Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karuniaNya laporan ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan
sebaik-baiknya.
Laporan ini berisi tentang rangkuman materi serta pembahasan
soal Problem Based Learning (PBL) dari 2 hingga 4. Laporan ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya laporan ini.
Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menjadi bahan introspeksi penulis kedepannya dalam menulis laporan
lainnya. Semoga laporan ini dapat di pergunakan sebagaimana mestinya
dan bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR ISI
HAL
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR...................................................................................................
...i
DAFTAR
ISI..................................................................................................................
ii
PENDAHULUAN..............................................................................................
............1
Latar
belakang.......................................................................................................
.....1
Tujuan...........................................................................................................
..............1
Rumusan
masalah.......................................................................................................
1
BAB
I
HUKUM
KIMIA.......................................................................................2
DASAR
BAB
II
KONSEP
MOL....................................................................................................
BAB
III
STOIKIOMETRI...............................................................................................
..
BAB
IV
REAKSI
KIMIA
LARUTAN.....................................................................
DALAM
BAB
V
GAS...............................................................................................................
....
PENUTUP........................................................................................................
............
Kesimpulan...................................................................................................
..............
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dengan diadakannya program belajar mengajar baru yang di
terapkan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yaitu Problem Based
Learning, menuntut mahasiswa untuk aktif didalam maupun diluar kelas,
baik bekerja dalam tim maupun aktif berpendapat dikelas, serta untuk
meningkatkan kreatifitas siswa dalam menjawab soal dan tantangan dari
dosen pengajar.
Laporan ini dibuat berdasarkan materi soal dari PBL 2 sampai
dengan 4 yang telah kami klasifikasikan kedalam 5 Bab. Hukum dasar
kimia, konsep mol, stoikiometri, reaksi kimia dalam larutan dan gas.
Tujuan dibuatnya laporan ini yaitu untuk merangkum,
mengklasifikasikan dan melaporkan materi PBL yang telah kami kerjakan
dan pelajari dalam kelompok sesuai dengan kapasitas Bab yang ada pada
mata kuliah Kimia Dasar semester 1.
BAB I
HUKUM DASAR KIMIA
Massa Garam
2 gram
1,5 gram
2,5 gram
Massa Natrium
0,786 gram
0,59 gram
0,983 gram
Massa Klorida
1,214 gram
0,91 gram
1,517 gram
Massa Na : Cl
1 : 1,54
1 : 1,54
1 : 1,54
Sebagaimana ditunjukkan
dalam perhitungan
di
atas, bahwa
perbandingan massa Na terhadap Cl ternyata tetap, yaitu 1 : 1,54. Jadi,
senyawa tersebut memenuhi hukum Proust
C. Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)
Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsure
unsure yang dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa. Salah
seorang di antaranya adalah John Dalton (1766 1844). Dalton
mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait dengan perbandingan
massa unsur-unsur dalam suatu senyawa. Untuk memahami hal ini,
perhatikan tabel hasil percobaan reaksi antara nitrogen dengan oksigen
berikut.
Tabel 3.7 Reaksi Antara nitrogen dan Oksigoen
Jenis Senyawa
Massa
Nitrogen Massa
Oksigen Massa Senyawa
Yang Direaksikan Yang Direaksikan
Yang Terbentuk
1,00 gram
1,00 gram
1,875 gram
2,75 gram
BAB II
KONSEP MOL
Mol adalah satuan jumlah seperti halnya lusin. Bila 1 lusin sama
dengan 12 buah, maka 1 mol sama dengan 6,02 x 10 23 buah. Bilangan
6,02 x 1023 selanjutnya disebut bilangan Avogadro dan diberi lambang L.
Mol dapat pula dihubungkan dengan massa (gram).
MO
L
Jumlah partikel (P)
Mol =
jumlah partikel
6,02 x 1023
Massa ( gram)
Mol =
gram
Ar atau Mr
BAB III
STOIKIOMETRI
Stoikiometri merupakan ilmu yang mempelajari perhitungan dalam
reaksi kimia.
