Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Biaya
Strategik

Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis

Program
Studi
Akuntansi

Pertemua
n Online

11

Kode MK

Disusun Oleh

MK32023

Rona Tumiur Mauli C,

Abstract

Kompetensi

Lean accounting merupakan


pendekatan yang dirancang untuk
mendukung dan mendorong
penerapan lean manufacturing

1
5

Manajemen Biaya Strategik


Pusat Bahan Ajar dan eLearning

1
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM

http://www.mercubuana.ac.id

Mampu menjelaskan Lean


Accounting, Lean
Manufacturing

Lean accounting merupakan suatu pendekatan yang dirancang untuk mendukung dan
mendorong penerapan lean manufacturing. Lean manufacturing meliputi semua konsep
dan teknik yang bertujuan untuk menyederhanakan bisnis sampai pada kegiatan kegiatan
yang esensial saja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara
lebih efektif dan menguntungkan. Fokus lean manufacturing meliputi nilai pelanggan, value
stream, aliran produksi, demand-pull, dan kesempurnaan. Value stream meliputi semua
kegiatan, baik yang bernilai tambah maupun tidak, yang diperlukan sejak produk mulai
dipesan pelanggan atau produk mulai dirancang hingga produk sampai ke tangan pelanggan.
Analisis value stream memungkinkan pemborosan dapat diidentifikasi dan dihapus. Dengan
demikian lean manufacturing dapat waktu tunggu dan waktu perpindahan secara dramatis serta
memungkinkan dilakukannya produksi dalam jumlah sedikit dengan berbagai variasi produk.
Menurut Maskell dan Baggaley (2006), dalam mendukung lean manufacturing, lean accounting
mempunyai visi sebagai berikut.Pertama, lean accounting menyediakan informasi yang akurat,
tepat waktu, dan mudah dipahami untuk memotivasi transfomasi falsafah lean ke seluruh
bagian organisasi, dan dalam rangka pengambilan keputusan yang bertujuan meningkatkan
nilai bagi pelanggan, pertumbuhan, profitabilitas, dan arus kas. Visi kedua lean accounting
adalah

mengeliminasi

kegiatan-kegiatan

yang

tidak

bernilai

tambah

dengan

tetap

mempertahankan pengendalian finansial menyeluruh. Ketiga, lean accounting patuh pada


prinsipprinsip akuntansi berterima umum, regulasi pelaporan ekstern, dan persyaratan
pelaporan intern. Terakhir, lean accounting mendukung lean culture dengan mendorong
investasi pada sumberdaya manusia, menyediakan informasi yang relevan dan actionable,
serta memberdayakan continuous improvement (CI) pada setiap tingkatan dalam organisasi.
Penerapan lean manufacturing telah mengubah struktur dan prosedur praktik manajemen biaya
di banyak perusahaan. Sistem manajemen biaya tradisional tidak dapat diterapkan dengan baik
dalam lingkungan lean manufacturing. Misalnya analisis varians dalam lean manufacturing.
Selain itu penggunaan satu tarif overhead bersama untuk multi-produk juga akan menghasilkan
informasi biaya yang terdistorsi. Oleh karena itu diperlukan perubahan dalam pembebanan
biaya produk dan pengendalian operasi jika perusahaan beralih menggunakan sistem lean
manufacturing yang berbasis value stream.
1
5

