Dosen Pengampu :
Dosen Pengampu :
Dra. Erry Andhaniwati, M.Ak, Ak, CA
Skenario
1. Bagaimana cara lean manufacturing mengubah akuntansi dan manajemen biaya?
Jawab :
Lean manufacturing merupakan pendekatan yang didesain untuk meniadakan waste
secara konstan dan memaksimalkan kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai tambah bagi
pelanggan. Pendekatan ini memiliki ciri pengiriman produk yang benar dalam jumlah
yang benar, dengan kualitas yang benar (tanpa cacat), pada waktu yang tepat dengan
kebutuhan pelanggan serta dengan biaya serendah mungkin. Implementasi lean
manufacturing yang baik akan memberi berbagai perbaikan seperti, kualitas yang lebih
baik, peningkatan produktivitas, pengiriman pada waktu yang tepat dengan kebutuhan
pelanggan, pengurangan waktu tunggu, pengurangan persediaan dalam jumlah besar,
pengurangan waktu penyetelan, penurunan biaya produksi, dan peningkatan produksi.
2. Apa kemiripan antara JIT dan lean manufacturing?
Jawab :
Kemiripan JIT dan lean manufacturing adalah adalah sama-sama menerapkan pull
system, yaitu pendekatan sistematis untuk mengidentifikasikan dan mengeliminasi
pemborosan/waste melalui perbaikan berkesinambungan dengan aliran produk
berdasarkan kehendak konsumen dalam mengejar kesempurnaan.
3. Bagaimana cara pembebanan biaya produk dalam lingkungan lean manufacturing?
Jawab :
Pada lingkungan lean manufacturing biaya overhead dibebankan menggunakan
penelusuran langsung ke produk. Sebagian besar biaya pendukung akan eksklusif untuk
suatu arus nilai terfokus sehingga dibebankan pada suatu produk dengan menggunakan
penelusuran langsung. Biaya yang dapat ditelusuri langsung secara eksklusif dihubungkan
dengan produk terkait; secara pasti, dapat dikatakan termasuk di dalamnya. Biaya produk
diperhitungkan dengan menghitung biaya periode terkait dan membaginya dengan output
produk.
4. Mengapa proses begitu penting bagi manajemen kinerja?
Jawab :
Hal ini di karenakan proses merupakan sumber potensi penurunan biaya. Jadi proses
perancangan ulung akan memperbaiki efisiensi dan akan menurunkan biaya. sehingga kan
meningkatkan kinerja.
5. Apakah lean manufacturing dan Balanced Scorecard merupakan pendekatan yang
sesuai satu sama lain?
Jawab :
Balanced Scorecard adalah sistem manajemen strategis yang menerjemahkan visi dan
strategi organisasi ke dalam tujuan dan ukuran operasional. Tujuan dan langkah-langkah
dikembangkan ke dalam masing-masing empat perspektif: perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif proses, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Tujuan dan ukuran dari empat perspektif dihubungkan oleh serangkaian hipotesis sebab-
akibat. Hal ini menghasilkan strategi yang dapat diuji yang memberikan umpan balik
strategis kepada para manajer. Balanced Scorecard cocok dengan akuntabilitas tanggung
jawab berbasis aktivitas karena berfokus pada proses dan membutuhkan penggunaan
informasi berbasis aktivitas untuk mengimplementasikan banyak tujuan dan ukurannya.
Lean Manufacturing
Tara Barker, direktur utama Allen Autoparts, sangat khawatir dengan tingkat
persaingan di lingkungan yang baru. Sejak perusahaan tersebut bersiap-siap memasuki
pengendalian yang lebih baik, mengurangi biaya, dan menjadi lebih efisien. Jenis lingkungan
tempat perusahaan beroperasi dapat memiliki pengaruh besar atas Cina, tampak nyata bahwa
usaha lebih akan dibutuhkan untuk mengaplikasikan Bayangkan saja, sebagai contoh, sebuah
perusahaan yang menghasilkan pipa dan jenis pengendalian dan sistem komunikasi yang
dipilih serta diimplementasikan. bata beton. Produk dan proses produksinya telah ditetapkan
dengan baik dan relative stabil. Keahlian fungsional dikhususkan untuk mencapai efisiensi
dalam operasional. Berbagai interaksi dengan pemasok dan pelanggan sebagian besar terbatas
pada transaksi berdasarkan rasa percaya. Persaingan cenderung bersifat lokal atau regional,
bukan nasional atau internasional . Perusahaan yang berhasil dalam lingkungan seperti ini
cenderung menekankan pemeliharaan status quo: penjagaan pangsa pasar, pertumbuhan yang
stabil, dan keberlanjutan produksi yang efisien.