3.1 Stoikiometri umum
A. Massa Atom Relatif dan Masa Molekul Relatif
Massa Atom Relatif (Ar) suatu unsur dan Massa Molekul Relatif (Mr)
suatu senyawa didasarkan pada massa atom isotop C-12. Hal ini
didasarkan karena isotop C-12 adalah isotop yang paling stabil. Ar dan Mr
dirumuskan sebagai berikut.
Massa satuatom X
1
X Massa atomC12
12
Ar X =
Mr XY =
Massa satumolekul XY
1
X Massa satu atom C12
12
Data yang
diketahui
Mol yang
diketahui
Mol yang
ditanya
Persamaan
reaksi
Cu2O + 2SO2
Jika diketahui ada 10 mol tembaga (I) sulfida, maka berapa mol gas SO 2 ?
Disini kita harus menentukan pereaksi pembatas, caranya lihat data yang
diketahui, yaitu 10 mol CuS ,maka :
2Cu2S
M
10 mol
10 mol
+ 3O2
2Cu2O
15 mol
10 mol
15 mol
10 mol
+ 2SO2
10 mol
10 mol
koefisien ditanya
koefisiendiketahui( peraksi pembatas)
x mol diketahui
=
2
x 10 mol
2
koefisi en ditanya
koefisiendiketahui ( peraksi pembatas)
= 10 mol
x mol diketahui
3
x 10 mol
2
mol Cu2O =
= 15 mol
2
x 10 mol
2
= 10 mol , sehingga
Pada subbab ini akan dibahas dua hukum dasar yaitu hukum
kekekalan massa dan hukum pebandingan tetap.
1. Hukum Kekekalan Massa
Dikemukakan oleh Antonie Laurent Lavoisier (1770) : Massa zatzat yang sebelum dan sesudah reaksi tidak berubah.
Misalkan : ( pada soal PBL 2 NO 2)
Pada persamaan reaksi berikut,
SO2 + O2
SO3 , jika disetarakan menjadi,
2SO2 + O2
2SO3
Maka massa sulfur pada saat sebelum bereaksi akan sama dengan
setelah reaksi. Begitu juga dengan massa oksigennya.
2. Hukum Perbandingan Tetap
Dikemukakan oleh Joseph Louis Proust (1799) : Massa unsur-unsur
yang membentuk suatu senyawa perbandingan massanya selalu
tetap . Salah satu kegunaan hukum perbandingan tetap adalah
untuk menentukan massa (atau persentase) unsur dalam senyawa.
Misalnya dalam senyawa AyBz :
Massa A =
y X Ar A
x massa A y B z
Mr A y B z
Massa B =
z x Ar B
x
Mr A y B z
massa AyBz
%A=
y x Ar A
x 100
Mr A y B z
%B=
z x Ar B
x 100
Mr A y B z
D. Rumus Kimia
1. Rumus Empiris
Rumus yang menyatakan perbandingan kecil atom-atom unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Cara menentukan rumus empiris sebagai berikut :
a. cari gram atau persen unsur-unsur penyusun senyawa
b. bagi dengan Ar masing-masing, sehingga diperoleh perbandingan
terkecil.
2. Rumus Molekul
Rumus yang menyatakan jumlah atom-atom unsur yang menyusun
suatu molekul senyawa.
n
V
, Dengan n = mol
V = volume dalam liter
x x 10
Mr
dengan
=densitas zat
, dengan N = Normalitas
M = Molaritas
n = mol
x x 10
=
Mr
1800 x 98 x 10
98
= 18000 M
V gas STP(liter)
22,4
jumlah partikel
6,02 x 1023
Mol =
Bila T dan P
diketahui
n
P
RT
V 1 V2
=
n 1 n2
VOLUME
10 . .