Manajemen Biaya Strategik


Pusat Bahan Ajar dan eLearning

2
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM

http://www.mercubuana.ac.id

Aplikasi Lean Accounting


Dalam mengaplikasikan konsep lean dalam akuntansi, tidak diperlukan lagi metode-metode
akuntansi manajemen tradisional, seperti standard costing, activity-based costing, analisis
selisih, penentuan harga jual berdasarkan harga pokok, sistem pengendalian transaksi yang
kompleks, dan pelaporan keuangan yang membingungkan dan tidak tepat waktu. Hal-hal
tersebut digantikan oleh teknik-teknik berikut ini: penentuan harga pokok berdasarkan beban
langsung value streams; dan pelaporan keuangan yang tepat waktu dengan bahasa sederhana
yang dapat dipahami oleh semua orang dalam organisasi. Bagian selanjutnya dari artikel ini
membahas bagaimana lean accounting diaplikasikan pada masalah masalah di atas.
Penentuan value-stream cost
Terdapat tiga jenis value stream (VS), yaitu penyelesaian pesanan (order fulfillment), produk
baru, dan marketing. VS enerimaan pesanan, perpindahan, pengubahan bahan baku menjadi
produk jadi, hingga produk sampai ke tangan pelanggan. VS produk baru berfokus pada
pengembangan produk baru untuk pelanggan baru, sedangkan VS marketing berfokus pada
penyediaan produk yang ada saat ini kepada pelanggan baru. Lean accounting melaporkan
biaya dan laba dengan menggunakan VS costing system, yang berisi ringkasan sederhana
mengenai biaya langsung dari VS tersebut. Biaya VS dikumpulkan setiap minggu dengan
sangat sedikit atau bahkan tanpa alokasi overhead, karena semua biaya yang dilaporkan
merupakan biaya langsung, sehingga perhitungan harga pokok produk akan menjadi lebih
akurat. Hasilnya adalah informasi keuangan yang mudah dipahami oleh semua orang yang
bekerja dalam VS tersebut sehingga keputusan yang didasarkan pada informasi itu juga
menjadi lebih baik, dan terdapat akuntabilitas yang jelas atas biaya dan profitabilitas VS
tersebut. VS costing system bukan tanpa kelemahan. Penugasan karyawan secara eksklusif
pada satu VS saja mungkin sulit dilakukan. Beberapa karyawan dapat saja bekerja pada lebih
dari satu VS. Maka pembebanan biayanya harus dibagi sesuai dengan proporsi waktu yang
dihabiskannya dalam VS tertentu. Selain itu tetap ada orang-orang yang berada di luar VS,
seperti manajer pabrik, sehingga biayanya harus dialokasikan ke seluruh VS yang menikmati
jasanya. Kelemahan terakhir adalah bahwa VS tidak praktikal jika diterapkan pada semua jenis
produk. Biasanya penerapan VS adalah pada kelompok produk.

1
5

Manajemen Biaya Strategik


Pusat Bahan Ajar dan eLearning

3
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM

http://www.mercubuana.ac.id

Penerapan lean accounting dalam pelaporan keuangan


Dalam lean accounting, pengumpulan pendapatan dan beban dilakukan berdasarkan value
stream costing. Pada umumnya, laporan laba rugi value stream dibuat secara mingguan oleh
stream manager untuk mengendalikan dan mengurangi biaya. Suatu perusahaan mungkin
memiliki beberapa value-stream penghasil pendapatan, value stream produk baru, kelompok
orang yang mendukung value stream, namun tidak berada di dalam value stream, seperti
manajer divisi, manajer pabrik, staf personalia, staf pada sistem informasi dan lain-lain.
Biasanya biaya staf pendukung ini relatif kecil dibandingkan biaya value stream. Untuk
pelaporan ekstern, laporan laba rugi value stream digabungkan dengan biaya staf pendukung
yang kemudian menghasilkan laporan keuangan divisi. Kadang kala beberapa penyesuaian
diperlukan untuk menjadikan laporan keuangan ini sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
berterima umum (PABU), misalnya penyesuaian untuk perubahan persediaan dan laba/rugi
selisih kurs. Salah satu aspek pengendalian finansial adalah evaluasi terhadap persediaan. Jadi
pelaporan keuangan untuk pihak ekstern dengan menggunakan lean accounting telah sesuai
dengan PABU, bahkan dengan International Accounting Standards (IAS). Ketika metode
akuntansi tradisional diubah menjadi lean accounting, tidak akan ada perubahan akuntansi
karena pelaporan akuntansi dengan lean accounting juga berbasis akrual, sama dengan yang
disyaratkan PABU. Bahkan semua yang dilaporkan lean accounting adalah biaya aktual,
sedangkan akuntansi tradisional menggunakan biaya standar yang masih harus disesuaikan
menjadi biaya aktual untuk tujuan pelaporan ekstern.

