Anda di halaman 1dari 41

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karuniaNya laporan ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan
sebaik-baiknya.
Laporan ini berisi tentang rangkuman materi serta pembahasan
soal Problem Based Learning (PBL) dari 2 hingga 4. Laporan ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya laporan ini.
Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menjadi bahan introspeksi penulis kedepannya dalam menulis laporan
lainnya. Semoga laporan ini dapat di pergunakan sebagaimana mestinya
dan bermanfaat bagi yang membacanya.

Cilegon, Oktober 2013


P
enulis

DAFTAR ISI
HAL
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR...................................................................................................
...i
DAFTAR
ISI..................................................................................................................
ii
PENDAHULUAN..............................................................................................
............1
Latar
belakang.......................................................................................................
.....1
Tujuan...........................................................................................................
..............1
Rumusan
masalah.......................................................................................................
1
BAB
I
HUKUM
KIMIA.......................................................................................2

DASAR

BAB
II
KONSEP
MOL....................................................................................................
BAB
III
STOIKIOMETRI...............................................................................................
..
BAB
IV
REAKSI
KIMIA
LARUTAN.....................................................................

DALAM

BAB
V
GAS...............................................................................................................
....
PENUTUP........................................................................................................
............
Kesimpulan...................................................................................................
..............
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................
LAMPIRAN

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dengan diadakannya program belajar mengajar baru yang di
terapkan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yaitu Problem Based
Learning, menuntut mahasiswa untuk aktif didalam maupun diluar kelas,
baik bekerja dalam tim maupun aktif berpendapat dikelas, serta untuk
meningkatkan kreatifitas siswa dalam menjawab soal dan tantangan dari
dosen pengajar.
Laporan ini dibuat berdasarkan materi soal dari PBL 2 sampai
dengan 4 yang telah kami klasifikasikan kedalam 5 Bab. Hukum dasar
kimia, konsep mol, stoikiometri, reaksi kimia dalam larutan dan gas.
Tujuan dibuatnya laporan ini yaitu untuk merangkum,
mengklasifikasikan dan melaporkan materi PBL yang telah kami kerjakan
dan pelajari dalam kelompok sesuai dengan kapasitas Bab yang ada pada
mata kuliah Kimia Dasar semester 1.

BAB I
HUKUM DASAR KIMIA

Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)


Perhatikan reaksi pembakaran kertas. Sepintas lalu dapat kita lihat bahwa
massa abu hasil pembakaran lebih kecil daripada massa kertas yang
dibakar. Apakah pembakaran kertas disertai pengurangan massa?
Antoine Laurent Lavoisier telah menyelidiki massa zat-zat sebelum
dan
sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi, kemudian
menimbang hasil reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah
reaksi selalu sama. Lavoisier menyimpulkan hasil penemuannya dalam
suatu hukum yang disebut hukum kekekalan massa: Dalam sistem
tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Perubahan materi yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari umumnya
berlangsung dalam wadah terbuka. Jika hasil reaksi ada yang berupa gas
(seperti pada pembakaran kertas), maka massa zat yang tertinggal
menjadi lebih kecil daripada massa semula. Sebaliknya, jika reaksi
mengikat sesuatu dari lingkungannya (misalnya oksigen), maka hasil
reaksi akan lebih besar daripada massa semula. Misalnya, reaksi
perkaratan besi (besi mengikat oksigen dari udara) sebagai berikut. Besi
yang mempunyai massa tertentu akan bereaksi dengan sejumlah oksigen
di udara membentuk senyawa baru besi oksida
(Fe2O3(s)) yang massanya sama dengan massa besi dan oksigen mulamula.
Fe(s) + O2(g) -> Fe2O3(s)
B. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Pada tahun 1799, Joseph Louis Proust menemukan satu sifat penting
dari senyawa, yang disebut hukum perbandingan tetap. Berdasarkan
penelitian terhadap berbagai senyawa yang dilakukannya, Proust
menyimpulkan bahwa Perbandingan massa unsur-unsur dalam satu
senyawa adalah tertentu dan tetap. Senyawa yang sama meskipun
berasal dari daerah berbeda atau dibuat dengan cara yang berbeda
ternyata mempunyai komposisi yang sama.
Contohnya, hasil analisis terhadap garam natrium klorida dari berbagai
daerah sebagai berikut.
Table 3.4 hasil Analisis terhadap garam dari berbagai daerah
Asal
Indramayu
Madura
Impor

Massa Garam
2 gram
1,5 gram
2,5 gram

Massa Natrium
0,786 gram
0,59 gram
0,983 gram

Massa Klorida
1,214 gram
0,91 gram
1,517 gram

Massa Na : Cl
1 : 1,54
1 : 1,54
1 : 1,54

Sebagaimana ditunjukkan
dalam perhitungan
di
atas, bahwa
perbandingan massa Na terhadap Cl ternyata tetap, yaitu 1 : 1,54. Jadi,
senyawa tersebut memenuhi hukum Proust
C. Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)
Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsure
unsure yang dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa. Salah
seorang di antaranya adalah John Dalton (1766 1844). Dalton
mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait dengan perbandingan
massa unsur-unsur dalam suatu senyawa. Untuk memahami hal ini,
perhatikan tabel hasil percobaan reaksi antara nitrogen dengan oksigen
berikut.
Tabel 3.7 Reaksi Antara nitrogen dan Oksigoen
Jenis Senyawa

Massa
Nitrogen Massa
Oksigen Massa Senyawa
Yang Direaksikan Yang Direaksikan
Yang Terbentuk

Nitrogen monoksida 0,875 gram


Nitrogen dioksida
1,75 gram

1,00 gram
1,00 gram

1,875 gram
2,75 gram

Dengan massa oksigen yang sama, ternyata perbandingan massa


nitrogen dalam senyawa nitrogen dioksida dan senyawa nitrogen
monoksida merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Massa Nitrogen dalam senyawa nitrogen dioksida/Massa Nitrogen dalam
senyawa nitrogen monoksida
= 1,75 gram/ 0,87 gram
=2/1
Berdasarkan hasil percobaannya, Dalton merumuskan hukum kelipatan
perbandingan (hukum Dalton) yang berbunyi:Jika dua jenis unsur
bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa-massa
salah satu unsur dalam senyawa-senyawa tersebut sama, sedangkan
massa-massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan massa unsur
lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan
sederhana.

BAB II
KONSEP MOL
Mol adalah satuan jumlah seperti halnya lusin. Bila 1 lusin sama
dengan 12 buah, maka 1 mol sama dengan 6,02 x 10 23 buah. Bilangan
6,02 x 1023 selanjutnya disebut bilangan Avogadro dan diberi lambang L.
Mol dapat pula dihubungkan dengan massa (gram).
MO
L
Jumlah partikel (P)
Mol =

jumlah partikel
6,02 x 1023

Massa ( gram)
Mol =

gram
Ar atau Mr

BAB III
STOIKIOMETRI
Stoikiometri merupakan ilmu yang mempelajari perhitungan dalam
reaksi kimia.
3.1 Stoikiometri umum
A. Massa Atom Relatif dan Masa Molekul Relatif
Massa Atom Relatif (Ar) suatu unsur dan Massa Molekul Relatif (Mr)
suatu senyawa didasarkan pada massa atom isotop C-12. Hal ini
didasarkan karena isotop C-12 adalah isotop yang paling stabil. Ar dan Mr
dirumuskan sebagai berikut.