Mrt
Xt =
Xt =
Mrt
100
+
Mrt Mrp
1000
x
100 Mrt
Xt . Mrt
% = Xt Mrt+ ( 1Xt ) Mrp
x 100
Xt . Mrt
x 100
Xt Mrt+ ( 1Xt ) Mrp
Pengenceran Larautan
V1 M1 = V2
Keterangan : V1 : volume sebelum pengenceran
V2 : volume sesudah pengenceran
M1: konsentrasi sebelum pengenceran
M2: konsentrasi sesudah pengenceran
Pencampuran Larutan Sejenis :
V 1 M 1+V 2 M 2+
V 1+V 2+
2. fraksi mol
Mol suatu zat dibagi jumlah mol seluruh zat dalam larutan.
Xzat terlarut =
3. Molaritas
M=
1000 g
x
ml
Mr
mL = mililiter larutan
g = gram zat ter larut
Mr = Mr zat terlarut
4. molalitas
Jumlah mol zat terlarut dalam tiap kilogram pelarut
m=
1000 g
x
p
Mr
kg = kg pelarut
p = gram pelarut
g = gram zat terlarut
Mr = Mr zat terlarut
Gas adalah suatu fase benda dalam ikatan molekul, bisa berbentuk cairan, benda
padat, ikatan molekul akan terlepas pada suhu titik uap benda. Gas mempunyai kemampuan
untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan yang mengisi pada
besaran volume tertentu, gas selalu mengisi suatu volume ruang, mereka mengembang dan
mengisi ruang di manapun mereka berada.
Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan walaupun wujud ini merupakan
bagian tak terpisahkan dari studi kimia, bab ini terutama hanya akan membahasa
hubungan antara volume, temperatur dan tekanan baik dalam gas ideal maupun dalam
gas nyata, dan teori kinetik molekular gas, dan tidak secara langsung kimia. Bahasan
utamanya terutama tentang perubahan fisika, dan reaksi kimianya tidak didisuksikan.
Namun, sifat fisik gas bergantung pada struktur molekul gasnya dan sifat kimia gas juga
bergantung pada strukturnya. Perilaku gas yang ada sebagai molekul tunggal adalah
contoh yang baik kebergantungan sifat makroskopik pada struktur mikroskopik.
a. Sifat gas
Sifat-sifat gas dapat dirangkumkan sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi,
volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak
hingga kecilnya.
5.
Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.
6.
Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.
7.
Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan
mengembang.
8.
banyak
percobaan,
Boyle
mengusulkan
persamaan
(6.1)
untuk
menggambarkan hubungan antara volume V dan tekanan P gas. Hubungan ini disebut
dengan hukum Boyle.
PV = k (suatu tetapan) (6.1)
Penampilan grafis dari percobaan Boyle dapat dilakukan dengan dua cara. Bila P diplot
sebagai ordinat dan V sebagai absis, didapatkan hiperbola (Gambar 6.1(a)). Kedua bila V
diplot terhadap 1/P, akan didapatkan garis lurus (Gambar 6.1(b)).
(a)
Plot
hasil
percobaan;
tekanan
vs.
volume
(b) Plot hasil percobaan; volume vs 1/tekanan. Catat bahwa kemiringan k tetap.
lah
yang
kemudian
memplotkan
volume
gas
terhadap
temperatur
dan
mendapatkan garis lurus (Gambar 6.2). Karena alasan ini hukum Charles sering
dinamakan hukum Gay-Lussac. Baik hukum Charles dan hukum Gay-Lussac kira-kira
diikuti oleh semua gas selama tidak terjadi pengembunan.
Pembahasan
menarik
dapat
dilakukan
dengan
hukum
Charles.
Dengan
mengekstrapolasikan plot volume gas terhadap temperatur, volumes menjadi nol pada
temperatur tertentu. Menarik bahwa temperatur saat volumenya menjadi nol sekiatar
-273C (nilai tepatnya adalah -273.2 C) untuk semua gas. Ini mengindikasikan bahwa
pada tekanan tetap, dua garis lurus yang didapatkan dari pengeplotan volume V 1 dan
V2 dua gas 1 dan 2 terhadap temperatur akan berpotongan di V = 0.