Di pihak lain, perusahaan yang terlibat dalam produksi chassis dan suku cadang
otomotif, seperti Allen Autoparts, beroperasi dalam lingkungan yang berubah dengan cepat.
Secara konstan, produk dan prosesnya harus didesain ulang serta diperbaiki; para pesaing
nasional dan internasional selalu saja ada. Lingkungan persaingan membuat perusahaan harus
menawarkan produk dan jasa yang disesuaikan dengan berbagai segmen pelanggan. Pada
akhirnya, hal ini berarti perusahaan harus menemukan berbagai cara yang efisien untuk
menghasilkan produk yang sangat bervariasi, bervolume rendah, serta memberi perhatian
lebih banyak pada hubungan antara perusahaan dengan pemasok dan para pelanggannya.
Selain itu, untuk kebanyakan industri, siklus hidup produksi semakin pendek hingga
menimbulkan lebih banyak kebutuhan inovasi. Jadi, perusahaan yang beroperasi dalam
lingkungan yang dinamis dan cepat berubah mendapati bahwa adaptasi dan perubahan adalah
hal yang sangat penting untuk dapat bertahan hidup. Untuk menemukan berbagai cara dalam
rangka meningkatkan kinerja, perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan sejenis ini
terpaksa harus mengevaluasi ulang cara mereka melakukan berbagai hal. Perbaikan kinerja
berarti mencari cara meniadakan buangan secara konstan dan hanya melakukan berbagai
kegiatan yang menambah nilai bagi pelanggan. Pendekatan filosofis atas produksi ini sering
disebut lean manufacturing. Dengan demikian, lean manufacturing adalah pendekatan yang
didesain untuk meniadakan buangan dan memaksimalkan nilai bagi pelanggan, Pendekatan
ini memiliki ciri pengiriman produk yang benar dalam jumlah yang benar, dengan kualitas
yang benar (tanpa cacat), pada waktu yang tepat dengan kebutuhan pelanggan, serta dengan
biaya serendah mungkin. Sistem lean manufacturing memungkinkan para manajer untuk
meniadakan buangan, mengurangi biaya, dan menjadi lebih efisien. Perusahaan yang
mengimplementasikan lean manufacturing mengejar strategi pengurangan biaya dengan cara
mendefinisikan ulang berbagai aktivitas yang dilaksanakan perusahaan. Pengurangan biaya
secara langsung berkaitan dengan kepemimpinan biaya. Lean manufacturing menambah nilai
melalui pengurangan buangan. Implementasi lean manufacturing yang baik telah memberi
berbagai perbaikan besar, seperti kualitas persediaan dalam jumlah besar, pengurangan waktu
penyetelan, penurunan biaya yang lebih baik, peningkatan produktivitas, pengurangan waktu
tunggu, pengurangan produksi, dan peningkatan tingkat produksi. Contohnya, Celestica de
Monterrey, mengimplementasikan lean manufacturing di pabriknya di Monterrey, Meksiko.
SA. C.V., sebuah perusahaan yang mengkhususkan pada jasa produksi elektronik,
Implementasi tersebut menghasilkan peningkatan penggunaan ruang sebesar 34 persen,
pengurangan waktu penyetelan sebesar 85 persen, pengurangan buangan sebesar 66 persen,
dan penurunan waktu tunggu pelanggan sebesar 71 persen.