Massa satuatom X
1
X Massa atomC12
12

Ar X =

Mr XY =

Massa satumolekul XY
1
X Massa satu atom C12
12

Sejalan dengan perkembangan alat spektrometer massa, Ar suatu


unsur ditentukan berdasarkan pada massa atom isotop unsur tersebut
dan kelimpahannya di alam, maka Ar suatu unsur dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan berikut.
Ar =

m1 A 1+m 2 A 2+m 3 A 3+ + MnAn


100

m1 = massa atom isotop 1


m2 = massa atom isotop 2 dst.
A1 = kelimpahan isotop 1 (dalam %)
A2 = kelimpahan isotop 2 ( dalam %) dst.
Sedangkan untuk penenyuan Mr, pada saat ini didasarkan pada Ar
unsur unsur penyusunnya. Dengan demikian Mr suatu senyawa adalah
jumlah total dari unsur-unsur penyusunannya.
Hitungan Kimia
Pada suatu persamaan reaksi yang sudah setara, koefisien reaksi
menujnjukan perbandingan mol zat-zat.
Mol zat yang ditanya =

koefisien zat yang ditanya


x mol zat yang diketahui
koefisien zat yang diketahui
Bila mol zat-zat pereaksi tidak sesuai dengan perbandingan
koefisien, maka yang digunakan adalah pereaksi yang habis saja
( pereaksi pembatas ), yakni pereaksi yang hasil bagi mol dan
koefisiennya paling kecil.

Pada prinsipnya pengerjaan hitungan kimia dapat dilakukan


menurut diagram alir berikut :
Data yang
ditanya

Data yang
diketahui
Mol yang
diketahui

Mol yang
ditanya

Persamaan
reaksi

Misalkan: soal PBL 3 NO 1


Menurut persamaan reaksi berikut
2CuS + 3O2

Cu2O + 2SO2

Jika diketahui ada 10 mol tembaga (I) sulfida, maka berapa mol gas SO 2 ?
Disini kita harus menentukan pereaksi pembatas, caranya lihat data yang
diketahui, yaitu 10 mol CuS ,maka :
2Cu2S
M

10 mol

10 mol

+ 3O2

2Cu2O

15 mol

10 mol

15 mol

10 mol

Berdasarkan perhitungan, mol SO2 =

+ 2SO2

10 mol
10 mol

koefisien ditanya
koefisiendiketahui( peraksi pembatas)

x mol diketahui
=

2
x 10 mol
2

Begitu pula untukmencari mol O2

koefisi en ditanya
koefisiendiketahui ( peraksi pembatas)

= 10 mol

x mol diketahui

3
x 10 mol
2

mol Cu2O =

= 15 mol

2
x 10 mol
2

massa Cu2O adalah:


gram = n x Mr Cu2O
= 10 x 143,08
= 1430,8 gram

C. Hukum Hukum Dasar dalam Ilmu Kimia

= 10 mol , sehingga

Pada subbab ini akan dibahas dua hukum dasar yaitu hukum
kekekalan massa dan hukum pebandingan tetap.
1. Hukum Kekekalan Massa
Dikemukakan oleh Antonie Laurent Lavoisier (1770) : Massa zatzat yang sebelum dan sesudah reaksi tidak berubah.
Misalkan : ( pada soal PBL 2 NO 2)
Pada persamaan reaksi berikut,
SO2 + O2
SO3 , jika disetarakan menjadi,
2SO2 + O2
2SO3
Maka massa sulfur pada saat sebelum bereaksi akan sama dengan
setelah reaksi. Begitu juga dengan massa oksigennya.
2. Hukum Perbandingan Tetap
Dikemukakan oleh Joseph Louis Proust (1799) : Massa unsur-unsur
yang membentuk suatu senyawa perbandingan massanya selalu
tetap . Salah satu kegunaan hukum perbandingan tetap adalah
untuk menentukan massa (atau persentase) unsur dalam senyawa.
Misalnya dalam senyawa AyBz :

Massa A =

y X Ar A
x massa A y B z
Mr A y B z

Massa B =

z x Ar B
x
Mr A y B z

massa AyBz

%A=

y x Ar A
x 100
Mr A y B z

%B=

z x Ar B
x 100
Mr A y B z

D. Rumus Kimia
1. Rumus Empiris
Rumus yang menyatakan perbandingan kecil atom-atom unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Cara menentukan rumus empiris sebagai berikut :
a. cari gram atau persen unsur-unsur penyusun senyawa
b. bagi dengan Ar masing-masing, sehingga diperoleh perbandingan
terkecil.
2. Rumus Molekul
Rumus yang menyatakan jumlah atom-atom unsur yang menyusun
suatu molekul senyawa.

Untuk menentukan rumus molekul senyawa terlebih dahulu harus


ditentukan :
a. rumus empiris senyawa
b. massa molekul relatif (Mr) senyawa.
E. Molaritas dan normalitas
Banyaknya zat yang terdapat dalam suatu larutan dapat diketahui dengan
menggunakan konsentrasi larutan yang dinyatakan dalam Molaritas (M).
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat dalam 1 liter larutan. Secara
matematis dinyatakan sebagai berikut.
M=

n
V

, Dengan n = mol
V = volume dalam liter

Molaritas juga dapat diperoleh dengan rumus :


M=

x x 10
Mr

dengan

=densitas zat

Sedangkan normalitas secara matematis dinyatakan sebagai berikut :


N=Mxn

, dengan N = Normalitas
M = Molaritas
n = mol

Misal : soal PBL 2 No 2


Asam sulfat pekat dengan kadar 98 % memiliki densitas 1,8 g/mL , maka
molaritas nya dapat ditentukan sebagai berikut :
1,8 g/mL = 1800 g/L
M=

x x 10
=
Mr

1800 x 98 x 10
98

= 18000 M

Maka normalitas nya adalah :


N=Mxn
N = 18000 x
3.2 Stoikiometri Gas
1. Hukum-hukum Gas
Pada keadaan standar (STP = Standard Of Temperature And
Pressure) yakni pada suhu 0

dan tekanan 1 atm, setiap 1 mol gas

apa saja mempunyai volume 22,4 liter (22,4 dm3).