Fisikawan
Inggris
Lord
Kelvin
(William
Thomson
(1824-1907))
megusulkan
pada
temperatur ini temperatur molekul gas menjadi setara dengan molekul tanpa gerakan dan
dengan demikian volumenya menjadi dapat diabaikan dibandingkan dengan volumenya
pada temperatur kamar, dan ia mengusulkan skala temperatur baru, skala temperatur
Kelvin, yang didefinisikan dengan persamaan berikut.
273,2 + C = K (6.2)
Kini temperatur Kelvin K disebut dengan temperatur absolut, dan 0 K disebut
dengan titik nol absolut. Dengan menggunakan skala temperatur absolut, hukum
Charles dapat diungkapkan dengan persamaan sederhana
V = bT (K) (6.3)
dengan b adalah konstanta yang tidak bergantung jenis gas.
Menurut Kelvin, temperatur adalah ukuran gerakan molekular. Dari sudut pandang ini, nol
absolut khususnya menarik karena pada temperatur ini, gerakan molekular gas akan
berhenti. Nol absolut tidak pernah dicapai dengan percobaan. Temperatur terendah yang
pernah dicapai adalah sekitar 0,000001 K.
Avogadro menyatakan bahwa gas-gas bervolume sama, pada temperatur dan tekanan
yang sama, akan mengandung jumlah molekul yang sama (hukum Avogadro; Bab 1.2(b)).
Hal ini sama dengan menyatakan bahwa volume real gas apapun sangat kecil
dibandingkan dengan volume yang ditempatinya. Bila anggapan ini benar, volume gas
sebanding dengan jumlah molekul gas dalam ruang tersebut. Jadi, massa relatif, yakni
massa molekul atau massa atom gas, dengan mudah didapat.
Gas ideal adalah gas yang memenuhi syarat atau asumsi-asumsi sebagai berikut
Jawab :
2PbS + 3O2
2SO2 + 2P2O
PV = nRT
2 . 228 = n . 0,082 . 493
n=
456
40,426
= 11,28
2PbS + 3O2
M
R
S
2SO2 + 2P2O
11,28 10,18
10,18 10,18
1,10
n PbS
= n SO2
1,10
V SO 2
22,4
Jawab :
2. 2 NH3 + 2 O2
S
1,59
1,80
b 1,59
1,59
s
0,21
n=
m
Mr
NO + 3 H2O
0,795
DAFTAR PUSTAKA
2Cu(s) + O2(g)
2CuO(S)
N2(g) +O2(g)
2NO(g) +O2(g)
NO2(g)
O(g) + O2(g)
2SO2(g) + O2(g)
2NO(g)
2NO2(g)
NO(g) + O(g)
O3(g)
2SO3(g)
5. dari teks jika dicermati disebut sebut istilah hujan asam. Apakah
yang dimaksud hujan asam?
Jawaban :
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH
dibawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit dibawah
6) karena karbondioksida (CO2) diudara yang larut dengan air hujan
memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asamdalam hujan ini
sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam
tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Hujan asam
disebakan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam
bahan bakar fosil setara nitrogen di udara yang bereaksi dengan air
untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut
sehinggu jatuh bersama air hujan.
6.tuliskan persamaan persamaan reaksi yang lengkap dan setara
yang terlibat dalam proses hujan asam!
A. S(g) + O2(g)
SO2(g)
B. 2SO2(g) + O2(g)
2SO3(g)
C. SO3(g) +H2O(g)
H2SO4(aq)
O3
NO
NO2
O2
0,015
0,022
0,015
0,015
0,015
0,015
0,015
0,007
0,015
0,015
Gram NO2 = n x Mr
= 0,015 x 46,0055
= 0,69 gram
Mol O3
0,74
47,998
= 0,0154 mol
0,67
Mol NO = 30,0061 =0.0223 mol
Pereaksi pembatasnya O3, karena mol nya paling kecil ketika dibagi
dengan koefisiennya.