LEAN MANUFACTURING
Perusahaan-perusahaan AS selalu berusaha mencari berbagai strategi efisiensi yang dapat
menurunkan biaya, meningkatkan output, menjadi lebih kompetitif, dan meningkatkan pangsa
pasar. Orientasi proses dan produksi masal yang berjaya sebelum masa PD II telah berubah
menjadi orientasi hasil, fokus pada output, dan sistem produksi.
Perusahaan-perusahaan Jepang setelah masa PDII berusaha membangun kembali diri mereka.
Masalah-masalah yang mereka hadapi sangat berbeda, bahkan bertolak belakang dengan apa
yang ada di Barat. Pada saat Barat bergelimang dengan sumber-sumber daya, mereka
mengalami kekurangan sumber daya manusia, material, maupun finansial. Kondisi ini memaksa
mereka untuk mengembangkan praktek-praktek manufaktur baru yang rendah biaya. Pimpinanpimpinan perusahaan Jepang terdahulu seperti Eiji Toyoda, Taiichi Ohno, dan Shingeo Shingo
dari Toyota Motor Company, mengembangkan sebuah sistem produksi yang disiplin dan
1
5

Manajemen Biaya Strategik


Pusat Bahan Ajar dan eLearning

4
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM

http://www.mercubuana.ac.id

berfokus pada proses yang sekarang dikenal sebagai Toyota Production System atau
Lean Production. Tujuan dari sistem ini adalah untuk meminimumkan penggunaan
sumber-sumber daya yang tidak memberi nilai tambah pada produk.
Konsep Lean Manufacturing dipopulerkan di Amerika oleh Massachusetts Institute of
Technology dalam studi mengenai pergerakan dari produksi masal kearah produksi seperti yang
dijabarkan dalam The Machine that Changed the World (Womack, Jones & Roos, 1990).
Disana dibahas mengenai perbedaan besar antara kinerja perusahaan otomotif Amerika dan
Jepang. Buku tersebut juga membahas elemen-elemen penting yang menyebabkan lean
production bisa mewujudkan kinerja tinggi. Istilah lean digunakan karena metode bisnis Jepang
menggunakan lebih sedikit usaha manusia, investasi, ruang produksi, material, dan waktu
dalam semua aspek operasional. Persaingan antara perusahaan-perusahaan otomotif Jepang
dan AS selama 25 tahun belakangan menyebabkan prinsip-prinsip lean diadopsi keseluruh
bisnis manufaktur AS.
B.

APAKAH LEAN MANUFACTURING ?

Lean Manufacturing bisa didefinisikan sebagai:


Pendekatan sistematis untuk mengidentifikasikan dan mengeliminasi sampah (aktifitas-aktifitas
tanpa nilai tambah) melalui perbaikan berkesinambungan dengan aliran produk berdasarkan
kehendak konsumen (pulll system) dalam mengejar kesempurnaan.
VALUE (NILAI)
Di dalam lean production, nilai dari suatu produk ditentukan hanya oleh konsumen. Produk
harus memenuhi kebutuhan konsumen baik waktu maupun harga. Beribu kesulitan dan hal-hal
rumit yang dilakukan oleh produsen untuk menghasilkan suatu produk sebenarnya tidak
dipandang oleh konsumen. Untuk dapat melihat nilai dari mata konsumen, perusahaan harus
melakukan analisis komprehensif terhadap keseluruhan proses bisnis mereka. Identifikasi nilai
dalam lean production berarti memahami seluruh aktifitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk tertentu, kemudian mengoptimalkan keseluruhan proses dari sudut pandang konsumen.
Cara pandang ini sangat penting karena akan sangat membantu dalam mengidentifikasi
aktifitas-aktifitas mana yang jelas-jelas memberikan nilai tambah, mana yang tidak memberikan
nilai tambah tapi tidak bisa dihindarkan, dan mana yang tidak memberikan nilai tambah dan
bisa dihindarkan.