Mol =

V gas STP(liter)
22,4

Vgas STP (liter) = mol x


22,4

Dengan demikian , mol, jumlah paretikel, massa dan volume gas


pada STP dapat dihubungkan melalui persamaan sebagai berikut.

jumlah partikel
6,02 x 1023

Mol =

Bila keadaan bukan standar, maka pengubahan mol menjadi


volume atau sebaliknya dapat menggunakan persamaan gas ideal atau
dengan menggunakan gas pembanding sesuai dengan hukum Avogadro
MOL

Bila T dan P
diketahui
n

Bila ada gas


pembanding

P
RT

V 1 V2
=
n 1 n2
VOLUME

Hubungan Antara Satuan satuan konsentrasi


M=

10 . .
Mrt

Xt =

Xt =

Mrt
100
+
Mrt Mrp

1000
x
100 Mrt

Xt . Mrt
% = Xt Mrt+ ( 1Xt ) Mrp

x 100

Xt . Mrt
x 100
Xt Mrt+ ( 1Xt ) Mrp

Pengenceran Larautan
V1 M1 = V2
Keterangan : V1 : volume sebelum pengenceran
V2 : volume sesudah pengenceran
M1: konsentrasi sebelum pengenceran
M2: konsentrasi sesudah pengenceran
Pencampuran Larutan Sejenis :

V 1 M 1+V 2 M 2+
V 1+V 2+

Keterangan : V1 : volume sebelum pengenceran


V2 : volume sesudah pengenceran
M1: konsentrasi sebelum pengenceran
M2: konsentrasi sesudah pengenceran

Bila suatu reaksi melibatkan gas, maka perbandingan koefisien reaksi


menunjukan perbandingan volume gas-gas, perntaraan ini dikenal sebagai
Hukum Gay Lussac.
Perbandingan volume gas-gas = perbandingan
koefisien reaksi

3.3 Stoikiometri Larutan


A. Satuan satuan konsentrasi
1. persentase
Massa (gram) zat terlarut dalam setiap 100 gram larutan.
% =

gram zat terlarut


x 100
gramlarutan

2. fraksi mol
Mol suatu zat dibagi jumlah mol seluruh zat dalam larutan.
Xzat terlarut =

mol zat terlarut


mol total

3. Molaritas

Jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan


M=

mol zat terlarut


l

M=

1000 g
x
ml
Mr

mL = mililiter larutan
g = gram zat ter larut
Mr = Mr zat terlarut
4. molalitas
Jumlah mol zat terlarut dalam tiap kilogram pelarut

mol zat terlarut


m=
kg

m=

1000 g
x
p
Mr

kg = kg pelarut
p = gram pelarut
g = gram zat terlarut
Mr = Mr zat terlarut

Gas adalah suatu fase benda dalam ikatan molekul, bisa berbentuk cairan, benda
padat, ikatan molekul akan terlepas pada suhu titik uap benda. Gas mempunyai kemampuan
untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan yang mengisi pada
besaran volume tertentu, gas selalu mengisi suatu volume ruang, mereka mengembang dan
mengisi ruang di manapun mereka berada.
Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan walaupun wujud ini merupakan
bagian tak terpisahkan dari studi kimia, bab ini terutama hanya akan membahasa
hubungan antara volume, temperatur dan tekanan baik dalam gas ideal maupun dalam
gas nyata, dan teori kinetik molekular gas, dan tidak secara langsung kimia. Bahasan
utamanya terutama tentang perubahan fisika, dan reaksi kimianya tidak didisuksikan.
Namun, sifat fisik gas bergantung pada struktur molekul gasnya dan sifat kimia gas juga
bergantung pada strukturnya. Perilaku gas yang ada sebagai molekul tunggal adalah
contoh yang baik kebergantungan sifat makroskopik pada struktur mikroskopik.

a. Sifat gas
Sifat-sifat gas dapat dirangkumkan sebagai berikut.
1.

Gas bersifat transparan.

2.

Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.

3.

Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding.

4.

Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi,
volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak
hingga kecilnya.

5.

Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.

6.

Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.

7.

Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan
mengembang.

8.

Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.


Dari berbagai sifat di atas, yang paling penting adalah tekanan gas. Misalkan suatu cairan
memenuhi wadah. Bila cairan didinginkan dan volumenya berkurang, cairan itu tidak akan
memenuhi wadah lagi. Namun, gas selalu akan memenuhi ruang tidak peduli berapapun
suhunya. Yang akan berubah adalah tekanannya.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan gas adalah manometer. Prototipe alat
pengukur tekanan atmosfer, barometer, diciptakan oleh Torricelli.
Tekanan didefinisikan gaya per satuan luas, jadi tekanan = gaya/luas.
Dalam SI, satuan gaya adalah Newton (N), satuan luas m 2, dan satuan tekanan adalah
Pascal (Pa). 1 atm kira-kira sama dengan tekanan 1013 hPa.
1 atm = 1,01325 x 105 Pa = 1013,25 hPa
Namun, dalam satuan non-SI unit, Torr, kira-kira 1/760 dari 1 atm, sering digunakan
untuk mengukur perubahan tekanan dalam reaksi kimia.

b. Volume dan tekanan


Fakta bahwa volume gas berubah bila tekanannya berubah telah diamati sejak abad 17
oleh Torricelli dan filsuf /saintis Perancis Blase Pascal (1623-1662). Boyle mengamati
bahwa dengan mengenakan tekanan dengan sejumlah volume tertentu merkuri, volume
gas, yang terjebak dalam tabung delas yang tertutup di salah satu ujungnya, akan
berkurang. Dalam percobaan ini, volume gas diukur pada tekanan lebih besar dari 1 atm.
Boyle membuat pompa vakum menggunakan teknik tercangih yang ada waktu itu, dan ia
mengamati bahwa gas pada tekanan di bawah 1 atm akan mengembang. Setelah ia
melakukan

banyak

percobaan,

Boyle

mengusulkan

persamaan

(6.1)

untuk

menggambarkan hubungan antara volume V dan tekanan P gas. Hubungan ini disebut
dengan hukum Boyle.
PV = k (suatu tetapan) (6.1)
Penampilan grafis dari percobaan Boyle dapat dilakukan dengan dua cara. Bila P diplot
sebagai ordinat dan V sebagai absis, didapatkan hiperbola (Gambar 6.1(a)). Kedua bila V
diplot terhadap 1/P, akan didapatkan garis lurus (Gambar 6.1(b)).

(a)

Plot

hasil

percobaan;

tekanan

vs.

volume

(b) Plot hasil percobaan; volume vs 1/tekanan. Catat bahwa kemiringan k tetap.

Volume dan temperatur


Setelah lebih dari satu abad penemuan Boyle ilmuwan mulai tertarik pada hubungan
antara volume dan temperatur gas. Mungkin karena balon termal menjadi topik
pembicaraan di kotakota waktu itu. Kimiawan Perancis Jacques Alexandre Csar Charles
(1746-1823), seorang navigator balon yang terkenal pada waktu itu, mengenali bahwa,
pada tekanan tetap, volume gas akan meningkat bila temperaturnya dinaikkan. Hubungan
ini disebut dengan hukum Charles, walaupun datanya sebenarnya tidak kuantitatif. GayLussac

lah

yang

kemudian

memplotkan

volume

gas

terhadap

temperatur

dan

mendapatkan garis lurus (Gambar 6.2). Karena alasan ini hukum Charles sering
dinamakan hukum Gay-Lussac. Baik hukum Charles dan hukum Gay-Lussac kira-kira
diikuti oleh semua gas selama tidak terjadi pengembunan.

Pembahasan

menarik

dapat

dilakukan

dengan

hukum

Charles.