Jumlah mol zat akhir : n NO2 + n O2 + n NO
= 0,015 + 0,015 + 0,007
= 0,037 mol
11. nitrogen oksida bereaksi dengan gas oksigen membentuk gas
nitrogen dioksida gas cokelat gelap. Dalam suatu percobaan 0.886
mol gas NO dicampur dengan 0.503 mol O2 . Hiitung jumlah NO2
yang dihasilkan? Manakah yang merupakan reaktan pembatas!
2 NO
2 NO2
0,886
0,503
0,886
0,443
0,886
0,06
0,886
Pereaksi pembatas adalah NO, karena mol nya paling kecil ketika
dibagi dengan koefisien reaksinya.
mol NO
X koef NO 3
koef NO
0,886
X 2=0,886
2
NO(g) + H2O(g)
NO(g) + O2(g)
NO2(g)
NO2 (g)
H2O(l)
H2O(l)
4NO(g) + 6H2O(g)
2NO2(g)
HNO3 (aq) + HNO2(aq)
15. jika akan di produksi 1,00 ton HNO3 ( 1 ton = 52000 pound =
5453,6 gram). Berapakah massa NH3 (dalam gram ) yang
dibutuhkan !
4NH3(g) + 6O2(g)
m N H3
4
tonmol=
63
2
m NH3 =
4 x 17
ton = 306094120,63 gram
63
10 mol
10 mol
+ 3O2
2Cu2O
15 mol
+ 2SO2
10 mol
15 mol
10 mol
2
x 10 mol
2
koefisien ditanya
koefisiendiketahui ( peraksi pembatas)
10 mol
koefisien ditanya
koefisiendiketahui( peraksi pembatas)
x mol diketahui
=
10 mol
= 10 mol
=
x mol diketahui
3
x 10 mol
2
= 15 mol
mol Cu2O =
2
x 10 mol
2
= 10 mol , sehingga
C 2H5OC2H5 + H2O
C2H5OC2H5 + H2O +
H2SO4
C. Bahan pembuat isi aki dan bahan pembuat pupuk
D. M= 10 x 1.8 x98 =17,99 M
98.07754
1,8 x 98
100
n=
= 0.018
12
17.99
= 0.66704
= 667,04
f.
g. n = M x V
= 1 x 2 = 22
H. n = 2 mol
m = 2 x 98.07754
= 196,16 gr
i. H2SO4 + Na2CO2
H2CO3 + Na2SO4
j. a . Va . Ma = b . Vb . Mb
2 . 500 . 1 = 1 . V NaOH . 0,5
V NaOH= 200 mL
3
1. N2(g) + O2(g)
2. NO(g) +
1
2 O2(g)
3. NO2(g)
4.
1
O
2
5. s
(g)
2NO2(g)
NO2
NO(g) +
2(g)
+ O2(g)
+ o2(g)
6. so2(g) +
1
2
1
2 O2(g)
O3(g)
so2(g)
02(g)
SO3(g)
7. so3(g) + H2O(l)
4
5
HF + LiOHLiF + H2O
ReaksiPengendapan
Reaksi pengendapan adalah reaksi yang salah satu produknya
membentuk endapan karena zat tersebut sukar larut dalam air atau
pelarutnya.
AgNO3 + HCl
AgCl + HNO3
Pb(CH3COO)2 + H2S
PbS + 2CH3COOH
BaCl2 + Na2SO4
BaSO4 + 2NaCl
Ag2S + 2H+
2Ag + H2S
Ca5(PO4)3OH + F-
Ca5(PO4)3F + OH-
ReaksiKompleks
ReaksiKomlpleksadalahreaksi
yang
melibatkan
ion-ion
kompleksdalamreaksireaksinya, misalnyapembentukan ion-ion kompleks .
