Anda di halaman 1dari 6

TERM OF REFERENCE (TOR)

PELATIHAN UPAYA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) UNTUK


GURU SD/SEDERAJAT, SMP/SEDERAJAT DAN
SMA/SEDERAJAT

A.

Dasar Hukum
1.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kotapraja


Sabang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 53, Tambahan

2.

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2758);


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang
Cacat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan

3.

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3670);


Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah kedua kali dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

4.

Nomor 4844);
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

5.

Indonesia Nomor 4438);


Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);

6.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the


Rigt of Person with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak hak Penyandang

Disabilitas) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 107,


7.

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5251);


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan Lembaran

8.

Negara Republik Indonesia Nomor 5606);


Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 27 Tentang Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran
2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 44, Tambahan

9.

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5669);


Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

10.

Nomor 4585);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten /Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

11.

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);


Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

12.

Pembanguanan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;


Peraturan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri Nomor 6/X/PB tahun 2014, Nomor 73
Tahun 2014, nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan

13.

dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah


Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02. 02 / Menkes / 52 / 2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2014.

B.

Latar Belakang
Usaha kesehatan sekolah disingkat UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah

untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah.
UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah. Dalam pengertian lain, UKS
adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada

peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu
(integrative). Untuk optimalisasi program UKS perlu ditingkatkan peran serta peserta didik
sebagai subjek dan bukan hanya objek.
Dengan UKS ini diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku hidup sehat
pada dirinya sendiri dan mampu menolong orang lain. Dari pengertian ini maka UKS
dikenal pula dengan child to child programme. Program dari anak, oleh anak, dan untuk
anak untuk menciptakan anak yang berkualitas.
Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan bangsabangsa (PBB) World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik,
mental, intelektual, emosional, dan sosial yang optimal dari seseorang. Dalam Undang
Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa Kesehatan
Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik
dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber
daya manusia yang berkualitas. Menurut Sumantri, M. (2007) peserta didik itu harus sehat
dan orang tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan makanan yang bergizi,
sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat (SIS). Dalam proses belajar dan
pembelajaran materi pembelajaran berorientasi pada head, heart dan hand, yaitu berkaitan
dengan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan. Namun masih diperlukan faktor
kesehatan (health) sehingga peserta didik memiliki 4 H (head, heart, hand dan health).
Untuk belajar dengan efektif peserta didik sebagai sasaran UKS memerlukan
kesehatan yang baik. Kesehatan menunjukkan keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan bagi peserta didik merupakan sangat menentukan keberhasilan belajarnya di
sekolah, karena dengan kesehatan itu peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara
terus menerus. Kalau peserta didik tidak sehat bagaimana bisa belajar dengan baik. Oleh
karena itu kita mencermati konsep yang dikemukakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), bahwa salah satu indikator kualitas sumber daya manusia itu adalah kesehatan,

bukan hanya pendidikan. Ada tiga kualitas sumber daya manusia, yaitu pendidikan yang
berkaitan dengan berapa lama mengikuti pendidikan, kesehatan yang berkaitan sumber
daya manusianya, dan ekonomi yang berkaitan dengan daya beli. Untuk tingkat ekonomi
Indonesia masih berada pada urutan atau ranking yang sangat rendah yaitu 108 pada tahun
2008, dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Kemajuan ekonomi suatu bangsa
biasanya

berkorelasi

dengan

tingkat

kesehatan

masyarakatnya.

Semakin

maju

perekonomiannya, maka bangsa itu semakin baik pula tingkat kesehatannya. Oleh karena
itu, jika tingkat ekonomi masih berada di urutan yang rendah, maka tingkat kesehatan
masyarakat pada umumnya belum sesuai dengan harapan. Begitu pula dengan sumber daya
manusianya yang diharapkan berkualitas masih memerlukan proses dan usaha yang lebih
keras lagi.
Di dalam tatanan pelayanan kesehatan, Guru UKS khususnya di SD/Sederajat secara
langsung berhubungan dengan Promosi kesehatan di sekolah yang merupakan suatu upaya
untuk menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama ; 1) Penciptaan lingkungan sekolah
yang sehat, 2) Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah, dan 3) Upaya pendidikan
yang berkesinambungan. Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah Trias UKS.

C.

Tujuan

1.

Tujuan Umum :
Tujuan pelaksanaan pelatihan UKS ini adalah memberikan panduan /Pedoman bagi
Guru UKS tentang Penjelasan UKS, Perencanaan, pelaksanaan dan Evaluasi dari
Program UKS di Sekolah

2.

Tujuan Khusus :
Adapun tujuan khusus setelah dilaksanakannya pelatihan UKS ini adalah :
a)

Terlaksanakannya

keikutsertakan

secara

aktif guru

dalam

memberikan

pendidikan kesehatan dalam rangka menanamkan kebiasaan hidup sehat seharihari

b)

Terlaksanakannya keikutsertakan secara aktif guru dalam mengawasi kesehatan


anak murid serta mengenal kelainan kesehatan sedini mungkin

c)

Terlaksanakannya

keikutsertakan

secara

aktif guru

dalam

melakukan

pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan sederhana disekolah.


d)

Terlaksanakannya

keikutsertakan

secara

aktif guru

dalam

melakukan

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pada program UKS.

D.

Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari penuh (fullday meeting) yaitu :

E.

Hari / Tanggal

Selasa-Jumat / 25 s/d 28 Agustus 2015

Waktu

Jadwal terlampir

Tempat

: Aula Akper Ibnu Sina Kota Sabang

Peserta
1.

Kriteria Peserta
Peserta pertemuan dalam rangka pelatihan UKS adalah Guru UKS dari Seluruh
Sekolah Dasar / Sederajat se- Kota Sabang.

2.

Jumlah Peserta
Jumlah peserta sebanyak 31 orang dengan perincian seperti terlampir.

A.

Pemateri
1.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sabang
2.
drg. Harvandy Anwir
3.
Asnidar, S.ST

B.

Metode
Ceramah, Tanya jawab, diskusi.

C.

Jadwal Kegiatan
(terlampir)

D.

Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan pertemuan dalam pelatihan UKS bagi Guru SD/Sederajat
dibiayai oleh APBK Dinkes Kota Sabang Tahun Anggaran 2015

E.

Out Put
Penilaian keberhasilan kegiatan ditinjau dari beberapa aspek penilaian,
diantaranya :
1.
2.

Kehadiran jumlah peserta diharapkan hadir semua yaitu 31 orang.


Adanya persepsi yang sama antara Pengelola UKS di Dinas Kesehatan dengan

3.

Penanggung Jawab UKS di SD/Sederajat se-Kota Sabang


Semua peserta memahami tentang pelaksanaan dan pergerakan UKS di
Sekolah.

F.

Penutup
Demikian Kerangka Acuan ini disusun sebagai pedoman dalam Pelatihan UKS
bagi Guru SD/sederajat di Dinas Kesehatan Kota Sabang Tahun Anggaran 2015.

Anda mungkin juga menyukai