equitable that the company be
wound up;
j) The company has held a licence under the Banking and Financial
Institution Act 1989 or the Islamic Bankin 1983, and that licence has been
revoked or surrended;
k) The company has carried on Islamic banking business, licensed business,
or scheduled business, or it has accepted, received or taken deposits in
Malaysia, in contravention of the Islamic Banking Act 1983 or the
Banking and Financial Institution Act 1989, as the case may be:
l) The company has held a licence under the Insurance Act 1996 and:
a. That licence has been revoked;
b. Bank Negara Malaysia has petitioned for its winding up under
subsection 58(4) of the Insurance At 1996; or
c. An order udner paragraph 59(4) (b) of the Insurance Act 1996 has
been made in respect of it;
m) The company is being used for unlawful purposes or any purpose
prejudicial to or incompatiblewith peace, welfare, security, public order,
good order or morality in Malaysia;
f) Bring or defend andy action or other legal proceeding in the name and
on behalf of the company;
g) Compromise any debt due to the company other than calls and liabilities
for the calls and other than a debt where the amount claimed by the
company to be due to it exceeds 1,500 ringgit;
h) Sell the immovable and movable property and things in action of the
company by public auction, public tender or private contract with power
to transfer the whole thereof to any person or company or to sell the
same in parcels;
i) Do all acts and execute in the name and on behalf of the company all
deeds, receipts, and other than documents and for that purpose use when
necessary the companys seal;
j) Prove rank and claim in the bankruptcy of any contributory or debtor
for any balance against his estate, and receive dividends in the
bankruptcy in respect of that balance as a separate debt due from the
bankrupt and rateably with the other separate creditors;
k) Draw, accept, make and indorse any bill of exchange or promissory note
in the name and on behalf of the company with the same effect with
respect to the liability of the company as if the bill or note had been
drawn, accepted, made or indorsed by or on behalf of the company in the
course of its business;
l) raise on the security of the assets of the company any money requisite;
m)take out letter of administration of the estate of any deceased
contributory or debtor, and do any other act necessary for obtaining
payment of any money due from a contributory or debtor or his estate
b) Within 10 days after the passing of the resolution give notice of the
resolution in a newpaper circulating generally throughout Malaysia.
Dalam prosesnya, Direksi suatu perseroan dapat menunjuk
likuidator untuk menjadi provisional liquidator, dalam hal Direksi
perseroan tersebut telah memberikan pernyataan yang telah diajukan
kepada Registrar dan Official Receiver, yang berisi bahwa:
a) The company cannot by reason of its liabilities continue its business; and
b) That meetings of the company and of its creditors have been summoned
for a date within one month of the date of the declaration.
Section 255 sub-section (6) mengatur bahwa pembubaran
perseroan secara sukarela dinyatakan berlaku ketika:
a) Where a provisional liquidator has been appointed before the resolution
for voluntary winding up was passed, at the time when the declaration
referred to in subsection (1) was lodged with the Registrar; and
b) In any other case, at the time of the passing of the resolution for
voluntary winding up.
Dalam hal penujukkan likuidator dalam pembubaran perseroan
secara sukarela, section 261 mengatur bahwa perseroan dan kreditur
dapat bersama-sama mengusulkan seseorang untuk menjadi likuidator
dalam
hal
pengurusan
pembubaran
perseroan
dan
untuk
tidak
mampu
untuk
membayar
hutang
perseroan,
47
48
Alan Dignam & John Lowry, Company Law, Seventh Edition, Oxford University Press, p. 453.
Alastair Hudson, Understanding Company Law, Routledge, p. 247.
Alan Dignam & John Lowry, Company Law, Seventh Edition, Oxford University Press, p. 452.
Ibid.
51 Ibid.
49
50
dari
12
bulan dari
dimulainya pembubaran
perseroan
Ibid.
54
55
Ibid.
Ibid.
Dalam
pengadilan,
hal
pembubaran
perseroan
berdasarkan
memberikan
penetapan
beberapa
dasar
56
Ibid.
a) A creditor who is owed more than 750 GBP, has served a demand on
the company in the prescribed form and the company neglects to make
its payment on that debt; or
b) Execution on a judgment is returned either wholly or partly
unsatisfied; or
c) The court is convinced the company is unable to pay its debts as they
become due on the basis of evidence laid before it; or
d) It is proved to the courtss satisfaction that the companys liabilities
exceeded its assets (including any future and contingent assets and
liabilities)
Sementara itu, Section 124 IA 1986 memberikan pengaturan
mengenai pihak-pihak yang dapat mengajukan petisi pembubaran
perseroan, yang didalamnya termasuk kepada perseroan atau Direksi
dari perseroan, kreditur atau sejumlah kreditur perseroan, contributory
or contributories, liquidator, petugas dari Magistrates Court serta
Secretary of State. Pada umumnya, pengajuan petisi pembubaran
perseroan diajukan oleh unsecured creditor, namun tidak tertutup
kemungkinan juga dapat diajukan oleh secured creditor. Sementara itu,
pengajuan petisi pembubaran perseroan yang diajukan oleh Secretary
of State lebih kepada suatu perseroan harus dibubarkan demi
kepentingan umum. Pada prosesnya, pengadilan akan memutuskan
apakah perseroan dapat dinyatakan bubar dengan tujuan demi
kepentingan umum.
Section 125 IA 1986 mengatur mengenai kewenangan pengadilan
untuk
mendengarkan
permohonan
petisi.
Menurut
Hudson,
perseroan.
Dalam
pembubaran
perseroan
demi
57
Alan Dignam & John Lowry, Company Law, Seventh Edition, Oxford University Press, p. 466.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Clark, Robert C, Corporate Law (Little, Brown and Company, 1986).
Dignam, Alan and Lowry, John, Company Law, Sixth Edition (Oxford, OUP,
2010) .
Dignam, Alan and Lowry, John, Company Law, Seventh Edition (Oxford,
OUP, 2012) pp 453-466.
Hudson, Alastair, Understanding Company Law (Routledge, 2012) pp 109250.
Harahap, Yahya, M., 2009., Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika,
Jakarta.
Koesoemadi, 1950,
dipublikasikan.
Kumpulan Asas-Asas
Hukum Perdata.
Tidak
Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756).
Companies Act 1965 of Negara Malaysia.
Companies Act 2006 of the United Kingdom.
Insolvency Act 1986 of the United Kingdom.
Website
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl4635/perbedaanmendasar-merger-dan-akuisisi diakses pada 23 Oktober 2012.
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4d1358d8a0a80
pada 23 Oktober 2012.
Acuan Kasus
Salomon v Salomon & Co (1897).
diakses