Dengan

mengekstrapolasikan plot volume gas terhadap temperatur, volumes menjadi nol pada
temperatur tertentu. Menarik bahwa temperatur saat volumenya menjadi nol sekiatar
-273C (nilai tepatnya adalah -273.2 C) untuk semua gas. Ini mengindikasikan bahwa
pada tekanan tetap, dua garis lurus yang didapatkan dari pengeplotan volume V 1 dan
V2 dua gas 1 dan 2 terhadap temperatur akan berpotongan di V = 0.
Fisikawan

Inggris

Lord

Kelvin

(William

Thomson

(1824-1907))

megusulkan

pada

temperatur ini temperatur molekul gas menjadi setara dengan molekul tanpa gerakan dan
dengan demikian volumenya menjadi dapat diabaikan dibandingkan dengan volumenya
pada temperatur kamar, dan ia mengusulkan skala temperatur baru, skala temperatur
Kelvin, yang didefinisikan dengan persamaan berikut.
273,2 + C = K (6.2)
Kini temperatur Kelvin K disebut dengan temperatur absolut, dan 0 K disebut
dengan titik nol absolut. Dengan menggunakan skala temperatur absolut, hukum
Charles dapat diungkapkan dengan persamaan sederhana
V = bT (K) (6.3)
dengan b adalah konstanta yang tidak bergantung jenis gas.
Menurut Kelvin, temperatur adalah ukuran gerakan molekular. Dari sudut pandang ini, nol
absolut khususnya menarik karena pada temperatur ini, gerakan molekular gas akan
berhenti. Nol absolut tidak pernah dicapai dengan percobaan. Temperatur terendah yang
pernah dicapai adalah sekitar 0,000001 K.
Avogadro menyatakan bahwa gas-gas bervolume sama, pada temperatur dan tekanan
yang sama, akan mengandung jumlah molekul yang sama (hukum Avogadro; Bab 1.2(b)).
Hal ini sama dengan menyatakan bahwa volume real gas apapun sangat kecil
dibandingkan dengan volume yang ditempatinya. Bila anggapan ini benar, volume gas
sebanding dengan jumlah molekul gas dalam ruang tersebut. Jadi, massa relatif, yakni
massa molekul atau massa atom gas, dengan mudah didapat.

d. Persamaan gas ideal


Esensi ketiga hukum gas di atas dirangkumkan di bawah ini. Menurut tiga hukum ini,
hubungan antara temperatur T, tekanan P dan volume V sejumlah n mol gas dengan
terlihat.
Tiga hukum Gas
Hukum Boyle: V = a/P (pada T, n tetap)
Hukum Charles: V = b.T (pada P, n tetap)
Hukum Avogadro: V = c.n (pada T, P tetap)
Jadi, V sebanding dengan T dan n, dan berbanding terbalik pada P. Hubungan ini dapat
digabungkan menjadi satu persamaan:
V = RTn/P (6.4)
atau
PV = nRT (6.5)
R adalah tetapan baru. Persamaan di atas disebut dengan persamaan keadaan gas
ideal atau lebih sederhana persamaan gas ideal.
Nilai R bila n = 1 disebut dengan konstanta gas, yang merupakan satu dari konstanta
fundamental fisika. Nilai R beragam bergantung pada satuan yang digunakan. Dalam
sistem metrik, R = 8,2056 x10 2 dm3 atm mol-1 K-1. Kini, nilai R = 8,3145 J mol -1 K-1 lebih
sering digunakan.

Latihan 6.1 Persamaan gas ideal


Sampel metana bermassa 0,06 g memiliki volume 950 cm 3 pada temperatur 25C.
Tentukan tekanan gas dalam Pa atau atm).
Jawab: Karena massa molekul CH4 adalah 16,04, jumlah zat n diberikan sebagai n = 0,60
g/16,04 g mol-1 = 3,74 x 10-2 mol. Maka, P = nRT/V = (3,74 x10 -2 mol)(8,314 J mol-1 K-1)
(298 K)/ 950 x 10-6 m3)= 9,75 x 104 J m-3 = 9,75 x 104 N m-2= 9,75 x 104 Pa = 0,962 atm
Dengan bantuan tetapan gas, massa molekul relatif gas dapat dengan mudah ditentukan
bila massa w, volume V dan tekanan P diketahui nilainya. Bila massa molar gas adalah M
(g mol-1), akan diperoleh persamaan (6.6) karena n = w/M.
PV = wRT/M (6.6)
maka
M = wRT/PV (6.7)
Latihan 6.2 Massa molekular gas
Massa wadah tertutup dengan volume 0,500 dm 3 adalah 38,7340 g, dan massanya
meningkat menjadi 39,3135 g setelah wadah diisi dengan udara pada temperatur 24 C
dan tekanan 1 atm. Dengan menganggap gas ideal (berlaku persamaan (6.5)), hitung
"seolah" massa molekul udara.
Jawab: 28,2. Karena ini sangat mudah detail penyelesaiannya tidak diberikan. Anda dapat
mendapatkan nilai yang sama dari komposisi udara (kira-kira N2:O2 = 4:1).

e. Hukum tekanan parsial


Dalam banyak kasus Anda tidak akan berhadapan dengan gas murni tetapi
dengan campuran gas yang mengandung dua atau lebih gas. Dalton tertarik dengan
masalah kelembaban dan dengan demikian tertarik pada udara basah, yakni campuran
udara dengan uap air. Ia menurunkan hubungan berikut dengan menganggap masingmasing gas dalam campuran berperilaku independen satu sama lain.
Anggap satu campuran dua jenis gas A (nA mol) dan B (nB mol) memiliki volume V pada
temperatur T. Persamaan berikut dapat diberikan untuk masing-masing gas.
pA = nART/V (6.8)
pB = nBRT/V (6.9)
pA dan pB disebut dengan tekanan parsial gas A dan gas B. Tekanan parsial adalah
tekanan yang akan diberikan oleh gas tertentu dalam campuran seandainya gas tersebut
sepenuhnya mengisi wadah.
Dalton menyatakan hukum tekanan parsial yang menyatakan tekanan total P gas
sama dengan jumlah tekanan parsial kedua gas. Jadi,
P = pA + pB = (nA + nB)RT/V (6.10)
Hukum ini mengindikasikan bahwa dalam campuran gas masing-masing komponen
memberikan tekanan yang independen satu sama lain. Walaupun ada beberapa gas dalam
wadah yang sama, tekanan yang diberikan masing-masing tidak dipengaruhi oleh
kehadiran gas lain.
Bila fraksi molar gas A, xA, dalam campuran xA = nA/(nA + nB), maka pA dapat juga
dinyatakan dengan xA.
pA = [nA/(nA + nB)]P (6.11)
Dengan kata lain, tekanan parsial setiap komponen gas adalah hasil kali fraksi mol, x A, dan
tekanan total P.
Tekanan uap jenuh (atau dengan singkat disebut tekanan jenuh) air disefinisikan
sebagai tekanan parsial maksimum yang dapat diberikan oleh uap air pada temperatur
tertentu dalam campuran air dan uap air. Bila terdapat lebih banyak uap air, semua air
tidak dapat bertahan di uap dan sebagian akan mengembun.

Latihan 6.3 Hukum tekanan parsial


Sebuah wadah bervolume 3,0 dm 3 mengandung karbon dioksida CO2 pada tekanan 200
kPa, dan satu lagi wadah bervolume 1,0 dm 3 mengandung N2 pada tekanan 300 kPa. Bila
kedua gas dipindahkan ke wadah 1,5 dm 3. Hitung tekanan total campuran gas. Temperatur
dipertahankan tetap selama percobaan.
Jawab: Tekanan parsial CO2 akan menjadi 400 kPa karena volume wadah baru 1/2 volume
wadah sementara tekanan N2 adalah 300 x (2/3) = 200 kPa karena volumenya kini hanya
2/3 volume awalnya. Maka tekanan totalnya 400 + 200 = 600 kPa.

