KELOMPOK 8
Penerapan lean manufacturing yang memicu kebutuhan akan lean accounting, karena metode
akuntansi tradisional tidak dapat mengakomodir kebutuhan informasi bagi industri yang
beroperasi berdasarkan falsafah lean. Dalam perkembangannya, lean accounting tidak hanya
diaplikasikan pada perusahaan manufaktur saja, namun telah merambah ke jenis industri lain,
seperti organisasi penyedia jasa keuangan, kesehatan, pemerintahan dan pendidikan.
Manfaat lain dari Lean Accounting adalah meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Perusahaan harus lebih fokus untuk mengurangi biaya dan meningkatkan nilai tambah, sehingga
margin keuntungan dapat ditingkatkan secara signifikan. Selain itu, Lean Akuntansi dapat
membantu perusahaan untuk memperkirakan biaya produksi dengan lebih akurat dan
mengidentifikasi sumber-sumber penghematan biaya yang belum dimanfaatkan sebelumnya.
KPI adalah ukuran kinerja yang dapat membantu perusahaan untuk mengukur
dan memantau produktivitas dan kinerja operasional mereka. KPI dapat digunakan
untuk mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dan mengukur dampak dari
perubahan yang dilakukan.
Value stream costing adalah metode akuntansi manajemen yang mengukur biaya dan nilai
tambah dari aktivitas bisnis dalam sebuah value stream atau alur nilai. Value stream dalam konteks
ini mengacu pada rangkaian aktivitas atau proses yang menghasilkan produk atau layanan
untuk pelanggan.
Value stream costing membantu organisasi untuk memahami biaya yang terkait dengan
setiap langkah dalam value stream dan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang tidak
memberikan nilai tambah. Dengan memahami biaya dan menghilangkan kegiatan yang tidak
memberikan nilai tambah, organisasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi
mereka serta memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi pelanggan.
Value stream costing juga membantu organisasi untuk mengukur kinerja mereka dan memantau
perubahan yang terjadi dalam value stream. Hal ini memungkinkan organisasi untuk mengambil
tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan mengoptimalkan alur nilai mereka.
Metode ini sering digunakan dalam konsep lean manufacturing dan lean accounting, karena fokusnya
pada penghapusan pemborosan dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Dalam konteks
lean, value stream costing membantu organisasi untuk mencapai penghematan biaya yang
signifikan dan peningkatan efisiensi operasional melalui perbaikan alur nilai mereka.
Setidaknya terdapat tiga jenis value stream, yakni value stream fulfillment, value stream produk
baru, dan value stream marketing.
Value stream order fulfillment akan lebih fokus pada penyediaan produk yang ada saat ini di
tangan pelanggan. Beberapa kegiatannya mencakup menerima pesanan, perpindahan,
mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai, sampai produk tiba di tangan
pelanggan.
Value stream produk baru, di dalamnya lebih fokus pada mengembangkan produk baru
untuk pelanggan baru.
Value stream marketing lebih fokus pada menyediakan produk yang ada saat ini untuk
pelanggan baru.
Lean accounting akan melaporkan biaya dan juga laba dengan menggunakan value stream
costing system, yang mana didalamnya berisi ringkasan sederhana terkait biaya langsung yang
berasal dari value stream tersebut. Biaya value stream juga bisa dikumpulkan setiap minggu dengan
sangat sedikit atau tanpa adanya alokasi overhead, karena semua biaya yang dilaporkan akan
dianggap sebagai biaya langsung, sehingga perhitungan harga pokok produk pun akan menjadi
lebih akurat.
Hasilnya adalah, informasi keuangan akan lebih mudah untuk dipahami oleh semua
orang yang bekerja di dalam value stream, sehingga keputusan yang didasarkan pada informasi
tersebut nantinya akan menjadi lebih baik, dan terdapat juga akuntabilitas yang lebih jelas atas
biaya dan juga profitabilitas values stream tersebut.
Namun, value stream costing system tetap memiliki kelemahan penugasan karyawan secara
eksklusif dalam satu value stream kemungkinan besar akan sulit untuk dilakukan. Beberapa
karyawan bisa saja bekerja dalam lebih dari satu value stream. Sehingga, pembebanan biaya harus
terbagi lagi sesuai dengan proporsi waktu yang dihabiskan dalam value stream tertentu.
