Anda di halaman 1dari 7

PETUNJUK PENGISIAN

Penjelasan Blangko ( 1 O )
*1) Blangko ini untuk 2 keperluan yaitu usulan dari IP3A/GP3A dan Keputusan Komisi
Irigasi
*2) Usulan P3A

= Dibuat 1 bulan sebelum dimulainya MT. 1

*3) Keputusan

= Disalin dari Blangko ( 3 O )


Dan ini menjadi pedoman P3A, berapa luas tanam yang
diizinkan

*4) Bila IP3A/GP3A belum ada atau belum aktif, maka usulan ditandatangani oleh Kepala
Desa
Catatan :
Penjelasan blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang blangko ( 1 O )

Penjelasan Blangko 2 O
*1) Blangko ini untuk 2 keperluan yaitu usulan dari IP3A/GP3A dan Keputusan Komisi
Irigasi, PER MUSIM TANAM (MT)
*2) Periode Muasim Tanam =

Disilang (X) yang tidak dipergunakan

*3) Usulan P3A

Dibuat 1 bulan sebelum dimulainya MT. 1

*4) Keputusan

Disalin dari Blangko ( 3 O )


Dan ini menjadi pedoman P3A, berapa luas tanam yang
diizinkan

Catatan :
Penjelasan blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang blangko ( 2 O )

CARA PENGISIAN BLANGKO ( 3 O )


1.

Blangko ( 3 O ) : Kutipan Lampiran Keputusan Komisi Irigasi Mengenai Rencana


Tata Tanam Per Daerah Irigasi

2.

Blangko ini diisi oleh Kasubdin/Ka Dinas Pengairan Kabupaten, yang dikutip dari
Lampiran Keputusan Komisi Irigasi Kabupaten tentang Pola Tanam dan Rencana Tata
Tanam

3.

Lampiran Keputusan Komisi Irigasi Kabupaten mengenai Rencana Tata Tanam


perlu dilengkapi dengan analisa neraca air serta memperhitungkan parameter lain.
Blangko ini dibuat 2 bula sebelum MT. 1 dimulai.

Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 3 O )

Penjelasan Blangko ( 4 O)
1.
2.
3.

Blangko ini dibuat tiap dua mingguan / tengah bulanan.


Butir (1) (Keputusan Target Areal Tanam) diisi oleh Pembantu Pelaksana OP
datanya disalin dari Blangko ( 3 O )
Butir (2) (Usulan Realisasi Luas Tanam) diisi berdasarkan data dari IP3A/GP3A.

4.

Angka-angka areal pada Butir (2) tidak boleh melampaui angka-angka areal pada
Butir (1). Bila melampaui maka Pembantu Pelakasana OP mengoreksi angka-angka
pada Butir (2) dengan mengurangi angka-angka areal pada Butir (2).

5.

Bila IP3A/GP3A belum ada atau belum aktif, maka data diambil dari Kepala Desa.

6.

Distribusi Blangko ( 4 O ) : dibuat oleh Pembantu Pelaksana OP dikirim ke


Pelaksana OP, Kasubdin/ka Dinas Pengairan Kabupaten, Koordinator OP Irigasi
Wilayah Sungai dan ke Bagian Pelaksana Kegiatan Irigasi Wilayah.

Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 4 O )

CARA PENGISIAN BLANGKO 5 O


1.

Blangko 05 O : Rencana Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan.

2.

Blangko ini harus diisi oleh Pelaksana OP Irigasi pada tanggal 12 dan 27 setiap
bulan. Data kolom Usulan Luas Tanam dari Buku Catatan IP3A/GP3A, dan
kemudian dikalikan dengan angka Satuan Kebutuhan Air di Sawah. Angka-angka
untuk satuan kebutuhan air dari satu daerah ke daerah lainnya; apabila sudah ada
suatu penelitian, maka hasil penelitian yang harus dipakai (yang tercantum dalam
blangko ini hanya sebagai referensi/acuan saja).

3.

Pengisian angka kebutuhan air untuk tanaman lain-lain diisikan sesuai dengan
jenis tanaman tersebut.

4.

Jumlah air di sawah adalah jumlah kebutuhan air di Daerah Irigasi, sedang
kebutuhan air di pintu tersier adalah jumlah air di sawah dikalikan dengan faktor
tersier.

5.

apabila faktor tersier belum ada penyelidikan dapat diambil sebesar 20% sampai
dengan 30%. Tanda tangan IP3A/GP3A pada baris sepuluh (10)

Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 5 O )
Angka kebutuhan air untuk tanaman lain-lain diisikan sesuai dengan jenis tanaman :

No

Uraian/Bab

Satuan keb. Air di Sawah


(l/dt/ha)

MT1

MT2/MT3

3.1

3.2

Padi Rendeng/Padi gadu Izin


a) Pengolahan tanah + persemaian
b) Pertumbuhan / Pemasakan
c) Panen

1.250
0.725
0

Tebu
a) Pengolahan tanah + persemaian
b) Tebu Muda (MT.1)
c) Tebu Tua (MT.2)

0.850
0.360
0.125

Palawija
a) Yang perlu banyak air
b) Yang perlu sedikit air

0.30
0.20

Penjelasan Blangko ( 6 O )
1.