Gas ideal adalah gas yang memenuhi syarat atau asumsi-asumsi sebagai berikut

1. Gas ideal terdiri dari partikel-partikel(atom-atom maupun molekul-molekul) dalam


jumlah yang banyak sekali.
2. Ukuran partikel gas sangat kecil dibanding dengan bejana sehingga dapat diabaikan
3. Setiap partikel gas selalu bergerak dengan arah sembarang (acak)
4. Partikel gas terdistribusi merata pada seluruh ruangan dalam bejana
5. pada partikel gas berlaku hukum hukum Newton 2 dan 3 tentang gerak
6. setiap
tumbukan
antar partikel
dengan
dinding terjadi
tumbukan lenting sempurna
Berikut adalah contoh soal dai materi mengenai gas atau lebih tepatnya gas ideal.

Jawab :
2PbS + 3O2

2SO2 + 2P2O

PV = nRT
2 . 228 = n . 0,082 . 493
n=

456
40,426

= 11,28

2PbS + 3O2
M
R
S

2SO2 + 2P2O

11,28 10,18
10,18 10,18
1,10
n PbS
= n SO2
1,10

V SO 2
22,4

V SO2 = 1,10 x 22,4 = 24,64 L

Jawab :
2. 2 NH3 + 2 O2
S
1,59
1,80
b 1,59
1,59
s
0,21

n=

m
Mr

NO + 3 H2O
0,795

m = 0,795 . 30,00614 = 23,85 gr

DAFTAR PUSTAKA

SOAL DAN PEMBAHASAN PBL 2


1.Apakah yang dimaksud dengan smog? Sebutkan jenisnya dan jelaskan !
Jawaban :
Smog adalah asap penyebab polusi yang dihasilkan dari proses reaksi
kimia diudara.
Ada 2 jenis smog, yaitu asap fotokimia dan asap industri.
1. Asap fotokimia memerlukan sinar matahari untuk bereaksi
sehingga menghasilkan polutan, diantaranya nitrogen oksida
dan ozon
2. Asap industri atau asap london terjadi di daerah dimana batu
bara yang mengandung sulfur dibakar dan mengjasilkan produk
sulfur dioksida yang tidak di inginkan.
Persamaannya sebagai berikut :
N2 (g) + O2(g)
NO(g)
NO(g) + O2
NO2(g)

2. Tuliskan persamaan reaksi dalam pembuatan smog !


Jawaban :
Proses pembuatan kabut fotokimia
a. N2(g) +O2(g)
NO(g)
Gas nitrogen yang di hasilkan dari kendaraan bereaksi
dengan oksigen menghasilkan gas Nitrogen Oksida.
b. NO(g) +O2(g)
NO2(g)
Kemudian gas NO ini bereaksi dengan oksigen dalam udara
menghasilkan gas NO2 yang dapat menyebabkan iritasi
pada mata dan kerusakan pada saluran pernapasan
c. NO2(g) cahaya matahari NO(g) + O(g)
Ketika molekul NO2 terkena sinar matahari,maka dia
berubah menjadi molekul NO dan atom oksigen.
d. O(g) + O2(g)
O3(g)
Atom oksigen sangat reaktif ketika bereaksi dengan
molekul oksigen di udara, sehingga menghasilkan ozon
(O3).
3. suatu persamaan reaksi kimia harus selalu disetarakan. Hal ini
untuk memenuhi hukum kekekalan masa yang dikemukakan oleh
Lavoisier. Jelaskan hukum ini dan berikan contohnya dengan jelas!
Jawaban : Hukum Kekekalan Massa diikemukakan oleh Antonie
Laurent Lavoisier (1770) , berbunyi : Massa zat-zat yang sebelum
dan sesudah reaksi tidak berubah, artinya jika terdapat sejumlah
massa zat x sebagai pereaksi, maka sejumlah zat tersebut tidak
berubah setelah reaksi selesai. Massa dapat berubah bentuk tetapi
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses
kimiawi didalam suatu sistem tertutup , massa dari reaktan harus
sama dengan massa produk.
Misalkan dari persamaan berikut :

2Cu(s) + O2(g)

2CuO(S)

Jika berat Cu semula 32 g dan CuO yang terbentuk 40 g berapa berat O 2


yang bereaksi.
Jawab :
Menurut hukum kekekalan massa dalam reaksi kimia tidak terjadi
perubahan massa. Oleh karena itu O2 yang bereaksi adalah...
40 g 32 g = 8 g

4. dari teks ditemukan beberapa pearsamaan reaksi. Tuliskan


kembali dan setarakan!
Jawaban :

N2(g) +O2(g)
2NO(g) +O2(g)
NO2(g)
O(g) + O2(g)
2SO2(g) + O2(g)

2NO(g)
2NO2(g)
NO(g) + O(g)
O3(g)
2SO3(g)

5. dari teks jika dicermati disebut sebut istilah hujan asam. Apakah
yang dimaksud hujan asam?
Jawaban :
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH
dibawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit dibawah
6) karena karbondioksida (CO2) diudara yang larut dengan air hujan
memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asamdalam hujan ini
sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam
tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Hujan asam
disebakan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam
bahan bakar fosil setara nitrogen di udara yang bereaksi dengan air
untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut
sehinggu jatuh bersama air hujan.
6.tuliskan persamaan persamaan reaksi yang lengkap dan setara
yang terlibat dalam proses hujan asam!
A. S(g) + O2(g)

SO2(g)

B. 2SO2(g) + O2(g)

2SO3(g)

C. SO3(g) +H2O(g)

H2SO4(aq)

7. jika diperhatikan reaksi pembentukan hujan asam berlangsung


secara bertahap, tuliskan reaksi total dari pembentukan hujan
asam, kemudian tentukan senyawa yang merupakan intermediet
daeri reaksi total?
Pembentukan asam sulfat H2SO4

Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan O2 melalui


reaksi photo katalitik di atmosfer, akan membentuk asamnya
SO2 + OHHSO2
HSO3 + O2
HO2 + SO3
SO3(g) + H2O
HSO4
Lalu apabila diudara terdapat NO maka radikan hidroperoksil
(HO2)
Yang terjadi pada salah satu reaksi diatas akan bereaksi
kembali seperti
NO2 + OH
HNO3
Pada siang hari terjadi reaksi fotokatalistik antara gas NO2
dengan radikal hidroksil
NO2 + OH
HNO3
Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara NO2 dengan
ozon
NO2 + O3
NO3 + O2
NO2 + NO3
N2O5
N2O5 + H2O
2HNO3
Senyawa intermediet = asam sulfat (HSO4)

8. jelaskan pengaruh hujan asam bagi lingkungan biotik dan


abiotik?
Jawaban :
Pengaruh hujan asam bagi lingkungan biotik dan abiotik

Danau kelebihan zat asam yang akan mengakibatka


sedikitnya spesies yang bertahan didalamnya. Jenis plankton
dan invetebrata merupakan makhluk paling pertama akibat
pengaruh pengasaman yang akan mati dan merusak
keseimbangan ekosistem danau.
Pada tanah akan menghilangkan nutrisi yang dibutuhkan dari
tanah. Deposisi asam juga dapat membebaskan senyawa
senyawa beracun ditanah seperti aluminium dan merkuri.
Merusak keseimbangan ekosistem yang dapat mengganggu
hidup bagi hewan, tumbuhan bahkan aktivitas manusia.

