Penjelasan Blangko ( 1 O )
*1) Blangko ini untuk 2 keperluan yaitu usulan dari IP3A/GP3A dan Keputusan Komisi
Irigasi
*2) Usulan P3A
*3) Keputusan
*4) Bila IP3A/GP3A belum ada atau belum aktif, maka usulan ditandatangani oleh Kepala
Desa
Catatan :
Penjelasan blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang blangko ( 1 O )
Penjelasan Blangko 2 O
*1) Blangko ini untuk 2 keperluan yaitu usulan dari IP3A/GP3A dan Keputusan Komisi
Irigasi, PER MUSIM TANAM (MT)
*2) Periode Muasim Tanam =
*4) Keputusan
Catatan :
Penjelasan blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang blangko ( 2 O )
2.
Blangko ini diisi oleh Kasubdin/Ka Dinas Pengairan Kabupaten, yang dikutip dari
Lampiran Keputusan Komisi Irigasi Kabupaten tentang Pola Tanam dan Rencana Tata
Tanam
3.
Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 3 O )
Penjelasan Blangko ( 4 O)
1.
2.
3.
4.
Angka-angka areal pada Butir (2) tidak boleh melampaui angka-angka areal pada
Butir (1). Bila melampaui maka Pembantu Pelakasana OP mengoreksi angka-angka
pada Butir (2) dengan mengurangi angka-angka areal pada Butir (2).
5.
Bila IP3A/GP3A belum ada atau belum aktif, maka data diambil dari Kepala Desa.
6.
Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 4 O )
2.
Blangko ini harus diisi oleh Pelaksana OP Irigasi pada tanggal 12 dan 27 setiap
bulan. Data kolom Usulan Luas Tanam dari Buku Catatan IP3A/GP3A, dan
kemudian dikalikan dengan angka Satuan Kebutuhan Air di Sawah. Angka-angka
untuk satuan kebutuhan air dari satu daerah ke daerah lainnya; apabila sudah ada
suatu penelitian, maka hasil penelitian yang harus dipakai (yang tercantum dalam
blangko ini hanya sebagai referensi/acuan saja).
3.
Pengisian angka kebutuhan air untuk tanaman lain-lain diisikan sesuai dengan
jenis tanaman tersebut.
4.
Jumlah air di sawah adalah jumlah kebutuhan air di Daerah Irigasi, sedang
kebutuhan air di pintu tersier adalah jumlah air di sawah dikalikan dengan faktor
tersier.
5.
apabila faktor tersier belum ada penyelidikan dapat diambil sebesar 20% sampai
dengan 30%. Tanda tangan IP3A/GP3A pada baris sepuluh (10)
Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 5 O )
Angka kebutuhan air untuk tanaman lain-lain diisikan sesuai dengan jenis tanaman :
No
Uraian/Bab
MT1
MT2/MT3
3.1
3.2
1.250
0.725
0
Tebu
a) Pengolahan tanah + persemaian
b) Tebu Muda (MT.1)
c) Tebu Tua (MT.2)
0.850
0.360
0.125
Palawija
a) Yang perlu banyak air
b) Yang perlu sedikit air
0.30
0.20
Penjelasan Blangko ( 6 O )
1.
2.
Pencatatan debit dilakukan setiap hari, jam 08.00. Angka debit dibulatkan dalam
satuan l/det
3.
4.
Jika debit masuk, tetapi tidak diketahui besarnya (berhubung alat ukur rusak,
petugas sakit dll) , supaya diberi tanda TD = tidak diukur.
5.
Jika pintu ditutup, debit tidak mengalir (misalnya waktu terjadi giliran) supaya
diberi tanda 0 (nol)
6.
Dari data ini dapat dihitung berapa besarnya kehilangan di setiap ruas saluran
dengan memakai blangko (14) kemudian dibuat evaluasi : berapa debit masuk dan
berapa debit keluar sehingga diperoleh berapa besarnya debit hilang (operation
and conveyance losses)
Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 6 O )
2.
Blangko ini diisi oleh Pelaksana OP pada tanggal 14 dan 29. Data dari Blangko
05-O harus dipindahkan ke kolom 7 dalam blangko ini.
3.
Isi blangko mulai urutan petak tersier yang paling hilir menuju ke petak tersier
yang paling hulu. Semua sadap yang berada di bagian saluran diisi kebutuhan airnya
masing-masing (dari blangko 05-O), lalu diisi kebutuhan lain, kehilangan air beserta
suplesi di bagian saluran itu. Semua data itu dijumlahkan menjadi kebutuhan debit
untuk bagian tersebut. Debit ini ditambah jumlah kebutuhan air di bagian saluran
sebelah hilir bila ada, akan didapat debit yang dibutuhkan pada bangunan bagi yang
langsung memberi air masuk ke bagian saluran itu.
4.
Selanjutnya jumlahkan data untuk saluran bagian saluran (induk dan sekunder)
5.
6.
Bila Debit Sungai (Qs) lebih besar dari kebutuhan, maka faktor K ditetapkan = 1.
Apabila debit sungai (Qs) lebih kecil dari kebutuhan, maka faktor K harus dihitung.
Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 7 O )
2.
Blangko ini untuk mencatat debit (Q) sungai yang melimpah bendung pada waktu
sungai yang bersangkutan belum ada debit banjir, dan debit yang diambil masuk pintu
pengambilan/intake yang terletak di bendung itu. Jumlah debit itu adalah debit sungai
pada lokasi bendung. Atau bangunan pengambilan (Bagi/Sadap) di awal daerah
wilayah kerja Mantri/Juru.
3.
Petugas operasi bendung atau Pengelola Irigasi setiap hari membaca besarnya Q
sungai di bendung pada setiap pukul 08.00, dan hasilnya dicatat pada blangko 08-O.
4.
Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 8 O )
2.
Blangko ini dipergunakan untuk menghitung nilai faktor K, yang diisi Pelaksana
OP pada tanggal 1 dan 16 berdasarkan blangko 07-O dan 08-O.
3.
4.
5.
6.
7.
K=
Blangko 10-O : Laporan Produktivitas dan Neraca Pembagian Air per Daerah
Irigasi
2.
Blangko 10-O merupakan laporan tahunan yang isinya adalah sebagai berikut
a.
b.
c.
d.
e.
Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 10 O )
Blangko 11-O : Realisasi Luas Tanam per daerah Irigasi per Masa Tanam.
2.
Blangko 11-O merupakan laporan per masa tanam yang dikerjakan oleh
Koordinator OP Irigasi Wilayah Kabupaten.
3.
Blangko ini menyangkut rencana/target luas tanam dan realisasinya setiap musim
tanam (MT.1, MT.2, MT.3) bagi setiap daerah irigasi.
4.
Pada blangko ini diisi juga luas areal tanam yang kena musibah yang terdiri dari
kekeringan dan genangan/kebanjiran dalam setiap masa tanam itu
Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 11 O )
Blangko 12-O : Realisasi Luas tanam per Cabang Dinas Selama Setahun
2.
Blangko ini diisi untuk semua DI yang terletak dalam daerah pengelolaan Bagian
Pelaksana Kegiatan Irigasi Wilayah
3.
Blangko 12-O adalah rekapitulasi 3 Musim Tanam (MT.1, MT.2, MT.3) dari Blangko
11-O.
Catatan :
Penjelasan Blangko ini bisa dicetak di sebalik / di belakang Blangko ( 10 O )