A.
Dasar Hukum
1.
2.
3.
4.
Nomor 4844);
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
5.
6.
8.
9.
10.
Nomor 4585);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten /Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
11.
12.
13.
B.
Latar Belakang
Usaha kesehatan sekolah disingkat UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah
untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah.
UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah. Dalam pengertian lain, UKS
adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada
peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu
(integrative). Untuk optimalisasi program UKS perlu ditingkatkan peran serta peserta didik
sebagai subjek dan bukan hanya objek.
Dengan UKS ini diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku hidup sehat
pada dirinya sendiri dan mampu menolong orang lain. Dari pengertian ini maka UKS
dikenal pula dengan child to child programme. Program dari anak, oleh anak, dan untuk
anak untuk menciptakan anak yang berkualitas.
Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan bangsabangsa (PBB) World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik,
mental, intelektual, emosional, dan sosial yang optimal dari seseorang. Dalam Undang
Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa Kesehatan
Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik
dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber
daya manusia yang berkualitas. Menurut Sumantri, M. (2007) peserta didik itu harus sehat
dan orang tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan makanan yang bergizi,
sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat (SIS). Dalam proses belajar dan
pembelajaran materi pembelajaran berorientasi pada head, heart dan hand, yaitu berkaitan
dengan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan. Namun masih diperlukan faktor
kesehatan (health) sehingga peserta didik memiliki 4 H (head, heart, hand dan health).
Untuk belajar dengan efektif peserta didik sebagai sasaran UKS memerlukan
kesehatan yang baik. Kesehatan menunjukkan keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan bagi peserta didik merupakan sangat menentukan keberhasilan belajarnya di
sekolah, karena dengan kesehatan itu peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara
terus menerus. Kalau peserta didik tidak sehat bagaimana bisa belajar dengan baik. Oleh
karena itu kita mencermati konsep yang dikemukakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), bahwa salah satu indikator kualitas sumber daya manusia itu adalah kesehatan,
bukan hanya pendidikan. Ada tiga kualitas sumber daya manusia, yaitu pendidikan yang
berkaitan dengan berapa lama mengikuti pendidikan, kesehatan yang berkaitan sumber
daya manusianya, dan ekonomi yang berkaitan dengan daya beli. Untuk tingkat ekonomi
Indonesia masih berada pada urutan atau ranking yang sangat rendah yaitu 108 pada tahun
2008, dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Kemajuan ekonomi suatu bangsa
biasanya
berkorelasi
dengan
tingkat
kesehatan
masyarakatnya.
Semakin
maju
perekonomiannya, maka bangsa itu semakin baik pula tingkat kesehatannya. Oleh karena
itu, jika tingkat ekonomi masih berada di urutan yang rendah, maka tingkat kesehatan
masyarakat pada umumnya belum sesuai dengan harapan. Begitu pula dengan sumber daya
manusianya yang diharapkan berkualitas masih memerlukan proses dan usaha yang lebih
keras lagi.
Di dalam tatanan pelayanan kesehatan, Guru UKS khususnya di SD/Sederajat secara
langsung berhubungan dengan Promosi kesehatan di sekolah yang merupakan suatu upaya
untuk menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama ; 1) Penciptaan lingkungan sekolah
yang sehat, 2) Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah, dan 3) Upaya pendidikan
yang berkesinambungan. Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah Trias UKS.
C.
Tujuan
1.
Tujuan Umum :
Tujuan pelaksanaan pelatihan UKS ini adalah memberikan panduan /Pedoman bagi
Guru UKS tentang Penjelasan UKS, Perencanaan, pelaksanaan dan Evaluasi dari
Program UKS di Sekolah
2.
Tujuan Khusus :
Adapun tujuan khusus setelah dilaksanakannya pelatihan UKS ini adalah :
a)
Terlaksanakannya
keikutsertakan
secara
aktif guru
dalam
memberikan
b)
c)
Terlaksanakannya
keikutsertakan
secara
aktif guru
dalam
melakukan
Terlaksanakannya
keikutsertakan
secara
aktif guru
dalam
melakukan
D.
Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari penuh (fullday meeting) yaitu :
E.
Hari / Tanggal
Waktu
Jadwal terlampir
Tempat
Peserta
1.
Kriteria Peserta
Peserta pertemuan dalam rangka pelatihan UKS adalah Guru UKS dari Seluruh
Sekolah Dasar / Sederajat se- Kota Sabang.
2.
Jumlah Peserta
Jumlah peserta sebanyak 31 orang dengan perincian seperti terlampir.
A.
Pemateri
1.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sabang
2.
drg. Harvandy Anwir
3.
Asnidar, S.ST
B.
Metode
Ceramah, Tanya jawab, diskusi.
C.
Jadwal Kegiatan
(terlampir)
D.
Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan pertemuan dalam pelatihan UKS bagi Guru SD/Sederajat
dibiayai oleh APBK Dinkes Kota Sabang Tahun Anggaran 2015
E.
Out Put
Penilaian keberhasilan kegiatan ditinjau dari beberapa aspek penilaian,
diantaranya :
1.
2.
3.
F.
Penutup
Demikian Kerangka Acuan ini disusun sebagai pedoman dalam Pelatihan UKS
bagi Guru SD/sederajat di Dinas Kesehatan Kota Sabang Tahun Anggaran 2015.