1
5

Manajemen Biaya Strategik


Pusat Bahan Ajar dan eLearning

5
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM

http://www.mercubuana.ac.id

CONTINOUS IMPROVEMENT (PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN)


Perubahan ke iklim lean tidak bisa terjadi hanya dalam semalam. Mental untuk melakukan
perbaikan yang berkesinambungan sangat dibutuhkan untuk dapat meraih tujuan perusahaan.
Istilah perbaikan berkesinambungan (continous improvement) berarti peningkatan perbaikan
terhadap produk, proses, atau pelayanan sepanjang waktu, dengan tujuan untuk mengurangi
sampah (kesia-siaan) untuk meningkatkan tempat kerja secara fungsional, pelayanan
konsumen, atau kinerja produk (Suzaki, 1987). Prinsip-prinsip perbaikan berkesinambungan,
seperti yang telah diterapkan oleh perusahaan-perusahaan terkemuka, berhasil memberikan
perbaikan kinerja yang luar biasa yang hampir mustahil dicapai oleh kompetitor mereka.
Lean Production yang diterapkan secara benar, akan memberikan hasil sebuah organisasi yang
belajar. Seperti yang dialami semua organisasi, kesalahan pasti terjadi. Tetapi, kesalahan
tersebut tidak akan diulangi lagi karena ini adalah sebuah bentuk sampah (kesia-siaan) yang
ingin dibuang oleh metode dan filosofi lean production.
CUSTOMER FOCUS
Perusahaan lean manufacturing, berpikir lebih banyak tentang konsumen daripada tentang
mesin, tenaga kerja, atau overhead. Masukan dan umpan balik dari konsumen ditekankan
untuk memastikan kualitas dan kepuasan pelanggan, yang pada akhirnya akan mendukung
penjualan.
PERFECTION (KESEMPURNAAN)
Konsep kesempurnaan dalam lean production berarti adanya kesempatan tak terbatas untuk
meningkatkan penggunaan segala bentuk asset. Pengurangan segala bentuk kesia-siaan
secara sistematis akan menurunkan biaya operasional dan memenuhi kebutuhan konsumen
dengan nilai maksimum dan harga rendah. Kesempurnaan tidak akan pernah bisa tercapai,
tetapi mengejarnya adalah sebuah tujuan yang patut dilakukan karena akan membantu
menjaga praktek-praktek yang sia-sia.

FOCUS ON WASTE
Sasaran Lean Manufacturing adalah menghilangkan segala bentuk sampah (kesia-siaan) di
setiap area produksi, termasuk hubungan pelanggan, desain produk, jaringan supplier, dan
manajemen pabrik. Tujuannya adalah menggunakan lebih sedikit tenaga manusia, lebih sedikit
1
5

Manajemen Biaya Strategik


Pusat Bahan Ajar dan eLearning

6
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM

http://www.mercubuana.ac.id

inventory, lebih sedikit waktu untuk menghasilkan produk, dan lebih sedikit tempat untuk
menjadi lebih responsif terhadap permintaan konsumen sementara menghasilkan produk
dengan kualitas prima dengan cara yang paling efisien dan ekonomis.
Pada dasarnya, sampah (kesia-siaan) adalah segala sesuatu yang tidak ingin dibayar oleh
konsumen. Beberapa tipe kesia-siaan dalam lean manufacturing system termasuk:
Overproduction : memproduksi lebih banyak dari yang permintaan, atau memproduksi
sebelum diinginkan. Hal ini terlihat pada simpanan material. Ini adalah akibat dari produksi
berdasarkan permintaan spekulatif.
Produksi berlebihan juga berarti membuat lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh proses
berikutnya, membuat sebelum diinginkan oleh proses berikutnya, atau membuat lebih cepat dari
yang dibutuhkan oleh proses berikutnya. Penyebab over produksi :