Pada intinya, lean manufacturing sama dengan Sistem Produksi Toyota yang
dikembangkan oleh Shigeo Shingo dan Taaichi Ohno. World-class manufacturing dan just-
in-time (JIT) manufacturing and purchasing adalah istilah yang meliputi banyak aspek dari
metode yang sama. Secara konseptual, lean manufacturing juga mirip dengan sistem lean
enterprise Ford. Kontribusi Shingo dan Ohno mengatasi berbagai kelemahan dan kesalahan
dalam sistem Ford. Secara khusus, sistem Ford tidak menilai karyawan secara tepat dan tidak
dibentuk untuk berhubungan dengan tingkat variasi produk yang tinggi. Produk yang
memiliki banyak variasi dan bervolume rendah tidak sesuai dengan sistem produksi Ford.
Pemberdayaan karyawan, struktur tim, manufaktur sel, pengurangan waktu penyetelan, dan
batch kecil ada di dalam Sistem Produksi Toyota dan merupakan bagian integral dari sistem
lean manufacturing. Apa hal yang memungkinkan perusahaan untuk dapat mencapai hasil
seperti yang dijelaskan melalui Celestica de Monterrey? Menjadi lean berarti harus ada
pemikiran yang lean. Lean manufacturing berbeda karena lima prinsip pemikiran lean berikut
ini:
Produk cacat
Produksi berlebih barang yang tidak dibutuhkan
Persediaan barang yang menungu masuk atau digunakan
Pemrosesan yang tidak dibutuhkan
Perpindahan karyawan yang tidak perlu
Transportasi barang yang tidak perlu
Waktu tunggu
Desain barang dan jasa yang tidak memenuhi kebutuhan pelanggan.
Pemberdayaan Karyawan
Keterlibatan karyawan sangatlah penting untuk mengidentifikasi dan meniadakan
semua bentuk buangan. Perbedaan prosedural utama antara lingkungan tradisional dan lean
adalah tingkat partisipasi para pekerja dalam manajemen perusahaan, Di lingkungan lean,
menaikkan tingkat partisipasi akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya secara
umum. Manajer akan mencari input dari para pekerja dan menggunakan berbagai saran
mereka memperbaiki proses produksi. Struktur manajemen harus berubah sebagai respons
atas keterlibatan karyawan yang lebih besar. Karena para pekerja mendapark tanggung jawab
lebih besar, manajer yang dibutuhkan lebih sedikir dan patkan perusahaan menjadi lebih
datar. Struktur yang lebih datar akan mempercepar de meningkatkan kualitas pertukaran
informasi. Gaya manajemen yang dibutubk dalam perusahaan lean juga berubah. Para
manajer di lingkungan lean bertindal sebagai fasilitator daripada supervisor. Peran mereka
adalah mengembanekan sumber daya manusia dan keahlian pekerja sehingga dapat
memberikan kontribusi yang bernilai tambah.
Pengendalian Kualitas Total
Produksi lean membutuhkan banyak penekanan pada kualitas manajemen. Suku
cadang yang cacat akan menghentikan produksi. Kualitas yang buruk tidak dapat ditoleransi
dalam lingkungan produksi yang beroperasi tanpa persediaan. Singkatnya, produksi lean
tidak dapat diimplementasikan tanpa komitmen atas pengendalian kualitas total (Total
Quality Control-TQC). Pada dasarnya, TQC adalah usaha tidak berkesudahan untuk
menyempurnakan kualitas keinginan keras untuk mencapai proses desain dan produksi
produk bebas cacat. Manajemen biaya kualitas dibahas secara ekstensif pada Bab 15.
Persediaan
Produksi berbagai barang berlebih dapat dikendalikan dengan memungkinkan
pelanggan meminta barang melalui sistem.
Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Analisis nilai proses adalah metodologi untuk mengidentifikasi dan meniadakan
berbagai aktivitas tidak bernilai tambah. Aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang
tidak dibutuhkan, termasuk menunggu.
