Anda di halaman 1dari 10

Contoh Penerapan Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan

Akibat)/ Ishikawa
Oleh Hendra Poerwanto

www.hendrakualitas.web.id
Terima kasih telah bersedia menuliskan alamat web ini sebagai sumber bacaan/
referensi
Perusahaan ABC bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan ini memproduksi sepatu
olahraga, karena begitu pesatnya pertumbuhan pasar sehingga memaksa perusahaan ini
menjaga kualitas agar tetap bisa bersaing dengan para pesaingnya. Namun pada kuartal akhir
tahun 2010 perusahaan ini mengalami penuruanan penjualan karena produk dinilai cacat oleh
distributor. Untuk mengatasi permasalahan ini, manajer produksi diminta menganalisa dan
mencari akar permasalahan sehingga banyak produk yang cacat, sehingga diharapkan
penjualan produk awal tahun 2011 bisa meningkat. Namun sebelum manajer produksi
melakukan analisa, sudah ada evaluasi yang menjelaskan bahwa banyaknya produk cacat
dikarenakan rendahnya kualitas bahan baku sepatu yang didapat. Manajer produksi, akhirnya
menetapkan ingin menggunakan Diagram Cause and Effect sebagai bahan pencari akar
penyebab dari masalah tersebut.
Langkah awal yang dilakukan adalah Manajer produksi menentukan Masalah yang terjadi.
Masalah yang muncul misalnya banyaknya produk cacat.
Langkah ke dua adalah menuliskan masalah tersebut pada kepala ikan yang merupakan
akibat atau effect.
Langkah ketiga, Manajer produksi menuliskan faktor faktor yang mungkin menjadi
penyebab utama masalah pada banyaknya produk cacat di akhir kuartal tahun 2010.
Dimisalnkan yang menjadi faktor penyebab utama masalah ini adalah :
a) Machine (Mesin)
b) Method (Metode atau proses produksi)
c) Material (Bahan baku)
d) Man power (Tenaga kerja)

Langkah Keempat. Pada tahap ini manajer produksi mencari penyebab penyebab sekunder
yang mungkin mempengaruhi penyebab utama. misalnya
a) Kemungkinan Penyebab masalah sekunder pada tulang Machine
i. Kerusakan Mesin
ii. Kesalahan Seting mesin produksi
b) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Method
i. Layout produksi
c) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Material
i. Kualitas bahan baku rendah
ii. Suplay barang baku
d) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Man Power
i. Kemampuan Tenaga kerja
ii. Kemampuan mandor

Pada langkah kelima, manajer produksi mencari penyebab penyebab tersier yang
mungkin bisa mempengaruhi penyebab penyebab sekunder. Jadi terjadi analisis lagi pada
tahap ini. Apabila memang tidak ditemukan penyebab tersier, penyebab sekunder dinyatakan
cukup menjadi akar permasalahan pada tiap pokok tulang permasalahan
a) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Machine dimisalkan
i. Kerusakan Mesin
ii. Mesin tua
iii. Mesin tidak diservis dengan rutin
iv. Kesalahan Seting mesin produksi
v. Rendah pengetahuan tentang SOP
b) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Method dimisalkan
i. Layout produksi
c) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Material dimisalkan
i. Kualitas bahan baku rendah
ii. Supply barang baku
d) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Man Power dimisalkan
i. Kemampuan Tenaga kerja
ii. Kemampuan mandor

Pada langkah keenam, manajer produksi menetukan item-item yang penting dari seiap
faktor pada hasil diagram langkah kelima dan menandai (dalam hal ini diberi warna hijau)
bahwa faktor-faktor tersebut yang paling mungkin mempunyai pengaruh nyata terhadap
banyaknya produk sepatu yang cacat
Dari diagram tulang ikan di atas dapat dilihat bahwa ternyata, banyaknya produk cacat tidak
hanya disebabkan oleh material atau bahan baku yang tidak berkualitas, namun juga
dipengaruhi oleh tenaga kerja, metode atau system operasi dan mesin yang digunakan.
Tahap terakhir adalah Kesimpulan. Dari hasil analisis, Manajer produksi menyimpulkan ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk kembali menjaga kualitas produk untuk awal
kuartal tahun 2011 yaitu :

langkah-Langkah Menyusun Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect


(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa
Oleh Hendra Poerwanto

www.hendrakualitas.web.id
Terima kasih telah bersedia menuliskan alamat web ini sebagai sumber bacaan/
referensi
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menyusun Diagram Fishbone (Tulang

Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa dalam rangka mengidentifikasi
penyebab suatu keadaan yang tidak diharap. Berikut ini adalah langkah langkahnya:
1. Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama penting dan mendesak untuk
diselesaikan.
2. Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang merupakan akibat (effect).
Tulislah pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan), kemudian gambarkan
tulang belakang dari kiri ke kanan dan tempatkan pernyataan masalah itu dalam
kotak.
3. Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi masalah
kualitas sebagai tulang besar, juga ditempatkan dalam kotak. Faktor-faktor penyebab
atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan melalui Stratifikasi ke dalam
pengelompokan dari faktor-faktor: manusia, mesin, peralatan, material, metode kerja,
lingkungan kerja, pengukuran, dll. Atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual
dalam proses. Faktor faktor penyebab atau kategori-kategori dapat dikembangkan
melalui brainstorming. Berikut diberikan contoh yang bias dijadikan panduan untuk
merumuskan faktor-faktor utama dalam mengawali pembuatan Diagram Cause and
Effect.
a) The 4 Ms (digunakan untuk perusahaan manufaktur)
1) Machine (Equipment),
2) Method (Process/Inspection)
3) Material (Raw,Consumables etc.)
4) Man power.
b) The 8 Ps (digunakan pada industri jasa)
1) People
2) Process
3) Policies
4) Procedures
5) Price
6) Promotion
7) Place/Plant
8) Product
c) The 4 Ss (digunakan pada industri jasa) :
1) Surroundings
2) Suppliers
3) Systems
4) Skills
d) 4 P (pendekatan manajemen pemasaran)
1) Price
2) Product

3) Place
4) Promotion
4. Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-penyebab
utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder itu dinyatakan
sebagai tulang-tulang berukuran sedang.
5. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab
sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-penyebab tersier itu
dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil.
6. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-faktor penting
tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap karakteristik kualitas.
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari suatu masalah yang sedang dikaji kita
dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan berikut :
o Apakah penyebab itu? Mengapa kondisi atau penyebab itu terjadi?
o Bertanya Mengapa beberapa kali (konsep five whys) sampai ditemukan
penyebab yang cukup spesifik untuk diambil tindakan peningkatan. Penyebabpenyebab spesifik itu yang dimasukkan atau dicatat ke dalam diagram sebabakibat.
7. ontoh Bentuk Aplikasi Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect

(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa Dalam berbagai Aplikasinya


Oleh Hendra Poerwanto

www.hendrakualitas.web.id
Terima kasih telah bersedia menuliskan alamat web ini sebagai sumber bacaan/
referensi
Diagram Fishbone (Tulang Ikan) atau Diagram Cause and Effect (Sebab dan
Akibat) atau Diagram Ishikawa dapat diterapkan di semua bidang kerja dalam
membantu kita mengidentifikasi penyebab utama dari suatu keadaan yang tidak
diharapkan. Keadaan yang tidak diharap ini seringkali disebut dengan istilah "Effect"
atau "Akibat" atau ada kalanya disebut dengan istilah "masalah".
Berikut ini diberikan contoh aplikasi Diagram Fishbone (Tulang Ikan) atau
Diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat) atau Diagram Ishikawa untuk
mengidentifikasi penyebab dari suatu akibat yang tak diinginkan di berbagai bidang
8.

