Anda di halaman 1dari 7

ANATOMI

PERJALANAN

oleh :
Sharly Ayu Puspita
1061050036

Pembimbing :
Dr. Jan Andries Tangkilisan, MARS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


PERIODE 26 JANUARI 28 FEBRUARI 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA

Anatomi Perjalanan Nervus Olfaktorius (N I)


1

Jaras olfaktorius terdiri dari epithelium olfaktorius hidung, fila olfaktoria (nervus olfaktorius atau
N I), bulbus olfaktorius dan traktus olfaktorius, serta area kortikal (paleokorteks) yang terbentang
dari unkus lobus temporalis melewati substansia perforata anterior ke permukaan medial lobus
frontalis di bawah genu korpus kalosum.

Epitelium olfaktorius menempati area sekitar 2 cm2 di atap masing-masing rongga hidung,
menutupi bagian superior konkha nasalis dan septum nasale. Struktur ini mengandung sel-sel
reseptor, sel penunjang, dan kelenjar (glandula Bowman) yang menyekresikan cairan serosa,
2

yang disebut mukus olfaktorius, tempat kemungkinan diuraikannya zat-zat aromatik. Sel-sel
sensorik (sel-sel olfaktorius) adalah sel bipolar yang prosesus perifernya berakhir di rambutrambut olfaktorius di epithelium olfaktorius.

Fila olfaktoria dan bulbus olfaktorius. Prosesus sentral (neurit) sel-sel olfaktorius bersatu
membentuk berkas yang mengandung ratusan serabut tidak bermielin yang diselubungi oleh
lapisan sel Schwan. Fila olfaktoria ini, yang berjumlah sekitar 20 pada setiap sisi, sebetulnya
adalah nervus olfaktorius (dengan demikian N I terdiri dari serabut-serabut saraf perifer, tetapi
3

bukan serabut saraf perifer seperti pada saraf sensorik biasa). Serabut ini berjalan melewati
lubang-lubang kecil di lamina kribriformis (seperti ayakan) dan masuk ke bulbus olfaktorius
tempat serabut-serabut ini membentuk sinaps pertama jaras olfaktorius. Meskipun secara fisik
tidak terletak di korteks serebri, bulbus olfaktorius sebenarnya merupakan bagian telensefalon.
Di dalamanya, sinaps yang kompleks dibentuk ke dendrite sel-sel mitral, tefted cells, dan sel
granular.

Jaras olfaktorius. Neuron pertama jaras olfaktorius adalah sel-sel olfaktorius bipolar, sel kedua
adalah sel mitral dan tufted cells bulbus olfaktorius. Neurit sel-sel tersebut membentuk traktus
olfaktorius (neuron kedua), yang terletak di dekat dan tepat di bawah korteks frontobasalis
(orbitofrontalis). Traktus olfaktorius terbagi menjadi stria olfaktoria lateralis dan medialis di
depan substansia perforate anterior; bagian lainnya berakhir di trigonum olfaktorium, yang juga
4

terletak di depan substansia perforata anterior. Serabut-serabut stria lateralis berjalan melalui
limen insulae ke amigdala, girus semilunaris, dan girus ambiens (area prefiriformis). Tempat ini
merupakan lokasi neuron ketiga, yang berproyeksi ke bagian anterior garis parahipokampalis
(area Broadmann 28, mengandung lapangan proyeksi kortikal dan area asosiasi sistem
olfaktorius). Serabut stria medialis berakhir di nuklei area septalis di bawah genu korpus
kalosum (area subkalosa) dan di depan komisura anterior. Serabut yang keluar dari nuklei ini
kemudian berproyeksi ke hemisfer kontralateral dan ke sistem limbik.

Jaras olfaktorius

merupakan satu-satunya jaras sensorik yang mencapai korteks serebri tanpa melalui relay di
thalamus. Hubungan sentralnya kompleks dan masih belum diketahui secara lengkap.

Hubungan sistem olfaktorius dengan area otak lain.

Aroma makan yang enak akan

membangkitkan selera makan dan mencetuskan refleks salivasi, sedangkan aroma yang tidak
enak akan mencetuskan nausea dan keinginan untuk muntah, atau bahkan benar-benar muntah.
Proses-proses ini juga melibatkan emosi: beberapa aroma menyenangkan, sedangkan aroma
lainnya tidak menyenangkan.

Emosi tersebut kemungkinan berasal dari hubungan sistem

olfaktorius dengan hipotalamus, talamus, dan sistem limbik. Di antara hubungan lainnya, area
septal juga mengirimkan serabut asosiasi ke girus cinguli.
Hubungan utama sistem olfaktori dengan area otonomik adalah medial forebrain bundle dan
stria medularis talami. Medial forebrain bundle berjalan kea rah lateral menuju hipotalamus dan
bercabang ke nuklei hipotalami. Beberapa serabut ini melanjutkan perjalanan ke batang otak
untuk berakhir di pusat otonomik di formasio retikularis, nuklei salivatorii, dan nukleus dorsalis

nervus vagus.