Blangko ini dibuat tiap tanggal 13 dan tanggal 28

2.

Pencatatan debit dilakukan setiap hari, jam 08.00. Angka debit dibulatkan dalam
satuan l/det

3.

Cara pengukuran debit (*3))


a. Dengan alat pengukur debit standar (Romijn. Cipoletti dll)
b. Dengan cara lain (pelampung dll)

4.

Jika debit masuk, tetapi tidak diketahui besarnya (berhubung alat ukur rusak,
petugas sakit dll) , supaya diberi tanda TD = tidak diukur.

5.

Jika pintu ditutup, debit tidak mengalir (misalnya waktu terjadi giliran) supaya
diberi tanda 0 (nol)

6.

Dari data ini dapat dihitung berapa besarnya kehilangan di setiap ruas saluran
dengan memakai blangko (14) kemudian dibuat evaluasi : berapa debit masuk dan
berapa debit keluar sehingga diperoleh berapa besarnya debit hilang (operation
and conveyance losses)

Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 6 O )

Cara Pengisian Blangko ( 7 O )


1.

Blangko 07-O : Rencana Kebutuhan Air di Jaringan Utama dan Penetapan


Pemberiannya

2.

Blangko ini diisi oleh Pelaksana OP pada tanggal 14 dan 29. Data dari Blangko
05-O harus dipindahkan ke kolom 7 dalam blangko ini.

3.

Isi blangko mulai urutan petak tersier yang paling hilir menuju ke petak tersier
yang paling hulu. Semua sadap yang berada di bagian saluran diisi kebutuhan airnya
masing-masing (dari blangko 05-O), lalu diisi kebutuhan lain, kehilangan air beserta
suplesi di bagian saluran itu. Semua data itu dijumlahkan menjadi kebutuhan debit
untuk bagian tersebut. Debit ini ditambah jumlah kebutuhan air di bagian saluran
sebelah hilir bila ada, akan didapat debit yang dibutuhkan pada bangunan bagi yang
langsung memberi air masuk ke bagian saluran itu.

4.

Selanjutnya jumlahkan data untuk saluran bagian saluran (induk dan sekunder)

5.

Selanjutnya Ranting/Pengamat menghitung faktor K dengan Blangko 09-O dan


data dari blangko 08-O (catatan debit sungai)

6.

Bila Debit Sungai (Qs) lebih besar dari kebutuhan, maka faktor K ditetapkan = 1.
Apabila debit sungai (Qs) lebih kecil dari kebutuhan, maka faktor K harus dihitung.

Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 7 O )

CARA PENGISIAN BLANGKO ( 8 O )


1.

Blangko 08-O : Pencatatan Debit Sungai Normal / Bangunan Pengambilan

2.

Blangko ini untuk mencatat debit (Q) sungai yang melimpah bendung pada waktu
sungai yang bersangkutan belum ada debit banjir, dan debit yang diambil masuk pintu
pengambilan/intake yang terletak di bendung itu. Jumlah debit itu adalah debit sungai
pada lokasi bendung. Atau bangunan pengambilan (Bagi/Sadap) di awal daerah
wilayah kerja Mantri/Juru.

3.

Petugas operasi bendung atau Pengelola Irigasi setiap hari membaca besarnya Q
sungai di bendung pada setiap pukul 08.00, dan hasilnya dicatat pada blangko 08-O.

4.

Cara menentukan debit tersedia:


Hitung rata-rata setengah bulanan.
Hitung rata-rata 5 harian terakhir.
Menggunakan data pencatatan debit tangal 15 atau 30/31 untuk masingmasing periode.
d)
Bandingkan hasil a, b, c kemudian ambil debit yang paling realistis pada
perode itu untuk DI yang bersangkutan.
a)
b)
c)

Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 8 O )

CARA PENGISIAN BLANGKO ( 9 O)


1.

Blangko 09-O : Perhitungan Faktor K

2.

Blangko ini dipergunakan untuk menghitung nilai faktor K, yang diisi Pelaksana
OP pada tanggal 1 dan 16 berdasarkan blangko 07-O dan 08-O.

3.

Rincian prosedur perhitungan nilai faktor K dengan memakai blangko 09-O


diuraikan sebagai berikut :

4.

Bagian 1 : Debit Diperlukan


Dari blangko 07-O dikutip data-data bagian kebutuhan air sebagai berikut :
a.
Total kebutuhan air di pintu tersier (Qt) kolom 7
b.
Kebutuhan lain-lain, untuk pabrik dan lain-lain (Ql) kolom 8
c.
Debit tambahan ke jaringan, yaitu suplesi (Qs) kolom 10
d.
Kebutuhan air di bendung Qb = Qt + Ql + Qh - Qs

5.