Akuntansi Lean
Sistem manajemen biaya tradisional juga tidak bekerja dengan baik dalam lingkungan
lean. Variasi perhitungan biaya standar dan variasi anggaran Departemen cenderung
mendorong produksi berlebih dan tidak sesuai dengan sistem permintaan pull yang
dibutuhkan dalam lean manufacturing. Untuk menghindari berbagai hambatan atau tanda
yang menyesatkan, perubahan dalam pendekatan perhitungan biaya produk dan pengendalian
operasi akan dibutuhkan ketika berpindah ke sistem Lean Manufacturing berdasarkan arus
nilai.
Arus Nilai Terfokus dan Dapat Tidaknya Ditelusurinya Biaya Overhead
Sistem perhitungan biaya menggunakan 3 metode untuk membebankan berbagai
biaya ke tiap produk: penelusuran langsung, penelusuran penggerak dan alokasi. Dari ketiga
metode ini, metode yang paling akurat adalah penelusuran langsung. Asumsikan bahwa suatu
arus nilai pada awalnya diciptakan untuk tiap produk dalam suatu pabrik. Di lingkungan lean
manufacturing, biaya overhead yang dulu dibebankan pada berbagai produk dengan
menggunakan penelusuran penggerak atau alokasi, menggunakan penelusuran langsung ke
produk saat ini. Lean Manufacturing meniadakan berbagai aktivitas buangan, mengurangi
permintaan tenaga kerja.
Ringkasan visual mengenai pembebanan biaya arus nilai menunjukkan berbagai biaya
fasilitas dibebankan pada tiap arus nilai. Tujuan pembebanan ini adalah memotivasi para
manajer arus nilai untuk mencari berbagai cara mengurangi penggunaan ruang.
Perhitungan Biaya Produk
Karena penugasan ganda, pelatihan silang, dan penegasan ulang berbagai personil
pendukung, sebagian besar biaya pendukung akan eksklusif untuk suatu arus nilai terfokus
sehingga dibebankan pada suatu produk dengan menggunakan penelusuran langsung. salah
satu konsekuensi dari peningkatan biaya ya yang dapat ditelusuri secara langsung adalah
meningkatnya akurasi perhitungan biaya produk. Biaya produk diperhitungkan dengan
menghitung biaya periode terkait dan membaginya dengan output produk.
Keterbatasan dan Masalah
Pada kenyataannya, memiliki arus nilai untuk tiap produk bukanlah hal praktis.
Praktik yang umum adalah mengatur arus nilai menjadi berdasarkan sekelompok produk
yang sama.
Perhitungan Arus Nilai untuk Multiproduk
Arus nilai dapat dibentuk berdasarkan sekelompok produk yang memiliki proses
sama.
Sel-sel produksi dalam sebuah arus nilai dapat dibentuk agar membentuk sekelompok
produk atau suku cadang yang membutuhkan urutan produksi yang sama. Biaya akan
dibebankan dalam cara yang sama seperti pada arus nilai terfokus.
Perhitungan Biaya Produk
Dengan multiproduk, biaya produk untuk berbagai arus nilainya dihitung dengan
menggunakan biaya rata-rata sesungguhnya.
biaya periode arus nilai total
Biaya produk arus nilai =
unit yang dikirimkan dalam periode tersebut
Biaya rata-rata biasanya dihitung per minggu dan didasarkan pada biaya
sesungguhnya.
Pelaporan Arus Nilai
Biaya dikumpulkan dan dilaporkan berdasarkan arus nilai titik pendapatan dan biaya
Yang dilaporkan adalah pendapatan dan biaya sesungguhnya untuk Minggu tersebut. Untuk
menghindari distorsi kinerja Minggu saat ini, pengurangan persediaan dilaporkan secara
terpisah dari kontribusi arus nilai. Menambahkan perubahan persediaan juga memungkinkan
penghasilan dinyatakan dengan benar untuk laporan eksternal.