Aplikasi Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
Ishikawa pada Kasus Tingginya Waktu Tunggu Mengambil Bahan di Sebuah
Perusahaan

Check Sheet/ Check List/ Tally Chart


Oleh Hendra Poerwanto
www.hendrakualitas.web.id
Terima kasih telah bersedia menuliskan alamat web ini sebagai sumber bacaan/

referensi
Check Sheet/ Check List/ Tally Chart adalah suatu alat sederhana yang digunakan untuk
mencatat dan mengklasifikasi data yang telah diamati. Check Sheet/ Check List/ Tally Chart
merupakan suatu daftar yang mengandung atau mencakup factor-faktor yang ingin diselidiki.
Check Sheet/ Check List/ Tally Chart merupakan daftar yang berisi unsure-unsur yang
mungkin terdapat dalam situasi atau tingkah laku atau kegiatan individu yang diamati.
Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa Check Sheet/ Check List/ Tally Chart
merupakan salah satu metoda. Untuk memperoleh data yang berbentuk daftar yang berisi
pernyataan dan pertanyaan yang ingin diselidiki dengan memberi tanda cek Alat ini berupa
lembar pencatatan data secara mudah dan sederhana, sehingga menghindari kesalahankesalahan yang mungkin terjadi, dalam pengumpulan data tersebut.
Umumnya Check Sheet/ Check List/ Tally Chart berisi pertanyaan-pertanyaan yang
dibuat sedemikian rupa, sehingga pencatat cukup memberikan tanda kolom yang telah
tersedia, dan memberikan keterangan seperlunya. Ada beberapa jenis Check Sheet/ Check
List/ Tally Chart yang biasa digunakan, yaitu:
a. Check Sheet/ Check List/ Tally Chart untuk distribusi proses produksi
Data-data yang dikumpulkan adalah ukuran, berat dan diameter yang dihasilkan dari suatu
proses. Namun hal ini dilakukan terhadap populasi hasil proses, sehingga membutuhkan
waktu dan biaya yang besar. Untuk itu sering dilakukan random dalam pengambilan
sampelnya.

b.
Check Sheet/ Check List/ Tally Chart untuk Defective Item
Check Sheet/ Check List/ Tally Chart ini digunakan untuk mencatat data tentang jumlah
defect (cacat), prosentase defect. Dan bila diperlukan, dapat digunakan untuk setiap macam
Cause Defective.

c.
Check Sheet/ Check List/ Tally Chart untuk Defective Location
Check Sheet/ Check List/ Tally Chart ini digunakan untuk mencatat lokasi defect yang
terjadi, pencatatan lokasi defect ini biasanya dilakukan dengan membuat gambar dari produk
yang dibuat dan tanda-tanda tertentu diberikan pada lokasi defect.

d.
Check Sheet/ Check List/ Tally Chart untuk Defective Cause
Check Sheet/ Check List/ Tally Chart ini digunakan untuk meneliti faktor-faktor penyebab
defect untuk masalah-masalah yang lebih komplek, lebih baik digunakan analisa yang lebih
mendalam tentang sebab-sebab dan akibat-akibat dengan menggunakan Scatter Diagram.

Fungsi Check Sheet/ Check List/ Tally Chart


Check Sheet/ Check List/ Tally Chart memiliki fungsi diantaranya sebagai berikut:
1.

Sebagai inventori (alat pencatat hasil observasi yang dipergunakan seseorang dalam
mengamati diri sendiri/pengguna daftar cek selain sebagai obsever juga observe).

2.

Sebagai alat pencatat hasil obsevasi (pengguna daftar cek hanya sebagai observer)

Lebih jauh terkait fungsi Check Sheet/ Check List/ Tally Chart yaitu dalam hal:
1.

Pemeriksaan distribusi proses produksi.

2.

Pemeriksaan item cacat.

3.

Pemeriksaan lokasi cacat.

4.

Pemeriksaan penyebab cacat.

5.

Pemeriksaan konfirmasi pemeriksaan.

6.

Lain-lain.

Tujuan Check Sheet/ Check List/ Tally Chart


Tujuan penggunaan Check Sheet/ Check List/ Tally Chart adalah :
1.

Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana


sesuatu masalah sering terjadi.

2.

Memilah data ke dalam kategori yang berbeda seperti penyebab-penyebab, masalahmasalah dan lain-lain.

3.

Menyusun data secara otomatis, sehingga data itu dapat dipergunakan dengan mudah.

4.

Memisahkan antara opini dan fakta.