Bagian 2 : Debit tersedia


Debit tersedia (Qs)
a. Hitung rata-rata setengah bulanan
b. Hitung rata-rata 5 harian terakhir
c. Menggunakan data pencatatan debit tanggal 15 atau 20/31 untuk masing-masing
periode
d. Bandingkan hasil a, b, c kemudian ambil debit yang paling realistis pada periode
itu untuk DI yang bersangkutan

6.

Bagian 3 : Debit dialirkan


Dalam bagian ini terdapat 2 data : Q tersedia (Qrs) dan Q diperlukan (Qb) untuk
dibandingkan dan dipilih Q yang akan dialirkan pada bangunan pengambilan (Qa).
Cara pemilihannya adalah :
Qa = Qrs, apabila Qrs < Qb, atau
Qa = Qb, apabila Qb < Qrs
Besarnya Qa antara 100% dan 70% dari kapasitas saluran (Q100% & Q70% saluran),
untuk kondisi yang demikian, maka pemberian/pembagian air secara terus menerus.
Apabila debit saluran lebih kecil daripada Q70%, maka pemberian air dilaksanakan
secara giliran.

7.

Bagian 4 : Perhitungan faktor K


Faktor K dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut ;
K=

K=

Total air yang tersedia di pintu pengambilan


Total kebutuhan air di pintu tersier
(Q dialirkan + Q suplesi) (Q lain-lain + Q
kehilangan)
Total kebutuhan air di pintu tersier

Setelah k dihitung nilainya, kemudian dimasukkan ke blangko 07-O untuk menghitung


debit yang akan diberikan pada tiap-tiap tersier pada kolom 12. Apabila didalam
pemantauan setelah faktor K ditetapkan ternyata debit tersedia lebih besar atau lebih
kecil dari 10%, maka faktor K dihitung kembali.
Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 9 O )

CARA PENGISIAN BLANGKO ( 10 O)


1.

Blangko 10-O : Laporan Produktivitas dan Neraca Pembagian Air per Daerah
Irigasi

2.

Blangko 10-O merupakan laporan tahunan yang isinya adalah sebagai berikut
a.

b.

c.

d.

Luas tanaman padi (ha) pada MT.1, MT.2 dan MT.3.


Luas tanaman palawija (ha) pada MT.1, MT.2 dan MT.3.
Luas tanaman tebu, lain-lain dan bero (ha).
Dicatat puncak luas tanam, intensitas tanam masing-masing MT dan
intensitas tanam dalam 1 tahun.
Luas genangan banjir (ha) dari bagian 1
Luas kekeringan (ha) dari bagian 1

Rencana tanam tahun ini (blangko 03-O).


Rencana tanam tahun yang akan datang.

Total debit tersedia (m3/det) - dari blangko 08-O kolom 9


Debit pengambilan (m3/det) dari blangko 08-O kolom 5 + 7
Debit limpas bendung (m3/det) - dari blangko 08-O kolom 3
Kehilangan air di jaringan utama (m3/det) dari blangko 06-O
Debit suplesi (m3/det) dari blangko 09-O
Kebutuhan air (m3/det) dari blangko 07-O kolom 7 & 8
Faktor K rata-rata dari blangko 09-O
Debit rencana (m3/det) dari blangko 07-O kolom 12
Curah hujan (mm) dari blangko 12-O
Neraca air (m3/det) (14) + (17) (16) + (18) (9)
Debit pengambilan (m3/det) = (14) / (21)

Puncak luas tanam (ha)


Data ubin rata-rata dari Distan (ton/ha)
Produksi padi (ton)
Jumlah produksi (ton)

e.

Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 10 O )

CARA PENGISIAN BLANGKO ( 11 O)


1.

Blangko 11-O : Realisasi Luas Tanam per daerah Irigasi per Masa Tanam.

2.

Blangko 11-O merupakan laporan per masa tanam yang dikerjakan oleh
Koordinator OP Irigasi Wilayah Kabupaten.

3.

Blangko ini menyangkut rencana/target luas tanam dan realisasinya setiap musim
tanam (MT.1, MT.2, MT.3) bagi setiap daerah irigasi.

4.

Pada blangko ini diisi juga luas areal tanam yang kena musibah yang terdiri dari
kekeringan dan genangan/kebanjiran dalam setiap masa tanam itu

Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 11 O )

CARA PENGISIAN BLANGKO ( 12 O)


1.

Blangko 12-O : Realisasi Luas tanam per Cabang Dinas Selama Setahun

2.

Blangko ini diisi untuk semua DI yang terletak dalam daerah pengelolaan Bagian
Pelaksana Kegiatan Irigasi Wilayah

3.

Blangko 12-O adalah rekapitulasi 3 Musim Tanam (MT.1, MT.2, MT.3) dari Blangko
11-O.

Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 10 O )

Anda mungkin juga menyukai