Logika just-in-case (untuk jaga-jaga)

Penggunaan otomatisasi yang salah

Proses setup yang lama

Penjadwalan yang salah

Ketidakseimbangan beban kerja

Rekayasa berlebihan

Inspeksi berlebihan

dll

Waiting (menunggu): waktu menunggu dalam proses harus dihilangkan. Prinsipnya adalah
memaksimalkan penggunaan / efisiensi pekerja daripada memaksimalkan penggunaan mesinmesin. Penyebab menunggu termasuk:

1
5

Ketidakseimbangan beban kerja

Pemeliharaan yang tidak terencana

Waktu setup yang lama

Penggunaan otomatisasi yang salah

Masalah kualitas yang tidak selesai

Penjadwalan yang salah

dll
Manajemen Biaya Strategik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

7
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM

http://www.mercubuana.ac.id

Work in Process (WIP): adalah material antar operasi yang timbul karena lot produksi yang
besar atau proses-proses dengan waktu siklus yang panjang.
Penyebab inventory berlebihan:

Melindungi perusahaan dari inefisiensi dan masalah-masalah tak terduga

Kompleksitas produk

Penjadwalan yang salah

Peramalan pasar yang buruk

Beban kerja tidak seimbang

Supplier yang tidak bisa diandalkan

Kesalahan komunikasi

Sistem reward

Proses yang sia-sia: harus dihilangkan dengan cara bertanya mengapa sebuah proses
diperlukan dan mengapa sebuah produk diproduksi. Semua langkah proses yang tidak
diperlukan harus dihilangkan. Beberapa penyebabnya:

Perubahan produk tanpa perubahan proses

Logika just-in-case

Keinginan konsumen yang sebenarnya tidak jelas

Proses berlebihan untuk menutupi downtime

Kurang komunikasi

Redundant approvals

Extra copies/informasi berlebihan

dll

Transportasi: tidak ada nilai tambah pada produk. Daripada memperbaiki transportasi, akan
lebih baik bila dikurangi atau dihilangkan. Beberapa penyebab transportasi tinggi:

1
5

Layout pabrik yang buruk

Pemahaman yang buruk terhadap aliran proses produksi

Ukuran lot besar, lead time besar, dan area penyimpanan yang besar
Manajemen Biaya Strategik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

8
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM

http://www.mercubuana.ac.id

Gerakan: gerakan dari pekerja, mesin, dan perpindahan (karena lokasi tools dan parts) adalah
kesia-siaan. Daripada melakukan otomatisasi terhadap gerakan sia-sia, operasionalnya sendiri
yang seharusnya diperbaiki. Penyebabnya antara lain:

efektifitas manusia/mesin yang buruk

metode kerja yang tidak konsisten

layout fasilitas yang buruk

pemeliharaan dan organisasi tempat kerja yang buruk

gerakan tambahan saat menunggu

Membuat produk cacat: adalah kesia-siaan yang sempurna. Mencegah timbulnya cacat lebih
baik daripada mencari dan memperbaiki cacat. Penyebabnya antara lain:

Kontrol proses yang lemah

Kualitas buruk

Tingkat inventory tidak seimbang

Perencanaan maintenance yang buruk

Kurangnya pendidikan / training / instruksi kerja

Desain produk

Keinginan konsumen tidak dimengerti

Underutilizing people: tidak memanfaatkan kemampuan SDM yang ada. Penyebabnya antara
lain:

