Konsep Istirahat Dan Tidur
Konsep Istirahat Dan Tidur
Pengertian
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yangmutlak harus dipenuhi oleh
semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi
secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada
setiap individu. Secara umum,istirahat berartisuatu keadaan tenang,relaks,tanpa
tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi,beristirahat bukan berarti
tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang,berjalan-jalan di taman juga bisa
dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas
fisik yang minimal,tingkat kesadaran yang bervariasi,perubahan proses fsiologis
tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hamper sepertiga dari
waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa
tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian
beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan
kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
Fisiologi tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak,yaitu
Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS di
bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi stimulus
visual,pendengaran,nyeri,dan sensori raba;serta emosi dan proses berfikir. Pada
saat sadar, RAS melepaskan katekolamin,sedangkan pada saat tidur terjadi
pelepasan serum serotonin dari BSR (Tarwoto,Wartonah,2003).
Ritme sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada
manusia,bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan factor lingkungan
(mis; cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme
yang paling umum adalah ritme sirkadian-yamg melengkapi siklus selama 24 jam.
Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung,tekanan darah,temperature,sekresi
hormone,metabolism dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada
ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat
kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun
yang mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis
paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah
(Lilis,Taylor,Lemone,1989).
Tahapan tidur
Siklus tidur
Selama tidur , individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur yang
komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya melalui
emapt hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai dari tahap
NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III berlangsung selama 30 menit,
kemudian diteruskan ke tahap IV selama 20 menit. Setelah itu, individu kembali
melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan
berlangsung selama 10 menit.
Diet. Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan
seringnyaterjaga di malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan dikaitkan
dengan peningkatan ttal tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam hari.
Merokok. Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada
tubuh. Akibatnya, perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah
terbangun di malam hari.
Medikasi. Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
hipnotik dapat mengganggu tahap III dan IV tidur NREM, metabloker dapat
menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik (mis; meperidin
hidroklorida dan morfin) diketahui dapat menekan tidur REM dan menyebabkan
seringnya terjaga di malam hari.
Motivasi. Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan
lelah seseorang. sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk
terjaga sering kali dapat mendatangkan kantuk.
Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan
parasomnia antara lain sering terjaga (mis; tidur berjalan, night terror), gangguan
transisi bangun-tidur (mis; mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM
(mis; mimpi buruk),dan lainnya (mis; bruksisme).
Hipersomnia
Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara
tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai serangan tidur atau
sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetik
system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur REM.
Alternatife pencegahannya adalah dengan obat-obatan, seperti; amfetamin atau
metilpenidase, hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti imipramin
hidroklorida.
Riwayat keperawatan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik berfokus pada aktifitas dan olahraga yang menonjolkan
kesejajaran tubuh, cara berjalan, penampilan dan pergerakan sendi, kemampuan
dan keterbatasan, kekuatan dan massa otot, serta toleransi aktifitas.
1. Kesejajaran tubuh. Tujuan pemeriksaan kesejajaran tubuh adalah untuk
mengidentifikasi perubahan postur akibat pertumbuhan dan perkembangan
normal; hal-hal yang perlu dipelajari untuk mempertahankan postur tubuh yang
baik; factor yang menyebabkan postur tubuh yang buruk (mis; kelelahan dan
harga diri rendah), serta kelemahan otot dan kerusakan motorik lainnya.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menginspeksi pasien dari sisi lateral, anterior,
posterior guna mengamati apakah.
Bahu dan pinggul sejajar.
Jari-jari kaki menghadap kedepan.
Tulang belakang lurus, tidak melengkung kesisi yang lain.
2. Cara berjalan. Pengkajian cara berjalan dilakukan untuk mengidentifikasi
mobolitas klien dan resiko cedera akibat jatuh. Hal ini dilakukan dengan
meminta klien berjalan sejauh 10 kaki di dalam ruangan, kemudin amati halhal berikut:
kepala tegak, pandangan lurus, dan tulang belakang lurus.
Tumit menyentuh tanah lebih dulu daripada jari kaki.
Kaki dorsofleksi pada fase ayunan.
3.
4.
5.
6.
7.
Riwayat tidur
Penkajian riwayat tidur secara umum dilakukan segera setelah klien memasuki
faislitas perawatan. Ini memungkinkan perawat menggabungkan kebutuhan klien
dan hal-hal yang ia sukai ke dalam rencana perawatan. Riwayat tidur ini meliputi:
Pola tidur yang biasa.
Ritual sebelum tidur.
Penggunaan obatbtidur atau obat-obatan lainnya.
Lingkungan tidur.
Perubahan terkini pada pola tidur.
Selain itu, riwayat ini juga harus mencakup berbagai masalah yang ditemui pada
pola tidur, penyebabnya, kapan pertama kali masalah tersebut muncul,
frekuensinya, pengaruh terahdap keseharian klien,dan bagaimana klien berkoping
dengan masalah tersebut.
Catatan tidur
Catatan tidur sangatlah bermanfaat khusus untuk klien yang memiliki masalah tidur
sebab catatan ini berisi berbagai informasi penting terkait pola tidur klien. Catatan
tidur dapat mencakup keseluruhan atau sebagian dari informasi berikut:
Jumlah jam tidur total per hari.
Aktivitas yang dilakukan 2-3 jam sebelum tidur (jenis, durasi, dan waktu).
Ritual sebelum tidur (mis; minum air, obat tidur).
Waktu (a) pergi tidur, (b) mencoba tidur, (c) tertidur, (d) terjaga di malam hari
dan durasinya, serta (e) bangun tidur di pagi hari.
Adanya masalah yang klien yakini dapat memengaruhi tidurnya.
Factor yang klien yakini member pengaruh positif atau negatif pada tidurnya.
Kemudian, perawat dapat mengembangkan data tersebut menjadi bagan atau
grafik yang berguna untuk mengidentifikasi masalah tidur yang klien alami.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi observasi penampilan, perilaku, dan tingkat energy klien.
Penampilan yang menandakan klien mengalami masalah tidur antara lain adanya
lingkaran hitam di sekitar mata, konjungtiva kemerahan, kelopak mata bengkak, dll.
Sedangkan indikasi perilaku dapat meliputi iritabilitas, gelisah, tidak perhatian,
bicara lambat, menguap, dll. Di samping itu, klien yang mengalami masalah tidur
juga dapat terlihat lemah, letargi, atau lelah akibat kekurangan energy.
Pemeriksaan diagnostic
Tidur dapat diukur secaran objektif dengan menggunakan alat yang disebut
polisomnografi. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram (EEG), elektromiogram
(EMG), dan elektro-okulogram (EOG) sekaligus. Dengan alat ini kita dapat mengkaji
aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa
jadi merupakan penyebab seringnya klien terjaga di malam hari.
Penetapan diagnosis
Menurut NANDA (2003), diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk klien
dengan masalah tidur adalah gangguan pola tidur.eitologi untuk label diagnosis ini
dapat bervariasi dan spesifik untuk masing-masing individu.hal ini meliputi
ketidaknyamanan fisik atau nyeri, ansietas, perubahan waktu tidur yang sering,
serta perubahan lingkungan tidur atau ritual sebelum tidur.
Selain sebagai label diagnosis, gangguan pola tidur juga bisa menjadi etiologi untuk
diagnosis yang lain, seperti Risiko Cedera, kelelahan, Ketidakefektifan Koping,
Asietas, Intoleransi Aktivitas,dll.