Contoh : Cd2+ +NH3
Cd(NH3)2+
Cu(NH3) 42+ + 4H2O
Cu(H2O) + 4NH3
(Co(H2O)6)2+ + 6NH3
(Co(NH3)6)2+ + 6 H2O
[Co(NH3)5Cl]2+ + [Cr(H2O)6]2+ +
291,4
760
Torr
Psi=
Pascal=
291,4
760
291,4
960
x 101325 = 38850 pa
d Kpa =
Ahli kimia udara memepelajari reaksi gas polutan SO 2 dengan
mencampurkan gas SO2 dan O2 dalam wadah 2 L pada suhu 900 K
dan tekanan mula-mula 1,95 atm. Ketika reaksi terjadi, terbentuk
gas SO3
dan tekanan turun menjadi 1,65 atm. Berapakah mol
gas SO3 yang terbentuk?
Jawab v= 2lt
T= 900 k
P = 1,95 atm
P` = 1.65 atm
SO2 + o2
so3
1,95
1,65
0,05
n2
0.08
0.08
Nh2so3 = 0.08
VH2SO3 = 500 ml
M=
0.08
0.5
= 0.16 M
n=
1,12 x 21
=0,9mol
0.082 x 318
1.
Jawab :
1. 2PbS + 3O2
2SO2 + 2P2O
PV = nRT
2 . 228 = n . 0,082 . 493
n=
456
40,426
= 11,28
2PbS + 3O2
M
R
S
2SO2 + 2P2O
11,28 10,18
10,18 10,18
1,10
n PbS
= n SO2
1,10
V SO 2
22,4
Jawab :
2. 2 NH3 + 2 O2
S
1,59
1,80
b 1,59
1,59
s
0,21
n=
4.
m
Mr
NO + 3 H2O
0,795
Jawab :
4. Diketahui :
Ditanya :
Jawab : n =
PV
RT
1atm . 15.105 L
atm . L
0,082.
.298 K
mol . K
15.105
24,4658 mol
= 0,613.105
nCO2 = nt. XCO2
= 0,613,105 x 0,4896
= 0,3 . 105 mol
VCO2
nRT
P
0,3.105 mol . 0,0821
atm . L
. 198 K
K . mol
1atm
= 7,34.105 L (perhari)
= 7,34 .105 L x 365 = 26.791.104 L (pertahun
nCO2
= nt .XCO
= 0,613.105 x 0,0146
= 8,95.102 mol
VCO
n. RT
P
8,9.102 mol .0,0821
atm . L
. 298 K
K . mol
1 atm
= 21896,891 L (perhari)
H 2O
= nt . XH2O
= 0,613.105 x 0,3710
= 0,227 . 105 mol
VH2O =
n RT
P
5
nSO2
atm . L
. 298 K
K . mol
1atm
= 5,554.105 L (perhari)
= 5,554.105 x 365 = 2027,21 .105 (pertahun)
= nt. XSO2
= 0,613 .105 x 0,1185
= 0,0726.105 mol
VSO2 =
n. R . T
P
5
atm . L
.298 K
k .mol
1 atm
= 1,776.105 L (perhari)
= 1,776.105 x 365 = 648,24.105 L (pertahun)
nS2
= nt x XS2
= 0,613.105 x 0,0003
= 18,39 mol
VS2
n. R . T
P
atm. L
.298 K
k . mol
1 atm
nH2
=
=
=
=
=
449,93 L (perhari)
449,93 L x 365 = 164.224,45 L (pertahun)
nt x XH2
0,613.105 . 0,0047
288,11 mol
VH2
n. R . T
P
atm . L
.298 K
k . mol
1 atm
= 7048,84 L (perhari)
= 7048,83 L x 365 = 2.572.826,6 L (pertahun)
nHCl = nt x XHCl
= 0,613.105 . 0,0008
= 49,04 mol
VHCl =
n. R . T
P
atm . L
.298 K
k . mol
1 atm
1199,8 L (perhari)
1199,8 L x 365 = 437.927 L (pertahun)
nt x XH2S
0,613.105 . 0,0003
18,39 mol
n. R . T
P
atm. L
.298 K
k . mol
1 atm
= 449,93 L (perhari)
= 449,93 L x 365 = 164.224,45 L (pertahun)
5.