9. buktikan bahwa senyawa NO dan NO2 memenuhikonsep hukum


perbandingan berganda, yang dikemukakan oleh dalton. Jelaskan
terlebih dahulu tentang konsep hukum perbandingan berganda!
Jawaban :
Hukum perbandingan berganda yaitu jika kedua unsur dapat
bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, maka massa dari
unsur yang pertama dengan suatu massa tetap dari unsur yang
kedua, akan berbanding sebagai bilangan bulat yang kecil.
Nitrogen dapat membentuk 2 senyawa stabil dengan oksigen yaitu
NO dan NO2 . Suatu atom nitrogen bergabung dengan satu atom
oksigen dalam NO dan satu atom nitrongen bergabung dengan dua
atom oksigen dalam NO dan NO2 adalah 1:2, hasil ini sesuai dengan
hokum perbandingan berganda.

10. Ozon dapat bereaksi dengan Nitrogen Monoksida yang


diemisikan oleh pesawat jet diudara sehingga membentuk Nitrogen
dioksida dan oksigen. Jika 0,740 gram ozon bereaksi dengan 0,670
NO. Berapa gram NO2 yang akan dihasilkan ? manakah yang
merupakan pereaksi pembatas, hitung juga zat sisa pada akhir
reaksi!

O3

NO

NO2

O2

0,015

0,022

0,015

0,015

0,015

0,015

0,015

0,007

0,015

0,015

Gram NO2 = n x Mr
= 0,015 x 46,0055
= 0,69 gram
Mol O3

0,74
47,998

= 0,0154 mol

0,67
Mol NO = 30,0061 =0.0223 mol
Pereaksi pembatasnya O3, karena mol nya paling kecil ketika dibagi
dengan koefisiennya.
Jumlah mol zat akhir : n NO2 + n O2 + n NO
= 0,015 + 0,015 + 0,007
= 0,037 mol
11. nitrogen oksida bereaksi dengan gas oksigen membentuk gas
nitrogen dioksida gas cokelat gelap. Dalam suatu percobaan 0.886
mol gas NO dicampur dengan 0.503 mol O2 . Hiitung jumlah NO2
yang dihasilkan? Manakah yang merupakan reaktan pembatas!
2 NO

2 NO2

0,886

0,503

0,886

0,443

0,886

0,06

0,886

Pereaksi pembatas adalah NO, karena mol nya paling kecil ketika
dibagi dengan koefisien reaksinya.

mol NO
X koef NO 3
koef NO

Sehingga untuk mendapat NO2

0,886
X 2=0,886
2

12. baik gas NO dan gas NO2 sesungguhnya merupakan senyawa


intermediet dalam proses oswald yaitu proses produksi asam nitrat
secara industri
NH3(g) + O2(g)

NO(g) + H2O(g)

NO(g) + O2(g)

NO2(g)

NO2 (g)

HNO3 (aq) + HNO2(aq)

H2O(l)

13. sertarakanlah persamaan-persamaan diatas!


4NH3(g) + 5O2(g)
2NO(g) + O2(g)
2NO2 (g)

H2O(l)

4NO(g) + 6H2O(g)
2NO2(g)
HNO3 (aq) + HNO2(aq)

14. tuliskan reaksi total dari reaksi diatas!


4NH3(g) + 6O2(g)

HNO3 (aq) + 2NO + 5H2O(g) + HNO2(aq)

15. jika akan di produksi 1,00 ton HNO3 ( 1 ton = 52000 pound =
5453,6 gram). Berapakah massa NH3 (dalam gram ) yang
dibutuhkan !
4NH3(g) + 6O2(g)

HNO3 (aq) + 2NO + 5H2O(g) + HNO2(aq)

m N H3
4
tonmol=
63
2

m NH3 =

4 x 17
ton = 306094120,63 gram
63

SOAL DAN PEMBAHASAN PBL 3


1

Gas sulfur dioksida juga merupakan hasil samping dari industri


pengolahan bijih tembaga. Gas sulfur dioksida terutama diemisikan
pada tahap pemanggangan Bijih tembaga kalkosit, tembaga (I)
sulfida, dengan gas oksigen menghasilkan tembaga (I) oksida.
a
Tuliskan persamaan reaksi yang lengkap dan setara tahap
pemanggangan kalkosit
b Berapa mol gas sulfur dioksida yang dihasilkan dari 10 mol
tembaga (I) sulfida!
c Berapa mol gas oksigen yang
dibutuhkan
untuk
memanggang 10 mol tembaga (I) sulfida!
d Berapa gram tembaga(I) oksida yang dihasilkan dari 10 mol
tembaga (I) sulfida!
Jawaban :
2Cu2S

10 mol

10 mol

+ 3O2

2Cu2O

15 mol

+ 2SO2

10 mol

15 mol

10 mol

Berdasarkan perhitungan, mol SO2 =

Begitu pula untukmencari mol O2

2
x 10 mol
2

koefisien ditanya
koefisiendiketahui ( peraksi pembatas)

10 mol

koefisien ditanya
koefisiendiketahui( peraksi pembatas)

x mol diketahui
=

10 mol

= 10 mol

=
x mol diketahui

3
x 10 mol
2

= 15 mol

mol Cu2O =

2
x 10 mol
2

= 10 mol , sehingga

massa Cu2O adalah:


gram = n x Mr Cu2O
= 10 x 143,08
= 1430,8 gram
2

Gas sulfur dioksida jika bereaksi dengan air dapat membentuk


asam sulfat
a Tuliskan tahap-tahap reaksi kimia yang setara dan lengkap
pembentukan asam sulfat
b Tuliskan sifat-sifat fisik dan kimia asam sulfat
c Apa kegunaan asam sulfat dalam kehidupan sehari-hari dan
industri
d Asam sulfat pekat biasanya memiliki konsentrasi 98% w/w
dengan densitas 1,8 g/mL. Hitunglah molaritas dan
normalitas asam sulfat pekat
e Berapa mL, asam sulfat pekat yang harus diambil untuk
membuat larutan asam sulfat 6 M sebanyak 2 liter
f Jika akan dibuat larutan asam sulfat dengan konsentrasi 1 M
dari larutan asam sulfat pada point e. Hitunglah dan jelaskan
cara pembuatannya
g Hitunglah jumlah mol asam sulfat dalam larutan asam sulfat
1 M sebanyak 2 L
h Hitunglah jumlah gram asam sulfat dalam larutan asam
sulfat 1 M sebanyak 2 L
i Hitunglah volume asam sulfat 1 M yang dibutuhkan untuk
bereaksi sempurba dengan 12,5 gram natrium karbonat.
Tuliskan persamaan reaksi yang lengkap dan setaranya
j Berapakah volume larutan NaOH 0,5 M yang dibutuhkan
untuk menetralkan larutan asam sulfat 1 M sebanyak 500 mL
Jawaban :
A. SO2 + O2
SO3
SO3 + H2O
H2SO4
B. Sifat fisik
Titik leleh =10
Titik didih = 290