Lebih dari itu, akan tetap ada juga mereka yang berada di luar value stream, sehingga biayanya
harus bisa dialokasikan pada semua value stream. Sehingga, biayanya harus dialokasikan pada
semua values stream yang menikmati jasanya. Kelemahan yang terakhir adalah values stream tidak
praktikal bila diterapkan dalam seluruh jenis produk. Umumnya, penerapan values stream adalah
pada kelompok tertentu saja
F. PERBEDAAN LEAN ACCOUNTING VS AKUNTANSI TRADISIONAL
Lean Akuntansi dan Akuntansi Tradisional memiliki pendekatan yang berbeda dalam
pengukuran, analisis, dan pelaporan informasi keuangan perusahaan.
Berikut adalah beberapa perbedaan antara Lean Accounting dan Akuntansi Tradisional:
Dalam Akuntansi Tradisional, fokus utama adalah biaya produk, yaitu biaya yang terkait
langsung dengan produksi barang atau jasa. Sementara dalam Lean Akuntansi, fokusnya
adalah pada aktivitas yang memakan biaya, yang dapat mencakup aktivitas pemasaran,
desain produk, pengadaan bahan baku, produksi, distribusi, dan pengiriman.
Menurut ASQ, Six Sigma merupakan metode yang menyediakan alat organisasi/institusi
untuk meningkatkan kemampuan proses bisnis mereka. Six Sigma dapat menunjang
peningkatan kinerja dan penurunan variasi proses yang mengarah pada pengurangan cacat serta
peningkatan laba perusahaan. Tak hanya itu, Six Sigma juga dianggap mampu meningkatkan
moral karyawan dan kualitas produk atau layanan perusahaan.
Dilansir dari isixsigma.com, Six Sigma memiliki sejarah panjang sebagai metodologi
dalam pengelolaan manajemen produksi. Jika ditarik ke belakang, metode Six Sigma ini berakar
pada standar pengukuran kurva normal milik Carl Friedrich Gauss. Selanjutnya, pada tahun
1920-an, Walter Shewhart menunjukkan bahwa tiga sigma dari rerata suatu proses koreksi.
Standar pengukuran ini kemudian didukung dengan banyaknya varian baru hingga Mikel Harry
dan Bill Smith dari Motorola menciptakan istilah Six Sigma pada tahun 1986 sebagai konsep
pembaruan manajemen dengan kerangka pengukuran kualitas demi kemajuan bisnis.
DPU = (1)
Hitung DPMO terlebih dahulu menentukan probabilitas jumlah kerusakan.
DPMO = (2)
Dua metode utama yang digunakan untuk Six Sigma adalah DMAIC (Define, Measure,
Analyze, Improve, Control) dan DMADV (Define, Measure, Analyze, Design, Validate).
1. DMAIC
2. DMADV
DMADV merupakan metode yang bisa kamu gunakan untuk membuat desain atau
mendesain ulang proses manufaktur produk baru. Ini adalah metode yang cocok dipilih
jika proses atau produksi yang saat ini dilakukan perusahaan tidak memuaskan
pelanggan meskipun sudah dilakukan optimisasi.
Pasti kamu pernah mendengar istilah “konsumen adalah raja”. Hal ini pun
berlaku dalam metodologi ini, dan sifatnya sangat penting. Six Sigma harus
berhasil memaksimalkan manfaat bagi konsumen. Oleh karena itu, bisnis yang
berusaha menggunakan metode Six Sigma harus memahami konsumennya
dengan baik dan mengetahui apa yang memuaskan mereka.
a. Executive Leaders
Pimpinan puncak perusahaan yang komit untuk mewujudkan six sigma, memulai
dan memasyarakatkannya di seluruh bagian, divisi, departemen dan cabang-
cabang perusahaan.
b. Champions
Yaitu orang-orang yang sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan proyek
six sigma. Mereka merupakan pendukung utama yang berjuang demi
terbentuknya black belts dan berupaya meniadakan berbagai
rintangan/hambatan baik yang bersifat fungsional, finansial, ataupun pribadi agar
black belts berfungsi sebagaimana mestinya. Bisa dikatakan Champions menyatu
dengan proses pelaksanaan proyek, para anggotanya berasal dari kalangan
direktur dan manajer, bertanggung jawab terhadap aktivitas proyek sehari-hari,
wajib melaporkan perkembangan hasil kepada executive leaders sembari
mendukung tim pelaksana. Sedangkan tugas-tugas lainnya meliputi memilih
calon-calon anggota black belt, mengidentifikasi wilayah kerja proyek,
menegaskan sasaran yang dikehendaki, menjamin terlaksananya proyek sesuai
dengan jadwal, dan memastikan bahwa tim pelaksana telah memahami
maksud/tujuan proyek.
