c.Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada
kotoran burung,tanah kompos.
d.Protozoa
Menimbulkan
terjadinya
Pneumocystis
carinii
pneumonia
(CPC).
D.PATHWAY
Bakteri Stafilokokus aureus
Bakteri Haemofilus influezae
Penderita sakit berat yang dirawat di RS
Penderita yang mengalami supresi
sistem pertahanan tubuh
Kontaminasi peralatan RS
Saluran Pernafasan Atas
Proses peradangan
Anoreksia
Malabsorbrsi
Diare
Intake kurang
Gangguan keseimbangan cairan dan eletrolit
Nutrisi kurang dari kebutuhan
Suplai O2 menurun
Hipoksia
Hiperventilasi
Metabolisme anaeraob meningkat
Dispneu
Retraksi dada / nafas cuping hidung
Fatigue
Gangguan pola nafas
Intoleransi aktivitas
E.PENGKAJIAN
1. Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:
Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (1999) riwayat keperawatan
yang perlu dikaji adalah:
a. Aktivitas/istirahat
Kelemahan, kelelahan, insomnia. Letargi, penurunan toleransi terhadap
aktivitas.
b. Sirkulasi
Riwayat gagal jantung kronis, takikardia, penampilan terlihat pucat.
c. Integritas ego
Banyak stressor, masalah finansial.
d. Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, riwayat DM. Distensi abdomen,
hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan
malnutrisi.
e. Neurosensori
Sakit kepala, perubahan mental.
f. Nyeri/kenyamanan
Sakit kepala , nyeri dada meningkat dan batuk myalgia.
g. Pernafasan
Riwayat PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea, pernafasan dangkal,
penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal. Sputum berwana merah muda,
berkarat atau purulen.
Perkusi: pekak di atas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural. Bunyi
nafas: menurun atau tidak ada di atas area yang terlibat atau nafas
bronchial. Fremitus: taktil dan vocal meningkat dengan konsolidasi..
Warna: pucat, atau sianosis pada bibir/kuku.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
Pada
kasus
bronchopneumonia
terjadi
Rontgenogram Thoraks
Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada
infeksi pneumokokal atau klebsiella. Infiltrat multiple
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Hidrasi
menurunkan
kekentalan
sekret
dan
mempermudah pengeluaran.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolus kapiler, gangguan kapasitas pembawa oksigen darah,
gangguan pengiriman oksigen.
Tujuan :Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA
dalam rentang normal dan tidak ada distres pernafasan.
Hasil yang diharapkan :
a.Menunjukkan adanya perbaikan ventilasi dan oksigenasi
jaringan
b.Berpartisispasi
pada
tindakan
untuk
memaksimalkan
oksigenasi
Intervensi :
i. kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan pernafasan
Rasional :Manifestasi distres pernafasan tergantung pada derajat
keterlibatan paru dan status kesehatan umum
ii. Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat adanya
sianosis
:Demam
tinggi
sangat
meningkatkan
kebutuhan
:Tindakan
ini
meningkatkan
inspirasi
maksimal,
iii.
iv.
:Batuk
biasanya
mengeluarkan
sputum
dan
vi.
vii.
viii.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
:Menetapkan
kemampuan/
kebutuhan
pasien
dan
:Menurunkan
stres
dan
rangsangan
berlebihan,
meningkatkan istirahat
iii.
iv.
DAFTAR PUSTAKA
Long, B. C.(2002). Perawatan Madikal Bedah. Jilid 2. Bandung :Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan
Smeltzer SC, Bare B.G (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume
1. Jakarta:EGC.
Soeparma, Sarwono Waspadji. (1991). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta
:Balai Penerbit FKUI
Sylvia A. Price, Lorraine Mc Carty Wilson. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta :EGC
Whaley dan Wong, (2000). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, edisi 2, Jakarta :
EGC.
Doenges, Marylyn (1999). Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3, Jakarta: EGC.
Ahern nancy R, M Wilkinson Judith.2011. Buku saku diagnosis keperawatan ed.9.
Jakarta : EGC
Disusun oleh :
Yoga Irnantoyo
22020110130097