Tekanan uap = 1 mmHg (146

Berat molekul =98,08g g/gmol


Sifat kimia
Dengan basa membentuk garam dan air reaksi
H 2SO4 + 2NAOH

C 2H5OC2H5 + H2O

Dengan alcohol membentuk eter dan air


Reaksi : 2C 2H5OH + H2SO4

C2H5OC2H5 + H2O +

H2SO4
C. Bahan pembuat isi aki dan bahan pembuat pupuk
D. M= 10 x 1.8 x98 =17,99 M
98.07754

1,8 x 98
100

n=

= 0.018

N= 17,99 x 0.018 = 0,32


e. 6MH 2SO4= 2lt
V1 x 17,99 = 2.6
V1=

12
17.99

= 0.66704

= 667,04
f.
g. n = M x V
= 1 x 2 = 22
H. n = 2 mol
m = 2 x 98.07754
= 196,16 gr
i. H2SO4 + Na2CO2

H2CO3 + Na2SO4

j. a . Va . Ma = b . Vb . Mb
2 . 500 . 1 = 1 . V NaOH . 0,5
V NaOH= 200 mL
3

1. N2(g) + O2(g)
2. NO(g) +

1
2 O2(g)

3. NO2(g)
4.

1
O
2

5. s

(g)

2NO2(g)
NO2
NO(g) +

2(g)

+ O2(g)

+ o2(g)

6. so2(g) +

1
2

1
2 O2(g)
O3(g)

so2(g)
02(g)

SO3(g)

7. so3(g) + H2O(l)
4
5

Dari teks di atas dapat diidentifikasi beberapa reaksi redoks.


Tuliskan reaksi-reaksi redoks tersebut dan buktikan!
Selain reaksi redoks, dikenal juga reaksi asam basa, reaksi
pengendapan, dan reaksi kompleks. Jelaskan masing-masing reaksi
tersebut beserta contohnya masing-masing minimal 5 contoh!
ReaksiAsamBasa
Reaksiasambasaadalahreaksiantaraasamdanbasa
yang
menghasilkangaramdan air
Contoh :
NaOH + HClNaCl + H2O
CH3COOH + HNO
CH3CONO3 + H2O
H2SO4 + Mg(OH)
MgSO4 + 2H2O
KOH + HClO4
KClO4 + H2O

HF + LiOHLiF + H2O
ReaksiPengendapan
Reaksi pengendapan adalah reaksi yang salah satu produknya
membentuk endapan karena zat tersebut sukar larut dalam air atau
pelarutnya.
AgNO3 + HCl

AgCl + HNO3

Pb(CH3COO)2 + H2S

PbS + 2CH3COOH

BaCl2 + Na2SO4

BaSO4 + 2NaCl
Ag2S + 2H+

2Ag + H2S
Ca5(PO4)3OH + F-

Ca5(PO4)3F + OH-

ReaksiKompleks
ReaksiKomlpleksadalahreaksi
yang
melibatkan
ion-ion
kompleksdalamreaksireaksinya, misalnyapembentukan ion-ion kompleks .
Contoh : Cd2+ +NH3

Cd(NH3)2+
Cu(NH3) 42+ + 4H2O

Cu(H2O) + 4NH3
(Co(H2O)6)2+ + 6NH3

(Co(NH3)6)2+ + 6 H2O

[Co(NH3)5Cl]2+ + [Cr(H2O)6]2+ +

291,4
760

Torr

Psi=

Pascal=

x 760 = 291,4 atm

291,4
760

x 14,7 = 5,636 psi

291,4
960

x 101325 = 38850 pa

d Kpa =
Ahli kimia udara memepelajari reaksi gas polutan SO 2 dengan
mencampurkan gas SO2 dan O2 dalam wadah 2 L pada suhu 900 K
dan tekanan mula-mula 1,95 atm. Ketika reaksi terjadi, terbentuk
gas SO3
dan tekanan turun menjadi 1,65 atm. Berapakah mol
gas SO3 yang terbentuk?
Jawab v= 2lt
T= 900 k
P = 1,95 atm
P` = 1.65 atm
SO2 + o2
so3

1,95
1,65

0,05
n2

Larutan asam sulfit dapat dibuat dengan melarutkan 0,200 L gas


sulfur dioksida pada 20oC dan 740 mmHg dalam air sehingga
menghasilkan 500 mL larutan. Larutan asam yang dihasilkan
ternyata membutuhkan 10,0 mL larutan NaOH untuk mencapai titik

ekivalen titrasi. Hitunglah molaritas larutan natrium hidroksida


tersebut?
Jawab
So2 + H2O
H 2so3
0.08

0.08

0.08

Nh2so3 = 0.08
VH2SO3 = 500 ml
M=

0.08
0.5

= 0.16 M

Asam sulfat berlebih bereaksi dengan 15 gran fluorit (CaF 2)


menghasilkan gas hidrogen yang dikumpulkan pada 744 torr dan
25,5oC dengan padatan kalsium sulfat sebagai produk samping.
Berapakah temperatur gas yang diperlukan untuk menyimpan gas
dalam tabung ukuran 8,63 L pada tekanan 875 torr?
9 In a certain experiment, magnesium boride (Mg3B2) reacted with acid
to form a mixture of four boron hydrides (BxHy), three as liquids
(labeled I, II, and one as a gas III)
(a) When a O. I OOO-g sample of each liquid was transferred to an
evacuated 750.0-mL container and volatilized at 70.00C, sample I
had a pressure of 0.0595 1 atm, sample II 0.07045 atm, and sample
III 0.05767 atm. What is the molar mass of each liquid?
(b) The mass of boron was found to be 85.63% in sample I, 8 1 .
10% in II, and 82.98% in III. What is the molecular formula of each
sample?
10 Ahli kimia lingkungan mengambil sampel gas buang dari pabrik
pembakaran batu bara dan mengumpulkan campuran gas CO 2-SO2H2O dalam 21 Liter tangki hingga tekanan mencapai 850 torr pada
suhu 45oC
a Berapa mol gas yang dikumpulkan
b Jika konsentrasi gas SO2 dalam campuran 7,95 x 103 ppmv.
Hitung tekanan parsial!
Jawab:
V = 21lt
P = 1.12 atm
T = 318K
a. n =

n=

1,12 x 21
=0,9mol
0.082 x 318

SOAL DAN PEMBAHASAN PBL 4

1.

Jawab :
1. 2PbS + 3O2

2SO2 + 2P2O

PV = nRT
2 . 228 = n . 0,082 . 493
n=

456
40,426

= 11,28

2PbS + 3O2
M
R
S

2SO2 + 2P2O

11,28 10,18
10,18 10,18
1,10
n PbS
= n SO2
1,10

V SO 2
22,4

V SO2 = 1,10 x 22,4 = 24,64 L


2.