Pengambilan Keputusan
Dengan menggunakan biaya produk untuk suatu arus nilai, biaya tiap produk tidak
diketahui. Pada kenyataannya, biaya produk yang dispesifikasikan secara penuh dan akurat
tidak dibutuhkan untuk tiap keputusan. Buangan dapat ditiadakan pada tingkat aktivitas dan
proses tanpa mengetahui biaya produk. Berbagai variansi tidak perlu diperinci berdasarkan
produk untuk menandakan sumber buangan dan potensi perbaikan. Bahkan, seperti yang
telah dijelaskan, variansi perhitungan biaya standar sesungguhnya dapat menghambat
keputusan perbaikan. Untuk keputusan selanjutnya, pengaruh dari keputusan terkait atas
profitabilitas arus nilai mungkin merupakan satu-satunya informasi yang dibutuhkan untuk
keputusan tertentu.
Pengukuran Kinerja
Sistem akuntansi lean menggunakan Box Scorecard yang membandingkan metriks
operasional, kapasitas, dan keuangan dengan berbagai kinerja minggu sebelumnya dan
tingkat yang diinginkan di masa mendatang. Jadi, pendekatan pengendalianan menggunakan
bauran ukuran keuangan dan nonkeuangan untuk arus nilai. Kondisi di masa depan yang
diinginkan mencerminkan berbagai target untuk berbagai ukuran. Untuk ukuran operasional,
nonkeuangan digunakan pada tingkat sel. Sebuah Box Scorecard Balanced Scorecard bersifat
lebih menyeluruh dan merupakan pendekatan terintegrasi yang melintasi berbagai konsep
suatu Box Scorecard. Untuk ukuran operasionalnya, unit yang dijual per orang adalah ukuran
produktivitas parsial tenaga kerja sehingga merupakan ukuran efisiensi tenaga kerja.
First time through adalah ukuran kualitas dan hanya merupakan persentase produk
yang dibuat melalui produksi tanpa ada cacat yang akan menimbulkan penolakan atau ,
nonproduktif (tidak bernilai tambah-digunakan, tetapi merupakan buangan) dan tersedia.
Mesin, tenaga kerja, dan berbagai sumber daya lain yang digunakan untuk aktivitas buangan
tersedia untuk kegiatan yang lebih produktif. Agar kinerja keuangan dapat meningkat,
beberapa keputusan harus dibuat dalam kaitannya dengan peningkatan kapasitas tersedia.
Pendekatan yang paling logis dan praktis adalah berkomitmen menggunakan sumber daya
yang dibebaskan tersebut untuk memperluas usaha. Kemungkinan lainnya adalah mentransfer
berbagai sumber daya ke arus nilai dan memiliki peningkatan lainnya yang berada dalam
tingkat pertumbuhan tinggi dan kebutuhan sumber daya. Cara lainnya adalah merealisasikan
pengurangan biaya melalui pengurangan tenaga kerja dan meniadakan sumber daya.
Pendekatan terakhir ini adalah pendekatan yang paling tidak diinginkan. Pendekatan ini sulit
mendapatkan kerja sama dan keterlibatan para karyawan untuk berubah menjadi pekerja yang
lean jika berbagai saran dan tindakan mereka mengarah pada hilangnya pekerjaan mereka
atau pekerjaan para teman dan rekan kerja mereka.
Manajemen Biaya Siklus-Hidup dan Peran dari Perhitungan Biaya Target
Tahap perancangan produk dapat berpengaruh signifikan terhadap biaya aktivitas.
Biaya siklus hidup adalah semua biaya yang berhubungan dengan produk untuk keseluruhan
siklus hidupnya. Hal ini meliputi pengembangan (perencanaan, rancangan, dan pengujian),
produksi (aktivitas konversi), dan dukungan logistik (pengiklanan, pendistribusian, jaminan,
dan lain-lain). Karena kepuasan total pelanggan telah menjadi isu vital dalam persiapan bisnis
baru, biaya hidup keseluruhan telah menjadi fokus utama manajemen biaya siklus-hidup.
Biaya hidup keseluruhan (whole-life cost) adalah biaya siklus hidup tu produk plus biaya
pascapembelian oleh pelanggan yang meliputi operasional, dukungan, pemeliharaan, dan
pembuangan." Karena biaya yang muncul setelah pembelian suatu produk dapat memiliki
persentase yang signifikan dari biaya hidup.