Stria medularis talami berakhir di nukleus habenularis, jaras ini kemudian

berlanjut ke nukleus interpedunkularis dan formasio retikularis batang otak.


Mekanisme penghantaran impuls.

Impuls-impuls olfactus mula-mula timbul di dalam

epithelium olfactorium, yang melapisi suatu daerah yang amat terbatas pada bagian atap cavitas
nasi.

Di dalam epithelium olfactorium, sel-sel reseptor yang sesungguhnya adalah sel-sel

olfactus yang tersisip di antara sel-sel epithelium lainnya, sel-sel olfactus ini sebenarnya
merupakan sel-sel saraf bipolar, dengan dendrit yang amat pendek berbentuk batang menuju ke
permukaan serta ujungnya mengandung cilia yang halus, dan axon yang keluar dari permukaan
sebelah dalam tubuh sel tidak berselubung myelin.

Axon-axon ini berkumpul membentuk

sebuah berkas kecil, fila olfactoria (neurofibrae olfactiriae, yang berjalan kea rah cranial melalui
foraminae pada lamina cribrosa ossis ethmoidalis dan dengan demikian mencapai cavitas crania
dan berakhir dalam hubungan synaptic dengan dendrite sel-sel mitral di dalam bulbus
olfactorius. Bulbus olfactorius praktis terletak di sebelah cranial atap cavitas nasi.
Sejumlah axon dari sel-sel olfactus mengadakan hubungan synaptic dengan dendrite-dendrit atau
sel mitral. Hubungan synaptic ini dikenal sebagai glomerulus. Axon-axon dari sel mitral hamper
segera membelok ke arah posterior untuk membentuk suatu berkas yang padat yang disebut
tractus olfactorius. Axon-axon sel mitral dapat mengeluarkan suatu cabang kolateral yang
mengadakan hubungan synaptic dengan sel granular di dalam bulbus olfactorius, dan axon sel
granular ini selanjutnya mengadakan hubungan synaptic dengan sel mitral yang sama, sehingga
dengan demikian terbentuklah suatu lengkungan umpan balik yang dapat memperkuat impulsimpuls yang dihantarkan melalui sel-sel mitral tersebut.
Ke arah posterior tractus olfactorius pada akhirnya akan mengalami trifurcation menajadi : (1)
stria olfactoria lateralis (paling besar dan penting) yang akan mencapai dan berakhir pada bagian
anterior uncus. Uncus merupakan cortex area olfactorik primer utama dan yang paling penting
pada manusia. (2) stria olfactoria medialis, mencapai permukaan medial hemispherium serebri
dan berakhir di dalam cortex cerebri langsung di sebelah anterior lamina terminalis pada area
Broadmann 25, (3) stria olfactoria intermedia yang berakhir pada cortex di daerah substansia
perforate anterior.

Daerah-daerah cortex tersebut di atas merupakan pusat-pusat olfactus primer yang berfungsi
untuk persepsi olfactus. Daerah-daerah cortex seperti area Broadmann 28 dan 33, merupakan
pusat-pusat olfactus yang lebuh tinggi untuk pengenalan bau.
Suatu kelainan di dalam cavitas nasi, suatu kerusakan atau iritasi pada epithelium olfactorium
dapat merupakan suatu penyebab timbulnya gangguan olfactus.

Lesi pada satu tractus

olfactorius dapat menimbulkan anosmia unilateralis.

Gangguan Penghidu dapat diklasifikasikan baik secara kuantitatif atau kualitatif. Gangguan
penghidu kuantitatif meliputi hiposmia (berkurangnya bau) dan anosmia (hilang atau tidak ada
bau). Gangguan tersebut disebabkan oleh kerusakan nervus olfaktorius di perifer, yaitu pada fila
olfaktoria (misalnya, misalnya akibat rhinitis, trauma dengan kerusakan fila di lamina
kribiformis, atau efek samping obat), atau kerusakan sentral neuron kedua di bulbus olfaktorius
dan/atau traktus olfaktorius (meningioma di sulkus olfaktorius merupakan penyebab yang
umum). Gangguan penghidu kualitatif, disebut juga parosmia, dapat meliputi kakosmia yang
tidak menyenangkan (misalnya, bau fekal) atau hiperosmia (bau yang kuat secara abnormal).
Gangguan ini biasanya disebakan oleh disfungsi sentral, seperti pada epilepsy lobus temporal.

Anda mungkin juga menyukai