d. Black Belts
Dipandang sebagai tulang punggung budaya dan pusat keberhasilan six sigma,
mengingat mereka adalah orang-orang yang: memimpin proyek perbaikan kinerja
perusahaan; dilatih untuk menemukan masalah, penyebab beserta
penyelesaiannya; bertugas mengubah teori ke dalam tindakan; wajib memilah-
milah data, opini dengan fakta, dan secara kuantitatif menunjukkan faktor-faktor
potensial yang menimbulkan masalah produktivitas serta profitabilitas;
bertanggung jawab mewujudnyatakan six sigma. Para calon anggota black belts
wajib memenuhi syarat-syarat seperti: memiliki disiplin pribadi; cakap
memimpin; menguasai ketrampilan teknis tertentu; mengenal prinsip-prinsip
statistika; mampu berkomunikasi dengan jelas; mempunyai motivasi kerja yang
memadai.
e. Green Belts
Adalah orang-orang yang membantu black belts di wilayah fungsionalnya. Pada
umumnya green belts bertugas: secara paruh waktu di bidang yang terbatas;
mengaplikasikan alat-alat six sigma untuk menguji dan menyelesaikan problema-
problema kronis; mengumpulkan/ menganalisis data, dan melaksanakan
percobaan-percobaan; menanamkan budaya six sigma dari atas ke bawah.
Brainstorming
Teknik six sigma yang paling umum dilaksanakan adalah brainstorming. Teknik ini
merupakan proses yang dilakukan bersama dengan melibatkan semua pihak untuk
menciptakan atau memunculkan ide baru untuk bisnis.
Suara Pelanggan
Mendengarkan suara pelanggan adalah salah satu teknik six sigma yang bisa Anda
terapkan. Dengan adanya suara pelanggan dapat membantu tim untuk mengidentifikasi
masalah yang ada. Suara pelanggan sangat penting untuk meningkatkan atau
menghilangkan sebuah produk dan/atau jasa.
5R Systems
Poin keempat teknik six sigma adalah 5R systems. 5R yang dimaksud adalah ringkas,
rapi, resik, rawat, dan rajin. Kelima hal ini digunakan untuk menghilangkan hal-hal yang
tidak perlu dan meminimalisir hambatan yang bisa muncul selama proses produksi
berlangsung.
Benchmarking
Poin keenam teknik six sigma adalah benchmarking. Teknik ini digunakan untuk
memberi pemahaman terkait peluang bisnis tertentu dalam persaingan yang ketat
dengan kompetitor lainnya.
Poka-yoke
Teknik six sigma ketujuh adalah poka-yoke, yaitu teknik yang digunakan untuk
menghindari potensi kesalahan dan penyusunan strategi. Teknik ini dilakukan dengan
memastikan semua kondisi terlihat aman sebelum lanjut ke proses berikutnya.
Six Sigma jauh lebih rinci daripada metode analisis berdasarkan statistik. Six
Sigma dapat diterapkan di bidang usaha apa saja mulai dari perencanaan strategi
sampai operasional hingga pelayanan pelanggan dan maksimalisasi motivasi atas
usaha.
Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non manufaktur
disamping lingkungan teknikal, misalnya seperti bidang manajemen, keuangan,
pelayanan pelanggan, pemasaran, logistik, teknologi informasi dan sebagainya.
Dengan Six Sigma dapat dipahami sistem dan variabel mana yang dapat
dimonitor dan direspon balik dengan cepat.
Six Sigma sifatnya tidak statis. Bila kebutuhan pelanggan berubah, kinerja sigma
akan berubah.
Selain itu terdapat juga keuntungan dari penerapan Six Sigma. Biasanya Six Sigma
membawa perbaikan pada hal-hal berikut ini (Pande, Peter. 2000):
1) Pengurangan biaya
2) Perbaikan produktivitas
3) Pertumbuhan pangsa pasar
4) Retensi pelanggan
5) Pengurangan waktu siklus
6) Pengurangan cacat
7) Pengembangan produk / jasa