Proses adalah sarana menciptakan nilai pelanggan dan pemegang saham. Jadi,
perspektif proses mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pelanggan dan keuangan. Untuk memberikan kerangka kerja yang diperlukan perspektif ini,
rantai nilai proses didefinisikan. Rantai nilai proses terdiri atas tiga proses: proses inovasi,
proses operasional, dan proses pascapenjualan.
Proses inovasi mengantisipasi kebutuhan yang timbul dan kebutuhan yang potensial
dari pelanggan, serta menciptakan produk dan jasa baru untuk memuaskan kebutuhan itu.
proses ini mewakili apa yang disebut gelombang panjang dari penciptaan nilai. Proses
operasional menghasilkan serta mengirimkan produk dan jasa yang telah ada kepada
pelanggan. Proses ini dimulai dengan pesanan pelanggan dan berakhir dengan pengiriman
produk atau jasa. Proses ini merupakan gelombang pendek dari penciptaan nilai. Proses jasa
pascapenjualan memebrikan pelayanan yang cepat tanggap dan penting bagi pelanggan
setelah produk atau jasa telah dikirim.
Proses Inovasi: Tujuan dan Ukuran Tujuan proses inovasi meliputi: peningkatan jumlah
produk baru, peningkatan persentase pendapatan dari produk yang dimiliki, dan penurunan
waktu untuk pengembangan produk baru. Ukuran yang berhubungan adalah produk baru
aktual yang dikembangkan versus produk yang direncanakan, persentase pendapatan total
dari produk baru, persentase pendapatan dari produk yang dimiliki, dan waktu siklus
pengembangan (waktu untuk pasar).
Proses operasional: Tujuan dan ukuran Ada tiga tujuan proses operasional yang hampir
selalu disebutkan dan ditekankan, yaitu : meningkatkan kualitas proses, meningkatkan
efisiensi proses, dan menurunkan waktu proses. Perbaikan kualitas, efisiensi, dan waktu
proses adalah dasar dari lean manufacturing. Oleh sebab itu, proses adalah sumber nilai
untuk pelanggan sehingga memastikan ketiga dimensi ini berjalan dengan baik merupakan
hal yang sangat penting untuk menjadi kompetitif.
Kualitas. Contoh ukuran kualitas proses adalah biaya kualitas, hasil output (output
bagus/input bagus), dan persentase unit yang cacat (output bagus/output total). Perhitungan
biaya kualitas dan pengendaliannya dibahas pada bab sebelumnya. Akan tetapi, ada satu
metric kualitas tambahan yang perlu disebutkan: First time through. First time through (FIT)
adalah metric kualitas umum yang digunakan untuk mengukur kualitas dalam sel manufaktur
dan arus nilai dan dihitung dengan cara berikut.
FIT bisa dihitung untuk setiap tempat kerja di dalam sel dan seluruh FITsel adalah
hasil kali dari semua FIT tempat kerja.
Jadi, jika FIT =0,90 untuk setiap tempat kerja, maka FIT Sel = 0,90 x 0,90 x 0,90 =
0,729.
Efisiensi. Untuk efisiensi proses utamanya memperhatikan biaya proses dan produktivitas
proses. Pengukuran dan penelusuran biaya proses difasilitasi oleh penghitungan biaya
berdasarkan aktivitas dan analisis nilai proses. Dalam lingkungan lean manufacturing,
biaya rata-rata dan penjualan per orang adalah contoh ukuran efisiensi.
Waktu. Ukuran umum waktu proses adalah waktu siklus, velositas, efektivitas siklus
manfaktur (manufacturing cycle effectiveness-MCE), takt time, dan durasi hari dalam
hitungan jam.
Waktu Siklus dan Velositas. Waktu untuk merespon suatu pesanan pelanggan disebut
responsiveness. Waktu siklus dan velositas adalah dua ukuran operasional untuk
responsiveness. Waktu siklus adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi
unit outpit sejak bahan diterima (titik permulaan siklus) hingga barang dikirim kepersiadaan
barang jadi (titik akhir siklus). Definisi lain dari waktu siklus adalah waktu dock-to-dock.