Budaya bisnis, politik

Perekrutan yang buruk

Rendah / tidak adanya investasi untuk training

Strategi upah rendah, turnover tinggi

Hampir semua bentuk kesia-siaan dalam proses produksi dapat masuk setidaknya satu dari
kategori diatas. Seorang yang memahami konsep ini, akan melihat bahwa sampah (kesiasiaan) adalah musuh utama yang akan sangat menghambat kinerja bisnis dan mengancam
kemakmuran kecuali dapat dihilangkan sepanjang waktu tanpa ampun. Lean Manufacturing
1
5

Manajemen Biaya Strategik


Pusat Bahan Ajar dan eLearning

9
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM

http://www.mercubuana.ac.id

adalah sebuah pendekatan untuk menghilangkan kesia-siaan dengan mengurangi biaya dalam
keseluruhan proses produksi, dalam operasi-operasi didalam proses, dan dalam penggunaan
tenaga kerja. Fokusnya adalah membuat seluruh proses mengalir, bukan perbaikan satu atau
beberapa operasi individu.
ELEMEN DASAR LEAN MANUFACTURING

Menghilangkan kesia-siaan

Reliabilitas peralatan

Kemampuan proses

Aliran berkelanjutan

Material mengalir satu persatu

Persediaan minimum dalam proses produksi, raw material, WIP, dan produk jadi

Mengurangi cacat

Mengurangi lead time

Anti kesalahan

Sistem kualitas Stop-the-Line

Sistem kanban

Standar kerja

Manajemen visual (MBWA)

In station process control

Level production

Perubahan yang cepat

Kerja tim

Point of use storage

KUNCI KEBERHASILAN LEAN


Dibawah ini terdapat beberapa pertimbangan untuk implementasi lean yang sukses:
Persiapkan dan motivasi SDM

1
5

Sebarluaskan orientasi Continuous Improvement, Kualitas

Rekrut dan Training SDM dengan skill yang tepat


Manajemen Biaya Strategik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning

10
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM

http://www.mercubuana.ac.id

Ciptakan pemahaman bersama mengenai perlunya perubahan lean

Employee Involvement (keterlibatan karyawan)

Dorong pengambilan keputusan dan pengembangan sistem hingga ke level

terendah

Latih dan dayagunakan SDM

Share informasi dan manage harapan-harapan


Identifikasi dan dayagunakan para juara, terutama manager-manager operasional

Hilangkan hambatan-hambatan (misal: people, layout, systems)

Buatlah directive tetapi juga empowering

Ciptakan atmosfir percobaan (experimentation atmosphere)

Toleransi terhadap kesalahan, kesabaran, dll

Kemauan untuk mengambil resiko

Jalankan ukuran kinerja, evaluasi, dan sistem rewards yang realistis

Tujuan kinerja yang jelas pada saat implementasi

Ukur hasil, bukan jumlah aktifitas / kejadian

Satukan perbaikan-perbaikan, jangka panjang, untuk membuat sebuah target


kinerja makro (mis: inventory turns, quality, delivery, overall cost reductions)

Jalankan pilot projects sebelum menerapkan budaya ke seluruh organisasi

Setelah beberapa keberhasilan dalam operasional, barulah kembangkan

keseluruh organisasi.
Contoh perusahaan yang sudah menerapkan Lean manufacturing adalah PT Toyota Astra Tbk,
PT Unilever Tbk., PT Kalbe Farma Tbk.
DAFTAR PUSTAKA
John R. Bangs, JR, ME. George R Hanselman. ME,MS piriciples of Accounting Scranton
Pennsylvaria. Gillespia, Lecil M. Accounting Proceture for Standart Cats New York. Laurance,
Blocher, Stout and Cokins, 2010, Cost Management: A Strategic Emphasis, 5th ed, The
McGraw-Hill Companies, Inc.
1
5

Manajemen Biaya Strategik


Pusat Bahan Ajar dan eLearning

11
Rona Tumiur Mauli C, SE, MM

http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai