Anda di halaman 1dari 90

TUGAS

TANGGUNG JAWAB
(P3A/GP3A/IP3A)
dan
TAHAPAN PELAKSANAAN
P3TGAI
PERATURAN
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2021
 
TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM


PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR
IRIGASI
SURAT EDARAN
Nomor 04/SE/D/2021
 
TENTANG

PETUNJUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN PROGRAM
PERCEPATAN PENINGKATAN TATA
GUNA AIR IRIGASI
Maksud dan Tujuan
Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai panduan bagi
Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai di
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan bagi
penerima P3-TGAI dalam menyelenggarakan Program
Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi.

Surat Edaran ini bertujuan agar P3-TGAI dapat


dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan,
akuntabel, dan partisipatif.
Ruang lingkup Surat Edaran
ini meliputi:
A. jenis kegiatan P3-TGAI;
B. penerima P3-TGAI;
C. pelaksana P3-TGAI;tahapan
penyelenggaraan P3-TGAI;
D. pendanaan;pemantauan dan
pelaporan;
E. Dan pengaduan masyarakat.
Materi Muatan
1. Jenis kegiatan penyelengaraan P3-TGAI
a. jenis kegiatan P3-TGAI terdiri atas:
1) rehabilitasi jaringan irigasi;
2) peningkatan jaringan irigasi; dan
3) pembangunan jaringan irigasi.
b. Selain jenis kegiatan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, kegiatan P3-
TGAI juga dapat berupa kegiatan
normalisasi jaringan irigasi atau
pekerjaan tanah tanpa menggunakan alat
berat atau perbaikan jaringan irigasi.
c. pelaksanaan jenis kegiatan P3-TGAI, dilakukan
pada:
1) jaringan irigasi tersier pada daerah irigasi
kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/kota; atau
2) jaringan irigasi desa,

pelaksanaan kegiatan P3-TGAI


sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
huruf b dimanfaatkan untuk pertanian
rakyat.
d. Kegiatan P3-TGAI dilaksanakan pada lahan
dengan komoditas prioritas berupa:
1) padi;
2) hortikultura yang merupakan tanaman yang
menghasilkan buah, sayuran, bahan obat
nabati, florikultura, termasuk di dalamnya
jamur, lumut, dan tanaman air yang
berfungsi sebagai sayuran, bahan obat
nabati, dan/atau bahan estetika serta
berumur kurang dari satu tahun. Untuk
lahan dengan komoditas hortikultura
dipersyaratkan harus mempunyai sumber air
dan sudah terbentuk P3A dan/atau dengan
nama lain; dan/atau
3) perkebunan.
2. Penerima P3-TGAI
a. P3-TGAI diberikan kepada P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain yang telah
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan
disahkan oleh Kepala Satuan Kerja.
b. Penerima P3-TGAI diberikan dengan syarat:
1) P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain yang telah berbadan hukum;
2) P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain yang telah disahkan dengan Keputusan
Kepala Daerah;
3) P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain yang telah disahkan dengan Akta Notaris;
atau
4) P3A atau dengan nama lain yang disahkan
dengan Keputusan Kepala Desa.
Dalam hal P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain sebagaimana
tercantum dalam angka 1 sampai
dengan angka 3 belum terbentuk di
desa tersebut, P3A atau dengan nama
lain yang disahkan dengan keputusan
kepala desa dapat ditetapkan sebagai
penerima P3-TGAI.
3. Pelaksana P3-TGAI
pelaksana P3-TGAI terdiri atas:
a.TTP pada tingkat Pusat;
b. TPB, Kasatker, dan PPK pada
tingkat BBWS/BWS; dan
c.P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain sebagai penerima
P3-TGAI.
4.Tahapan penyelenggaraan
P3-TGAI
Tahapan penyelenggaraan P3-TGAI
terdiri atas tahap:
a. persiapan;
b. perencanaan;
c. pelaksanaan; dan
d. penyelesaian kegiatan.
5. Pendanaan

a. pendanaan P3-TGAI bersumber dari


anggaran pendapatan dan belanja
negara tahun anggaran berjalan
dalam:
1) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
Satuan Kerja Direktorat Bina
Operasi dan Pemeliharaan; dan
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
Satuan Kerja yang diberi
penugasan untuk melaksanakan P3-
TGAI di tingkat BBWS/BWS.
b. proses pencairan dana P3-TGAI
dilakukan secara bertahap,
dengan ketentuan:
1) tahap I, sebesar 70% (tujuh
puluh persen); dan
2) tahap II, sebesar 30% (tiga
puluh persen);
dari nilai yang tercantum dalam
perjanjian kerja sama.
6. Pemantauan dan pelaporan
a. pemantauan ataspelaksanaan
P3-TGAI dilakukan secara
berjenjang pada:
1) tingkat penerima P3-TGAI;
2)tingkat BBWS/BWS; dan
3)tingkat pusat.
Pelaksana P3-TGAI
di Tingkat Pusat
Tingkat Pusat
Kementerian PekerjaanUmum dan Perumahan
Rakya merupakan penyelenggara P3-TGAI.
Pelaksana P3-TGAI pada tingkat pusat adalah
TTP. Keanggotaan TTP terdiri atas unsur
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, yang
terdiri dari:
1. Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan;
2. Direktorat Sistem dan Strategi Pengelolaan
Sumber Daya Air; dan
3. Sekretariat Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air;
TTP ditetapkan oleh Direktur Jenderal Sumber
Daya Air. Dalam pelaksanaan tugasnya, TTP dapat
dibantu oleh KMP.
TTP bertugas:
a. menyusun kebijakan penyelenggaraan P3-TGAI;
b. menyusun Petunjuk Teknis Pelaksanaan P3-TGAI;
c. menyusun program dan anggaran P3-TGAI secara
keseluruhan;
d. melakukan sosialisasi P3-TGAI di tingkat BBWS/BWS;
e. melakukan pelatihan kepada TPB dan/atau KMB untuk
menjadi pelatih (Training of Trainer) dengan dibantu
oleh KMP;
f. melaksanakan pembinaan teknis terhadap TPB;
g. melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan KMP;
h. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan P3-TGAI; dan
i. menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan P3-
TGAI di tingkat pusat kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal Sumber Daya Air paling sedikit 1 (satu) kali
dalam setahun.
KMP bertugas:
a. membantu TTP dalam setiap tahapan
pelaksanaan P3-TGAI;
b.membantu TTP dalam pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan P3-TGAI di tingkat
BBWS/BWS; dan
c. membantu TTP dalam penyusunan
pelaporan pelaksanaan P3- TGAI di
tingkat pusat.
Pelaksana P3-TGAI
di Tingkat BBWS/BWS
Pelaksana P3-TGAI pada tingkat
BBWS/BWS terdiri atas:
a. TPB;
b. Kasatker; dan
c. PPK.

Pelaksana P3-TGAI pada tingkat


BBWS/BWS sebagaimana
dimaksud pada huruf a, b, dan c
dapat dibantu oleh KMB.
Keanggotaan TPB terdiri atas unsur:
a. BBWS/BWS, yang terdiri atas Kepala Bidang
pada Balai Besar Wilayah Sungai atau Kepala
Seksi pada Balai Wilayah Sungai, dan staf
pendukung;
b.Dinas Pekerjaan Umum Provinsi atau dengan nama
lain, terdiri atas Kepala Bidang atau Kepala
Seksi dan dapat dibantu oleh Pengamat dan Juru
Pengairan; dan
c. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota atau
dengan nama lain, terdiri atas Kepala Bidang
atau Kepala Seksi, dan dapat dibantu oleh
Pengamat dan Juru Pengairan.

TPB dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala


BBWS/BWS.
KMB dapat berbentuk badan
usaha atau konsultan individual.
Ketentuan mengenai lingkup
kegiatan, tugas dan tanggung
jawab serta persyaratan
kualifikasi KMB diatur dalam
kerangka acuan kerja.
Tugas pelaksana P3-TGAI
pada tingkat BBWS/BWS:
TPB, bertugas:
1) mengidentifikasi kebutuhan dan
prioritas rehabilitasi jaringan
irigasi, peningkatan jaringan
irigasi, dan/atau pembangunan
jaringan irigasi dalam rangka P3-
TGAI;
2) melakukan validasi usulan lokasi
daerah irigasi penerima P3-TGAI;
TPB, bertugas:
3) mengusulkan lokasi daerah irigasi
penerima P3-TGAI kepada Kepala
BBWS/BWS, selanjutnya Kepala
BBWS/BWS mengajukan daftar lokasi
daerah irigasi penerima P3-TGAI
kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal Sumber Daya Air dengan
tembusan kepada Direktur Bina
Operasi dan Pemeliharaan;
TPB, bertugas:
4) melakukan pelatihan dalam bidang
administrasi dan teknis terhadap TPM
dengan dibantu oleh KMB;
5) melakukan sosialisasi P3-TGAI kepada
Camat, Kepala Desa, Pengamat, dan
Juru Pengairan pada daerah irigasi
penerima P3-TGAI;
6) berkoordinasi dengan Dinas Pertanian
Provinsi/ Kabupaten/Kota dan
Kecamatan setempat;
TPB, bertugas:
7) menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan P3- TGAI di tingkat balai
kepada Kepala Balai Besar/Balai
Wilayah Sungai, dengan tembusan
kepada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
atau dengan nama lain, dan Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota atau
dengan nama lain paling sedikit 1
(satu) kali dalam setahun atau apabila
sewaktu- waktu diperlukan; dan
TPB, bertugas:
8) selama masa penanganan penyebaran
Covid-19, TPB berkoordinasi dengan
dinas/instansi yang terkait dengan
pencegahan, penanganan, dan
pengendalian penyebaran Covid-19
antara lain Satgas Pencegahan
COVID-19, Aparat TNI/Polri, Dinas
Kesehatan setempat dan instansi
terkait lainnya.
Kasatker, bertugas:
1) mengesahkan Surat Keputusan Penetapan
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain penerima P3-TGAI dari PPK;
2) bertanggungjawab atas pencapaian
target kinerja penyaluran dana P3-TGAI
kepada P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain;
3) melakukan pengawasan penyaluran dana
P3-TGAI dan dapat melakukan
koordinasi dengan aparat pengawasan
fungsional;
4) menyusun laporan
pertanggungjawaban untuk menjamin
akuntabilitas dan transparansi
penyaluran dana P3-TGAI (paling
sedikit memuat jumlah dana P3-TGAI
yang disalurkan, realisasi dana P3-
TGAI yang telah disalurkan, dan sisa
dana P3-TGAI yang disetorkan ke
rekening kas umum negara serta
melampirkan data bukti
transfer/tanda terima penerima dana
P3-TGAI);
Kasatker, bertugas:

5) menyampaikan laporan bulanan


pelaksanaan kegiatan P3- TGAI
berdasarkan laporan dari PPK kepada
Kepala BBWS/BWS dengan tembusan
kepada TTP;
6) melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
melalui e– monitoring; dan
7) menyerahkan hasil pekerjaan P3-TGAI
kepada pemerintah desa yang
dituangkan dalam berita acara serah
terima hasil pekerjaan.
PPK, bertugas:
1) menetapkan P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain penerima P3-TGAI;
2) melakukan pengadaan KMB dan TPM yang
diproses melalui pengadaan barang dan jasa;
3) menandatangani Perjanjian Kerja Sama
bersama dengan P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain;
4) melaksanakan pencairan dana P3-TGAI yang
diajukan oleh Ketua P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain setelah
dinyatakan memenuhi syarat;
PPK, bertugas:
5) melakukan pemantauan dan evaluasi
terhadap penyelenggaraan P3-TGAI
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
6) memberikan arahan kepada KMB dan
TPM dalam pelaksanaan P3-TGAI;
7) memantau pelaksanaan kegiatan KMB;
8) menyetujui rencana kerja P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama
lain;
PPK, bertugas:
9) menyusun laporan tengah bulanan dan
akhir bulanan untuk disampaikan
kepada Kasatker mengenai progres
fisik dan keuangan, dilengkapi dengan
foto dokumentasi penyelenggaraan
kegiatan P3-TGAI serta laporan yang
bersifat khusus;
PPK, bertugas:

10) melakukan verifikasi persyaratan


dalam pencairan dana Tahap I
dan Tahap II;
11) memeriksa laporan pelaksanaan
kegiatan yang dibuat oleh P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain;
PPK, bertugas:
12) membuat surat teguran tertulis kepada
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain penerima P3-TGAI dengan
tembusan kepada Kepala Balai Besar
Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai dan
Kepala Desa selaku Pembina P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain,
apabila terjadi ketidaksesuaian antara
penyelenggaraan kegiatan P3-TGAI
dengan Rencana Kerja P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain
yang telah disetujui;
PPK, bertugas:

13) melakukan penangguhan


pembayaran bila terjadi
penyimpangan pelaksanaan
kegiatan yang tidak sesuai
dengan rencana kerja yang telah
disetujui;
14) menyerahkan hasil pekerjaan
kepada Kasatker yang dituangkan
dalam berita acara serah terima
hasil pekerjaan;
PPK, bertugas:
15) melakukan pencatatan hasil penyelenggaraan
P3-TGAI termasuk antara lain output
(buah/m), outcome (ha) dan penyerapan
tenaga kerja (HOK); dan
16) membuat dokumentasi kegiatan berupa foto
paling sedikit pada saat progres fisik 0%
(nol persen), 50% (lima puluh persen),
100% (seratus persen), dan sampel video
sebelum pelaksanaan, pada saat dilakukan
pelaksanaan kegiatan dan pada saat
selesai pelaksanaan kegiatan P3-TGAI;
Selain tugas tersebut di atas, dalam upaya pencegahan
penyebaran Covid-19 pada penyelenggaraan P3-TGAI,
PPK juga:
1) memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan P3-
TGAI dilaksanakan sesuai dengan tatacara
pencegahan, penanganan, dan pengendalian
penyebaran Covid-19; dan
2) menghentikan sementara pekerjaan paling sedikit
selama 14 (empat belas) hari kerja. Penghentian
sementara pekerjaan tersebut dilakukan sampai
dengan selesai dilaksanakan proses evakuasi dan
penyemprotan disinfektan, pemeriksaan kesehatan
dan isolasi tenaga kerja yang pernah melakukan
kontak fisik dengan tenaga kerja yang terpapar;
dan
3) PPK harus berkoordinasi dengan
dinas instansi yang terkait dalam
rangka pencegahan, penanganan,
dan pengendalian penyebaran
Covid-19 yaitu Satgas Pencegahan
Covid -19, Aparat TNI/Polri,
Dinas Kesehatan setempat dan
instansi terkait lainnya, mulai dari
tahap persiapan sampai dengan
tahap penyelesaian kegiatan.
KMB, bertugas:
1) membantu TPB dalam pelaksanaan
P3-TGAI;
2) melakukan verifikasi terhadap
kelengkapan administrasi P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama
lain;
3) melakukan bimbingan kepada TPM
dalam proses pendampingan terhadap
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain secara berkala;
KMB, bertugas:
4) memberikan bantuan teknis dan
administrasi kepada TPM untuk
melaksanakan pendampingan terhadap P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain, pada saat melakukan:
a) survei kondisi jaringan irigasi dan
gambar kerja;
b) penyusunan rencana kerja P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain;
c) Pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan
fisik di lapangan;
d) rapat berkala di lapangan;
KMB, bertugas:

e) Proses musyawarah desadan


penyiapan berita acaranya;
f) penandatanganan pakta integritas dan
perjanjian kerja sama;
g) administrasi pengajuan pencairan dana;
h) administrasi pelaksanaan dan
pengawasan kegiatan secara swakelola;
i) administrasi penyelesaian dan
penyerahan pekerjaan; dan
j) administrasi persiapan audit
pekerjaan;
KMB, bertugas:

5) melakukan verifikasi rencana kerja


P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain sebelum ditetapkan
oleh PPK;
6) memantau aktivitas dan peran TPM
dalam pendampingan pelaksanaan P3-
TGAI, termasuk penyelesaian
masalah, baik di tingkat persiapan,
pelaksanaan kegiatan fisik, penarikan
atau pencairan dana, dan pencapaian
progres di lapangan;
KMB, bertugas:
7) menyusun laporan bulanan kepada PPK yang
berisi:
a) progres pelaksanaan fisik, keuangan dan
penyerapan tenaga kerja (HOK) dari masing-
masing P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain;
b) catatan masalah yang terjadi di setiap P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
beserta upaya penanganan yang telah dan akan
dilakukan;
c) pengaduan masyarakat yang terjadi; dan
d) dokumentasi pelaksanaan kegiatan di masing-
masing P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain paling sedikit pada saat progres fisik
0% (nol persen), 50% (lima puluh persen), dan
100% (seratus persen);
KMB, bertugas:

8) menandatangani Berita Acara


Pemeriksaan Hasil Pekerjaan dalam
rangka pengajuan pencairan dana oleh
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain; dan
9) membantu PPK dalam memeriksa
laporan pelaksanaan kegiatan yang
dibuat oleh P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain.
Selain tugas tersebut di atas,
dalam upaya pencegahan
penyebaran Covid-19 pada
pelaksanaan P3-TGAI, KMB juga
melakukan edukasi dan penjelasan
tata cara pencegahan, penanganan,
dan pengendalian penyebaran Covid-
19 selama masa penanganan
penyebaran Covid-19.
Pelaksana P3-TGAI
di Tingkat
Penerima P3-TGAI
1.Pelaksana P3-TGAI pada tingkat
penerima P3-TGAI adalah P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain.
Struktur organisasi P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain
paling sedikit terdiri atas Ketua,
Sekretaris, Bendahara, dan Anggota.
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain dalam pelaksanaan
P3-TGAI didampingi oleh TPM.
2. TPM harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. pendidikan:
1) Sarjana Strata-1 (S1), diutamakan
dalam bidang Teknik Sipil/Pengairan;
atau
2) Diploma Tiga (D3), diutamakan Teknik
Sipil/Pengairan atau yang setara; atau
3) STM atau SMK Teknik, diutamakan
jurusan Bangunan yang sudah
berpengalaman paling sedikit 3 (tiga)
tahun; dan
b. tidak terikat kontrak kerja
dengan pihak lain. TPM hanya
dapat melakukan
pendampingan pada lokasi
penerima P3- TGAI maksimal
2 (dua) tahun berturut-turut
pada desa penerima P3-
TGAI yang sama.
3. P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain dalam penyelenggaraan P3-TGAI bertugas:
1) menandatangani dan mentaati Pakta
Integritas yang diketahui Kepala Desa dan
PPK;
2) menandatangani dan mentaati Perjanjian
Kerja Sama;
3) membentuk Penyelenggara Swakelola yang
terdiri atas Tim Persiapan, Tim Pelaksana,
dan Tim Pengawas;
4) mengikuti setiap tahapan pelaksanaan
kegiatan P3-TGAI sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam petunjuk teknis
penyelenggaraan P3-TGAI;
5) mengikuti musyawarah desa dan
menandatangani berita acara musyawarah
desa;
6) mengajukan rencana kerja P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain
dilengkapi dengan KAK kepada PPK;
7) menyusun pelaporan dan dokumentasi fisik
pelaksanaan P3- TGAI kepada PPK dengan
didampingi oleh TPM;
8) membuka rekening dalam rangka pelaksanaan
P3-TGAI (rekening harus dual account yang
terdiri atas ketua dan bendahara P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain);
9) mengajukan surat permohonan pencairan dana
P3-TGAI kepada PPK dibantu oleh TPM;
10) menjamin dan memfasilitasi transparansi
kegiatan;
11) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
secara swakelola sesuai dengan Pakta
Integritas dan Perjanjian Kerja Sama;
12) menghimpun bukti-bukti pengeluaran
pelaksanaan P3-TGAI, termasuk juga bukti
biaya persiapan, koordinasi, perencanaan,
rapat pelaksanaan, penyediaan fasilitas
kesehatan, penyediaan vitamin dan nutrisi
tambahan, pelaporan dan dokumentasi paling
(paling banyak 5 %).
13) menyimpan seluruh dokumen perencanaan dan
pelaksanaan secara baik untuk kepentingan
audit;
14) bertanggungjawab penuh terhadap
penyelesaian pekerjaan baik fisik, keuangan,
dan pelaporan;
15) membuat berita acara pemeriksaan hasil
pekerjaan P3-TGAI;
16) membuat surat pernyataan penyelesaian
pelaksanaan kegiatan P3-TGAI;
17) menyerahkan hasil pekerjaan P3-TGAI
kepada PPK setelah disepakati dalam
musyawarah desa III;
18) memelihara hasil pelaksanaan pekerjaan P3-
TGAI.
Selain tugas tersebut di atas, dalam
upaya pencegahan penyebaran Covid-19
pada pelaksanaan P3-TGAI, P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain juga ikut memberikan
penjelasan dan melaksanakan upaya
pencegahan, penanganan, dan
pengendalian penyebaran Covid-19.
Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut,
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain dibina oleh kepala
desa.
4. TPM bertugas:
1) mengikuti pelatihan yang
diselenggarakan oleh TPB;
2) melaksanakan sosialisasi P3-
TGAI di tingkat penerima P3-
TGAI;
3) memotivasi P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain
untuk berpartisipasi secara aktif
sesuai peran dan
tanggungjawabnya;
4) melakukan pendampingan kepada P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain, baik dalam hal teknis maupun
administrasi pelaksanaan P3-TGAI,
meliputi:
a) musyawarah desa;
b) survei kondisi jaringan irigasi dan
pembuatan gambar kerja;
c) penyusunan rencana kerja P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain;
d) Pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi
peningkatan jaringan irigasi, dan/atau
pembangunan jaringan irigasi;
e) pelaporan pekerjaan selesai;
5) membantu penyusunan laporan dan dokumentasi
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain dalam pelaksanaan P3- TGAI;
6) membantu P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain dalam pengajuan surat
permohonan pencairan dana P3-TGAI dan
kelengkapannya;
7) menandatangani Berita Acara Pemeriksaan
Hasil Pekerjaan oleh P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain;
8) berkoordinasi dengan KMB dalam hal pelaporan;
9) menginformasikan sesegera mungkin kepada
KMB apabila terjadi permasalahan di lapangan
yang tidak dapat diselesaikan TPM;
10) membuat catatan harian, laporan 2 (dua)
mingguan, dan laporan bulanan serta
menyampaikannya kepada PPK.

Selain tugas tersebut di atas, dalam upaya


pencegahan penyebaran Covid-19 pada
pelaksanaan P3-TGAI, TPM juga :
1)menyampaikan edukasi dan penjelasan
pencegahan, penanganan, dan pengendalian
penyebaran Covid-19; dan
2)melakukan pendampingan dalam upaya
pencegahan, penanganan, dan pengendalian
penyebaran Covid-19;
Penyelenggara Swakelola
Penyelenggara Swakelola terdiri atas Tim
Persiapan, Tim Pelaksana dan Tim Pengawas.
a. Tim Persiapan, bertugas:
1) menyusun sasaran kegiatan P3-TGAI;
2) menyusun rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain yang dilengkapi
KAK dan gambar rencana;
3) menyusun jadwal pelaksanaan, dan rencana
anggaran biaya (RAB), yang dilengkapi
dengan:
a) harga satuan bahan/material, alat bantu
kerja, tenaga
b) analisa harga satuan; dan
c) perhitungan volume pekerjaan.
b. Tim Pelaksana, bertugas :
1) melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan rencana kerja P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama
lain yang telah disetujui PPK;
2) melakukan pembayaran upah
tenaga kerja;
3) mencatat, mengevaluasi, dan
melaporkan secara berkala
kemajuan pelaksanaan kegiatan
dan penyerapan anggaran P3-
TGAI.
Laporan pelaksanaan pekerjaan
disampaikan kepada Ketua P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain,
memuat:
1) rencana penggunaan dana untuk
pengajuan pencairan dana;
2) laporan kemajuan penyelesaian
pekerjaan P3-TGAI (tengah bulanan
dan bulanan);
3) absensi harian tenaga kerja;
4) laporan keuangan/buku kas P3-TGAI.
c. Tim Pengawas, bertugas:
1) mengawasi kegiatan persiapan P3-TGAI;
2) mengawasi pelaksanaan fisik maupun
administrasi kegiatan P3-TGAI;
3) catatan harian penggunaan bahan; dan
4) catatan harian kondisi cuaca.
Selain tugas tersebut di atas, Tim
Pengawas juga harus memastikan
bahwa pelaksanaan pekerjaan P3-
TGAI sesuai dengan tata cara
pencegahan, penanganan, dan
pengendalian penyebaran Covid-19.
TAHAPAN
PENYELENGARAAN
P3-TGAI
Penyelenggaraan P3-TGAI
terdiri atas tahapan:
a. persiapan;
b. perencanaan;
c. pelaksanaan; dan
d. penyelesaian kegiatan.
Kegiatan P3-TGAI diselenggarakan dengan
memperhatikan kebutuhan, kesulitan, dan
aspirasi setiap orang baik laki-laki maupun
perempuan termasuk lansia, kelompok
disabilitas, dan berkebutuhan khusus lainnya,
sehingga tercipta kesetaraan dan keadilan
gender. Untuk itu akses partisipasi, kontrol
dan manfaat harus dibuka seluas-luasnya
pada seluruh kelompok masyarakat baik laki-
laki, perempuan termasuk lansia, kelompok
disabilitas dan berkebutuhan khusus lainnya
di setiap tahapan kegiatan.
Kegiatan dilaksanakan sesuai
dengan usulan prioritas yang telah
disusun melalui proses musyawarah
desa. Selain itu, pemberdayaan
masyarakat petani juga bertujuan
untuk memperkuat dan
meningkatkan kemandirian
masyarakat petani dalam kegiatan
pengelolaan jaringan irigasi.
Bagan Alir
Kegiatan
P3-TGAI
TAHAP PERSIAPAN
Validasi dilaksanakan oleh TPB untuk
memastikan kelayakan calon lokasi daerah
irigasi penerima P3-TGAI terhadap:
1. Calon lokasi daerah irigasi penerima kegiatan
P3-TGAI sesuai dengan kriteria Petunjuk
Teknis P3-TGAI;
2. Ketersediaan sumber air;
3. Sudah terbentuk P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain;
4. P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain dipersyaratkan telah berbadan
hukum/disahkan dengan SK Kepala
Daerah/disahkan dengan Akta
Notaris/disahkan dengan SK Kepala Desa.
TAHAP PERSIAPAN
PELATIHAN KEPADA TPM
OLEH TPB
Pelatihan kepada TPM Untuk
memberikan pembekalan
pendampingan TPM kepada P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain dalam pelaksanaan P3-
TGAI,

TPB melakukan pelatihan kepada TPM


dengan difasilitasi oleh Kasatker.
Materi dan topik sosialisasi P3-TGAI meliputi:
1) Penjelasan maksud, tujuan, sasaran dan
prinsip pendekatan P3- TGAI;
2) Penjelasan tahapan persiapan, perencanaan,
pelaksanaan dan tahap penyelesaian P3-
TGAI;
3) Penjelasan kriteria usulan rehabilitasi
jaringan irigasi, peningkatan jaringan irigasi,
dan/atau pembangunan jaringan irigasi;
4) Penjelasan sumber dana dan mekanisme
penyaluran dana;
5) Penjelasan tugas dan tanggung jawab
penerima P3-TGAI; dan
6) Penjelasan tentang pakta integritas.
Sosialisasi P3-TGAI di tingkat
penerima P3-TGAI dilaksanakan
oleh TPM untuk memberikan
penjelasan petunjuk teknis P3-
TGAI dan pakta integritas serta
tata cara pencegahan, penanganan,
dan pengendalian penyebaran Covid-
19 kepada P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain dan
aparatur desa.
MUSYAWARAH DESA I
Musyawarah desa I dilaksanakan di tingkat
desa dengan didampingi oleh TPM untuk
melakukan pemilihan dan penetapan P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain calon
penerima P3-TGAI serta pembentukan
penyelenggara swakelola. Susunan anggota
penyelenggara swakelola agar melibatkan peran
perempuan.
Penyelenggara swakelola terdiri atas:
1) Tim Persiapan;
2) Tim Pelaksana; dan
3) Tim Pengawas.
TAHAP PERENCANAAN
MUSYAWARAH DESA II
Musyawarah desa II dilaksanakan oleh P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain dengan
didampingi oleh TPM. Musyawarah desa II bertujuan
untuk menentukan prioritas usulan rehabilitasi jaringan
irigasi, peningkatan jaringan irigasi, dan/atau
pembangunan jaringan irigasi yang akan dilaksanakan
dalam kegiatan P3-TGAI. Selain itu, musyawarah desa
II dilaksanakan dalam rangka mencapai kesepakatan
mengenai:
1). permasalahan jaringan irigasi pada lokasi tersebut;
2). usulan penanganan masalah jaringan irigasi;
3). Pemilihan upaya penanganan masalah jaringan
irigasi berdasarkan urutan prioritas; dan
4). perumusan rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain.
TAHAP PELAKSANAAN
1.Tidak melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(KKN);
2.Bertanggungjawab atas pencapaian target kinerja pelaksanaan
P3-TGAI sesuai dengan Rencana Kerja P3A, GP3A, IP3A atau
dengan nama lain*) yang telah disusun;
3.Bertanggungjawab atas pelaksanaan P3-TGAI agar sesuai
dengan peruntukan dan tepat sasaran dengan berpedoman
pada Petunjuk Teknis P3-TGAI;
4.Melakukan pengadaan barang dan/atau jasa secara bersih dan
transparan untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
5.Menyimpan setiap tanda bukti transaksi/pengeluaran dana
pelaksanaan P3-TGAI.
6.Melaksanakan pengelolaan jaringan irigasi hasil kegiatan P3-
TGAI.

Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam


PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia menerima sanksi
administratif, digugat secara perdata, dan/atau
dilaporkan secara pidana.
Musyawarah desa III diawali dengan pelaksanaan survei
oleh P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
terhadap pekerjaan fisik yang telah mencapai 100%
(seratus persen).
Musyawarah desa III dilaksanakan dalam rangka
melaporkan hasil pekerjaan P3-TGAI oleh penyelenggara
swakelola kepada anggota P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain. Musyawarah desa III dilaksanakan
dalam hal:
1). kondisi pada saat seluruh jenis kegiatan dinyatakan
telah selesai dilaksanakan (100%); dan
2). rangkuman penggunaan dana, dan pelaksanaan kegiatan
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain.

Hasil musyawarah desa dituangkan dalam bentuk berita


acara musyawarah desa III.
TAHAP PENYELESAIAN KEGIATAN
TAHAP PENYELESAIAN KEGIATAN
Pelaporan oleh P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain Seluruh laporan disusun oleh P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain, terdiri atas:
a. catatan harian, meliputi catatan harian penggunaan
bahan dan catatan harian kondisi cuaca;
b. absensi harian tenaga kerja;
c. laporan 2 (dua) mingguan dan laporan bulanan,
berupa laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan;
d. laporan keuangan/buku kas, dengan dilampirkan
salinan bukti pembelian (nota)/kuitansi; dan
e. dokumentasi pelaksanaan P3-TGAI, berupa foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan fisik P3-TGAI
di lapangan, sekurang- kurangnya pada saat
pekerjaan fisik lapangan mencapai 0%, 50% dan
100%.
Pelaporan oleh TPM
Laporan TPM secara garis besar terdiri atas:
1) catatan harian;
2) laporan 2 (dua) mingguan;
3) laporan bulanan; dan
4) dokumentasi pelaksanaan Pekerjaan
Lapangan. Dokumentasi pelaksanaan P3-
TGAI oleh P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain paling sedikit
meliputi kegiatan sosialisasi masyarakat,
musyawarah desa I, survei lokasi,
musyawarah desa II, kondisi fisik 0%,
kondisi fisik 50%, kondisi fisik 100%,
musyawarah desa III.
Laporan bulanan KMB terhadap pelaksanaan P3-TGAI
yang dilaksanakan oleh P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain meliputi:
1) progres pelaksanaan fisik, keuangan dan penyerapan
tenaga kerja (HOK) dari masing-masing P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain;
2) catatan masalah yang terjadi di setiap P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain beserta upaya
penanganan yang telah dan akan dilakukan;
3) pengaduan masyarakat yang terjadi; dan
4) dokumentasi progres kegiatan per masing-masing
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
paling sedikit pada saat progres fisik 0%, 50% dan
100%.
TERIMA KASIH
(Semoga Bermanfaat)

Anda mungkin juga menyukai