Jawab :
5. Dik :
T = 250 K
P = 1,0 x 10-3 atm
V=1L
Dit :
N?
Jawaban :
PV = NKT
N=
103 .1
250 . 1,38 x 1023
N = 2,9 x 1017
6.
Jawab :
6.
2 NO+ O2
2 NO2
P . V = n . R. T
n=
PV
RT
2000
24,46 /mol
= 0,08176 mol
Mol total
= n NO + n O2
= 0,08176 mol + 0,08176 mol = 0,1634 mol
P tot . V tot
ntot . R .T
vtot
n. NO 2
n. NO 2
atm . L
..298 K
mol . K
6000 L
0,163mol .0.082
=
0663 atm
NO2
2.0,0817
2.0,0817
=1
= 1. 0,6663
atm
= 0,6751 bar
kpa
atm
= 67,178 kpa
Psi
atm
= 9,794 Psi
7.
Jawab :
7. zat oksidasi
4 NH3 + 5 O2
oksidasi
4 NO-2 + 6 H2O
reduksi
2 NO2 + O2
oksidasi
2 NO2
reduksi
3 NO2 + H2O
2 HNO3 + NO
oksidasi
b. 4 NH3 + 5 O2
2 NO + O2
3 NO2 + H2O
reduksi
4 NO + 6 H2O
2 NO 2
2 HNO3 + NO
4 NH3 + NO2 + 6 O2
Mol NH3 =
3 x 104
63
1
4
238,095
Massa
= 238,095 kmol
= 17952,38
= 16190,46 kg
8.
1 mol HNO 3
= 476,19 kmol
= 952,38 kmol
476,19
2
mol NHO 3
Jawab :
8 . M1V1 M2V2
a. konsentrasi HNO3 = 0,00539 mol
M1.30 = 0,0502 x 3,22
M 1=
0,0502 x 3,22
30
0,16164
30
= 0,00539 mol
b. M1 x 50 = 0,0502 x 30
0,00539 x 50 = 0,0502 x 30
Mol berlebih
mol berlebih
1,2365
=(
)=
2V
80
= 0,01546 ml
9.
Jawab :
9. S + O2
SO2
26 juta ton
64
= n . S . Mr
= 0,40625 . 32
= 13 jt ton
10.
Jawab :
10. 2 NH3 + H2SO4
(NH4)2SO4
gr
mr
108
132
3 NH3
+
H2SO4
m 15,14
7,57 . 105
b 7,57 . 105 7,57 . 105
s 7,57 . 105
n=
(NH4)2SO4
7,57 . 105
gr
mr
15,14 . 105
gr
17
gr = 257,3 . 10 5 gr
m = 257,3 .10 2 kg
11. FeTiO3 + H2SO4
TiO2 + FeSO4 + H2O
3
8 x 10 Kg
3,67 x 103 Kg
Hasil =
3,67 x 103
x 100
3
8 x 10
= 45,88 %
12
.
70
100
mL HNO3 =
x 100 mL
= 70 mL
1,41 =
m
V
m
70
m = 70 x 1,41
= 98,7 kg
b.n =
M=
g
Mr
98,7
63
1,57
7 .102
a. H2SO4
mis = 100 mL
M=
n
V
18,3 =
n
0,1
n = 1,83 mol
b. M =
x 10 x massa
Mr
= 1,57 mol
= 22,38 M
18,3 =
1,84 x 10 x gr
98
18,4 x gr
98
18,3 =
179,34 = 18,4 x gr
gr =
179,34
18,4
= 97,46 gr