Waktu dock-to-dock adalah jumlah hari anatara waktu bahan baku diterima pada dock
penerimaan dan waktu barang jadi dikirim dari dock pengiriman. Pada perusahaan lean, tidak
ada persediaan barang jadi karena barang langsung dikirim setelah selesai diproduksi. Jadi,
waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu produk (waktu/unit
yang diproduksi). Velositas adalah jumlah unit output yang dapat diproduksi dalam suatu
periode waktu tertentu (unit yang diproduksi/waktu).
Waktu pemrosesan adalah waktu yang dipakai untuk mengubah material untuk
menjadi barang jadi. Aktivitas lain dan waktunya dilihat sebagai pemborosan, dan tujuannya
adalah menurunkan waktunya menjadi nol. Jika hal ini dipenuhi, nilai MCE menjadi 1,0.
Ketika MCE lebih baik (berpindah 1,0), waktu siklus menurun. Lebih lanjut lagi, penurunan
biaya juga harus ada karena satu-satunya cara memperbaiki MCE adalah menurunkan
pemborosan.
Takt time adalah istilah jepang dan sesungguhnya hanya berarti tingkat permintaan
pelanggan atas produk. Contohnya, permintaan pelanggan mungkin mengharuskan agar suatu
produk diproduksi setiap 10 menit. Jadi, waktu siklus yang dibutuhkan adalah lima menit jika
perusahaan melakukan produksi berdasarkan permintaan dan ingin meminimalkan buangan.
Laporan hari berdasrkan jam memberi infomasi kuantitas per jam takt dalam satu kolom,
kuantitas produksi per jam sesungguhnya dalam kolom kedua, dan jumlah kumulatif
sesungguhnya yang diproduksi untuk hari terkait. Salah satu tujuan laporan tersebut adalah
menjaga agar para pekerja berfokus pada kegiatan memproduksi produk yang dibutuhkan
pelanggan ketika pelanggan menginginkannya.
Tujuan Ukuran
Inovasi :
Meningkatkan jumlah produk baru Jumlah produk baru versus yang
Meningkatkan produk yang dimiliki direncanakan
Menurunkan waktu pengembangan produk Persentase pendapatan dari produk yang
baru dimiliki
Waktu pemasaran (dari awal hingga akhir)
Operasional :
Meningkatkan kualitas proses Biaya kualitas
Hasil output
Persentase unit cacat
Meningkatkan efisiensi proses Tren biaya unit
Output / input
Menurunkan waktu pemrosesan Waktu siklus dan velositas
MCE
Pelayanan pascapenjualan :
Meningkatkan kualitas pelayanan Pertama langsung berhasil
Meningkatkan efisiensi pelayanan Tren biaya
Output / input
Menurunkan waktu pelayanan Waktu siklus
Kemampuan Karyawan Tiga pengukuran hasil utama bagi kemampuan karyawan adalah
tingkat kepuasan karyawan, persentase pergantian karyawan, dan produktifitas karyawan.
Contoh ukuran yang mudah atau penggerak kinerja untuk kemampuan karyawan adalah jam
pelatihan dan rasio penguasaan pekerjaan strategis. Ketika proses baru dibuat, keahlian baru
sering diperlukan. Pelatihan dan perekrutan adalah sumber keahlian baru. Selain itu,
persentase karyawan yang dibutuhkan di area-area kunci tertentu dengan keahlian yang
diminta menandakan kemampuan organisasi untuk memenuhi tujuan tiga perspektif lainnya.
Tujuan Ukuran
Peningkatan kemampuan karyawan Tingkat kepuasan karyawan
Persentase pergantian karyawan
Produktifitas karyawan (pendapatan per
karyawan)
Jumlah jam pelatihan
Rasio strategis cakupan pekerjaan
Peningkatan motivasi dan pelibatan Saran per karyawan
Saran per karyawan yang dilaksanakan
Peningkatan kemampuan system informasi Persentase proses dengan kemampuan
merespons balik dalam waktu nyata
Persentase karyawan menghadapi
pelanggan dengan akses online ke
informasi pelanggan dan produk.