Jawab :
2. 2 NH3 + 2 O2
S
1,59
1,80
b 1,59
1,59
s
0,21
n=

4.

m
Mr

NO + 3 H2O
0,795

m = 0,795 . 30,00614 = 23,85 gr

Jawab :
4. Diketahui :

V = 1,5 x 103 m3 = 15.105 dm3 = 15.105 L


T = 298 K
P = 1 atm
XCO 2 = 0,4896
XCO = 0,0146
XH 2O = 0,3710
XSO 2 = 0,1185
XS 2 = 0,0003
XH 2 = 0,0047
XHCl = 0,0008 HCl
XH 2S = 0,0003

Ditanya :

V = ? (setiap gas yang dihasilkan)

Jawab : n =

PV
RT

1atm . 15.105 L
atm . L
0,082.
.298 K
mol . K

15.105
24,4658 mol

= 0,613.105
nCO2 = nt. XCO2
= 0,613,105 x 0,4896
= 0,3 . 105 mol
VCO2

nRT
P
0,3.105 mol . 0,0821

atm . L
. 198 K
K . mol

1atm

= 7,34.105 L (perhari)
= 7,34 .105 L x 365 = 26.791.104 L (pertahun
nCO2

= nt .XCO
= 0,613.105 x 0,0146

= 8,95.102 mol
VCO

n. RT
P
8,9.102 mol .0,0821

atm . L
. 298 K
K . mol

1 atm

= 21896,891 L (perhari)
H 2O

= nt . XH2O
= 0,613.105 x 0,3710
= 0,227 . 105 mol

VH2O =

n RT
P
5

0,227.10 mol . 0,0821


=

nSO2

atm . L
. 298 K
K . mol

1atm

= 5,554.105 L (perhari)
= 5,554.105 x 365 = 2027,21 .105 (pertahun)
= nt. XSO2
= 0,613 .105 x 0,1185
= 0,0726.105 mol

VSO2 =

n. R . T
P
5

0,0726.10 mol . 0,0821


=

atm . L
.298 K
k .mol

1 atm

= 1,776.105 L (perhari)
= 1,776.105 x 365 = 648,24.105 L (pertahun)
nS2

= nt x XS2
= 0,613.105 x 0,0003
= 18,39 mol

VS2

n. R . T
P

atm. L
.298 K
k . mol
1 atm

nH2

=
=
=
=
=

449,93 L (perhari)
449,93 L x 365 = 164.224,45 L (pertahun)
nt x XH2
0,613.105 . 0,0047
288,11 mol

VH2

18,39 mol . 0,0821

n. R . T
P

288,11 mol .0,0821


=

atm . L
.298 K
k . mol

1 atm

= 7048,84 L (perhari)
= 7048,83 L x 365 = 2.572.826,6 L (pertahun)
nHCl = nt x XHCl
= 0,613.105 . 0,0008
= 49,04 mol
VHCl =

n. R . T
P
atm . L
.298 K
k . mol
1 atm

49,04 mol . 0,0821


=
=
=
nH2S =
=
=
VH2S =

1199,8 L (perhari)
1199,8 L x 365 = 437.927 L (pertahun)
nt x XH2S
0,613.105 . 0,0003
18,39 mol

n. R . T
P
atm. L
.298 K
k . mol
1 atm

18,39 mol . 0,0821


=

= 449,93 L (perhari)
= 449,93 L x 365 = 164.224,45 L (pertahun)
5.

Jawab :
5. Dik :

T = 250 K
P = 1,0 x 10-3 atm
V=1L

Dit :

N?

Jawaban :

PV = NKT
N=

103 .1
250 . 1,38 x 1023

N = 2,9 x 1017
6.

Jawab :
6.

2 NO+ O2

2 NO2

P . V = n . R. T

n=

PV
RT

0,005 atm . 4000 L


atm L
0,082
298 K
mol K

2000
24,46 /mol

= 0,08176 mol
Mol total

= n NO + n O2
= 0,08176 mol + 0,08176 mol = 0,1634 mol

P tot . V tot

ntot . R .T
vtot

n. NO 2
n. NO 2

atm . L
..298 K
mol . K
6000 L

0,163mol .0.082
=

0663 atm
NO2

2.0,0817
2.0,0817

=1

P NO2 = XNO2 .Ptotal


atm = 0,6663 atm

= 1. 0,6663

= 0,6663 atm x 1,01325

atm

= 0,6751 bar

= 0,6663 atm x 101,325

kpa
atm

= 67,178 kpa

= 0,6663 atm x 14,7

Psi
atm

= 9,794 Psi

7.

Jawab :
7. zat oksidasi
4 NH3 + 5 O2
oksidasi

4 NO-2 + 6 H2O

reduksi
2 NO2 + O2
oksidasi

2 NO2
reduksi

3 NO2 + H2O

2 HNO3 + NO

oksidasi

b. 4 NH3 + 5 O2
2 NO + O2
3 NO2 + H2O

reduksi

4 NO + 6 H2O
2 NO 2
2 HNO3 + NO

4 NH3 + NO2 + 6 O2

Mol NH3 =

3 x 104
63

1
4

3NO + 2HNO3 + 5 H2O

238,095

Massa

= 238,095 kmol
= 17952,38
= 16190,46 kg

8.

1 mol HNO 3

= 476,19 kmol
= 952,38 kmol

476,19
2

mol NHO 3

Jawab :
8 . M1V1 M2V2
a. konsentrasi HNO3 = 0,00539 mol
M1.30 = 0,0502 x 3,22
M 1=

0,0502 x 3,22
30
0,16164
30

= 0,00539 mol

b. M1 x 50 = 0,0502 x 30
0,00539 x 50 = 0,0502 x 30
Mol berlebih

= (0,0502 x 30 ) (0,00539 x 50)


= 1,506 0,2695
= 1,2365 ml

Mol berlebih NaOH

mol berlebih
1,2365
=(
)=
2V
80
= 0,01546 ml

9.

Jawab :
9. S + O2

SO2

m SO2 = 26 juta ton


n
mS

26 juta ton
64

= n . S . Mr

= 0,40625 juta ton mol

= 0,40625 . 32
= 13 jt ton

10.

Jawab :
10. 2 NH3 + H2SO4

(NH4)2SO4

m (NH4)2SO4 = 1 x 105 kg = 108 g


n=

gr
mr
108
132

7,57 x 105 mol

3 NH3
+
H2SO4
m 15,14
7,57 . 105
b 7,57 . 105 7,57 . 105
s 7,57 . 105
n=

(NH4)2SO4
7,57 . 105

gr
mr

15,14 . 105

gr
17

gr = 257,3 . 10 5 gr
m = 257,3 .10 2 kg
11. FeTiO3 + H2SO4
TiO2 + FeSO4 + H2O
3
8 x 10 Kg
3,67 x 103 Kg
Hasil =

3,67 x 103
x 100
3
8 x 10

= 45,88 %

12
.

Jawab : a. mis larutan = 100 ml

70
100

mL HNO3 =

x 100 mL

= 70 mL

1,41 =

m
V

m
70

m = 70 x 1,41
= 98,7 kg
b.n =

M=

g
Mr
98,7
63
1,57
7 .102

a. H2SO4
mis = 100 mL
M=

n
V

18,3 =

n
0,1

n = 1,83 mol
b. M =

x 10 x massa
Mr

= 1,57 mol

= 22,38 M

18,3 =

1,84 x 10 x gr
98
18,4 x gr
98

18,3 =

179,34 = 18,4 x gr
gr =

179,34
18,4

= 97,46 gr

Anda mungkin juga menyukai