Manfaat Check Sheet/ Check List/ Tally Chart


Check Sheet/ Check List/ Tally Chart mempunyai kegunaan yang cukup banyak di
dalam pengumpulan data, sehingga data yang dikumpulkan akan sangat mudah digunakan
dan diolah lebih lanjut. Oleh karena itu, Check Sheet/ Check List/ Tally Chart sering
digunakan di dalam pengendalian kualitas.
Dalam konteks pengendalian kualitas, Check Sheet/ Check List/ Tally Chart terutama
digunakan untuk mempermudah proses pengumpulan data dan dalam bentuk yang dapat
dengan mudah digunakan dan dianalisis secara otomatis.Untuk mendapatkan faktor-faktor
yang relevan dengan masalah yang sedang menjadi pusat perhatian. Faktor-faktor yang
diperoleh ini dapat terperinci menurut keperluan yaitu sesuai dengan persiapan dan rencana
yang telah dibuat sebelum daftar cek disiapkan.
Karakteristik Check Sheet/ Check List/ Tally Chart
Ciri-ciri Check Sheet/ Check List/ Tally Chart yang baik
1.

Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu

2.

Direncanakan secara sistematis

3.

Berupa format yang praktis dan baik

4.

Hasil pengecekan diolah sesuai dengan tujuan

5.

Dapat diperiksa validitas, reabilitas, dan ketelitian

6.

Bersifat kuantitatif

Macam/ Jenis Check Sheet/ Check List/ Tally Chart


Ada berbagai jenis Check Sheet/ Check List/ Tally Chart yaitu:
1.

Check Sheet/ Check List/ Tally Chart perorangan

2.

Check Sheet/ Check List/ Tally Chart kelompok

3.

Check Sheet/ Check List/ Tally Chart dalam skala penilaian

4.

Check Sheet/ Check List/ Tally Chart dalam angket

5.

Check Sheet/ Check List/ Tally Chart masalah

Struktur Check Sheet/ Check List/ Tally Chart


Berikut struktur Check Sheet/ Check List/ Tally Chart:

1.

Judul Check Sheet/ Check List/ Tally Chart

2.

Identitas pengisi

3.
4.

Petunjuk yang berisi penjelasan dan maksud Check Sheet/ Check List/ Tally Chart
Pedoman/petunjuk pengisian
Butir-butir/item Check Sheet/ Check List/ Tally Chart

Menyusun Check Sheet/ Check List/ Tally Chart


Ada lima langkah dalam Penyusunan Check Sheet/ Check List/ Tally Chart. Kelima
langkah tersebut yakni:

Langkah 1 : Memperjelas sasaran pengukuran Anda

Langkah 2 : Mengidentifikasi apa yang Anda ukur

Langkah 3 : Menentukan waktu atau tempat yang akan diukur

Langkah 4 : Mengumpulkan data

Langkah 5 : Menjumlahkan data

Contoh Aplikasi: Tahapan Penyusunan Check Sheet/ Check List/ Tally Chart
Berikut contoh implementasi penyusunan Check Sheet/ Check List/ Tally Chart.
Langkah 1
Memperjelas sasaran pengukuran dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

Apa masalahnya?

Mengapa data harus dikumpulkan?

Siapa yang akan menggunakan informasi yang dikumpulkan dan informasi


yang sebenarnya mereka inginkan?

Siapa yang mengumpulkan data?

Langkah 2
Mengidentifikasikan apa yang akan diukur, misalnya

Judul : Keluhan pelanggan bulan juni

Kategori : Pengiriman terlambat, pengemudi yang kasar, penagihan yang tidak


sesuai, dll.

Langkah 3
Menentukan Waktu Atau Tempat Yang Akan Diukur

Informasi berdasarkan waktu dan / tempat.

Langkah 4
Mengumpulkan Data

Catat setiap peristiwa langsung pada lembar periksa.

Dilarang menunda mencatat informasi hingga akhir hari atau hingga


beristirahat, dikhawatirkan lupa.

Langkah 5
Menjumlahkan Data

Menjumlahkan semua kejadian (misalnya, berapa banyak terlambat mengirim


minggu ini, berapa banyak penagihan yang tidak sesuai, dll)

Report Abuse|Remove Access|Powered By Google Sites


9.

Anda mungkin juga menyukai